Anda di halaman 1dari 9

AZITROMISIN

Azitromisin adalah makrolida yang aktivitas nya terhadap bakteri Gram positif sedikit lebih lemah dibanding eritromisin, tetapi lebih aktif
terhadap bakteri Gram negatif seperti Hemophilus influenzae. Kadar plasma azitromisin sangat rendah, tapi kadarnya dalam jaringan jauh lebih
tinggi. Waktu paruh azitromisin yang panjang dalam jaringan memungkinkan obat ini diberikan dalam dosis satu kali sehari. Azitromisin dapat
digunakan untuk Lyme disease.

Indikasi:
infeksi-infeksi yang disebabkan oleh organisme yang peka, infeksi saluran nafas atas (tonsillitis, pharingitis), infeksi saluran nafas bawah
(bronchitis, pneumonia), infeksi kulit & jaringan lunak, penyakit hubungan seksual (Sexually Transmitted Disease), urethritis, cervicitis yang
berkaitan dengan Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum dan Neisseria gonorrhoea.

Kontraindikasi:
gangguan fungsi hati.

Efek Samping:
lihat eritromisin; juga anoreksia, dyspepsia, flatulens, konstipasi, pankreatitis, hepatitis, syncope, pusing, sakit kepala, mengantuk, agitasi,
ansietas, hiperaktivitas, asthenia, paraesthesia, konvulsi, neutropenia ringan, trombositopenia, interstisial nephritis, gagal ginjal akut, arthralgia,
fotosensitivitas, jarang: gangguan pengecap, lidah berwarna pucat, dan gagal hati.

Dosis:
500 mg sekali sehari selama 3 hari. ANAK di atas 6 bulan, 10 mg/kg bb sekali sehari selama 3 hari; berat badan 15-25kg, 200mg sekali sehari
selama 3 hari; berat badan 26-35 kg, 300 mg sekali sehari selama 3 hari; berat badan 36-45 kg, 400 mg sekali sehari selam 3 hari.

Infeksi klamidia genital tanpa komplikasi dan urethritis non-gonococcal, 1 g sebagai dosis tunggal.

Interaksi :

Tabel interaksi obat


No Nama Obat A Nama Obat B Mekanisme Obat A Mekanisme Obat B Efek

Aminoglikosida Menembus dinding sel bakteri Keduanya memiliki efek nefrotoksik

Antijamur Berikatan dengan ergosterol pada

(Amikasin, dan mengikatkan diri pada sehingga dapat terjadi adisi efek nefrotoksik.

1. (Amphoterisin B, membrane sel yang mempunyai

Gentamisin, ribosom bakteri sehingga Amphoterisin B menurunkan klirens

Imipenem) gugus sterol.

Tobramisin) sintesis protein terganggu aminoglikosida.

Aminoglikosida Ototoksisitas - diuretik dapat menyebabkan

Diuretik Menembus dinding sel bakteri

(Kanamisin, kerusakan pada telinga dan gangguan pendengaran,

(Asam etakrinat, dan mengikatkan diri pada Menghambat reabsorpsi ion Na, K

2. Streptomisin, tapak kerja aminoglikosida pada jaringan sel

Bumetanid, ribosom bakteri sehingga dan Cl serta air di lengkung henle

Gentamisin, rambut pada telinga memudahkan penetrasi

Furosemid) sintesis protein terganggu

Neomisin) diuretik pada jaringan cochlear.


Menembus dinding sel bakteri

Preeclampsia Memblok otot pernafasan – aminoglikosida

Aminoglikosida dan mengikatkan diri pada Menekan pengeluaran asetilkolin

3. (Magnesium dan ion magnesium punya aktivitas pemblok

(Gentamisin) ribosom bakteri sehingga pada motor endplate

sulfat) neuromuskular.

sintesis protein terganggu

Menembus dinding sel bakteri

Menekan secara langsung sel T

Imunosupresan dan mengikatkan diri pada

4. Aminoglikosida helper subsets dan menekan secara Nefrotoksik

(Siklosporin) ribosom bakteri sehingga

umum produksi limfokin-limfokin

sintesis protein terganggu


Menembus dinding sel bakteri

dan mengikatkan diri pada

5. Aminoglikosida Gallium - Nefrotoksik

ribosom bakteri sehingga

sintesis protein terganggu

Menembus dinding sel bakteri

dan mengikatkan diri pada

6. Aminoglikosida Malathion Menghambat kerja kolinesterase Kemungkinan depresi pernafasan

ribosom bakteri sehingga

terhadap asetilkolin

sintesis protein terganggu


Menembus dinding sel bakteri

Agen pemblok dan mengikatkan diri pada Menghambat pengikatan dan efek

7. Aminoglikosida Peningkatan pemblok neuromuskular

neuromuskular ribosom bakteri sehingga dari ACh ke reseptor

sintesis protein terganggu

Menembus dinding sel bakteri

Merusak membran dalam dan

dan mengikatkan diri pada Nefrotoksisitas; peningkatan pemblok

8. Aminoglikosida Polimiksin membran luar dari bakteri gram

ribosom bakteri sehingga neuromuskular

negatif

sintesis protein terganggu


Aktivitas pemblok

9. Gentamisin Pancuronium Relaksan otot Depresi pernafasan

neuromuskular

Menghambat sintesa dinding sel

Menembus dinding sel bakteri

bakteri dengan mengganggu cross-

dan mengikatkan diri pada

10. Gentamisin Cephalothin linking akhir peptidoglikan dan Nefrotoksik- mekanisme belum dapat dipastikan.

ribosom bakteri sehingga

mengaktifkan enzim otolitik dinding

sintesis protein terganggu

sel.

11. Kanamisin Cidofovir Menembus dinding sel bakteri Menghambat sintesis DNA virus Nefrotoksik
dan mengikatkan diri pada dengan memperlambat kemudian

ribosom bakteri sehingga menghentikan perpanjangan rantai

sintesis protein terganggu

Menembus dinding sel bakteri

dan mengikatkan diri pada Menghambat transmisi

12. Kanamisin Atracurium Depolarisasi dan non-depolarisasi relaksan otot

ribosom bakteri sehingga neuromuskular

sintesis protein terganggu


Menembus dinding sel bakteri

Mesalamine/

dan mengikatkan diri pada Mencegah sintesis histamine seperti

13. Kanamisin Apriso Nefrotoksik

ribosom bakteri sehingga prostaglandin dll

sintesis protein terganggu

Menembus dinding sel bakteri

Aminoglikosida NSAID

dan mengikatkan diri pada Menghambat Peningkatan kadar aminoglikosida – NSAID

14. (Amikasin, (Indometasin,

ribosom bakteri sehingga enzimcyclooxygenase(COXs) menghambat filtrasi glomerulus aminoglikosida.

Gentamisin) Ibuprofen)

sintesis protein terganggu


Menembus dinding sel bakteri

dan mengikatkan diri pada

15. Aminoglikosida Vankomisin Menghambat sintesis dinding sel Kemungkinan nefrotoksisitas dan ototoksisitas

ribosom bakteri sehingga

sintesis protein terganggu

SUMBER :

Ganiswarna, S.G. (1999). Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Halaman 661

Dalimunthe, A. (2009). Interaksi pada Obat Antimikroba. Medan: Departemen Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara. Halaman 3, 12-13.

Anda mungkin juga menyukai