Anda di halaman 1dari 39

STUDI PENGUKURAN JALAN MENGGUNAKAN ALAT GLOBAL

POSITIONING SISTEM (GPS) DI KELURAHAN FITU


KECAMATAN TERNATE SELATAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Sebagai Persyaratan kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek


Pada Program studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Oleh :

ASPARDI K. BIN GATTI

121053120112032

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

(UMMU)TERNATE

2018-2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullah Penulis senantiasa memanjatkan Puji dan Syukur

Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan proposal ini, yang merupakan salah satu syarat penilaian

dalam mata Kulia Kerja Praktek pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

Dalam penulisan Proposal ini, Penulis mengambil judul Study

Pengukuran Jalan Menggunakan Alat Global Positioning Sistem (GPS) Di

Kelurahan Fitu Kecamatan Ternate Selatan Dengan tersusunnya laporan kerja

praktek ini, penulis menyadari sepenuhnya tidak terlepas dari bantuan dan

partisipasi dari berbagai pihak, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1. Bapak M. Marsus Hi Ibrahim,S.Si.,MT. selaku Dekan Fakultas Teknik

universitas Muhammadiyah Maluku utara.

2. Bapak Ketua Prodi Teknik Pertambangan Husen salahu, ST,MT yang di

mana ia telah memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan kerja

praktek

3. Bapak Ruslan M.Umar.ST.MT. Selaku Pembimbing pada kegiatan kerja

praktek (KP)

i
4. Bapak Julhija Rasai.ST.MT. Selaku Penguji I Pada Kegiatan Kerja Praktek

(Kp)

5. Abdul Kadir Dahlan Arif,ST.,M.ENG. Selaku Penguji II Pada Kegiatan

Kerja Praktek (KP)

6. Bapak Wawan A.K Conoras, ST.,MT selaku pengelola Kegiatan kerja

praktek (KP)

7. Kepada kedua orang tua tercinta yakni Ayahanda Kirahman Gatti dan

ibunda Rahma Kadir, yang mana telah banyak memberikan dukungan baik

moril maupun materil.

Sebagai suatu karya dalam perjalanan akhir studi pada jurusan Teknik

Pertambangan UMMU.Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan sebagai

manusia biasa,sehingga berakibat terhadap kekurangan dan kekeliruan dalam

penulisan ini. Karenanya, segala saran dan koreksi guna kelengkapannya

senantiasa penulis harapkan untuk proses penyempurnaannya kedepan. Akhirnya

semoga Allah SWT tetap melindungi dan membuka pintu rahmat dan rizki kepada

kita semua. Amin.

Ternate, 01 Mei 2018

Aspardi K. Bin Gatti

12105 31201 12 032

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Blakang.........................................................................................1

I.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek...............................................................2

I.3. Tujuan Kerja Praktek.............................................................................2

I.4. Manfaat Kerja praktek...........................................................................2

I.5. Metodologi Kerja Praktek.....................................................................2

I.6. Bagan Alir Penelitian.............................................................................4

BAB II TINJAUAN UMUM

II.1. Lokasi Kesampain Daerah kerja Praktek.............................................5

II.2. Geologi.................................................................................................7

II.3 Topografi...............................................................................................7

II.4. Data Cura Hujan...................................................................................9

BAB III LANDASAN TEORI

III.1 Pengartian GPS..................................................................................11

III.2 Cara Kerja GPS..................................................................................12

III.4 Poligon...............................................................................................15

III.4.1 Definisi Polygon :......................................................................15

iii
III.5. Pengertian Peta dan Jenis Peta..........................................................16

BAB IV. KEGIATAN KERJA PRAKTEK

IV.1. Waktu dan Tempat Kerja Praktek.....................................................19

IV.2. Metode pengumpulan data................................................................20

IV.3. Teknik Pengolahan Data...................................................................21

IV.4. Pengambilan Titik Kordinat dan pengukuran lebar Jalan.................21

IV.5. Data Hasil Ploting kordinat jalan......................................................22

IV.5.1. Proses Awal Dalam Pembuatan Peta Jalan....................................24

IV.5.2. Penentuan Nilai Jarak Pada Peta....................................................24

IV.5.3. Langkah-Langkah Dalam Pembuatan Peta Jalan...........................25

BAB V PENUTUP

V.1. Kesimpulan.....................................................................................................30

V.2 Saran................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA

DIAGRAM ALIR KERJA PRAKTEK

LAMPIRAN A,B,C,D

iv
DAFTAR GAMBAR

Gamabar I.6. Bagan Alir Penelitian.........................................................................4

Gamabar II.1. Peta Lokasi Kerja Praktek.................................................................6

Gamabar II.2 Peta Topografi Pulau Ternate............................................................8

Gamabar II.3 Grafik Curah hujan Tahun...............................................................10

Gambar III.1 Macam-macam GPS receiver...........................................................12

Gambar III.2 Cara kerja satelit GPS mengirim sinyal...........................................13

Gambar III.3 Tampilan GPS Reciever...................................................................14

Gambar IV.1 Pengambilan Kordinat Jalan Utama.................................................21

Gambar IV.2 Pengambilan Kordinat Jalan Pada Galian C....................................22

Gambar IV.3 Pengukuran Lebar Jalan Dengan Meterol........................................22

Gambar IV.4 Tabel kordinat di software pemetaan...............................................24

Gambar IV.5 Penentuan Jarak Pada Peta jalan......................................................25

Gambar IV.6 Peta Jalan Tambang.........................................................................26

Gambar IV.7 Area Galian Kelurahan Fitu.............................................................28

Gambar IV.8 Peta Area Galian..............................................................................30

v
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Data Curah Hujan....................................................................................9

Tabel IV.1 Kordinat Jalan Kecamatan Ternate Selatan Di Lokasi CV.Selatan

Mandiri Galian C..............................................................................23

Tabel IV.2 Jarak titik dan luas Area Galian di CV.Selatan Mandiri......................28

vi
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang padat modal,

padat teknologi dan resiko sangat besar. Agar kegiatan usaha pertambangan

memperoleh keuntungan yang besar maka diperlukan perencanaan jalan secara

matang sebelum kegiatan pertambangan dilakukan. Keuntungan yang diharapkan

akan tercapai seiring dengan tercapainya target produksi yang ditetapkan oleh

masing-masing perusahaan. Setiap operasi penambangan memerlukan jalan

sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan

sekitarnya. Jalan berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain

lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran,

perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan.

Jalan tambang di Kelurahan Fitu Kecamatan Ternate Selatan merupakan

sarana transportasi penting yang menghubungkan antara lokasi galian dan jalan

utama menuju tempat–tempat pendistribusian bahan galian (pasir dan batu)

kepada konsumen sehingga perlu dilakukanya penggambaran secara visual

(pemetaan) mengenai kondisi fisik jalan tambang maupun jalan utamanya. Hal ini

yang mendasari penulis untuk mengambil judul “Studi Pengukuran Jalan

Menggunakan Alat Global Positioning Sistem (GPS) Di Kelurahan Fitu Kec.

Ternate Selatan.”

1
I.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Adapun ruang lingkup pada kerja praktek ini yaitu aplikasi pengukuran

jalan menggunakan Global Positioning Sistem (GPS) pada jalan tambang

kelurahan fitu kecamatan ternate selatan.

I.3 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan dari pada kegiatan kerja praktek ini adalah :

1. Untuk mengetahui Tahapan-tahapan pengukuran jalan menggunakan

Global Positioning Sistem (GPS)

2. Untuk mengetahui langkah–langkah pemetaan jalan menggunakan analisa

Geografi informasi sistem (GIS)

I.4 Manfaat Kerja praktek

Manfaat dari kerja praktek yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademik diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi

ataupun sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya

2. Bagi peneliti dapan menambah pengetahuan mengenai tahapan-tahapan

dalam pengukuran dengan menggunakan Global Positioning Sistem (GPS)

3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam

menghadapi permasalahan yang terjadi di lokasi kerja praktek.

I.5 Metodologi Kerja Praktek

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

Metode survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan sejumlah besar data variabel, unit atau individu dalam waktu yang

bersamaan (Tika, 2005:6). Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui pola

2
persebaran pertambangan galian non logam dan batuan di kota ternate provinsi

Maluku utara. Adapun langkah – langkah dalam kerja praktek adalah sebagai

berikut :

1. Studi Kepustakaan :

Yaitu berdasarkan study literatur, dimana data - data yang didapat

dijadikan sebagai data sekunder, disamping itu juga buku buku yang

berkaitan dengan judul atau tema penelitian tersebut.

2. Observasi lapangan :

Observasi lapangan merupakan kegiatan pengambilan data lapangan

dengan cara turun langsung ketempat atau daerah yang menjadi lokasi

kerja praktek atau lokasi pengukuran.

3. Metode pengambilan data

Pengambilan data dilakukan secara langsung pada objek yang sudah

direncanakan sebagai titik pengambilan koordinat.

4. pengolahan data

Pengolahan data dilakukan terhadap data koordinat jalan dengan cara

melakukan penginputan kedalam Microsoft Excel yang selanjutnya akan di

masukan kedalam software pemetaan untuk pembuatan peta jalan.

3
I.6 Bagan Alir Kerja Praktek

STUDI LITERATUR
Membaca dan mempelajari artikel dan jurnal penelitian yang terkait dengan
judul kerja praktek untuk memperoleh referensi

OBSERVASI LAPANGAN
Kegiatan ini meliputi penyelidikan langsung dilapangan untuk mendapatkan
informasi mengenai objek yang akan dikaji seperti penyiapan patok utama
sebagai acuan dalam proses pengambilan data

PENGAMBILAN DATA
Proses pengukuran dan pencatatan langsung
dilapangan sehingga menghasilkan data yang
siap diolah yang meliputi data primer dan
sekunder

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


1. Data koordinat dari GPS 1. Datacurah Hujan
2. Data Lebar Jalan 2. Peta topografi
3. Dokumentasi lapangan

PENGOLAHAN DATA
1. Pembuatan Peta Jalan dengan Data Kordinat Jalan Dari GPS
2. Pembuatan Peta Luas Area Galian dari Data Koordinat Luas Area dari GPS

HASIL
Peta Jalan Dan Peta Luas Area

KESIMPULAN

Gambar I.1.Bagan Alir Kerja Prakte

4
BAB II

TINJAUAN UMUM

II.1 Lokasi Dan Kesampaian Daerah

Kota Ternate merupakan daerah otonomi bagian dari provinsi Maluku

Utara, terdiri dari 8 (delapan) pulau, yakni : pulau Ternate, pulau Moti, pulau Hiri,

pulau Tifure, pulau Mayau, pulau Gurida, pulau Makka dan pulau Mano. Kota

Ternate mempunyai potensi strategis sebagai kota perdagangan yang dikenal sejak

zaman penjajahan Belanda.

Secara geografis Kota Ternate terletak pada posisi 0o-2o Lintang Utara dan

126o-128o Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata dari permukaan laut yang

beragam dan disederhanakan/dikelompokan dalam 3 kategori, yaitu : Rendah (0 -

499 M), Sedang (500-699 M), Tinggi (lebih dari 700 M). Luas wilayah Kota

Ternate adalah 5.795,4 Km2 dan lebih didominasi oleh wilayah laut 5.633,34 Km2

sedangkan luas daratan 162,069 Km2 (RTRW Kota Ternate 2012-2032).

- Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Maluku

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Maluku

- Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Halmahera

- Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Maluku

Dalam Kerja praktek ini lokasi yang menjadi objek adalah jalan yang berada

di area galian keluran Fitu Kecamatan Ternate selatan. (Lihat Gambar II.1)

5
Sumber : Peta Administrasi Kota Ternate 2014

Gamabar II.1. Peta Lokasi Kerja Praktek


6
II.2 Geologi

Sebagaian besar Propinsi Maluku Utara bagian tengah dan utara merupakan

daerah pengunungan dengan bahan induk yang bervariasi, bagian utara dan timur

laut semenanjung Halmahera di dominasi oleh pengunungan. Semenanjung utara

di susun oleh formasi gunung api (andesit dan basalt). Pada semenanjung timur

laut di temukan batuan beku asam, basa dan ultrabasa serta batuan sedimen

(sedimentary rock). Daerah pengunungan merupakan bentang lahan dengan

puncak tajam dan punggung curam tertoreh serta curam (> 40%).

Kawasan sepanjang pantai barat Halmahera terbentang sejumlah pulau- pulau

besar dan kecil dan mulai dari Ternate bagian Utara sampai Obi bagian selatan.

Pulau–pulau kecil di bagian Utara umumnya merupakan daerah vulkanik yanag

tersususun dari bahan andesit dan batuan beku basaltik dengan lereng curam (30 –

45 %) sampai dengan curam (>45).

II.3 Topografi

Topografi mempengaruhi perkembangan pembentukan profil tanah yaitu

jumlah curah hujan terabsorbsi penyimpanan dalam tanah, tingkat pemindahan

tanah bagian atas oleh erosi dan juga gerakan bahan–bahan dalam supsensi atau

larutan dari suatu tempat ke tempat lain, Terbentuk dengan bentang alam yang

terbentang dengan jarak yang relative kecil. Khususnya daerah penelitian

topografinya cenderung landai

7
Sumber : Bakonsurtanal,2000. Dibuat kembali oleh R.Shemansky tosse,2010

Gamabar II.2 Peta Topografi Kec. Ternate

8
II.4 Iklim Dan Curah Hujan

Pulau Ternate adalah daerah kepulauan dengan ciri iklim tropis. Curah

hujan bulanan tertinggi biasanya terjadi pada bulan Mei yaitu ± 513,2 mm dan

terendah pada bulan November ± 96,4 mm. Nilai rata-rata curah hujan bulanan

sekitar 251,85 mm. Jumlah hari hujan rata-rata ± 23 hari per bulan. Lihat tabel II.1

Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan angin di wilayah Pulau Ternate

berkisar antara 2,9-5,2 Knots dengan kecepatan terbesar bulanan berkisar antara

16-28 knots. Arah angin terbanyak dari barat laut yang terjadi pada bulan Januari,

Februari, Maret, dan April. Sedangkan pada bulan Mei dan Juni angin terbanyak

bertiup dari Barat Daya serta pada bulan Juli, Agustus, September dan Oktober

angin terbanyak bertiup dari arah Tenggara (pancaroba), pada bulan November

dan Desember angin kembali bertiup dari arah Barat Laut.

Tabel II.1 Data Curah Hujan

BULAN CH HH
Januari 230,9 23
Februari 123,9 21
Maret 176,7 24
April 124 20
Mei 513,2 26
Juni 507,7 27
Juli 355,1 24
Agustus 220,4 22
September 247 22
Oktober 178 19
November 96,4 23
Desember 248,9 21
TOTAL 3022,2 272
Sumber : BMKG Kota Ternate 2017

9
600

500

400

300
CH
200 HH

100

Gambar II.3 Grafik Curah hujan

10
BAB III

LANDASAN TEORI

III.1 Pengertian Global Positioning Sistem (GPS)

Menurut (Winardi, 2006) adalah sistem untuk menentukan letak di

permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit.

Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke

Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk

menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS

antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.

Sistem GPS, yang nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation

Satellite Timing and Ranging Global Positioning System), mempunyai tiga

segmen yaitu : satelit, pengontrol, dan penerima / pengguna. Satelit GPS yang

mengorbit bumi, dengan orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti),

seluruhnya berjumlah 24 buah dimana 21 buah aktip bekerja dan 3 buah sisanya

adalah cadangan.

Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang

diberinama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari

satelit GPS. Posisi di ubah menjadi titik yang dikenal dengan nama Way-point

nantinya akan berupa titik-titik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang

atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta elektronik. Sejak tahun 1980,

layanan GPS yang dulunya hanya untuk keperluan militer mulai terbuka untuk

publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta dolar, namun

setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis. (Andy, 2009).

11
Satelit-satelit ini mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil dari

permukaan bumi. Posisi ini sangat ideal karena satelit dapat menjangkau area

coverage yang lebih luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada posisi yang bisa

menjangkau semua area di atas permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan

terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau oleh satelit). Setiap satelit

mampu mengelilingi bumi hanya dalam waktu 12 jam. Sangat cepat, sehingga

mereka selalu bisa menjangkau dimana pun posisi seseorang di atas permukaan

bumi.

GPS reciever sendiri berisi beberapa integrated circuit (IC) sehingga

murah dan teknologinya mudah untuk di gunakan oleh semua orang. GPS dapat

digunakan utnuk berbagai kepentingan, misalnya mobil, kapal, pesawat terbang,

pertanian dan di integrasikan dengan komputer maupun laptop. Berikut beberapa

contoh perangkat GPS reciever:

Sumber: Andi, 2009

Gambar III.1. Macam-macam GPS receiver

III.1.2. Cara Kerja GPS

Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3-4

satelit. Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan 12

chanel satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan

12
membuat GPS dapat dengan mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh

satelit. Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang

diberikan juga akan semakin tinggi.

Cara kerja GPS secara logik ada 5 langkah:

1. Memakai perhitungan “triangulation” dari satelit.

2. Untuk perhitungan “triangulation”, GPS mengukur jarak menggunakan

travel time sinyal radio.

3. Untuk mengukur travel time, GPS memerlukan akurasi waktu yang tinggi.

4. Untuk perhitungan jarak, kita harus tahu dengan pasti posisi satelit dan

ketingian pada orbitnya.

5. Terakhir harus mengkoreksi delay sinyal waktu perjalanan di atmosfer

sampai diterima receiver.

Sumber: Andi, 2009

Gambar III.2. Cara kerja satelit GPS mengirim sinyal

Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit

yang akurat dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever

mengambil informasi itu dan dengan menggunakan perhitungan “triangulation”

menghitung lokasi user dengan tepat. GPS reciever membandingkan waktu sinyal

di kirim dengan waktu sinyal tersebut di terima. Dari informasi itu dapat

diketahui berapa jarak satelit. Dengan perhitungan jarak GPS reciever dapat

13
melakukan perhitungan dan menentukan posisi user dan menampilkan dalam peta

elektronik.

Sumber: Andi, 2009

Gambar III.3. Tampilan GPS Reciever

Sebuah GPS reciever harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk

memenghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan track pergerakan. Jika GPS

receiver dapat menerima empat atau lebih satelit, maka dapat menghitung posisi

3D (latitude, longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan posisi user,

selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan, arah yang

dituju, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari terbenam

dan masih banyak lagi.

Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu sangat presesi karena Satelit

tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada pada satelit jalam dengan partikel

atom yang di isolasi, sehingga dapat menghasilkan jam yang akurat dibandingkan

dengan jam biasa.

Perhitungan waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan

untuk menentukan informasi lokasi kita. Selain itu semakin banyak sinyal satelit

yang dapat diterima maka akan semakin presesi data yang diterima karena ketiga

satelit mengirim pseudo-random code dan waktu yang sama.

14
Ketinggian itu menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja

GPS, bagi kita karena semakin tinggi maka semakin bersih atmosfer, sehingga

gangguan semakin sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang

cocok. Satelit harus tetap pada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus

terus memonitor setiap pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang presesi

salalu di cek tentang altitude, position dan kecepatannya.

III.1.3. Pengoperasian Alat Global Positioning Sistem (GPS)

GPS (Global Positioning System), adalah sistem untuk menentukan letak

dipermukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit.

GPS merupakan alat yang digunakan untuk mencatat koordinat objek penelitian di

lapangan, ini juga sangat penting dalam proses penentuan posisi degan GPS, ini

merupakan metode pengikatan keblakang. Pada metode pengikatan kebelakang

yang asli, data yang diukur adalah sudut-sudut di titik yang dicari koordinatnya di

satelit-satelit yang sedang diamati (paling sedikit diperlukan empat satelit untuk

setiap satu titik ukur 0. Berhubung posisi koordinatnya sudah diketahui setiap

saat, maka satelit-satelit tersebut bervungsi sebagai titik ikat. Posisi yang di ikat

dapat ditentukan oleh metode GPS ini adalah dalam bentuk koordinat siku-siku

tiga dimensi atau dapat pula dlam bentuk koordinat geodetis (lintang, bujur) yang

semuanya ditentukan terhadap elipsoid geosentrik World Geodetic System 1984

(WGS-1984).

Global positioning system merupakan metode penentuan posisi ekstra-

teristris yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode ini

dinamakan penentuan posisi secara global karena koordinat yang dihasilkan

bersifat geosentrik, artinya pusat massa bumi dianggap sebagai pusat sistem

koordinat sehingga sistem koordinat ini berlaku untuk seluruh dunia. Sebagai

15
bidang referensi (bidang datum) koordinat digunakan elipsoid World Geodetic

System 1984 (WGS 1984).

III.4 Poligon

III.4.1 Definisi Polygon

Polygon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya

telah ditentukan dari pengukuran lapangan. Poligon berasal dari kata Poli berarti

banyak dan gonos yang berarti sudut. Arti sebenarnya adalah Rangkaian titik-titik

secara berurutan, menentukan posisi horizontal banyak titik, dengan cara

menghubungkan titik satu dengan titik lainnya sehingga membentuk kerangka

dasar, posisi atau koordinat titik-titik poligon harus diketahui atau ditentukan

secara teliti karena akan digunakan sebagai ikatan detail (wongsotjitro 1977).

Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Poligon terbuka,

2. Poligon tertutup,

 Poligon Terbuka

Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya

merupakan titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).

 Poligon Tertutup

Poligon tertutup atau kring adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya

bertemu pada satu titik yang sama.

III.5 Pengertian Peta dan Jenis Peta

Peta dalam bahasa lnggris lazim disebut dengan istilah Map, yang berasal

dari bahasa Yunani Mappa yang berarti "taplak meja". Peta adalah bentuk muka

bumi yang digambarkan dalam bidang datar dan diperkecil melalui sistem

16
proyeksi peta. Peta juga diartikan sebagai gambaran diperkecil dengan ditambah

penampang memanjang jalan dan penampang melintang jalan.

Tulisan-tulisan dan simbol-simbol sebagai tanda pengenal objek yang

digambarkan. Sedangkan, menurut International Chartographic Assosiation

(ICA) pengertian peta adalah suatu gambaran (representasi) unsur-unsur atau

kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada

kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Sebuah peta harus

memiliki unsur-unsur tertentu seperti; judul peta, orientasi peta, skala peta,

legenda, garis astronomis, inset peta indeks, dan sumber serta tahun pembuatan

peta.

Penggambaran peta didasarkan pada aturan-aturan dan teknik tertentu.

Aturan dan teknik tertentu itu disebut kartografi (cartography), yaitu seni, ilmu,

dan teknik pembuatan peta yang melibatkan ilmu geodesi, fotogrametri

(pembuatan peta dengan teknik fotografi, kompilasi peta, dan reproduksi peta.

Ahli pembuat peta disebut kartografer (cartografer). Pada dasarnya peta berfungsi

sebagai alat komunikasi. Peta menginformasikan kondisi suatu wilayah secara

sederhana sehingga menjadi mudah dipahami. Jika kita tersesat di suatu tempat

maka kita memerlukan peta untuk mengetahui di mana posisi kita berada. Peta

juga merupakan alat bantu untuk mempelajari kondisi suatu wilayah, tanpa perlu

mendatangi tempat tersebut.

Peta terdiri dari beberapa jenis. Jenis-jenis peta dibedakan berdasarkan

isinya, keadaan medannya, dan berdasarkan skalanya.

Berdasarkan isinya, jenis peta dibagi menjadi tiga yaitu:

17
1. Peta dasar adalah peta yang dibuat dengan data terbatas atau peta yang

hanya menggambarkan garis pantai dan beberapa sungai dan jalan utama

saja.

2. Peta umum adalah peta yang menampilkan sejumlah kenampakan secara

bersama-sama dalam satu peta yang datanya bersifat umum. Termasuk jenis

peta ini adalah; Peta topografi

3. Peta khusus adalah peta yang dibuat untuk menyajikan kenampakan-

kenampakan tertentu (khusus) dari suatu wilayah.

Berdasarkan keadaan medannya, jenis peta dibagi menjadi:

 Peta Dunia, Peta Lautan, dan Peta Daratan.

Berdasarkan skalanya, jenis peta dibagi menjadi :

 Peta Kadaster/peta teknik,

 Peta skala besar,

 Peta skala sedang, dan Peta skala sangat kecil.

18
BAB IV

KEGIATAN KERJA PRAKTEK

IV.1. Waktu dan Tempat Kerja Praktek

Lokasi kerja praktek bertempat di kelurahan fitu Kecamatan Ternate

Selatan Provinsi Maluku Utara. Waktu kerja praktek ini di laksanakan kurang

lebih 30 hari, yang di lakukan pada tanggal 05 Februari sampai 05 Maret 2018

dengan ruang lingkup kerja praktek adalah terkait dengan pengukuran jalan di

Kelurahan Fitu Kota Ternate.

IV.1.2. Alat Yang Digunakan Dalam Pengambilan Data Di Lapangan

1. Meter roll

Meterol digunakan untuk mengukur lebar jalan, Sebelum pengambilan titik

kordinat.

2. Alat Tulis

Alat tulis adalah alat untuk mencatat semua data. seperti data titik kordinat dari

global position sistem (GPS) dan data yang di anggap perlu pada area

penambangan pasir.

3. Camera

Camera adalah alat untuk pengambilan gambar atau dokumentasi selama proses

pengambilan data di lapangan pada kegiatan pengukuran dan pengambilan

dokumentasi kondisi jalan angkut pada area penambangan pasir di kelurahan fitu

4. Global Positioning Sistem (GPS)

GPS (Global Positioning System), adalah sistem untuk menentukan letak

dipermukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit.

19
GPS merupakan alat yang digunakan untuk mencatat koordinat objek

penelitian di lapangan.

5. Alat Pengolahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

 Perangkat lunak (Software)

Perangkat lunak dalam penelitian ini yaitu menggunakan beberapa perangkat

lunak seperti GIS dan Microsoft Excel.

IV.2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

IV.2.1. Metode Observasi

Metode observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau

fenomena yang ada pada objek penelitian. Berdasarkan pendapat di atas untuk

memperoleh data yang aktual dan faktual, perlu dilakukan observasi lapangan.

Observasi dalam penelitian ini yaitu observasi langsung yang bertujuan untuk

memperoleh informasi tentang data primer. Data primer di dapat dengan cara

pengukuran dan pengamatan di lapangan. Peneliti melakukan observasi area

penambangan dan jalan dengan menggunakan GPS (Global PossitionSystem).

IV.2.2. Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dengan memakai GPS adalah untuk poligon

terbuka secara langsung pada objek yang akan di tentukan kordinatnya dengan

tujuan untuk mendapatkan data kordinat yang detail begitujuga dengan tingkat

akurasi data yang di sesuakian pada GPS.

20
IV.3. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pengolahan deskriptif dengan pendekatan spasial, dimana teknik ini dimaksudkan

untuk menjelaskan dan menggambarkan data yang telah dikumpulkan.

IV.4. Pengambilan Titik Kordinat dan pengukuran lebar Jalan

Sebelum pengambilan koordinat dilakukan, terlebih dahulu ditentukan

posisi pengambilan kordinat awal dan yang di perlukan. Dalam pengambilan

kordinat jalan berada pada setiap bahu jalan dari bahu jalan utama sampai dengan

bahu jalan area galian, taklupapula dipersiapkan meter roll untuk dapat

mengetahui perbedaan lebar jalan utama dan lebar jalan di lokasi galian, dari

pengukuran lebar jalan didapatkan beberapa perbedaan pada lebar jalan utama

atau jalan umum ( jalan 1 jalur) dan jalan pada lokasi galian yang juga jalan 1

jalur. Untuk lebar jalan lurus dari Barat ke Timur di tarik dengan meter dengan

nilai lebar jalan utama adalah 4,30 meter, untuk lebar jalan lurus pada lokasi area

Galian adalah 3,50 meter.

Sumber : Dokumentasi Lapangan 2018

Gambar IV.1 Pengambilan Kordinat Jalan Utama

21
Sumber : Dokumentasi Lapangan 2018

Gambar IV.2 Pengambilan Kordinat Jalan Pada Galian C

Sumber : Dokumentasi Lapangan 2018

Gambar IV.3 Pengukuran Lebar Jalan Dengan Meterol

IV.5. Data Hasil Ploting Kordinat Jalan

Topic : Pengambilan titik kordinat jalan

22
Lokasi kerja praktek : Kota Ternate Selatan Kelurahan Fitu di Lokasi

CV.Selatan Mandiri Galian C

Situasi dan cuaca : Saat praktek cuaca mendukung dan cerah

Tabel IV.1 Kordinat Jalan Kecamatan Ternate Selatan Di Lokasi CV.Selatan

Mandiri Galian C

No N E Elevasi
T1 315332 83841 13
T2 315284 83828 14
T3 315282 83833 14
T4 315326 83846 14
T5 315313 83894 16
T6 315297 83948 20
T7 315301 83949 20
T8 315317 83896 16
T9 315331 83847 13
T10 315379 83862 15
T11 315380 83857 14
T12 315292 83986 21
T13 315296 83984 22
T14 315303 84005 23
T15 315317 84034 26
T16 315321 84052 27
T17 315325 84051 28
T18 315321 84033 26
T19 315307 84003 23
J.T1 315331 83844 14
J.T2 315281 83830 14
J.T3 315328 83853 14
J.T4 315315 83895 16
J.T5 315299 83948 20
J.T6 315379 83859 14
J.T7 315294 83985 22
J.T8 315306 84006 23
J.T9 315319 84034 25
J.T10 315323 84052 28
Sumber : Pengukuran Lapangan 2018

23
IV.5.1. Proses Awal Dalam Pembuatan Peta Jalan

Dalam proses awal pembuatan peta jalan dilakukan dengan menggunakan

geografi informasi sistem (GIS), dimana data yang telah di dapatkan dari hasil

ploting kordinat jalan di area galian dan jalan utama di imput ke dalam microsoft

excel dan di susun sesuai prosedur yang ada pada software arcgis yaitu x,y dan e,

setelah itu di imput kedalam software arcgis 10 yang telah di siapkan.

untuk melihat kordinat jalan yang telah di imput ke dalam software dapat dilihat

pada Gambar dibawah.

Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

Gambar IV.4 Tabel kordinat di software pemetaan

IV.5.2. Penentuan Nilai Jarak Pada Peta

Dalam penjelasan atau tahapan-tahapan pembuatan peta jalan di atas,

peneliti menentukan nilai jarak secara keseluruhan pada peta jalan dari utara ke

selatan dan dari timur ke barat dengan menggunakan Measure (mistar) yang di

sediakan didalam software arcgis 10. Untuk dapat menentukan jarak pada peta di

pastikan measure atau mistar bekerja dengan baik pada peta. Nilai jarak dari utara

24
ke selatan adalah 225,47 meter dari timur ke barat dengan nilai jarak adalah

100,44 meter.

Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

Gambar IV.5 Penentuan Jarak Pada Peta jalan

IV.5.3. Langkah-Langkah Dalam Pembuatan Peta Jalan

Sebelumnya dijelaskan bahwa dalam pemetaan ini software yang di pakai

adalah Arcgis versi 10. Dalam pemetaan ini ada beberapa tahap yang dilakukan

untuk pembuatan peta jalan khususnya dalam segi kordinat maupun penempatan

garis polyline. Secara garis besar langkah-langkah dalam pemetaan ini dibagi

menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Buka GIS

Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

25
2. Add Data Kordinat Shp Propinsi Maluku Utara

Add Data
Data Shp

Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

3. Add Data Shp Nama Desa

Data Shp
Nama Desa

Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

4. Add Data Shp Jalan pulau ternate

Data Shp Jalan


Ternate Selatan

Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

26
5. Input data koordinat lapangan

Titik Kordinat Jalan

Kordinat Jalan

Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

6. Pembuatan Contur

a. Buka system toolboxes

b. klik spatial analyst tools

Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

c. klik surface kemudian klik pada contur lalu imput data raster (idw_shp)

setelah itu tentukan contur interval yang di inginkan.

d. klik kembali pada surface dan klik contur with barriers kemudian imput

data raster (idw_shp) dan masukan contur interval (optional) 0,5 setelah

itu tentukan indexed contur interval (optional) untuk interval lebih kecil

dari interval di atas.

27
Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

7. Pembuatan penampang Interpolate line profile graph

Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

Sumber : lembar kerja software pemetaan 2018

8. Hasil Peta

28
Sumber :-Pengolahan Data Kordinat lapangan 2018
-Peta Administrasi Kota Ternate 2014
Gambar IV.6 Peta Jalan Tambang

29
BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Kerja Praktek yang dilakukan penulis dapat

menyimpulkan hal–hal dibawah ini :

1. Tahapan pemetaan jalan dengan menggunakan GPS

Tahap awal sebelum melakukan pengambilan koordinat jalan adalah

penentuan titik yang akan menjadi objek dalam pengambilan koordinat

nantinya. Setelah itu kita dapat melakukan setting pada sistem koordinat GPS

yaitu pada sistem koordinat UTM, Lalu kita dapat melakukan ploting

koordinat pada titik awal hingga titik akhir jalan sesuai kebutuhan, kemudian

dilanjutkan dengan melakukan pencatatan nilai koordinat yang diperoleh.

2. Langkah – langkah pemetaan jalan dengan menggunakan analisa informasi

sistem (GIS)

Setelah data koordinat jalan didapatkan, kita harus melakukan pencatatan

ulang koordinat kedalam microsoft excel agar dapat di input kedalam

software pemetaan. Setelah dilakukan penginputan kedalam software

pemetaan, data koordinat akan berubah menjadi data point (titik) dan

selanjutnya kita dapat membuat shape file baru dengan format poliline yang

akan membentuk badan jalan sesuai dengan alur koordinat tersebut.

secara keseluruhan adalah 225,47 Meter sedangkan lebar pada jalan utama

4,30 Meter dan lebar jalan tambang adalah 3,50 Meter.

30
V.2 Saran

Dari hasil kerja praktek yang di lakukan penulis mencoba menyarankan

agar dalam pengukuran atau pengambilan kordinat yang bertujuan untuk

pembuatan peta dengan memakai alat GPS atau global positioning sistem

selanjutnya dapat di kondisikan dengan situasi dan cuaca agar satelit dapat

terhubung dengan GPS, begitupula dengan pemilihan alat GPS yang tidak

mengalami gangguan pada tingkat akurasi data dikarenakan hal ini sangat

berpengaruh terhadap ketelitian data yang didapatkan, untuk pengukuran

selanjutnya dapat memilih alat pengukuran yang lebih baik lagi dari alat

pengukuran sebelumnya.

31
32

Anda mungkin juga menyukai