JUB Dan Kebijakan Moneter
JUB Dan Kebijakan Moneter
H=K+R
H = uang inti
K = uang kartal
R = cadangan / reserve bank-bank umum pada BI (uang tunai & saldo rekening koran)
Sbg jaminan
Milik masyarakat
Jika dirumuskan :
H = (X-M) +A +B1 + B2
6 Perputaran Uang
Nilai uang diukur dengan kemampuannya untuk dapat membeli (atau ditukarkan dengan) barang
dan jasa (internal value) serta valuta asing (external value). Dengan demikian besarnya nilai
uang ditentukan oleh harga barang dan jasa. Jadi, nilai uang berbanding terbalik dengan barang
dan jasa. Jika harga barang dan jasa naik maka nilai uang turun dan sebaliknya jika harga turun
maka nilai uang naik.
Biasanya ada 3 metode untuk mengukur nilai uang, yakni dengan menggunakan : indeks biaya
hidup (IBH), indeks harga barang-barang perdagangan besar, dan GNP deflator (GNP deflator =
GNP nominal dibagi GNP riil pada harga konstan). GNP deflator pada tahun dasar sama dengan
1.
Uang yang sama berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Banyaknya pergantian tangan
rata-rata sejumlah uang tertentu memberi gagasan laju perputaran uang atau turn over yang ikut
menentukan tingkat harga dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa.
Kecepatan berpindah tangan uang (velocity of money = V) adalah banyaknya berpindah tanganan
uang selama setahun untuk menutup transaksi pendapatan (GNP).
Rumus:
7. Permintaan Uang
Uang diminta orang karena dapat digunakan untuk berbagai maksud menguasai harta benda yang
dapat dibeli dengan uang itu. Motif permintaan uang (menurut Keynes):
a. motif transaksi = Lt
b. motif berjaga-jaga = Lj
c. motif spekulasi = Ls
Di antara ketiga motif tersebut yang paling banyak dibicarakan adalah permintaan uang untuk
spekulasi. Ls ini terutama ditujukan untuk memperoleh keuntungan jika ramalannya terhadap
tingginya tingkat bunga betul, sebab Ls = f (r). Kuncinya terletak pada perhitungan atau gerakan
harga surat-surat berharga seperti obligasi negara.
Setiap obligasi mempunyai nilai nominal yang tertera pada obligasi itu dan memberikan bunga
pada tanggal-tanggal tertentu yang jumlahnya tetap, dan karena itu persentase dari nominal juga
tetap.
Obligasi dapat diperjual belikan, jadi harganya dapat naik turun sesuai dengan
permintaan dan penawaran.
Misalnya: harga obligasi (nilai nominal) Rp 1 juta, tingkat bunga 15 % = Rp 150.000,00 yang
diberikan pada tanggal-tanggal tertentu. Kalau harganya naik di atas Rp 1 juta, maka persentase
bunga akan sesuai dengan gerakan konjungtur. Kalau ramalan spekulan terhadap tingkat bunga
tepat, maka dia akan memperoleh banyak keuntungan dan sebaliknya jika salah dia dapat
mendapat kerugian yang besar.
Kalau harganya naik di atas Rp 1 juta, maka persentase bunga dari harga pasar akan turun. Naik
turunnya harga obligasi, serta persentase bunga akan sesuai dengan gerakan konjungtur (naik
turunnya keadaan perekonomian).
Pada waktu harga obligasi tinggi dan persentase bunga rendah, orang cenderung menanggap
bahwa bahwa harga itu akan turun. maka mereka akan segera menjual obligasinya dan
memegang uang tunai. Kalau harga benar-benar turun maka orang akan beramai-ramai
menjual sehingga harga sangat rendah. Jika harga terlalu rendah dan persentase bunga sangat
tinggi orang menduga bahwa bunga akan naik lagi. Spekulan akan membeli obligasi selagi
harga rendah. Harga akan mulai naik dan persentase bunga mulai turun.
Jadi pada waktu harga obligasi rendah dan bunga tinggi orang lebih suka melepaskan uang
dan memegang obligasi. Pada waktu harga obligasi tinggi dan persentase bunga rendah orang
banyak memegang uang tunai. Kalau digambar dalam grafik , gambarnya adalah sebagai
berikut:
r’
Ls
r = persentase bunga
Ls = permintaan uang untuk spekulasi
r' = bunga terendah yang tidak mungkin turun lagi
(= perangkap likwiditas)
Ms = ______1___________
H (K/Ms)+(R/D)(D/Ms)
atau
1
Ms = H
u+ v (1-u)
1
Ms = H
u+ v (1-u)
1
koefisien pelipat uang (nilainya > 1)
u+ v (1-u)
Keterangan:
Ms = tambahan JUB
u = K / Ms = persentase dari uang beredar yang dipegang oleh masyarakat dalam bentuk uang
kartal.
v = R/D = persentase “jaminan” (berapa uang tunai atau inti ) yang dipegang bank-bank umum
bagi saldo rekening giro milik masyarakat yang dikelola mereka. (misal : 15%, 20%, dsb)
Yang menentukan v :
a. Besarnya cash ratio / reserve requirement yang diwajibkan Bank Sentral.
b. Besarnya Excess Reserve : besarnya reserve yang ingin dipegang bank di atas jumlah
wajib tersebut.
* Fungsi utama Bank Sentral adalah mengendalikan jumlah cadangan bank, dengan perkataan
lain mengendalikan jumlah uang beredar dan kredit dalam seluruh perekonomian.
* Sasaran bank sentral adalah stabilitas harga, pertumbuhab riil yang mantap, serta tingkat
pengangguran yang rendah. Musuh bebuyutannya adalah stagflasi.
* Lima langkah yang dilakukan bank sentral untuk mempengaruhi permintaan aggregat dan
output serta tingkat harga-harga adalah:
1. Mengurangi cadangan yang ada pada bank-bank
2. Pengurangan cadangan bank setiap satu dollar akan mengakibatkan penciutan yang
berganda atas seluruh total uang bank, yaitu atas seluruh total rekening giro.
3. Penciutan jumlah uang yang beredar pada awalnya cenderung “mengetatka” uang yaitu
uang menjadi lebih mahal dan lebih sedikit. Dengan kata lain, akan mengurangi jumlah
kredit dan menaikkan tingkat suku bunga.
4. Pengeluaran swasta dan pemerintah, terutama untuk investasi, akan cenderung merosot
sebagai akibat dari tingginya suku bunga, sulitnya mencari kredit, serta turunnya nilai
kekayaan orang maupun perusahaan.
5. Ketatnya uang yang menurunkan permintan aggregat akan menurunkan tingkat
pendapatan, kesempatan kerja, dan inflasi.
* Instrumen paling penting dari Bank Sentral adalah Open Market Operation (operasi pasar
terbuka). Instrumen ini dilakukan dengan melakukan penjualan surat-surat berharga. Dengan
memperjual belikan surat berharga pemerintah di Pasar Terbuka (terutama di New York), bank
sentral dapat menaik-turunkan jumlah cadangan bank. Apa yang disebut dengan operasi pasar
terbuka merupakan senjata stabilisator bank sentral yang paling utama.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan untuk mempengaruhi Jumlah Uang Beredar
(JUB) atau penawaran uang. Yang mempengaruhi JUB ini sebenarnya ada 3, yaitu pemerintah
melalui kebijakannya, terutama untuk tinggi rendahnya tingkat suku bunga, bank umum yang
dapat menciptakan uang giral dan menentukan volume kredit, serta masyarakat umum melalui
perilakunya dalam melakukan permintaan uang atau menabung dan mengambil kredit
(dipengaruhi oleh tingkat bunga dan pendapatan).
Meningkatnya Y (pendapatan) kebutuhan uang untuk transaksi meningkat. Permintaan uang
untuk berjaga-jaga: ditentukan besar-kecilnya transaksi yang diadakan dijadikan satu
dengan D uang untuk transaksi.
Permintaan uang untuk spekulasi:
Spekulasi: untuk membeli surat berharga atau obligasi, dengan tujuan untuk mencari
keuntungan.
Jika P obligasi murah spekulan beli obligasi dana berupa obligasi, uang tunai
sedikit D (demand) kuantitas uang untuk spekulasi turun.
jika P obligasi mahal jual obligasi dana banyak uang tunai.
D kuantitas uang untuk spekulasi naik.
Jika r tinggi P obligasi turun beli obligasi D spekulasi sedikit.
Jika r rendah P obligasi naik jual obligasi D spekulasi besar.
r L L = Liquidity preference
= Permintaan uang
Ms' Ms''
r*
0 M
2. Milton Friedman:
Kebijaksanaan moneter tidak akan efektif karena: sulitnya diterka berapa besar dan kapan
efeknya akan terasa.
Dengan perkataan lain: K moneter tidak efektif karena adanya perbedaan waktu antara diambilnya
tindakan moneter dengan timbulnya efek kebutuhan tersebut (adanya policy lag) yang tidak dapat
diketahui pasti.
Yang perlu dilakukan pemerintah: meningkatkan Ms dari waktu ke waktu secara otomatis sebesar
kenaikan kebutuhan rata-rata akan uang yang dialami oleh negara tersebut di masa lampau.
Ms secara teratur dengan % tertentu variabel-variabel makro lain akan mengikuti Ms.