Anda di halaman 1dari 4

Nama : Esti Prabawani

NIM : 150311600300
OFF : A
RINGKASAN MATERI FUNSI
1. Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang memasangkan anggota-
anggota himpunan A dengan anggota himpunan B.
2. Bentuk Penyajian Ralasi
Cara 1: Himpunan Pasangan Berurutan
Cara 2: Diagram Panah
Cara 3: Diagram Kartesius
3. Fungsi atau pemetaan dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang
memasangakan setiap anggota himpunan A tepat satu anggota pada himpunan B
4. Bentuk Penyajian Fungsi
Cara 1: Himpunan Pasangan Berurutan
Cara 2: Diagram Panah
Cara 3: Dengan Persamaan Fungsi
Cara 4: Tabel
Cara 5: Dengan Grafik
5. Fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka himpunan A disebut daerah asal atau
domain dan himpunan B disebut dengan daerah kawan atau kodomain dari fungsi tersebut.
Sedangkan himpunan bagian dari himpunan B yang semua anggotanya mendapat
pasangan di anggota himpunan A disebut daerah hasil atau range.
6. Jika banyak anggota himpunan A adalah n(A) = m dan banyak anggota himpunan B
adalah n(B) = n maka banyaknya pemetaan dari A ke B adalah nm.
7. Dua buah himpunan A dan B disebut berkorespondensi satu-satu jika setiap anggota A
berpasangan dengan tepat satu anggota B dan setiap anggota B berpasangan dengan tepat
satu anggota A. Pada korespondensi satu-satu, banyak anggota himpunan A dan B haruslah
sama atau n(A) = n(B).
8. Jika n(A) = n(B) = n maka banyak korespondensi satu-satu yang mungkin antara
himpunan A dan B adalah n! = n × (n – 1) × (n – 2) × ... × 2 × 1. (n! dibaca : n faktorial)

RINGKASAN MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS


A. Persamaan Garis Lurus
Secara umum, hubungan nilai x dan nilai y yang terletak pada garis lurus dapat ditulis px + qy
= r dengan p, q, r, bilangan real dan p, q ≠ 0. Persamaan y = –2x + 5 disebut persamaan garis
lurus atau sering disebut persamaan garis, karena persamaan garis tersebut dapat disajikan
sebagai suatu garis lurus dengan x, y variabel pada himpunan bilangan tertentu.
y = mx + c; dengan m, c adalah suatu konstanta.
1. Menggambar Grafik Persamaan Garis Lurus y = mx + c pada Bidang Cartesius
Untuk menggambar grafik garis lurus pada bidang Cartesius dapat dilakukan dengan syarat
minimal terdapat dua titik yang memenuhi garis tersebut, kemudian menarik garis lurus yang
melalui kedua titik itu.
2. Menyatakan Persamaan Garis Jika Grafiknya Diketahui
a. Persamaan garis y = mx
Persamaan garis yang melalui titik O(0, 0) dan titik
𝑦 𝑦
P(x1, y1) adalah 𝑦 = 𝑥1 𝑥. Jika 𝑥1 = 𝑚 maka persamaan garisnya adalah y = mx.
1 1
b. Persamaan garis y = mx + c
Persamaan garis yang melalui titik (0, c) dan sejajar
garis y = mx adalah y = mx + c.
B. GRADIEN
1. Gradien Suatu Garis yang Melalui Titik Pusat O(0, 0) dan Titik (x, y)
Gradien suatu garis adalah bilangan yang menyatakan kecondongan suatu garis yang
merupakan perbandingan antara komponen y dan komponen x.
Garis dengan persamaan y = mx memiliki gradien m.
Garis dengan persamaan y = mx + c memiliki gradien m.
𝑎
Gradien garis dengan persamaan ax + by = c adalah − 𝑏.
2. Gradien Garis yang Melalui Dua Titik (x1, y1) dan (x2, y2)
∆𝑦 𝑦 −𝑦
Gradien garis yang melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2) adalah 𝑚 = ∆𝑥 = 𝑥2−𝑥1.
2 1
3. Mengenal Gradien Garis Tertentu
a. Gradien garis yang sejajar sumbu X dan gradien garis yang sejajar sumbu Y
Gradien garis yang sejajar sumbu X adalah nol.
Gradien garis yang sejajar sumbu Y tidak didefinisikan.
b. Gradien garis-garis yang saling sejajar
Jika garis y1 = m1x + c sejajar dengan garis y2 = m2x + c, maka gradien kedua garis tersebut
sama, atau m1 = m2.
c. Gradien garis yang saling tegak lurus
Hasil kali gradien dua garis yang saling tegak lurus adalah –1.
C. PERSAMAAN GARIS
1. Persamaan Garis yang Melalui Sebuah Titik (x1, y1) dengan Gradien m.
Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan bergradien m adalah y – y1 = m(x – x1).
2. Persamaan Garis yang Melalui titik (x1, y1) dan Sejajar dengan Garis y = mx + c.
Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan sejajar garis y = mx + c adalah y – y1 = m(x –
x1).
3. Persamaan Garis yang Melalui (x1, y1) dan Tegak Lurus dengan Garis y = mx + c
Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan tegak lurus dengan garis y = mx + c adalah y –
1
y1 = − 𝑚 (𝑥 − 𝑥1 ).
4. Persamaan Garis yang Melalui Dua Titik Sebarang (x1, y1) dan (x2, y2)
Persamaan garis yang melalui dua titik dapat diselesaikan dengan substitusi ke fungsi linear y
= ax + b.
𝑦 −𝑦
Persamaan garis yang melalui titik A(x1, y1) dan B(x2, y2) adalah 𝑦 − 𝑦1 = 2 1 (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥2 −𝑥1
𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥1
atau dapat dituliskan 𝑦 =𝑥 .
2 −𝑦1 2 −𝑥1
5. Menggambar Garis yang Melalui Titik (x1, y1) dengan Gradien m

D. MENENTUKAN TITIK POTONG DUA GARIS


1. Kedudukan Dua Garis pada Bidang
Ada dua macam kedudukan dua garis pada bidang, yaitu sejajar dan berpotongan.
2. Menentukan Koordinat Titik Potong Dua Garis
Jika y1 = m1x + c1 dan y2 = m2x + c2 adalah persamaan dua garis yang tidak saling sejajar
maka titik potongnya dapat dicari dengan menyelesaikan persamaan m1x + c1 = m2x + c2,
kemudian menyubstitusikan nilai x ke salah satu persamaan garis tersebut.

Rangkuman halaman 99

Grafik Persamaan Garis Lurus


Setiap titik pada garis merupakan penyelesaian persamaan. Untuk membuat grafik persamaan
garis lurus, kita cukup membutuhkan dua titik saja.
Bentuk umum dari persamaan garis lurus yaitu y=mx+c
Kemiringan Persamaan Garis Lurus
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘 (𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙)
𝐾𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟 (ℎ𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙)
Persamaan garis y=ax+b yang melalui sembarang titik (x1,y1) dan bergradien y-y1=m(x-x1)

Persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik (x1,y1)


Kemiringan garis yang melalui titik (x1,y1) dan )x2,y2) adalah 𝐾𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐴𝐵 =
𝑦2 −𝑦1
𝑥2 −𝑥1
Kemiringan garis yang bernilai positif, bentuk garisnya naik (selalu miring ke kanan).
Kemiringan garis yang bernilai negatif, bentuk garisnya turun (selalu miring ke kiri).

Sifat-sifat persamaan garis lurus

RINGKASAN MATERI TEOREMA PYTHAGORAS


Pada segitiga siku-siku erdapat hipotenusa, yakni sis yang yang paling panjang dan berada di
hadapan sudut siku-siku.
Teorema pythagoras menyatakan bahwa dalamm segitiga siku-siku berlaku jumlah kuadrat
sisi siku-sikunya sama dengan dengan kuadrat hipotenusanya.
Jika a, b, dan c panjang suatu segitiga dan ketiganya merupakan bilangan asli, serta
memenuhi teorema pythagoras, maka a, b, c disebut tripel pythgoras.
Jika a, b , dan c adalah sisi-sisi suatu segitiga dan c adalah sisi terpanjang, serta memnuhi
persamaan c2 = a2 + b2 , maka segitiga tersebut adalahh segitiga siku-siku.

Kebenaran teorema pythagoras


Pythsgoras telah mengungkapkan bahwa kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku
sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi-sisi lainnya.
Jika suatu segitiga siku-siku, maka berlaku kuadrat panjang hipotenusa sama dengan jumlah
dari kuadrat panjang kedua sisi tegaknya. c2 = a2 + b2.
Kebalikan teorama pythagoras
Jika a2 = b2 + c2, maka ∆ACB siku-siku di A
Jika b2 = a2 + c2, maka ∆ACB siku-siku di B
Jika c2 = a2 + b2, maka ∆ACB siku-siku di C
Jenis Segitiga
Jika ∆ACB dengan panjang sisi-sisinya a, b, dan c:
 Jika c2 < a2 + b2, maka ∆ACB merupakan segitiga lancip di C. Sisi c dihadapan
sudut c.
 Jika c2 > a2 + b2, maka ∆ACB merupakan segitiga tumpul di C.
Tripel Pythagoras
Persamaan pada teorema Pythagoras disebut tripel Pythagoras.
Jika perhitungan c2 = a2 + b2 memiliki nilai yang sama, maka ketiga bilangan tersebut adalah
tripel pythagoras.
Perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku sama kaki
Perbandingan panjang sisi segitiga yang bersudut 30o – 60o – 90o.

Sumber :
Nugroho, Heru dan Lisda Meisaroh. 2009. Matematika SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
As’ari, Abdur Rahman., dkk. 2017. Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasi untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai