Dikisahkan seorang anak yang dekat sekali dengan ibunya walaupun ia sudah menikah.
Anak tersebut bernama Alvita. Pada sautu hari ibundanya meninggal dunia, mendengar kabar
tersebut Alvita sangat terpukul – Hal ini berdampak pada kehamilannya, ia berubah menjadi orang
yang pemurung dan sering mengonsumsi obat-obatan. Akibatnya, ia melahirkan anak yang cacat
yang membuat Alvita malu dan tidak menginginkan anak tersebut. Ia tidak pernah menyayangi
anaknya.
ADEGAN 1
( Di rumah Alvita )
Ibu : “Nak, kalau nanti ibu sudah tidak ada, kamu jaga diri baik-baik ya. Jadi ibu dan istri yang
baik, didik anak-anakmu agar mereka bisa menjadi anak-anak yang berguna dan sukses.”
Alvita : “Ah ibu jangan bicara seperti itu, Insha Allah ibu sehat dan panjang umur.”
Ibu : “Aammiinn... tapi umur tidak ada yang tau nak. Apalagi sekarang ibu sudah tua dan sakit-
sakitan.”
Alvita : “Udah ah bu, jangan ngomong kaya gitu. Ibu sayang aku kan? Makanya ibu jangan
ngomong kaya gitu.”
Tiba-tiba ibunya Alvita batuk-batuk dan mengeluarkna darah. Alvita pun terkejut melihat hal itu.
Alvita : “Eh Astaghfirullah, ibu kenapa bu? Alvita ambilin minum ya.”
Ibu : “Makasih ya nak, ibu gak apa-apa kok”
Alvita : “Sini bu aku anter ibu ke kamar. Ibu istirahat aja gausah ngapa-ngapain.”
*Tak lama kemudian suami Alvita pulang dan masuk ke kamar*
Keesokan harinya Alvita membawakan sarapan untuk ibunya yang sedang sakit.
Alvita : “Ibu... ini Alvita bawain sarapan buat ibu, ibu makan dulu ya.”
Ibu : *Tidak menjawab Alvita*
Alvita : “Ibu ayo bangun dulu kita sarapan, habis itu ke dokter.”
Menyadari bahwa ibunya tidak menjawab dan membuka mata, akhirnya Alvita
menggoyangkan badan ibunya. Tetapi ibunya tetap tidak bangun.
Alvita : “Bu, ibu bangun bu. Ya Allah, ibu kenapa??? Pah, papah sini pah!”
Ivan : “Ada apa mah?”
Alvita : “Ini ibu gak bangun-bangun pah, kenapa?”
Ivan : “Hah masa sih??? Coba sini papa check.”
Beberapa minggu kemudian setelah kepergian ibunya, Alvita masih tidak bisa menerima
kenyataan bahwa ibunya sudah tiada, dan Alvita pun mengonsumsi obat-obatan.
Lalu Ivan pun pergi ke kamar untuk ganti baju. Ketika ia ingin mencari pembersih
kacamatannya, ia menemukan banyak botol yang sudah kosong.
Ivan : “Astagfirullah, ini kan botol obat yang sama kaya yang Alvita konsumsi tadi. Berarti dia
mengonsumsi ini sejak lama dong...” *Kemudian Ivan memanggil Alvita*
Alvita : “Iya pah, kenapa?”
Ivan : “Ini apa mah?” *Sambil menunjukkan semua botol obat yang ada di laci* “kamu udah
konsumsi ini sejak kapan?”
Alvita : “Apaan sih pah? Itu bukan obat aku.. dengerin dulu penjelasan aku..” *Tiba-tiba Alvita
merasakan perutnya sangat nyeri*
Ivan : “Mamah kenapa ma? Yaudah ayok kita langsung ke rumah sakit..”
Ivan pun membawa Alvita ke rumah sakit. Akhirnya Alvita melahirkan 2 orang anak
perempuan tetapi, salah satu dari mereka mengalami cacat, bayi yang satu mempunyai lengan
sebelah kanan dan Alvita pun tidak bisa menerima hal tersebut..
ADEGAN 3
Singkat cerita, 15 tahun kemudian anak-anaknya pun sudah bertumbuh remaja yang
bernama Sarah & Sirih. Sarah sekolah di salah satu SMA favorit di Bogro. Tetapi Sirih tidak
sekolah karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk bersekolah.
( Di pagi hari )
Akhirnya Sirih pun ikut Sarah ke sekolah.. sesampainya di sekolah, mereka bertemu
dengan 2 orang teman Sarah.
Sarah : “Bu, kakak saya mau ikut belajar hari ini. Boleh kan bu?”
Guru : “Oh boleh, kenapa enggak. Masa orang mau belajar dilarang.”
Sarah : “Makasih bu.”
Akhirnya Sirih ikut belajar bersama Sarah dan teman-temannya pada saat pulang sekolah.
Alvita menelpon Sarah.
Alvita : “Heh Sirih. Kamu mau ngapain sih ikut adik kamu ke sekolah? bikin malu aja. Liat ya di
rumah, mamah abisin kamu.”
Sirih : *Diam ketakutan*
Sarah : “Mamah ngomong apaan sih, jangan bikin kakak sedih dong mah. Ini aku mau pulang.
Sebentar lagi sampai rumah.”
Ketika ingin pulang, tiba-tiba Sirih tidak ada di tempat. Ia melarikan diri karena takut
dimarahi oleh ibunya. Sarah pun panik dan khawatir. Lalu dia mencari Sirih.
Sesampainya di rumah..
Sirih : “Assalamualaikum. Mah, maaf maaf Sirih udah bikin Sarah malu gara-gara Sirih ikut
Sarah ke sekolah.”
Alvita : “Kamu tuh nyusahin tau ga” *Mendorong Sirih*
Sarah : *Langsung membantu Sirih bangun*
Papah : “Kamu bisa gak sih, gak usah kasar sama anak sendiri.”
Alvita : “Tau ah” *Langsung pergi ke luar rumah*
Tiba-tiba ada mobil melaju dengan cepat dan hampir menabrak Alvita. Tetapi Sirih
membantu Alvita agar tidak tertabrak. Namun Sirih tertabrka mobil demi menyelamatkan
mamahnya.
Sirih : “Mamah... awas...” *Mendorong mamahnya agar tidak tertabrak*
Alvita : “Sirih... bangun.”
ADEGAN 4
Sirih terbangun lemah tak berdaya. Ia koma akibat menolong Alvita. Alvita pun sadar
selama ini ia telah jahat kepada Sirih. Sewaktu di kamar Sirih, Alvita menemukan sepucuk surat
kecil untuk mamahnya.
Alvita : “Pah, ayo kita ke rumah sakit. Kasian kalau Sarah menunggu Sirih terlalu lama.”
Papah : “Ayo mah.”
Sesampainya di rumah sakit Sarah langsung berteriak, bahwa Sirih telah sadar dari koma.
Pada saat itu juga mama dan papahnya baru sampai di rumah sakit.
Alvita : “Nanti kalau kamu udah sembuh, mama bakal sekolahin kamu, kaya adik kamu. Jadi
kamu bisa punya banyak temen.”
Sirih : “Yeyyy... Makasih mah.”
Alvita : “Sama-sama sayang.”
Pada akhirnya Alvita dapat menerima dan menyayangi anaknya. Sehingga mereka
berempat bisa hidup bahagia.
ADEGAN 5
Beberapa hari kemudian Sirih mulai masuk sekolah di tempat yang sama seperti Sarah.
( Di Sekolah )
Bu Guru : “Anak-anak hari ini, kita kedatangan anak baru. Namanya Sirih. Kakanya Sarah,
mulai sekarang menjadi teman kalian, dan sekarang Sirih sudah mulai mengikuti
kegiatan belajar bersama kalian.”
Sirih : “Makasih bu, bu saya duduk di mana ya?”
Bu Guru : “Oh ya, kamu duduk di sana.” *Menunjuk tempat duduk sekitar Helda dan Ulfa*
Saat kelas berlangsung Ulfa dan Helda bisik-bisik, dan membisikkan tentang Sirih untuk
bertujuan meminta maaf karena sudah beranggapan jelek terhadap Sirih
*Berpelukan*
Pesan yang dapat diambil dari cerita ini, bahwasannya kita harus bersyukur,
dan menerima kenyataan dan cobaan yang Tuhan berikan kepada kita.