Pendahuluan
Tulang panggul (pelvis) merupakan organ penting dalam proses persalinan. Tulang-
tulang panggul terdiri dari susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul.
Fungsinya, sebagai jalan yang harus dilalui janin ketika akan lahir secara alami. Tulang
panggul sangat menetukan mulus-tidaknya proses persalinan. Setiap wanita memiliki bentuk
panggul yang berlainan. 1
Ukuran panggul sempit atau lebih kecil dari normal dan bentuk panggul patologis
dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan. Keadaan patologis tersebut
menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul
menjadi abnormal. Terjadinya kelainan panggul dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti terjadinya gangguan pertumbuhan rahim (sejak dalam kandungan), mengalami
penyakit tulang (terutama tulang belakang, polio, rakhitis (rematik) atau pernah mengakami
kecelakaan atau trauma waktu kecil) sehingga terjadi kerusakan atau patah panggul. 1
Pembahasan
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan hubungan dengan bagian-
bagiannya satu sama lain. Setiap regio atau daerah pada tubuh terdiri dari sejumlah struktur
atau susunan yang umum didapati pada semua regio. Dengan dasar penelaahan seperti itu
dijumpai sejumlah sistem jaringan yang berbeda-beda. Letak dan hubungan satu bagian tubuh
tidak dapat dipisahkan dari pengamatan terhadap fungsi struktur dan sistem jaringannya. Hal
ini membawa kita ke penggunaan istilah anatomi fungsional yang bertalian erat dengan
fisiologi atau ilmu faal. Kemudian diketahui ada struktur-struktur tertentu yang dapat dilihat
dengan mata telanjang yang di sebut anatomi makroskopis (anatomi) yang berbeda dari
anatomi mikroskopis (histologi) yang memerlukan penggunaan mikroskop untuk mengamati
jaringan tubuh. 2
1
a. Makroskopis:
1. Pelvis
- Kerangka Pelvis
Pelvis dibatasi oleh dinding yang dibentuk oleh tulang, ligamentum, dan
otot. Cavitas pelvis yang berbentuk seperti corong, memberi tempat kepada vesica
urinariam alat kelamin pelvic, rectum, pembuluh darah dan limfe, dan saraf.
Kerangka pelvis terdiri dari dua os coxae yang membentuk dinding anterior dan
lateral panggul (terdiri dari tiga tulang, yaitu: os ilii, os ischii, dan os pubis) dan os
scarum dan ossa coccyges yang membentuk dinding dorsal panggul. Kedudukan
panggul pada posisi anatomi adalah symphysis ossis pubis dan SIAS terletak
dalam satu bidang frontal sehingga bidang yang melalui aperture pelvis superior
akan membentuk sudut 60° dengan bidang horizontal yang disebut inclinatio
pelvis. 3, 4 Lihat Gambar 1.
- Pembagian Pelvis
2
vertebra lumbalis, dan sebelah lateral berbatasan dengan fossa iliaca kana/kiri dan
m.iliacus. pelvis major merupakan pintu masuk panggul (pelvic brim) yang
berfungsi untuk menahan alat-alat dalaman rongga perut dan menahan uterus
sejak usia kehamilan 3 bulan. 3, 4 Lihat Gambar 2.
Sedangkan pelvis minor adalah bagian panggul yang terletak di bawah
aperture pelvis superior (pintu atas panggul). Pelvis minor merupakan pintu keluar
panggul (pelvic outlet). Panggul bagian ini berupa kedua buah segitiga yang
bersekutu pada alasnya yaitu garis yang menghubungkan kedua tubera ischiadica,
yaitu segitiga bagian dorsal yang disebut trigonum anale yang dibentuk oleh
kedua ligamentum sacrotuberosum dengan puncaknya os. coccygeus, kemudian
segitiga bagian ventral disebut trigonum urogenitale, bagian ini dibentuk oleh
ramus inferior ossis pubis dan ramus inferior osis ischi sebelah kiri dan kanan
dengan puncaknya adalah symphysis ossis pubis. 3, 4 Lihat Gambar 2.
3
- Pengukuran Pelvis
Jarak dari pinggir atas symphysis pubis ke promontorium, disebut diameter
anteroposterior (konjugata vera/konjugata obstetrika) yang jaraknya adalah 11 cm.
hasil ini diperoleh dengan cara memasukkan jari tengah dan telunjuk kea rah
vagina untuk meraba promontorium; jarak bagian bawah sympysis pubis sampai
ke promontorium yang disebut konjugata diagonalis yang jaraknya 13 cm.
konjugata vera merupakan jarak antara pinggir atas symphysis pubis ke
promontorium dengan ukuran lebih dari 11 cm, diperoleh dari pengurangan
konjugata diagonalis oleh 1,5 cm. 7 Lihat Gambar 3.
Selain itu, dikenal pula konjugata obstetrika yang memiliki jarak 11,5 cm,
yaitu jarak dari bagian dalam tengah symphysis pubis ke promontorium. Jarak
terjauh dari garis melintang pada pintu atas panggul disebut diameter transversa
(13,5-14 cm). jika ditarik garis dari artikulasio sakro-iliaka ke titik persekututan
antara diameter transversa dan konjugata vera dan diteruskan ke linea inominata
di sebut diameter oblique (12-12,5 cm). Pinggir bawah symphysis pubis berbentuk
lengkung ke bawah dan berupa sudut (arkus pubis). Normal besar sudutnya 90°
atau lebih sedikit. Jika kurang sekali dari 90°, kepala janin akan lebih sulit
dilahirkanm karena memerlukan tempat lebih banyak ke dorsal. 7 Lihat Gambar 3.
4
- Bentuk-bentuk Pelvis
Ada empat jenis bentuk panggul yang mempunyai ciri sebagai berikut: (1)
Ginekoid, merupakan panggul paling baik untuk wanita, bentuk Pintu Atas
Panggul (PAP) hampir bulat, sacrum yang melengkung dengan baik, selain itu
spina ischiadica bersifat tumpul, serta arcus pubis mempunyai sudut yang
membulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita; (2) Android, mempunyai bentuk
hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai jenis seperti ini. PAP bagian
belakangnya pendek dan gepeng, sedangkan bagian depannya menyempit ke
muka. Jenis ini ditemukan 15% pada wanita; (3) Antropoid, mempunyai bentuk
PAP agak lonjong seperti telur. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita; (4)
Platipeloid, bentuk PAP lebar dan datar dengan promontium menonjol ke ventral.
Bentuk ini jarang dijumpai. 4, 7 Lihat Gambar 4.
5
- Diafragma Pelvis
Diafragma pelvis adalah sekat pada dasar panggul yang berfungsi untuk
menahan alat-alat rongga panggul dan membagi panggul menjadi dua, yaitu
rongga panggul utama (bagian di atas diafragma pelvis, berisi alat-alat panggul),
dan perineum. Diafragma pelvis dibentuk oleh pars muscularis dan pars
membranasea. Pars muscularis terdiri dari muscularis levator ani dan musculus
coccygeus. M. levator ani dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu (1) m.
pubbococcygeus yang terletak dibelakang vesica urinaria dan berfungsi
mengontrol proses miksi, pada laki-laki disebut m. levator –prostata, sedangkan
pada perempuan disebut m. pubovaginae; (2) m. puborectalis yang terletak dorsal
terhadap m. pubbococcygeus dan berfungsi membantu proses defekasi; (3) m.
iliococcygeus yang berfungsi juga untuk mengontrol proses miksi bersama-sama
dengan m. pubbococcygeus. Sedangkan untuk m. coccygeus terletak dorsal
terhadap m. levator ani dan diselubungi oleh fascia diafragmatica pelvis superior
dan fascia diafragmatica pelvis inferior. 4, 9
Sedangkan untuk pars membranasea yang disebut juga diafragma pelvis
atau diafragma urogenitale, yang terdiri dari dua lembar fascia, yaitu fascia
diafragmatica urogenitale superior dan fascia diafragmatica urogenitale inferior.
Di antara kedua fascia terdapat m. transversus perinei profunda (di sebelah dorsal)
dan m. sphincter urethrae membranaceae ke arah ventral jaringan ototnya
berkurang dan lebih banyak jaringan ikat yang membentuk ligamentum
transversum pelvis dan lig. arcuatum pubis/lig. subpubicum. Lig. arcuatum pubis
memperkuat symphysis ossium pubis kea rah kaudal. Di antara lig. transversym
pelvis dan lig. arcuatum pubis terdapat celah yang dilalui v. dorsalis penis atau v.
dorsalis clitoridis. 4
Region perinealis merupakan bagian caudal dari diafragma pelvis. Region
perinealis terbagi menjadi dua yaitu region urogenitalis (bagian ventral) dan
region analis (bagian caudal). Region urogenitalis pada laki-laki dilalui oleh
urethra, sedangakan pada perempuan oleh urethra dan vagina. Sedangkan untuk
region analis terletak di bawah m. levator ani. Di region analis, pada kedua sis
rectum terdapat suatu rongga yang disebut fossa ischiorectalis yang berisi jaringan
lemak, jaringan ikat, pembuluh darah, dan saraf. 4
6
- Vaskularisasi dan Persarafan Pelvis
Berawal dari a. iliaka communis yang keluar dari bifuskasio aorta ke
sebelah kiri garis tengah setinggi umbilikus. Arteri ini kemudian bercabang
menjadi a. iliaka eksterna dan interna. A. iliaka eksterna akan memperdarahi
dinding anterior abdomen, sedangkan a. iliaka interna terbagi menjadi trunkus
anterior dan posterior. Cabang-cabang trunkus anterior adalah (1) a. obturatorius
yang berjalan bersama n. obturatorius melalui kanalis obturatorius memasuki
paha; (2) a. umbilikalis pada bagian proksimal memiliki cabang a. vesikalis
superior yang turut memperdarahi vesica urinaria; (3) a. vesikalis inferior akan
memperdarahi vesica urinaria dan juga memiliki cabang ke vas deferens pada
laki-laki; (4) a. rectalis media akan beranastomosis dengan aa. rectalis superior
dan inferior yang memperdarahi rectum; (5) a. pudenda interna akan
memperdarahi perineum. Arteri keluar dari pelvis melalui foramen ischiadika
major namum kemudian memasuki perineum lewat foramen ischiadika minus; (6)
a. uterina melintas ke arah medial atas m. levator ani kemudian menyilang ureter
dan sampai di alas lig. latum uteru yang akan memperdarahi uterus, lig. teres
uteru, tuba uterine, dan vagina; (7) a. glutealis inferior lewat panggul melalui
foramen ischiadica mayor menuju region gluteal yang menerima darah darinya
yang memperdarahi otot-otot, kulit daerah glutea dan permukaan belakang
tungkai; (8) a. vaginalis berasal dari a. uterina yang memperdarahi vagina dan
cabang-cabang ke bagian kaudal vesica urinaria. 3, 4, 9
Sedangkan cabang-cabang untuk trunkus posterior adalah (1) a. glutealis
superior yang memperdarahi m. gluteus. Arteri ini keluar dari pelvis melalui
foramen ischiadika mayor; (2) a. iliolumbalis merupakan bagian dorsal a. iliaca
interna yang menuju fossa iliaca superolateral, kemudian melalui articulation
sacroiliaca dan dibelakang m. psoas major yang memperdarahi m. iliacus, ilium,
m. psoas dan m. quadratus lumborum; (3) a. sakralis lateralis merupakan bagian
dorsal a. iliaca interna yang melintas pada aspek superficial m. piriformis yang
memperdarahi m. piriformis dan canalis medialis. Pembuluh balik pada rongga
panggul pada umumnya mengikuti pembuluh nadi yang senama dan akhirnya
bermuara ke vena cava inferior. 3, 4, 9
Persarafan pelvis terutama terjadi melalui nervi sacralis dan nervus
coccygeus dan bagian pelvic sistem otonom. Plexus sacralis terdapat pada dinding
dorsal minor dan disini berhubungan erat dengan permukaan ventral m.
7
pirirformis. Dua saraf dari plexus sacralis ialah nervus ischiadicus dan nervus
pudendus. Cabang utama plexus sacralis meninggalkan pelvis melalui foramen
ischiadicum majus. Nervus ischiadicus mempersarafi bagian gluteal dan nervus
pudendus mempersarafi bagian otot-otot perineum dan juga mempersarafi bagian
sensoris alat-alat kelamin luar. 3
Nervus obturatorius dilepaskan dalam abdomen dari plexus lumbalis dan
memasuki pelvis pada aspek sebelah dalam medial m. psoas major. Nervus
obturatorius mempersarafi otot-otot paha medial. Kemudian, plexus coccygeus
terletak di permukaan pelvic m. coccygeus dan mempersarafi m. coccygeus,
sebagian m. levator ani, dan articulation sacrococcygeus, serta area kecil pada
kulit daerah koksigeal. Selain itu, plexus hypogastricus superior dan plexus
hypogastricus inferior termasuk sistem saraf otonom. Plexus hypogasticus inferior
mengandung serabut simpatis dan parasimpatis. 3
8
dan panjangnya 6-7 cm dibatasi oleh orifisium servikal interna di bagian bawah dan
tempat masuknya tuba uterina dibagian atas. Biasanya sumbu panjang uterus tertekuk
ke depan pada sumbu panjang vagina. Keadaan ini disebut anteversi. Fundus juga
agak membengkok ke depan pada serviks. Posisi ini disebut antefleksi. Uterus dapat
bergerak dengan bebas dan terletak di bagian tengah rongga pelvis. Uterus disokong
oleh lig. latum dan uterosakral dan juga oleh lantai pelvis. Peritoneum menutupi
fundus di bagian anterior ke bawah sampai setinggi orifisium servikal interna. Di
bagian posterior, peritoneum menutupi uterus sampai ke kantong Douglas. Fungsi
uterus adalah dalam proses melahirkan anak. 3, 10
Serviks adalah bagian uterus di dalam vagina. Sebagian besar serviks tidak
dilapisi oleh peritoneum. Kanal servikal terdapat di antara orifisium servika eksterna
sampai orifisium servikal interna, di mana kanal ini melanjutkan diri ke dalam rongga
fundus. Suplai darah ke uterus berasal dari a. uterine dan a. ovarica. Sedangkan aliran
darah balik bermuara dari v. uterine. Darah dari v. uterine kemudian dialirkan ke
dalam v. iliaka interna, berlanjut ke v. iliaka communis dan akhirnya ke vena cava
inferior. Uterus dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior. 3, 4, 10
Tuba uterina dimulai dari fundus uteri sampai fimbriae. Muara tuba uterine
pada corpus uteri disebut internum tuba uterine. Tuba uterine dapat dibedakan
menjadi bagian-bagian berikut: (1) isthmus tuba uterine, yang merupakan bagian tuba
yang paling sempit; (2) ampulla tuba uterine, merupakan bagian tuba yang paling
lebar dan merupakan tempat terjadinya fertilisasi; (3) infundibulum, merupakan
bagian tuba berbentuk corong dan mempunyai fimbriae; (4) pars intertitialis,
merupakan bagian tuba yang terdapat dalam dinding uterus. Tuba uterine diperdarahi
oleh a. uterine (cabang a. iliaka interna) dan a. ovarica (cabang aorta abdominalis).
Aliran pembuluh balik mengikuti aliran pembuluh nadinya. Persarafannya berasal
sebagian dari plexus ovarica dan sebagian lagi dari plexus uterina. 4
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval, sedikit pipih, yang tampak
putih seperti mutiara berbercak dengan banyak ketidakteraturan pada permukaannya.
Ovarium melekat pada bagian belakang lig. latum uteri. Penggantung ovarium pada
dinding belakang panggul adalah mesovarium. Ovarium terletak pada di bawah tepi
pelvis dan ditopang lig. ovarii (yang terbentang dari uterus ke kutup medial ovarium)
dan lig. infundibulopelvis. Di bagian atas, ovarium di batasi oleh pembuluh darah
iliaka eksterna, di bagian bawah oleh sarah dan pembuluh darah obturator, di bagian
posterior oleh ureter serta arteri dan vena uterine, dan di anterior oleh pelekatan lig.
9
latum dengan pelvis. Ovarium diperdarahi oleh a. ovarica yang dipercabangkan oleh
aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal I. Aliran pembuluh darah balik dari
ovarian dialirkan ke v. ovarica dextra (kemudian dialirkan ke dalam v. cava inferior)
dan v. ovarica sinistra (kemudian dialirkan ke dalam v. renalis sinistra). Ovarium
dipersarafi oleh plexus aorticus yang terletak di sekitar a. ovarica. 4, 11
10
berkelompok, yang bersilia dan tanpa silia (sekretoris). Di luar epitel terdapat lamina
propria. Mukosa berlipat-lipat yang pada ampula bercabang-cabang luas tetapi pada
ismus kurang bercabang. Di luar mukosa terdapat muskularis dari otot polos spiral.
Serosa terdapat di luar. Bagian ismus dan intramural secara histologis mirip duktus
deferens. Dilapisi epitel selapis torak yang sel-selnya berkelompok, yang bersilia dan
tanpa silia sendiri-sendiri. Lamina propria adalah jaringan ikat jarang yang sangat selular.
Muskularisnya sangat tebal, karena merupakan lanjutan miometrium uteri, yaitu otot
polos. 12
Ovarium ditutupi epitel selapis kubis (germinatif), dan sebelah dalamnya terdapat
tunika albugenia dari jaringan ikat fibrosa padat. ovarium dibagi atas medulla dan
korteks. Medulla terdiri atas jaringan ikat areolar (jarang) dengan banyak pembuluh
darah, saraf, dan pembuluh limfe. Korteks ovarium terdiri atas stroma yang sangat selular
dari jaringan ikat jarang dan mengandung folikel-folikel ovarium. Bermacam-macam
folikel: folikel primordial (epitel gepeng), folikel primer (epitel selapis kubis), folikel
sekunder (epitel berlapis, ada zona pelusida). Folikel tersier (epitel toraks rendah, belum
terbentuk antrum, terdapat rongga kecil di folikel, ada badan Callexer, diliputi membrana
vitrea, diluar folikel ada tekainterna dan eksterna). Folikel graaf (ada antrum, sel
granulose terdesak ke pinggir menjd hanya satu lapis yang melapisi oosit II dan disebut
korona radiata, yang mengikat oosit disebut cumulus ooforus). 12, 13
Kesimpulan
Ibu dengan kehamilan cukup tetapi belum juga melahirkan disebabkan karena
memiliki panggul yang sempit. Ukuran dan bentuk panggul yang baik untuk seorang wanita
melahirkan secara normal adalah bentuk panggul ginekoid. Panggul ginekoid mempunyai
bentuk Pintu Atas Panggul (PAP) hampir bulat, sacrum yang melengkung dengan baik, selain
itu spina ischiadica bersifat tumpul, serta arcus pubis mempunyai sudut yang membulat. Jenis
ini ditemukan pada 45% wanita.
11
Daftar Pustaka
12