RANGKAIAN TERINTEGRASI
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami telah menyelesaikan tugas ini dengan judul “PERANCANGAN DAN
DESAIN CMOS”, tidak lupa kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME yang telah
memberikan karunia-Nya kepada kami untuk menyelesaikan malakah ini dengan baik. Terima
kasih kepada teman-teman sekelompok yang saling mendukung, tidak lupa terima kasih kami
kepada Ibu Vero selaku dosen pengajar mata kuliah Perancangan Rangkian Terintegrasi.
Dalam makalah ini berisikan beberapa informasi mengenai cara membuat serta merancang
CMOS. Kami minta maaf sebesar-besarya apabila ada kekurangan dalam makalah ini dalam
tatanan bahasa maupun tulisan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca khususnya
mahasiswa Teknik Fiska. Terima kasih kami ucapkan sedalam-dalamnya.
Tim Penyusun
2
ABSTRAK
Suatu bahan tentu memiliki sifat dan karakteristik tertentu tergantung fungsi dan
perlakuan terhadap bahan tersebut. Suatu bahan dapat di katagorikan sebagai bahan yang
bersifat semi konduktor karena unsur yang ada di dalam bahan tersebut dapat menghantarkan
arus/tegangan listrik. Sehingga bahan tersebut dapat dirancang dan di buat menjadi suatu IC
(integrated circuit) dengan beberapa komposisi termasuk ketebalan, serta proses difusi pada
pembentukan IC tersebut.
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 3
Abstrak 4
Daftar Isi 5
Daftar Gambar 6
Daftar Grafik 7
Daftar Tabel 8
BAB I PENDAHULUAN 9
1.1 Latar Belakang 9
1.2 Permasalahan 9
1.3 Batasan Masalah 9
1.4 Tujuan Penyusunan Makalah 9
1.5 Sistematika Laporan 9
BAB II DASAR TEORI 10
BAB III TUGAS KHUSUS 24
BAB IV KESIMPULAN 31
Daftar Pustaka
Lampiran
4
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
1. Grafik 3.1 Bentuk sinyal dan input dan output dari rangkaian Inverter CMOS 17
2. Grafik 3.2 Grafik Tegangan output dari inverter CMOS 18
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penyusunan tugas ini adalah bagaimana cara membuat dan
mendesaign suatu piranti CMOS yang di terapkan pada sebuah IC (integrated circuit).
6
BAB II
DASAR TEORI
Ada beberapa tahapan untuk menguji kinerja dari kapasitor adalah sebagai berikut,
Pertama Kapasitor yang mempunyai polaritas (mempunyai kutub negatif dan positif) Untuk
menguji kapasitor berpolaritas digunakan ohmmeter dimana jolok merah dihubungakan
dengan kutub negatif dan kolok hitam pada kutub positif. Bila jarum menunjukkan harga
tertentu kemudian kembali ke tak terhingga (Sangat besar sekali) dikatakan kapasitor baik.
Bila menunjukkan harga tertentu dan tidak bergerak ke tak terhingga dikatakan kapasitor
bocor dan bila tidak bergerak sama sekali kemungkinan kapsitor putus atau range ohmmeter
kurang besar. Kedua Kapasitor nonpolar Caranya sama dengan kapasitor berpolaritas hanya
saja kamu tidak perlu memperhatikan kutub positif dan kutub negatif.
7
2.2 Sambungan MOS sebagai kapasitor dan gate kapasitor
Pengertian MOS adalah bahan semi konduktor yang digunakan sebagai bahan dasar
untuk pembuatan chip integrated circuit (IC) yang mempunyai intensitas tinggi dalam
teknologi microprocessor. Pada dasarnya terdapat dua tipe kapasitor yang digunakan dalam
IC, yaitu jenis MOS (metal-oxide-semiconductor) dan sambungan p-n. Kapasitor MOS dapat
dipabrikasi dengan membuat daerah berdoping tinggi pada semikonduktor sebagai suatu pelat,
di atasnya ditambahkan lapisan oksida sebagai dielektrik dan kemudian lapisan logam dibuat
di atasnya sebagai pelat kedua (lihat gambar 2.2.1-a).
8
Proses pembuatan kapasitor MOS, lapisan oksida cukup tebal ditumbuhkan secara
termal pada substrat silikon. Kemudian dengan litografi di buat jendela sehingga oksida
tergerus (etched). Pada daerah jendela kemudian dibuat tipe - p+ dengan proses difusi atau
inplantasi, sementara oksida tebal di sekelilingnya berfungsi sebagai masker. Lapisan oksida
tipis kemudian ditumbuhkan secara termal pada daerah jendela kemudian diikuti dengan
pembuatan lapisan logam di atasnya. Besarnya kapasitansi per satuan luas diberikan oleh
persamaan
dimana adalah ∈ox permitivitas dielektrik silikon dioksida dan d adalah ketebalan oksida.
Sambungan p-n kadang-kadang juga digunakan untuk membuat kapaasitor pada rangkaian
terintegrasi. Pandangan atas dan irisan melintang kapasitor sambungan n+ - p diperlihatkan
pada gambar 2.2.1-b. Sebagai kapasitor, biasanya sambungan dalam keadaan berpanjar
mundur. Besarnya kapasitansi tidak konstan, yaitu mengikuti tegangan panjar yang diberikan
sebagai fungsi dari (Vb-VR)-1/2. Resistansi seri berharga lebih besar dibandingkan kapasitor
MOS karena resistivitas pada daerah-p berharga lebih besar dibandingkan pada daerah - p+.
Tabel 2.2.1 Karakteristik kapasitor MOS
9
2.3 Perancangan Kapasitor MOS
Kapasitor MOS dalam IC merupakan kapasitor keping sejajar. Keping bawah dibuat
dengan proses difusi n+ yang heavily doping, dikerjakan bersamaan dengan proses difusi
emitter untuk transistor n-p-n dalam IC. Lapisan dielektriknya merupakan lapisan silikon
dioksida tipis. Sebagai keping atasnya adalah lapisan metalisasi tipis yang dikerjakan
bersamaan dengan pembuatan lapisan metalisasi untuk interkoneksi. Bila semua isolasi sudah
selesai dikerjakan dengan proses difusi isolasi, dan seluruh permukaan sudah dilapisi silikon
dioksida, maka fabrikasi kapasitor MOS masih memerlukan masker-masker untuk proses-
proses:
a) difusi n+
b) pembuatan lapisan silikon dioksida
c) pembuatan lubang kontak (window)
d) pembuuatan lapisan metalisasi untuk keping atas metal dan konduktor interkoneksi.
Dalam pembuatan masker, dimensi keping kapasitor ditentukan dengan asumsi bahwa
yang dinamakan fringing effect boleh diabaikan, sehingga kapasitansi kapasitor MOS dapat
dihitung rumus kapasitor keping sejajar ini.
C = (Ko εo A )/d
dimana
Ko = kostante dielektrik relatip silikon dioksida = 3,9
εo = permitiviti ruang bebas = 88,6 x 10-12
d = ketebalan dielektrik silikon dioksida
A = luas keping atas yang efektip
Keterangan :
12
CMOS
A. Difusi P-Well :
Asumsi nilai kedalaman Xj = 2 µ cm
P-well menggunakan impuritas Ga pada suhu 1000oC selama 10 menit
(600s),
maka didapat nilai D1000(Ga) = 3 x 10-14
sehingga didapat nilai Co = 4 x 1019/cm3
Untuk menghitung nilai C(x,t) = Co erfc )
= 4 x 10 erfc (2 x 10-6 /
19
)
19
= 4 x 10 erfc 0.24
Sehingga nilai erfc 0.24 = 0.81
C(x,t) = 4 x 1019 x 0.81
= 3.24 x 1019 /cm3
B. Difusi N :
Asumsi nilai kedalaman Xj = 1 µ cm
P-well menggunakan impuritas Boron (B) pada suhu 1200oC selama 10
menit (600s),
maka didapat nilai D1200(B) = 6 x 10-13
sehingga didapat nilai Co = 2.3 x 1020 /cm3
Untuk menghitung nilai C(x,t) = Co erfc )
= 2.3 x 1020 erfc (1 x 10-6 / )
20
= 2.3 x 10 erfc 0.083
Sehingga nilai erfc 0.083 = 0.33
C(x,t) = 2.3 x 1020 x 0.33
= 7.5 x 1019 /cm3
C. Difusi P :
Asumsi nilai kedalaman Xj = 0.5 x10-3 µ cm
P-well menggunakan impuritas Phospor (P) pada suhu 1100oC selama
10 menit (600s),
maka didapat nilai D1100(P) = 8 x 10-14
sehingga didapat nilai Co = 1x 1021/cm3
Untuk menghitung nilai C(x,t) = Co erfc )
= 1x 10 erfc (0.5x 10-6 /
21
)
= 1x 1021 erfc 0.036
Sehingga nilai erfc 0.036 = 0.14
C(x,t) = 1 x 1021 x 0.14
= 0.14 x 1021 /cm3
Bipolar
Difusi resistor-p :
Asumsi Csubstrat untuk Si = 1016 cm-2
kedalaman Xj resistor-p = 1 x10-3 µcm
T pada suhu kamar 27oC = 300 K
13
konsentrasi p-resistor
A=
1.5 x 10-12 cm
14
Sehingga,
Proses metalisasi Pada CMOS S-G-D antara P-MOS dan N-MOS saling
dihubungkan akan membentuk rengkaian inverter seperti terlihat pada gambar
diatas,kemudian pada bipolar p-resistor akan diberi arus sehingga akan menghasilkan
tegangan sebesar (V) yang nantinya dari tegangan pada P-resistor dihubungkan dengan
inverter yang membentuk rangkaian inverter CMOS dan kemudian akan disimulsikan pada
software yang dinamakan PSPICE.
Etching
Etsa silikon untuk pembentukan ketebalan diagragma/membran (h) seperti terlihat
pada gambar 1 proses pempentukan diafragma dimana h = 3.80380 . Dimana proses
pembentukan diafragma ini tidak boleh melewati lapisan P-well sehingga h diagragma harus
lebih besar dari h p-well
15
SIMULASI
Gambar 3.3 Rangkaian C-MOS inverter pada simulasi menggunakan software PSPICE
16
Grafik 3.1 Bentuk sinyal dan input dan output dari rangkaian Inverter CMOS
Gambar 3.4 merupakan sinyal input dan output yang dihasilkan dari rangkaian Inveter
CMOS. Dimana garis yang berwarna merah merupakan input dan garis yang berwarna biru
merupakan output. Dapat dilihat pada gambar 4 apabila input diberi logic 1 atau diwakili
dengan 5 volt maka output akan bernilai logic 0 ( 0 volt).Sebaliknya apabila inputan diberi
logic 0 (0 volt) maka outputannya akan bernilai logic 1 ( 5 volt). Dengan range tegangan 0-5
volt.
Pada Bipolar p-resistor akan mengalami regangan apabila diberi tekanan. ini
dikarenakan p-resistor terletak diatas membran diafragma sehingga apabila diberi tekanan dari
atas maka akan mengalami perubahan panjang dari p-resistor yang nantinya akan mengubah
nilai resistansi.
17
Grafik 3.2 Grafik Tegangan output dari inverter CMOS
Gambar 3.5 merupakan grafik tegangan output dari rangkaian inverter CMOS.dimana
sumbu x merupakan Vinput (Vin) dan sumbu Y merupakan Voutput (Vout). Dapat dilihat
pada gambar 5 tersebut apabila input 0 volt maka akan menghasilkan outputan 5 volt. Pada
tegangan 2 volt (sumbu x) merupakan tegangan VDD dan daerah lengkungan merupakan
daerah resistansi.
18
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang di lakukan dapat di tarik kesimpulan antara lain sebagai
berikut :
1) Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron.
2) Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.
3) Bipolar p-resistor akan mengalami regangan apabila diberi tekanan dikarenakan p-
resistor terletak diatas membran diafragma sehingga apabila diberi tekanan dari atas
maka akan mengalami perubahan panjang dari p-resistor yang nantinya akan mengubah
nilai resistansi.
4) Kapasitor MOS dalam IC merupakan kapasitor keping sejajar. Keping bawah dibuat
dengan proses difusi n+ yang heavily doping, dikerjakan bersamaan dengan proses
difusi emitter untuk transistor n-p-n dalam IC. Lapisan dielektriknya merupakan
lapisan silikon dioksida tipis.
5) Fabrikasi kapasitor MOS masih memerlukan masker-masker untuk proses-proses
antara lain difusi n+, pembuatan lapisan silikon dioksida, pembuatan lubang kontak
(window), pembuuatan lapisan metalisasi untuk keping atas metal dan konduktor
interkoneksi.
19
DAFTAR PUSTAKA
20