Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK terlampir adalah murni
hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yangsaya gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk rmk pada mata
ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwasaya menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Nim : 1502115865
1
KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN AKUNTANSI BISNIS
Sejak adam dan hawa, manusia dihadapkan pada berbagai pilihan pemenuhan
kebutuhan . Walaupun alam memiliki kapasitas yang besar untuk memenuhi kebutuhan
penghuni planet ini, masalah tetap muncul antar individu dan kelompok. Pada zaman
tembaga, perebutan sumber daya akan menentukan tatanan masyarakat. Di zaman primitif,
pertemuan antar kelompok menjadi lebih sering dan pada saat yang sama kapasitas alam
mulai dirasa terbatas, sehingga memunculkan pilihan untuk menetap dan bercocok tanam.
Di indonesia sendiri perubahan ini terjadi ketika zaman orde baru mulai runtuh, dan
pada tahun 2002 IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) membuat pengembangan Kompartemen
yang bernama IAI-KASP (Kompartemen Akuntansi Sektor Publik) yang berada dibawah
naungan IAI sendiri.
Dari sisi ilmu, pengembangan diskusi dan arena pertukaran ilmu pengetahuan telah
dilakukan dalam skala nasional dan internasional. Dalam masyarakat internasional proses
pengembangan standar di IFAC telah dijadikan arena diskusi. Sedang di Indonesia FDASP
(Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik) telah dijadikan forum pengembangan bagi para
dosen Akuntansi.
2
3.2 TUJUAN KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Perbedaan mencolok antara akuntansi sektor publik dan akuntansi sektor bisnis
adalah motif keuntungan yang hendak diperoleh. Akuntansi sektor bisnis pasti akan mencari
keuntungan sebesar-besarnya dari layanan atau produk yang diberikan kepada publik.
Namun sangat berbeda dengan akuntansi sektor publik, yang bekerja hanya memenuhi
kebutuhan publik tanpa motif mencari keuntungan.
Keunikan akuntansi sektor publik adalah cenderung kurang seragam karena setiap
bidangnya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu, perumusan standar
akuntansi juga mengadaptasi praktik regulasi yang sudah ada. Akuntansi yang diterapkan
dalam sektor publik umumnya berbasis kas dan laporan keuangan yang dihasilkan akan
dijadikan sebagai media akuntabilitas publik. Akuntansi sektor publik dibuat sebagai wujud
pertanggungjawaban kepada masyarakat (Publik) bukan semata-mata hanya kepada
pemegang saham.
3.4.1 Perbedaan Akuntansi Sektor Publik dengan Akuntansi Sektor Bisnis (swasta)
Secara konseptual, perbedaan kedua jenis organisasi ini terletak pada tujuan yang
akan dicapai. Pada tahap perencanaan, organisasi sector swasta menitikberatkan keuntungan
usaha semaksimal mungkin. Sementara organisasi sector publik lebih mengutamakan
kesejahteraan masyarakat.
Tabel 3.1 Perbedaan Akuntansi Sektor Publik dengan Akuntansi Sektor Bisnis
3
Keuangan Negara, Daerah, Masyarakat, Individual ,perkumpulan
dan konstituen
Efisiensi
4
Suatu organisasi dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung diatas
satu. Semakin besar angkanya, semakin tinggi tingkat efisiensinya. Secara absolut, rasio ini
tidak menujukkan posisi keuangan dan kinerja organisasi. Karena itu, efisiensi dapat
dikembangkan dengan empat cara, yaitu:
Efektivitas
Ekonomi
Indikator efisiensi mencakup baik input maupun output. Ini berarti optimal sasi
tujuan atau pencapaian tujuan dengan biaya serendah mungkin. Penerapan indikator efisiensi
di sektor publik akan membuka kemungkinan kerja sama dengan pihak swasta. Namun, ada 2
kesulitan benchmark penerapan ukuran kinerja sector swasta ke sektor publik, yaitu:
1) Jika output di ukur dalam ukuran uang, kualitas rasio tergantung pada kualitas
output. Sedangkan pengukuran yang ada mencakup perkiraan kualitatif konsumen.
Kegagalan pasar merupakan suatu masalah khusus dalam pelayanan sektor publik
2) Jika output tidak bisa diukur dalam nilai uang, rasio efisiensi diperhitungkan
dengan unit fisik. Di sini permasalahan dasarnya adalah kondisi pengukuran fisik
tidak bisa diterima dalam standar internasional.
5
Hal yang dipertimbangkan adalah perluasan penggunaan kebijakan kuantitas atau
kualitas. Dengan kata lain, kualitas merupakan suatu residu di mana mekanisme formal telah
dilakukan secara numerik.
3.4.6 Dasar Hukum Akuntansi Sektor Publik dari Sektor Bisnis (Swasta)
6
Tabel 3.2 Pengambilan keputusan dalam sektor publik dan sektor bisnis
Pengambilan Keputusan
Mekanisme formal dan telah ditetapkan Mekanisme formal dan telah ditetapkan
dengan keputusan organisasi. dengan keputusan organisasi atau tidak
formal.
Setiap organisasi yang bergerak di sektor publik maupun sektor ingin mencapai
tujuannya dengan sumber daya yang tersedia (manusia, modal, bahan baku, dan sebagainya).
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan suatu perencanaan yakni:
a. Penilaian Investasi
b. Perencanaan dan Penganggaran Keuangan
c. Anggaran Pendapatan
d. Model Keuangan
e. Target Perencanaan dan Penganggaran
7
Tabel 3.3 Perencanaan dalam Akuntansi Sektor Publik dan Sektor Bisnis:
Perencanaan
Disusun oleh bagian perencanaan Disusun oleh para pegawai serta manajer
organisasi, staf, atau pengelola organisasi yang ada dalam organisasi tersebut
Hasil yang ingin dicapai adalah Hasil yang ingin dicapai adalah meraup profit
kesejahteraan publik atau laba yang tinggi serta peningkatan
kekayaan dan pertumbuhan organisasi.
Penganggaran
8
3.8 REALISASI ANGGARAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS
(SWASTA)
Dalam organisasi sektor publik maupun organisasi sektor bisnis (swasta), isu utama
pada proses realisasi anggaran adalah kualitas. Hal ini akan menjadi persaingan antar output
organisasi. Dalam sektor publik kualitas dicapai untuk mencapai tujuan pelayanannya kepada
publik. Sedangkan pada organisasi saws at, kualitas dicapai dalam rangka mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dari produknya.
Tabel 3.5 Realisasi Anggaran dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Realisasi Anggaran
Barang publik adalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau
pemerintah. Sifat barang ini tidak eksklusif dan diperuntukkan bagi kepentingan seluruh
warga dalam skala luas. Sementara itu barang swasta adalah barang yang spesifik yang
dimiliki oleh swasta dan bersifat eksklusif serta hanya dapat dinikmati oleh orang yang
mampu membelinya. Karena harga yang disesuaikan dengan harga pasar serta keinginan sang
penjual.
Tabel 3.6 Pengadaan Barang dan Jasa Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Barang publik adalah barang kolektif Barang swasta adalah barang spesifik yang
yang harus dikuasai oleh pemerintah dimiliki oleh swasta
9
Sifatnya tidak eksklusif Sifatnya eksklusif
Pada umumnya barang dan jasa Barang dan jasa hanya bisa dinikmati oleh
diperuntukkan bagi kepentingan seluruh mereka yang mampu membelinya, karena
warga dalam skala luas harganya disesuaikan dengan harga pasar
serta keinginan sang penjual yang ingin
meraih laba sebesar-besarnya.
Tujuan pengadaan barang dan jasa publik Tujuan pengadaan barang jasa adalah
adalah diperuntukkan bagi kepentingan diperuntukkan bagi kepentingan internal
seluruh warga dalam skala luas organisasi
Tabel 3.7 Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dan Sektor Bisnis (swasta)
Laporan keuangan publik dipengaruhi Laporan keuangan swasta sangat terikat oleh
oleh proses keuangan dan politik aturan dan kriteria kecurangan
10
publik secara keseluruhan dijadikan dasar auditor independent.
analisis atas prospek pemerintahan/
organisasi
Laporan unit pemerintah diperiksa BPK/
auditor yang telah ditetapkan
Audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor bisnis (swasta). Audit sektor
publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba seperti sektor
pemerintahan daerah (pemda), BUMN, BUMD, dan instansi lain yang berkaitan dengan
pengelolaan aset kekayaan negara, partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat,
serta organisasi sosial lainnya. Sementara itu, audit sektor bisnis dilakukan pada perusahaan
milik swasta yang bersifat mencari laba.
Audit sektor publik dan audit sektor bisnis (swasta) sama-sama terdiri dari Audit
Keuangan (Financial Audit ), Audit Kinerja (Performance Audit), dan Audit untuk Tujuan
Khusus (Special Audit). Pada bagian selanjutnya, akan dibahas mengenai jenis-jenis audit
sektor publik.
Realisasi Anggaran
11
menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan dengan cakupan
yang lebih luas dan tepat waktu. UU No.17 tahun 2003 tentang keuangan Negara ,
menegaskan bahwa laporan pertanggungjawaban keuangan dimaksud dinyatakan dalam
bentuk laporan keuangan yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas , dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) , serta disusun
berdasarkan SAP.
12
Daftar Pustaka
13