Anda di halaman 1dari 12

JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 2 NQ, Q~. $.~P.

t~rn~r gQ® ; 59 - ~

RENCANA TEKNIS JALAN ANGKU1" PADA PERLUASAN


PENAMBANGAN SIRTU
• Rosian M. Umar
Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate

ABSTRAK 1

Umumnya penambangan galian C (Quarry yang ada di Kota Ternate


beroperasi untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan proyek. pembangunan dan
....... ,...._,._ •• i,.; J...nJ,.. ,- •• 1...,...- ...-,..1,.-:,.J J..,...-,_._,...~ D.. , _"_,;,:,., ...,.
......... , 4.-••• _._..
-..l"U."'lfl"Y~FJl.rn'I
¥·-~ ..~. ---
.,,,..,,.,,..,...,.
-···- •.• - ·-· ""-··o-·-··· w ••
ini merupakan studi kasus pada salah satu quarry yang ada di Kota
Ternate yaitu pada PT. Gaya Bangun Prakuama. Tujuan penelitian int
adalah menyusun suatu rencana teknis jalan angkut bagi kegiatan
pengangkutan material hasil penggalian di quarry. Hasil pengamatan di
lapangan dipakai sebagai dasar untuk memmmlwn geometrl jq/a.n secara
teoritis, dengan menggunakan beberapa formulasi desain untuk jalan
angkut. Dari hasil analisis diperoleh geometri desian sebagai berikut;
pgnj~g jg/(Ill s !~ m, lebar j~/gli I~ 4,8 m 4fl!! !_i~f1g~ 9 m, ~~~r
elevasi 10%,jari-jari belokan 36 m, kemiringanjalan maksimum 13% dan
crossslope 40 mm/m.

Kata kunel : Jalan angkqt, rencana tek.nb, mmbang sirtu


1. PENDAHULUAN Tubo, dengan luas Areal penambagan
l,l, LBJ#r~hikJlpg · <ui~ tta.,
Pada PT. Gaya Bangun Prajatama Pada daerah penambangan baru,
merupakan perusahan swasta yang perlu dilakukan perencanaan yang matang
~f~@.~9fP~~~ gi K9~ T C?~~~C?, g~~P!~g ~~him ~~s!~~ ~m~ml>~g@. 9.im~~?.!:
itu juga memilki cabang di beberapa Salah satu sarana clan prasarana yang
daerah di Propinsi Maluku Utara. Bidang diperlukan adalah jalan angkut, agar
usaha PT. Gaya Bangun Prajatama adalah mobilitas dari alat angkut dapat lancar clan
penyedian jasa konstruksi yang meliput aman sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan, jembatan, jalan raya, produksi.
landasan pacu pesawat, perkantoran dan 1.2. Permasalaban
sarana lainya di Propinsi Maluku Utara. 1. Bagaiman Jalan Angkut yang baik clan
Bulan Desember 2005, manajemen secara teknis.
berencana akan membuka daerah baru atau 2. Bagaimana Geometri Jalan yang idial
perluasan areal penambangan sirtu. Daerah pada jalan tambang,
penambangan tersebut terletak di Dusun

56
S7
1.3. Tujuaa Teknis Jalan Angkut dengan memakai
1. Mengupayakan jalan angkut dengan Geometri Jalan Angkut.
jarak yang pendek dan aman,
2. Mengµp~y~ dlm~nst JQJ~ a!W .i, LQKASI K.ESAMPAIAN DAERAB
sesuai dengan peralatan yang ada. Lokasi peaelitian di Pulau Ternate
3. Mengetahui volume penggalian dan yang secara administratif merupakan
penlm~Jm.~ ~P.b ~!.lPmP 1m® !:mgi®. d@rj gygµ.~n k!i'PPJ~µoo M~lJ.Jk.µ
pembuatan jalan angkut. Utara yang secara geografis terletak pada
1.3. Metodologi antara 00° sampai 45° !;3' Lintang Utara
M~tW~ ~~H~!~ m~ 9«m~ c;~
analisis rencana teknis jalan angkut pada
~~ ~~7° ~ 7' ~mp~ rn1° ~4' ~µjw!fim~
(Abujan 2005), (Gambar 1)
perluasan penambangan sirtu, untuk Lokasi Perusahan PT. Gaya
merpermudah «jalan angkut areal Bangun Prajatama Terletak di qusun Tubo,
penambangan sirtu untuk kebutuhan Kelurahan Tafure, Kacamatan Kota
produksi. Tahapan-tahapan dalam Ternate Utara. Kondisi jalan dalam
penelitian sebagai berikut: keadaan baik (diaspal), sehingga untuk
1.3.1. Studi Pustaka mencapai lokasi tersebut bisa digunakan
Studi Pust.aka dijadikan sebagi kendaraan pribadi atau angkutan wnum.
pedomandasar kegiatan penelitian dan Jarak dari pon>s jalan utama (JI. Batu
menentukan langkah-langkah kerja yang Angus) Akehuda-Terminal ± 300 meter
dilakukan, dengan berswnber pada (Gambar2).
Iiteratur-literatur yang memiliki korelasi
dengna judul penelitian.
1.3.2. Kegiafan Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan
dengan menggunakan metode observasi
yaitu mengamati secara langsung kegiatan
di lapangan yang terkait dengan pekerjaan
jalan angkut pada perluasan penambangan.
1.3.3. Cara Pengamhi/an Data
Cara Pengambilan data dilakukan
dengan cara pengamatan langsung · di
lapangan kegiatan yang terkait dengan cara
penambangan, Disamping itu juga
dilakukan pengambilan data· sekunder
seperti data geologi, curah huian,
spesifikasi alat dan data lain yang dianggap
perlu.
1.3.4. Cara Analisis Data
Analisi data dilakukan dengan cara
melihat situasi lapangan dengan aktifitas
alat dump truk pada aktifitas penambangan Gambar 1. Peta Lokasl Pu/au Temate
sirtu. Dengan memperhitungkan Rencana

57
S7
II
JV.RNAL. TEKNIK OINTeK, VQI, i NQ. Q~. ~e'11Qffib(}r 20® ; ~~ • 00

(grade) akan dipengaruhi oleh _day~ alat


angkut itu sendiri. Dengan rancangan
teknis jalan angkut yang sesuai dengan alat
angkut rencana, maka diharapkan fungsi,
umur dan pelayananjalan maksimum. ·
Alat angkut inipun juga akan
mempengaruhi rencana konstruksi jalan
angkut karena setiap alat angkut
mempunyak berat dan daya angkut yang
bermacam-macam sehingga perlu
penyesuaian antara alat angkut dengan
rencana konstruksi jalan. ·
C"-1-!- L,..,t .J! ...... ,_,.. 1~ ....... ---.+ .... - ...,1,.,+
t..1v1."'""J. u'"u """'""~ ~""""".t"""'......_.... --·
angkut yang akan digunakan juga
mempunyai pengaruh didalam rancangan
teknis ini yaitu pada besar tikungan dan
jarak pandang. Kecepatan rencana yang
3. TIN.JjAUAN PUSTAKA dipilih tersebut merupakan kecepatan
3.1 Jal&n Angkut tertinggi terus-menerus dimana alat angknt
Salah satu kegiatan yang tennasuk penting dapat berjalan dengan aman.
dalam usaha di bidang penambangan 3.2 Daya Dakung Material
adalah pengangkutan. Pengangkutan dalam Kekuatan jalan angkut terhadap alat
hal ini dapat dimaksudkan untuk mekanis yang melaluinya, ditentukan oleh
mengangkut bijih .atau material hasil daya dukung jalan dan beban keadaraan
penambangan, konsentrat, membuang terhadap permukaan jalan. Kekuatan jalan
"waste", penyediaan peralatan angkut dapat diupayakan supaya mampu
penambangan maupun pengolahan , tena~ menga~i · beban kendaraan dengan cara
kerja clan sebagainya. pengerasan. Pengerasan jalan angkut harus
Ada beoorapa parameter dalam cukup kuat untuk memenuhi dua syarat
rancan · · ·· tekitls jalan angkut yaitu : yaitu: ·
konsn!: jalan angkut dan geomeiri jalan 1) Secara keseluruhan harus mampu untuk
angkut Dalam suatu rancangan · jal~ menahan berat kendaraan dan muatan
angkut baik konstruksi maupun geometri yang melalulnya.
disesuaikan dengan alat angkut. yang akan 2) Permukaan jalan harus dapat menah~
digunakan, gesekan roda kendaraan, pengaruh arr
Rencana alat angkut merupakan alat hujan.
angkut · dengan ukuran terbesar yang Bila syamt pertama tidak terpenuhi,
mewakili kelompoknya (kelompok truk), maka jalan tersebut akan mengalami
dipcrgunakan untuk mcrencanakan bagian- pi;nmunoo dM 1Xtf8~~~ ~ruk P~4~
bagian dari geometri jalan. Pada lebar jalan permukaan maupun tanah dasamya. Hal ini
dipengaruhi oleh jwnlah jalur clan lebar akan menyebabkan jalan menjadi
alat angkut yang digunakan, rancangan ~rg~!Qm~g ~~ ~J!Q~g~ ~~~~g~~~
tikun.gan dipengaruhi oleh sifat membelok bila syarat kedua tidak terpenuhi maka
alat. angkut sedangkan kelandaian jalan

58
S7
permukaan jalan akan mengalami , T1t"'I ),l
kerusakan akibat adanya lubang-lubang. Daya dukung material
Behan maksimum pada roda, yaitu :
berat ~bmJ p4da seU;w. · PQms m® c:J!/QO 1111#2. .
'
Hard,Souad rodt ' . 120
kendaraan yang terbagi · mendasarkan ModiwaHlnl l&oak , . 80
jumlah roda ban. Beban roda yang
Hanl-iMrlyjaallod< "''""'"""'''"'"'·'··'···'· 24
di~rusklm pa®. ~nnubfm j"'lml l)Jd@g
kontaknya berbentuk elip atau opal. Tetapi 20
untuk memudahkan perhitungan, bidang Softrod< . t6

k.c;m~ !\t@11 J~ r9.43 ~~gt 4hm8S@p 12


berbentuk lingkaran dengan jari-jari "R"
Hird dry COlll<llidlledday ' _.. ·-.._
·· ---1-----1 10
dan luasnya sama dengan luas jejak roda.
LooMcoano 11) medium Nnd; medium compoc1fim MDII 8
Luas bidang kontak roda kendaraan ooqllCI saad"\lllJ IOib .. 6
dapat diperhitungkan dengan rumus
4
sebagai berikut: Firm or 8i1r cky .

. Beralbcban)'81l8diterimaroda(lbs) Sumber: Society of Mining .De31gn of :Surface Mine


LuasB1dangKolllak• Tekananudaraban(lblina) .........•. (1) Haulage RD<Jd.t -A Manual, Uni/ale Stote3 Departemen: of
The lnJerlor, /Jel'QU ofMine.
Setelah luas bidaag koatak (conlacl
area) antara roda kendaraan dengan 3.3 Geometri Jalan Angkut
permukaan Jalan diketahui, maka besarnya 3.3.1 Lebar Jalan Augkut
beban dari 'kendaraan yang diterima oleh Dalam keayataae sehari-hari.
pennukaan jalan dapat dihitung dengan semakin lebar jalan angkut maka semakin
persamaan sebagai berikut : aman dan lancer lalu lintas pengangkutan.
UmUJllD)'a jalan angku.t pada tambang
Beb aipenn.. i... .. ..:.i.. .1.. • Bebatpaddiap·odd..lb)
.'l's1)=
dibuat untukjalur tunggal dengan satu arah
2 .........•(.l) atau dua arah. Untuk menghitung lebar
Ula1Dv.Jan.3;onla}(tff')
jalan angkut di~akan menjadi d.ua
Dalam setiap perhitungan, beban macam yaitu lebar jalan angkut lurus dan
pada roda yang terbesar yang digunakan leber jalan angkut . untuk . belokan
sebagai dasar penentuan kesesuaian daya {t.ilw.81Jl), PeP..~n~ •~~ j~Jim im&Jrn~
dukung tanah dengan beban yang melintas lurus dan lebar jalan angkut belokan dalam
di atasnya, karena jika tanah dasar sudah perhitungan berbeda, dimaksudkan untuk
mampu mendukung beban pada roda yang m~~~tk~!! k~~~~ ~ m~~g~
terbesar maka beban pada roda yang lebih terjadinya kecelakaan lalulintas. . Adapun
kecil tidak perlu diperhitungkan Iagi, rumus-rumus yang digunakan adalah
Adapun daya dukung dari beberapa sebagai berikut:
material seperti tercantum pada tabel 3.3.1.t Lebar j~n angkut lurus
berikut ini: Penentuan lebar · jalan angkut
mfnimum untuk jalan lurus didasarkan
pada "rule of thumb" yang dikemukakan
"Aashto Manual Rural Highway Design",
yaitu bahwa jumlah jalur dikali.kan Jebar

59 59
truck dan pada tepi kiri-kanan jalan Oimana:
ditambahkan setengah lebar kendaraan w- lebar jalan angkut pada tikungan atau belokan, m
Uc lcbar jcjak roda (cellter to center tyre), m
adalah: Fa= lebar junw dcpan, m
Pb= leb!ll'juntai bclakang. m .
L = (nxWt)+(n.,, 1) x (0,5 x Wt}, m '. ,(3) C= jatak antata dua truk yang okan bersimpangan, m
z.. jarak slsi luar tmk kc tepijalan, m
Dimana : 3.3.2 JaFi-jari belokan
L =Iebar jalan angkut minimum,
Jari-j¥i atau radius tikungan jalan
meter n = jumlah jalur yang digunakan
angkut merupakan _jari-jari lintas
Wt= lebar alat angkut, meter
petl@ngkungan -yang dibtntuk oleh alat
angkut pada saat menikung, besarnya
dipengaruhi oleb kecepatan kendaraan dan
s.u~~l~vasi jalan,
Besamya jari-jari belokan minimum
pada jalan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berik.ut:
Pd 4 • 4
112W W
• 4 •4
Y.l\l\j 11\j
•4
V2W

R=
v2 (6)
127.(a + f)
Dimana:
e = Superelevasi, mm/m
f "" friction factor
G"1111Hu3
V=Kecepatan rencana kendaraan (km/jam)
Sayatan mellntang lebaF jalan angkut
R= Jari-jari belokan, m
3.3.1.2 Lehar jalan pada tikungan
Lebar jalan tambang pada tikungan Kecepatan rencana yang biasa
selalu lebih besar . dari pada lebar pada digunakan di daerah tikungan adalah 35
I •

jalan lurus, \:lntuk j!llur &fmd~ lebm" ktn/Jalll sedangkan super elevasi
maksimum untuk kecepatan lebih besar
minimum pada tikungan dihitung dengan
mendasarkan pada; lebar jejak ban, lebar dari 30 km/jam adalah 10% (Silvia S
dalam buku Dasar-dasar Perencanaan
jµn~j $.Y !9ru9J!P.! {gv~~g) ~ ~&iw.t
bagian depan dan belakang pada saat Geometrikjalan).
membelok, jarak antara alat-alat angkut Sedangkan nilai f ditentukan
pada saat bersimpangaa, jarak (spasi) alat berdasarkan kecepatan rencana yaitu:
angkut terhadap tepi jalan. - Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam.
Pcrhitungan terhadap lebar jalan tambang maka:(Joetata Hadihardjaja,"Rekayasa
pada tik.ungan atau belokan dapat Jalan raya" 1997).
menggunakan rumus: f= (-0,00065 V) + 0,192 (7)
- Untuk kecepatan rencana antara 80 -
W=2(U+Fa+Fb+Z)+ C (4) 112 km/jam, maka:
C=Z=(U+Fa+Fb) fl (5) f= (- 0,00125 V) + 0,24 (8)

60 59
truck dan pada tepi kiri-kanan jalan Dimana:
ditambahkan setengah lebar kendaraan w- lcbar jalan angkut pada tikungan atau belokan, m
U,,. lcbar jcjak roda (ce11Jerto cemer tyre), m
adalah: FP lcbar junw dcpan, m
Pb= lcbar junta! bclakallg. m .
C= jll(llk antara dua truk Yang ekan bersimpangan, m
L "' (nxWt)+(n _, l) x (0,5 x Wt), m (3)·
z,,. jarak sisi luar 1nJk kc tcpi jalan, m
Dimana: l.J.l JaFi.-jari belokan
L =Iebar jalan angkut minimum, meter Jari-j~ atau radius tikungan jalan
n = jumlahjalur yang digunakan
Wt = lebar alat angkut, meter angkut merupakan _jari-jari lintas
petlengkungan -yang dibentuk oleh alat
angkut pada saat menikung, besamya
dipengaruhi oleh kecepatan kendaraan dan
~upe.Nlevas.i jalaI\.
Besamya jari-jari belokan minimum
pada jalan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
!'Id 4 • 4
\12W VII
• 4 ~-
\12W W
•4
'nW

R= -
v2 . (6)
127.(e+ /)
Dimana:
e = Superelevasi, mm/m
f- friction factor
GllmbiuJ
Sayatan mellntang lebar jaJan angkut V=Kecepatan rencana kendaraan (km/jam)
R= Jari-jari belokan, m
3.3.1.2 Lehar Jalan pada tikungan
Lebar jalan tambang pada tikungan Kecepatan rencana yang biasa
selalu lebih besar . dari pada lebar pada digunakan di daerah tikungan adalah 3 5
k .
'tnlJa111 sedangkan super elevasi
jalan lurus, ~nt~ j~lur &fmdJJ, tem.r
minimum pada tikungan dihitung dengan maksimum untuk kecepatan lebih besar
mendasarkan pada; lebar jejak ban, lebar dari 30 km/jam adalah 10% (Silvia S
jµnmi $.Y !9ru9~ (gv~~g) ~ ~&iillt dalam buku Dasar-dasar Perencanaan
bagian depan dan belakang pada saat Geometrikjalan),
membelok, jarak antara alat-alat angkut Sedangkan nilai f ditentukan
pada saat bersimpangan, jarak (spasi) alat berdasarkan kecepatan rencana yaitu:
angkut terhadap tepi jalan. - Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam,
Perhitungan terhadap lebar jalan tambang maka:(Joetatn Hadihardjaja,"Rekayasa
pada tikungan atau belokan dapat Jalan raya" 1997).
menggunakan rumus: f= (-0,00065 V) + 0,192 (7)
- Untuk. kecepatan rencana antara 80 -
W"'2(U+Fa+Fb+Z)+ C (4) 112 km/jam, maka:
c z"'(U+Fa+Fb) n. (5) f= (- 0,00125 V) + 0,24 (8)

60
3.3.3 Superelevasi Pmala • ~81913 ,33 (e ~ks + f males ) ...( 13)
Pada jalan belokan merupakan JI
daerah berbahaya karena pada jalan
b~Iokan tme.tn.it dump truP.k. a)Qm Dengan men,getahui superelevasi
mengalami gaya sentrifugal. Untuk maksimum, koefisien gesekan maksimum
mengimbangi gaya tersebut ~aka pad8 jalan serta kecepatan rencana maksimum
j~bm ~J9JQm ~Ji~rlY1wn k~miringim jftiM maka didapat derajat lenp.une; :
atau super elevasi yaitu perbedaan
v2
ketinggian tepi jalan terluar dengan tepi R ;;; ·--...··-·- .., !:: ,, ,.. _. ,, - (14)
j~hm ~P.&!!m ~~ P~~ ~~ tifilmBtm: · 127(emaks+ f maks)
Yang dimaksud dengan super
elevasi adalab kemiringan melintang pada
belokan jalan. Uatuk menghitung besarnya Dimana:
e tiitlkS = Sul)Ctetevasl milkSlmum, mtm
kemiringan (superelevasi) dapat fmaks = Koefisien gesekan melintang maksimum
mengguoakan rumus sebagai berikut V "' Kecepatan rencana, km/jam
(Lampiran F) : (Silvia ~(J999)i dasar- /1 maks = DCl1\iat lengkung maksimum
dasar Perencanaan Geometri 3.3.5 Kemiriogan jalan
Jalan,Nova,Bandung). Kemiringan maksimum dapat
yi ... dongan baik dilalui oleh alat angkut (truck)
e + I = 127R (9) antara 10 -18 % hal ini tergantung truk
Dimana : yang digunakan. Secara teoritis kemiringan
e = SuPeti elevasi, m/m maksimum jalan angkut yang dapat diatasi
f=Koefisien gesekan melintang maksimum truk dapat diketahui berdasarkan jumlah
V= Kecepatan kendaraan (km/jam) rimpull yang tersedia dan jumlah rimpull
R= Jari-j8ri tikungan~ m . . yang dibutuhklm untJ.Jk menptasi tahenan
guling (rolling· resistance) dan tanjakan
3.3.4 Derajat leackun• ( fJ) Malmimum (~e resi~ce). Agar kendaraan dalam
Derajat lengkung adalah besarnya ~ ~~g, mw rimpull yoog
sudut lengkung yang menghasilkan dibutuhkan oleh · kendaraan hams sama
dengan rimpull yang tersedia pada
panjang ~ur·.2s '11· ~ ~w R.
semakhi kecil p dart semakin tumpul ~~~~.
a. Rimpull yang tersedia:
lengkung horizontal rencana. Sebaliknya Rimpull yang tersedia pada
sen'lakin kecil R, semakin besar p dan kendaraan ciapat dihitung sebagai berikut:
semakin tajam lengkung horizontal yang
Rp = ---------"------
direncanakan, maka; Hp x 315. x Eflstensl M.e. kan.is
...(JS)
:B· . . Kscepa tan (mph )
P maks = --2x3609 (10) b. Rimpull yang diperlukan:
trR
1. Rimpull untuk mengatasi tahanan
. 1432: ,39 . guling: v,

P males = R , R dalaln meter ...... (11) Rpl =w x Rk, (16)

61
JVRNAL TEKNIK OINTEK. VQI, Z N9.. Q~. ~P.1(m'IW 2000 : ee - ee

Dimana:: 3.3.6. Kemhinean Melintang


Rp l = Rimpull untuk: mengatasi tahanan (cross s/Qpe)
guling, lb· Untuk. menghindari agar disaat
w = bemt keadaraen bermuatan, ton buJan, air tidak tergenang pada jalan, maka
RR = tahanan guling, lb/ton pembuatan kemiringan melintang (cross
2. Rimpull untuk mengatasi tanjakail slope) · dilakukan dengan cara membuat
Sed.®.~ rimpµU Jm~ meni~w.i h~om an ~!l~ ~.J~.AA l.e: bib. ti·.n.~J · dari b~gt'M
.....1. ' l

tanjakan ada1ah sebesar 20 lb/ton untuk tepijalan.


setiap 1 % kemiringan tanjakan per ton Nilai yang umum dari kemiringan
~~~~ k~~~ cLAA1P.mm 0.), BQSW mc;\m~g (~g~~ ~/gp?) 4~9m~n~~
rimpull yang dibutuhkan untuk mengatasi adalah sebesar 20 sampai 40 mm/m jarak
tanjakan dapat dicari dengan bagian tepi jalan ke bagian tengah I pusat
menggunakan rumus sebagai berikut : jalan {William Hustrulid and Mark Kuchta,
Rp2 = w x Rpt x G (17) 1995).
Dimana:
Rp 2 = rimpull untuk mengatasi tanjakan, 4. PEMBABASAN
lb Pembuatan jalan pada perluasan
w = berat kendaraan bermuatan, ton penambangan di Dusun Tubo akan
Rpt - 20 lblton/11/o mempertim.bangkan bentuk topografi
G = kemiringan, %
Dusun Tubo, jarak terpendek dan aman
Rimpull yang tersedia = Rimpull yang
bagi kendaraan yang melewatinya
diperlukan
Tabel 3.2 sehingga produktivitas alat angkut tinggi,
Nilai tahanan guling untuk berbagal jalan Pembuatan jalan tersebut terletak. di
belakang Dusun Tubo yang sekarang
~jillan Tahailan guling untuk masih berproduksi sarnpai batas areal yang
ban k.arct (lb/ton) paling barat, Panjang jalan yang
Keras, pCnnulcaan halus, 40
stabil, pcnnubaa jalan tanpa
direncanak.an adalah 515 meter clan terdiri
ada amblm roda kendaraan, dati jalan lurus serta dua tikungan.
terawar
Kua! .: dengan . permukaan 65
Voiwne penggalian dan
halus, .· tmlWllt Paik. lx:w penimbunan pada · pembuatan jalan ini
iei ak roda kcnd.araan (tiois) adalah 274,5 m3 dan waktu yang .
Sa!ju :pached so dibutuhkan untuk penggalian dan
Loose 90
Je.lan ~ bdcas jejalc roda 'roo penimbunannya adalah 5 hari.
k;~l~ (~}. S«!ikit 4.1 Kon.struksl J4lla11 Angkut
perawataa, amblasan roda 1~
(25 mm) atau r (SO mm) Tanah dasar yang ada di areal
· Jalan bccek, tidalc terawat, 150 peaambangan berupa sirtu dengan kuat
tidal:: siSbil, amb1asan roda 4" tekan sebesar 65.000 lb/ff (sumber PT.
(100 mm)-6" (150 mm)
Loose sand atau grave! 200 Gaya Bangun Prajatama), Dari hasil
Lembek, baiumpur, tidak 200-400 perhitungan diperoleh besarnya beban
terawat,
..
Sumber: . Society of Mmurg .Design of Surface Mine
yang diberikan pada masing ..masing roda
Haulage Roads -A Manual,Unitate States Departementof -depan sebesar 14.400 lb/W, begitu juga
The Interior, Berau of Mine. beban yang diberikan pada masing-masing
roda belakang adalah 14.400 lb/ft2•

62
Bcrdasarkan angka-angka yans jari bolokan !iUdah dapat dilalul dengan
tersebut diatas, maka tanah dasar yang ada balk oleh alat angkut.
di areal penambangan sudah mampu Superelevasi dikatakan aman apabila
menalum ~him ..tat anglmt ymig m~Untmi ~Ppt)rele.vimi mmnpu dllllllui de.ngan hail>
diatasnya, sehingga kemungkinan oleh aJat angkut dengan k~patan tercepat.
terjadinya kerusakan jal~ seperti Be$sarkan paru, · k~patan rencana 35
~mmmim ~~ jg,Jfm ntmJ km/jm». ~!!~~J~v~i m~!m#l y~g
bergesemya jalan yang diakibatkan oleh diperbolehkan adalah 10 % (menurut
ketidakmampuan jalan dalam menahan Silvia S, · . Dasar-dasar Perencanaan
~~~~ W.8 m~lm~ cMP.t!mlY!t ~gm Q~m~trl iP.11n). -M@M- ~Y~i~~i
kecil. sebesar I 0% akan aman dilalui alat angkut.
Jalan Angkut yang oantinya di buat 4.2.3 Derajat Lengkung Maksimum
di areal baru tidak akan memerlukan fagi Derajat lengkung maksimum
proses pemadatan maupun penambahan digunakan sebagai acuan untuk
lapisan penutup dikarenakan tanah menentukan seberapa besar lengkungan
dasamya adalah tanah kcrins itu scndiri pada tikungan diperbolehkan. Pada
yang mempunyai daya dukung tanah rencana kecepatan kendaraan sebesar 35
km/jani dan superelevas! 10 % didapat
cukup besar yaitu 6s.OOO lb/ft2•
derajat lengkung sebesar 40o (Lampiran J).
4.1 Geometri Jalan. Angkut Derajat lengkung sebesar 40° adalah sudut
4.2.1 Lehar Jalan Angku.t tertajam yang dapat dilalui oleh alat angkut
Untuk lebar a1at angkut 2,4 meter, dengan BJDaD.
lebar jalan· angkut rencana pada jalan IQNS 4.2.4 Kemiringan.Jalan
adalah 4,8 meter sedangkan pada lebar Kemiringan jalan yang direncanakan
jalan angkut pada tikungan i.dalah 9 meter. mwimum y···an g·
Dengan lebar jah n tersebut a. daWi k" ei. iil. iii·,igan J·8. l8r i
r r • .

memungkinkan operator lebih leluasa dapat dilalui dengmi baik oleh alat angkuf.
dalam mengoperasikan alat angkut. Kemiringan rencana jalan tersebut sebesar
2,9 %, ~gga lplbila dibuat kemirifi ---· ·
4.2.2. Jari.jari Belokan dan Supenlevasi
Jalan Angkut
iebih kecil dari 1 :3 % aiat angkut
mampu melewatinya dengan mudah.
J:
Suatu tikungan akan dapat dilalui
dengan baik oleh alat angkut apabila jari-
D~arn pei:en~aan ini keaniringan dibuat
jari tikungannya lebih besar atau sama lebih kecil . ~.9 % karena
mempertimbangkan · bentuk topografi
dengan Radius putar yang dimiliki alat
angkut yang digunakan dalam bat ini disesuaikan dengan keadaan sekitar
DumpTruck Mitsubishi FE 119 E. rencana ja1an.
4.2.S Kemiringan Melintang (eross slope)
Radius putar (turning radius) yang ' K.emiringan melintang dibuat untuk
dimiliki 9J~b JMnp'fnH;k. MltS.ubmhl Fe mengatasi air yang menggenang dijalan
119 E adalah 5 meter (Lampiran C). Jari- angkut yang akan mengakibatkan rusaknya
~a?· belokan pada pe~ncanaanj!lan angkut jalan angkut. 1 Pembuatan. kemiringan
~m ~~ ~~ m~~r (ldmpmm n. melintang ini iberdasarkan lebar jalan
Kare~ll Radius putar (turning radius)
lebih kecil dibandingkan dengan jari-jari angkut. Untuk :· lebar jalan angkut 4,8
~h>~ y~g 4i~n~~ ~hin~ j~- meter, beda tinggi yang harus dibuat antara
bagi8ii teiigah dari jalan dengan bagian tepi

63
JURNAL TEKNIK Ol"'TEK. Ve>I. 2 Ne>. Q2, $eptemPer iooo ; ® - ®

jalan adalah 10 cm. Sehingga air yang yang diperbolehkan pada saat melewati
menggenang disekitar jalan dapat mengalir tikungan. Rambu penunjuk arah membelok
ke saluran penirisan yang ada dipinggir baik membelok kanan maupun kiri, ini
jalan. menunjukan kepada operator bahwa
4.3. Bal-ha) Pendukung Keamanan dan didepannya terdapat tikungan sehingga
Keselamatan Kerja pada .Jalan operator dapat bersiap. Rambu-rambu ini
Guna menunjang kelancarar, dan dipasang pada jalan lurus sebelum
keselamatan kerja kegiatan pengangkutan tikungan, yajtu berjarak ± 35 m dari
khususnya pada jalan, maka perlengkapan tikungan, sesuai jarak pandang operator.
yang 111~~<.h~~l:lllg l:ll1W."- tercapainya ~~g!W. juga untuk rambu ~minj~I(
kondisi tersebut harus tersedia. Hal-hal adanya tanjakan dan turunan dipasang
pendukung tersebut antara lain jarak pada jalan sebelum adanya tanjakan atau
berhenti, jarak pandang, penerangan dan turunan dengan jarak yang sarna, yaitu ±
rambu-rambu jalan angkut serta tanggul 35 m dari tanjakan atau turunan.
pengaman (safety berm). 4.3.3 Penerangan
4.3.i Jarak Berhean dan JarakPandang Tujuan diadakannya penerangan
Dalam menunjang · lancarnya · adalah untuk memudahkan pengemudi
kegiatan pengangkutan terutama ditinjau dalam melihat daerah-daerah rawan yang
dari sisi keselamatan kerja, maka jarak dapat membahayakan keseiamatan kerja
pandang pengemudi terhadap penghalang pengemudi pada saat mengoperasikan alat
yang ada di depannya, minimal harus sama angkut di malam hari. Jika · pengemudi
dengan jarak berhenti dari alat angkut dapat mengetahui daerah-daerah rawan
ketika sedang beroperasi dengan kecepatan . yang dapat mengancam keselamatan kerja,
rencana maksimum yaitu 35 km/jam. maka pengemudi akan lebih mudah dalam
Berdasarkan 'pef,hililrigan pada Larnpirari rnengendalikan keridaraan dan lebih
M jarak berhenti kendaraan adalah 35 berhati-hati sehingga kernungkinan
meter. Jika jarak pandang dari alat angkut kecelakaan kerja pada jalan dapat
melebihi jarak berhenti yaitu 35 meter, dihindari.
maka akan menyulitkan pengemudi dalam Lampu-lampu penerangan dipasang
melakukan pengereman. Jarak berhenti pada tikungan, dump point, persirnpangan
dari alat angkut yang lebih pendek dari jalan serta jalan yang rawan kecelakaan.
jarak pandang pengemudi akan Namum tingkat penerangan pada tempat-
memudahkan pengemudi dalam mengatasi tempat tersebut . diatas hams secara
pengereman, karena dengan jarak pandang bertahap dikurangi dari area yang harus
ya.u~ cukup pengemudi tidak akan terjebak diberi ;::::::::."_;'.'!.!' ~Po .,., ... ~ ~~n~ ti<f~k
UaU ten;..ejUL 1\..l;Ur..a oerpapasan oengan aiar narus dioeri penerangan dengan jarak tiap
angkut lain yang berada di depannya. 100 meter, hal ini dilakukan untuk
4.3.2 Rambu-rambu Jalan membantu penglihatan dari pengemudi
Rambu-rambu jalan angkut . yang dalam menyesuaikan perubahan tingkat
diperlukan pada rencana ini adalah batas penerangan tersebut dengan nyaman.
kecepatan maksimum kendaraan sebesar 4.3.4 Tanggul Pengaman (Safety Berm)
35 km/jam, ini dimaksudkan agar operator Berdasarkan basil perhitungan pada
dump truck mengetahui batas kecepatan \. Lampiran N, didapat nilai satiq; rolling

64
radius dari dump truck FE 119 E sebesar ini dikarenakan sekitar areal penambangan
64,52 cm atau 0,64 meter. Dengan slope kalau hujan sangat menimbulkan dampak
safety berm sebesar 1112 : 1 dan kecelakaan .. Bentuk dari ·saluraii penirisan
• berdasarkan nilai dari static rolling radius dipilih trapesium, kar~na penampsng
tersebut, 'maka dimensi dari safety berm trapesium lebih ·. kuat · untuk .: menahan .
adalah sebagai berikut : gesekan dari aliran air dan dapat dilewati ·
- SlP~ .~fm ~rm d~ng!!n k~P~i~s ~Hrnn yimg ~~ •.
-Tinggi safety berm (B) =0,64 m
- Lebar bagian bawah safey berm (A) S.~ULAN
P!h~~ ~~~g@ 4!\>l!~IDY~ L fmd@g · J~1;m @8k1!t yang
tanggul pengaman pada tepi jalan dengan direncanakan 515 meter.
dimensi seperti diatas dapat menghindari 2. Konstruksi jalan angkut · tidak.
segala bahaya yang dapat mengancam diperlukan pengerasan. ·
keselamatan pekerja dan peralatan, maka 3. Geometri jalan angkut meliputi lebar
pada setiap tepi jalan yang berbatasan jalan lurus minimum 4,8 m, lebar jalan
dengan jurang perlu dibuat safety berm. menikung 9 m, superelevasi 10%,jari-
Hal im akan dapat mendukung jari belokan 36 m, derajat lengkung
keselamatan kerja pada jalan selama
kegiatan pengangkutan berlangsung. maksimum 40 °, kemiringan jalan
4.4. Perhitungan Volume Penggalian maksimum 13 %, cross slope 40
· mm/m. ·
dan Penimbuoan
Pada kegiatan pembuatan jalan mt 4. Jarak pandang dan jarak berhenti
permukaan tanah penutup yang lebih tinggi rencana pada jalan angkut adalah 35
meter.
dari rencana jalan dilakukan penggalian
5. Volume keseluruhan pada penggslian
tariah (LI, L2 dari L6) sebariyak 274,5 rii3,
sedangkan untuk permukaan tanah penutup t:MIID permukaan pada p~m.PJJ!'!.~M-
jalan dibelakang
3
Desa TubO
.
ini adalah
yang lebih rendah dari rencana jalan tidak 274,5 m .
dilakukan penggalian (L3, L4, L5 dan ~' W~i@ Y@g <;il~~mhkim !!~Wk
Lu7). penggalian dan penimbunan adalah 5
Penggalian dan penimbunan tanah hari.
penutup ini dilakukan dengan Bulldozer 7. · Dimensi dari safety berm adalah
Caterpillar D9N sehingga dibutuhkan sebagai berikut :Tinggi safety berm
waktu untuk penggalian dan penimbunan · .(B) : 0,64 .m, Lebar bagian bawah
selama 38 hari.(Lampiran P) safey berm (A): 1,92m.
4.5. Saluran Penirisan
Saluran penirisan pada pembuatan
jalan ini direncanakan sekuat mungkin, hal

65
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. ~ NQ. Q2, ~t~~r ~QQ~ : ® - ®.

DAFT AR. PUST AKA

Djainal H, (2005). "Reklamasi pantai dan .pengaruh terhadap lingkungan fistk di


wilayah kepesisiran kotd' .Ternate. "Tests" Pasca Sarjana
UGM.Yogyakarta.
Abujan ABD. Lati.f (2005), "Kojian Air Tanah Pu/au Temate", "Tests" Pasca Sarjana,
~M~Wtg,
Joetata Hadihardjaja, (1997) "Rekayasa Jalan Raya"
Sayogo, Rudi (1991), ''Penirisan (Drainage) di Tambang Terbuka", Laboratorium
Geoteknik Pusat antar Ilmu-ilmu Rekayasa, ITB. -
Silvia S, (1999), Dasar-dasar Perencanaan Geometri Jalan, Nova, Bandung
Suoggono, KB. (1984), ''Teknik Sipil", Penerbit Nova, Bandung,363-392.
William Hustrulid and Mark Kuchta (1995), "Open Pit Mine Planning and Design
' ·. · · Volume 1 - Fundamentals ", A.A. Balkema!Rotterdam/Brookfield,
Netherland
W~"Waher Kaufman, James C.A (1977),"Design of surface Mine Haulage Road- A
Manual", Information Circulair, United States Departement of The
Interior, Berau of Mines, Washington, USA
Yanto Indonesianto, Ir. Msc (2000), "Pemindahan Tanah Mekanis",UPN "Veteran"
Yogyakarta,200,hal 42-45.
Hartman, Howard L, (1992)," SME Mining Engineering Handbook", Volume II, 2°d
Edition, Sooiefy for Miriirig, Metallurgyand Explorationinc.Littleton,
Colorado · - -· ·
Ahmad Hafasi , "Rencana TeknisJa/an Angkut pada Perluasan Penambangan
Biituga11tpiiig" di Nusakembangan.Pf', Semen Cibinong Tbk Pabrik
Cilacap Skripsi UPN "Veteran" Yogyakarta.

66

Anda mungkin juga menyukai