Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENANGANAN LIMBAH CAIR

DISUSUN OLEH :

JULIA

KELAS : XI PEMASARAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang “Penanganan
Limbah Cair”, meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Penyusunan makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu meskipun
tidak mudah dan ada beberapa hambatan dan kesulitan yang penyusun hadapi. Tetapi semua
itu dapat penyusun lalui berkat bantuan dari teman-teman sekalian dan tak luput dari berkat
dan rahmat Allah SWT.
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sehingga melalui makalah ini penulis dapat memperoleh ilmu pengetahuan baru
khususnya pada proses pengolahan limbah- limbah cair di industri – industry, semoga kita
semua diberi rahmat dan hidayah-Nya. Amin and selalu semangat

Sambas, Januari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3
A. Pengertian Limbah ........................................................................................................ 3

B. Pengertian Limbah Cair ................................................................................................ 3

C. Sumber Limbah Cair..................................................................................................... 4

D. Dampak Limbah Cair ................................................................................................... 5

E. Penanganan Limbah.................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 15


A. Kesimpulan ................................................................................................................ 15
B. Saran .......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil
dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya
jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga mengalami
peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika
jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau
menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang
banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah
sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan
pengolahan limbah tersebut belum mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya,
keberadaan limbah cair dapat memberikan nilai negatif bagi suatu kegiatan industri. Namun,
penanganan dan pengolahannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga kurang
mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku industri, terutama kalangan industri kecil dan
menengah.
Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair
yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas,
teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak
demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya
dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri
kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang
dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi
pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang
bersangkutan.Untuk bisa memilih teknologi yang tepat, seseorang harus mengetahui
gambaran umum tentang metode-metode pengolahan air limbah yang ada, baik tentang
prinsip kerja, tentang penerapan metode-metode tersebut, keuntungan dan kerugian, dan juga
faktor biaya. Hal yang penting dalam konsep pengolahan air limbah industri adalah usaha
mencegah atau menekan beban cemaran seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian
proses produksi itu sendiri (konsep produksi bersih). Baru pada tahap selanjutnya adalah

1
pengolahan air limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari badan air (sungai, selokan dsb)
atau dengan kata lain, agar air buangan dari industri sesuai dengan baku mutu yang telah
ditentukan.
Penentuan suatu sistem pengolahan limbah yang tepat terhadap air limbah terkait erat
dengan informasi komposisi dan karakteristik dari air limbah terlebih dahulu. Karena itu,
macam-macam industri dan karakteristik limbah menjadi penting untuk dipaparkan dalam
kaitan dengan teknologi pengolahan air limbah dari industri, prinsip dasar pemilihan
teknologi yang tepat, dan contoh sistem pengolahan limbah pada beberapa jenis industri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud limbah?
2. Apa yang dimaksud limbah cair?
3. Apa penyebab dari limbah cair?
4. Bagaimana dampak limbah cair terhadap kesehatan dan lingkungan?
5. Bagaimana cara penanganan limbah cair?

C. Tujuan
1. Untuk menyelesaikan tugas Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Mengetahui bagaimana cara penanganan limbah cair.
3. Untuk menambah pengetahuan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis
limbah akan dihasilkan. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti
dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang
berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa
berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka
menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka
akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa
menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan
sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan
buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola
dengan baik. Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

B. Pengertian Limbah Cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair
yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan
menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah
tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya.
Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan limbah berdasarkan titik
sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi
perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan.
Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah
yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal.
Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya
sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan demikian dalam
pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan
3
langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan
upaya minimisasi limbah (waste minimization),pengolahan limbah (waste treatment), hingga
pembuangan limbah produksi (disposal).

C. Sumber Limbah Cair

 Limbah cair domestic (domestic wastewater)


Yaitu limbah cair hasil buangan dari rumah tangga, bangunan perdagangan,
perkantoran, dan sarana sejenis. Misalnya air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
 Limbah cair industry (industrial wastewater)
Yaitu limbah cair hasil buangan industry. Misalnya air sisa cucian daging, buah, sayur
dari industry pengolahan makanan dan sisa dari pewarnaan kain/bahan dari industry tekstil.
 Rembesan dan luapan (infiltration and inflow)
Yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran
pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari
permukaan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang
rusak, pecah, atau bocor sedangkan luapan dapat terjadi melalui bagian saluran yang
membuka atau terhubung ke permukaan. Contoh limbah cair yang dapat merembes dan
meluap ke dalam saluran pembuangan limbah cair adalah air buangan dari talang atap,
pendingin ruangan (AC), tempat parker, halaman, bangunan perdagangan dan industri, serta
pertanian atau perkebunan.
 Air Hujan (strom water)
Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah. Aliran air
hujan di atas permukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat
atau cair sehingga dapat disebut sebagai limbah cair.
 Limbah Pertanian
Limbah ini berasal dari daerah pertanian dan perkebunan. Limbah dari dari daerah ini
terutama berupa senyawa – senyawa anorganik dari bahan kimia yang digunakan untuk
kegiatan pertanian, seperti pupuk dan pestisida (pembasmi hama). Selain itu, limbah organik
juga bisa dihasilkan dari sisa – sisa tumbuhan.
 Limbah Pertambangan
Berasal dari kegiatan pertambangan. Kandungan limbah ini terutama berupa material
tambang, seperti logam dan batuan.

4
D. Dampak Limbah Cair

 Dampak limbah cair bagi kesehatan


Air yang telah tercemar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena
mudah menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit.
Berikut ini berbagai jenis penyakit yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran air.
a. Penyakit menular
Penyakit menular akibat pencemaran air dapat terjadi karena berbagai macam sebab,
antara lain karena:
 Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembangbiakan dan persebaran
mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.
 Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih.
Secara umum, gangguan yang terjadi akibat pencemaran air dapat dikelompokkan
menjadi empat sebagai berikut:
 Water diseases
Merupakan penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, seperti kolera, tifus,
dan disentri
 Water washed diseases
Merupakan penyakit yang berkaitan dengan kekurangan air hygiene perorangan, seperti
scabies, infeksi kulit dan selaput lender, trachoma dan lepra.
 Water based diseases
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus
kehidupannya berhubungan dengan schistosomiasis.
 Water related vectors
\Adalah penyakit yang ditularkan oleh vector penyakit yang sebagian atau seluruhnya
perindukkannya berada di air, seperti malaria, demam berdarah dengue, dan filariasis.

5
Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air yang tercemar:

Virus
Virus Hepatitis A Hepatitis A Demam, sakit kepala, sakit perut,
kehilangan selera makan, pembengkakan
hati sehingga tubuh menjadi kuning

Virus Polio Poliomyelitis Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit


pada tungkai dan punggung, kelumpuhan
dan kemunduran fungsi otot
Bakteri
Vibrio Cholerae Kolera Diare yang sangat parah, muntah-muntah,
kehilangan cairan sangat banyak sehingga
menyebabkan kejang dan lemas
Buang air besar berkali-kali dalam sehari,
Escherichia coli Diare kotoran encer (mengandung banyak air),
(strain patogen) terkadang diikuti rasa mulas atau sakit
perut
Sakit kepala, demam, diare, muntah-
Salmonella typhi Tifus muntah, peradangan dan pendarahan
usus.
Infeksi usus besar, diare, kotoran
mengandung lendir dan darah, sakit perut
Shigella dysentriae Disentri
Protozoa
Entamoeba histolytica Disentri amuba (sama seperti disentri oleh bakteri)

Balantidium coli Balantidiasis Peradangan usus, diare berdarah

Giardia lamblia Giardiasis Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam


perut, bersendawa, kelelahan

6
Metazoa
(cacing parasit)
Ascaris lumbricoides Ascariasis Demam, sakit perut yang parah,
(cacing gelang) malabsorbsi, muntah-muntah, kelelahan
Gangguan pencernaan, rasa mual,
Taenia saginata Taeniasis kehilangan berat badan, rasa gatal di anus
(cacing pita)
Gangguan pada hati dan kantung kemih
Schistosoma sp. schistosomiasis sehingga terdapat darah dalam urin, diare,
(cacing pipih) tubuh lemas, sakit perut yang terjadi
berulang-ulang.

b. Penyakit tidak menular


Penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air telah tercemar oleh senyawa
anorganik, seperti logam berat. Ada juga senyawa organik yang dapat menimbulkan
penyakit, terutama yang mengandung unsur klorin (Cl), seperti DDT dan PCB. Polutan-
polutan ini dapat menimbulkan penyakit karena sifatnya beracun bagi tubuh.
Beberapa polutan atau pencemar air tersebut adalah sebagai berikut:
 Kadnium (Cd)
Kadnium adalah logam berat yang banyak digunakan pada industri pipa PVC,
pembuatan karet, dan pabrik kaca.
Logam CD dapat terserap tubuh manusia dan akan terakumulasi atau terkumpul di
organ-organ tubuh terutama di ginjal dan hati. Hanya sebagian kecil dari logam ini yang
dapat terbuang melalui pencernaan.
Keracunan kadnium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah, sehingga tekanan
darah menjadi tinggi dan dapat menyebabkan gagal jantung.
Keracunan kadnium juga dapat mengakibatkan kerusakan pada organ ginjal dan hati,
pelunakan tulang sehingga tulang-tulang punggung terasa nyeri.
 Kobalt (Co)
Logam kobalt banyak digunakan dalam industri sebagai bahan campuran untuk
pembuatan mesin pesawat, magnt, alat pemotong atau penggiling, serta untuk pewarna kaca,
keramik, dan cat.

7
Pada manusia, Co dibutuhkan sedikit dalam proses pembentukan sel darah merah dan
diperoleh melalui vitamin B12.
Keracunan kobalt dapat terjadi apabila tubuh menerima kobalt dalam konsentrasi tinggi
(150 ppm atau lebih). Kobalt dalam jumlah banyak dalam tubuh manusia akan merusak
kelenjar tiroid (gondok) sehingga penderita akan kekurangna hormaon yang dihasilkan oleh
kelenjar tersebut. Kobalt juga dapat menyebabkan gagal jantung dan edema (pembengkakan
jaringan akibat akumulasi cairan dalam sel).
 Merkuri (Hg)
Merkuri banyak digunakan dalam proses industri pembuatan klorin, juga terdapat pada
baterai, cat, plastik, termometer, lampu tabung, kosmetik dan hasil pembakaran batu bara.
Logam merkuri sifatnya terakumulas dalam tubuh makhluk hidup. Tubuh manusia
menerima merkuri terutama dari konsumsi hewan-hewan air yang telah tercemar merkuri.
Efek merkuri, pada wanita hamil dapat menyebabkan janin menjadi cacat mental.
Tubuh yang terpapar merkuri dalam jangka waktu lama dapat mengalami kerusaka ginjal,
saraf dan jantung. Pada konsentrasi rendah merkuri dapat menimbulkan sakit kepala, depresi,
dan perubahan perilaku.
 Timbal (Pb)
Pencemaran air oleh logam Pb dapat berasal dari berbagai sumber, seperti rembesan
dari sampah kaleng yang mengandung timbal, cat yang mengandung itimbal, bahan bakar
bertimbal, pestisida, korosi pipa-pipa yang mengandung timbal.
Logam timbal dengan konsentrasi > 15 mg/dl dalam darah berbahaya bagi kesehatan.
 Pada wanita hamil keracunan Pb dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur dan
kematian janin.
 Pada anak-anak timbal dapat menyebabkan cacat mental dan gangguan fisik.
 Pada orang dewasa keracunan timbal meningkatkan resiko terkena hipertensi (tekanan
darah tinggi).
 Senyawa organik berklorin
Contoh senyawa organik berklorin adalah dikloro-difenil-trikloroetana (DDT), aldrin,
heptaklor, dan klordan yang banyak digunakan sebagai pestisida.
Selain pestisida, senyawa kimia industri juga ada yang merupakan senyawa organik
berklorin, contohnya poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin.
Senyawa organik berklorin sifatnya persisten di alam dan terakumulasi dalam tubuh.
Senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan organ terutama hati dan ginjal, serta dapat
menimbulkan kanker.
8
Beberapa senyawa organik berklorin , seperti DDT dan PCB dapat mengalami magnifikasi
biologi saat memasuki rantai makanan.
 Dampak limbah cair bagi lingkungan
Selain menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, air yang telah tercemar juga
berdampak terhadap lingkungan. Banyak sekali dampak limbah cair bagi lingkungan yang
menyebabkan manusia tidak bisa beraktivitas bebas karena air yang biasa mereka gunakan
sudah tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Berikut ini berbagai dampak limbah cair bagi lingkungan masyarakat:
 Air tidak bermanfaat sesuai peruntukkannya
Penggolongan air menurut peruntukkannya ada 4 yaitu:
 Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu
 Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan baku air minum
 Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanandan peternakan
 Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan,
industri, pembangkit listrik tenaga air.
a. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan rumah tangga
Pencemaran air oleh berbagai jenis limbah akan menyebabkan air berbau dan keruh
serta dapat mengandung kuman atau zat berbahaya. Akibatnya, kualitas hidup menurun dan
banyak timbul berbagai penyakit serta gangguan kesehatan.
b. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan industri
Sebagian besar industri juga membutuhkan air dalam proses produksinya. Air yang
telah tercemar dapat menyebabkan proses produksi terhambat karena tidak dapat lagi
digunakan. Misalnya air yang telah tercemar minyak tidak dapat lagi digunakan sebagai
pelarut di industri kimia.
c. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan pertanian dan perikanan
Di pertanian dan perikanan air digunakan untuk irigasi dan kolam perikanan.
Pencemaran air oleh senyawa anorganik dapat mengubah pH perairan dan mematikan hewan
dan tanaman karena beberapa senyawa organik bersifat racun.
 Menurunnya populasi berbagai biota air
Beberapa polutan yang berbahaya bagi biota air diantaranya adalah nutrien tumbuhan,
limbah yang membutuhkan oksigen, minyak, sedimen dan panas.

9
a. Nutrien tumbuhan
Perairan yang mengandung nutrien seperti fosfat dan nitrogen dalam jumlah berlebih
disebut mengalami eutrofikasi. Eutrofikasi akan menyebabkan ganggang (algae) berkembang
biak dengan subur sehingga populasinya meningkat pesat disebut algae blooming.
Algae blooming dapat menyebabkan beberapa gangguan di perairan di antaranya:
 Menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan sehingga mengganggu
kehidupan biota air.
 Jika ganggang yang mengalami blooming menghasilkan senyawa beracun akan
menyebabkan kematian biota air.
 Ketika ganggang yang mengalami blooming mati, sei-selnya akan turun ke dasar perairan
dan mengalami pembusukan sehingga terjadi peningkatan populasi bakteri pembusuk yang
membutuhkan banyak oksigen. Hal ini akan meningkatkan BOD perairan
 BOD yang meningkat akan menurunkan DO perairan sehingga biota air yang tidak toleran
terhadap kondisi DO rendah akan mengalami penurunan populasi.
b. Limbah yang membutuhkan oksigen
Seperti eutrofikasi pencemaran air oleh limbah yang membutuhkan oksigen akan
menyebabkan peningkatan BOD akibat tingginya populasi bakteri aerob sehingga akan
menurunkan DO perairan. Akibatnya populasi biota air turun.
c. Minyak
Pencemaran minyak banyak terjadi di lautan atau pantai.
 Pencemaran minyak di perairan dapat menyebabkan kematian bagi banyak jenis biota air
seperti terumbukarang, karena bersifat racun bagi biota tersebut.
 Tumpahan minyak diperairan dapat menempel dan menyelubungi bulu-bulu pada burung
dan rambut mamalia air sehingga mengganggu fungsi fisiologis bulu dan rambut tersebtu.
Contoh gangguan fisiologis yang dapat terjadi adalah hilangnya kemampua mengapung atau
kemampuan menjaga suhu tubuh sehingga hewan dapat mati karena tenggelam atau karena
kehilangan panas tubuh secara drastis.
d. Sedimen
Pencemaran sedimen di perairan dapat menyebabkan air menjadi keruh sehingga
mengurangi jarak penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Hal ini ini akan
menyebabkan kemampuan fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga
populasinya berkurang, dan akan mengakibatkan penurunan populasi biota air lainnya.
Sedimen juga dapat menyumbat aliran air, membawa endapan senyawa toksin, dan menutupi
terumbu karang serta makhluk hidup lain di dasar perairan.
10
e. Panas
Polusi panas atau termal dapat menyebabkan perubahan suhu perairan secara drastis
sehingga mengakibatkan kematian berbagai biota air yag tidak mampu beradaptasi terhadap
perubahan suhu tersebut. Panas juga dapat menurunkan DO di perairan.

E. Penanganan Limbah

Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat
beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan
membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses-proses pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah
satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor
finansial.
 Penanganan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan
secar fisika.
1. Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan
jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang
efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
2. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif
besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan
memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki
sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
3. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak
pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling
banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan,
limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat
mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang
kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain
metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
4. Pengapungan (Floation)
11
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak.
Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan
gelembung-gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut
akan membawa partikel–partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga
kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui
proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer
tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga
mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen
penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu
disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
 Penanganan Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu
dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode
penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan
metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
1. Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik
melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau
plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke
permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses
perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri
aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu
wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk
memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang
terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan
dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih
diperlukan

12
2. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah
tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses
degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan
pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen).
Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya,
limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara
lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode
trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau
diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
3. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah
namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam
kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis
menghasilkan oksigen.
Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses
penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga
diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses
pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah
dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.
 Penanganan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau
masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan
kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umumnya zat yang tidak dapat
dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat
anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.

Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment).


Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode
pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia,
precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi
dan mangan, dan osmosis bolak-balik.

13
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal
ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung
tinggi sehingga tidak ekonomis.
 Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara
kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik.
Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu :
 Daya racun zat
 Waktu kontak yang diperlukan
 Efektivitas zat
 Kadar dosis yang digunakan
 Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
 Tahan terhadap air
 Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi),
penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).Proses desinfeksi pada limbah
cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan
primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
 Penanganan Lumpur (Sludge Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara
langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah
biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian
disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill),
dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat
beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan
membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah
satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor
finansial.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Limbah atau sampah adalah kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau
zat kimia dari pabrik-pabrik. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP
85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan
manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap
masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Air limbah industri maupun rumah tangga
(domestik) apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan.
Air yang telah tercemar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena
mudah menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit. Selain menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan, air yang telah tercemar juga berdampak terhadap lingkungan.
Banyak sekali dampak limbah cair bagi lingkungan yang menyebabkan manusia tidak bisa
beraktivitas bebas karena air yang biasa mereka gunakan sudah tidak dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Penanganan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan
limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga
minimal. Sedangakn penanganan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya
sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Selain itu, penanganan
limbah cair juga dapat mengurangi pencemaran air dan mengurangi tingkat penyakit akibat
limbah tersebut. Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil
yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan
secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste
minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga pembuangan limbah
produksi (disposal).

15
B. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari air. Air kita gunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan 70% ditubuh manusia adalah air. Tanpa air kita
tidak bisa hidup.
Dalam menggunakan air sebaiknya kita berlaku hemat dan ramah lingkungan. Ketika
membuang air yang telah kita pakai (limbah) sebaiknya kita perhatikan terlebih dahulu,
apakah limbah tersebut mengandung zat berbahaya atau tidak. Namun biasanya limbah cair
dari pemukiman warga tidak banyak mengandung zat yang berbahaya. Biasanya limbah cair
dari pemukiman warga berupa air detergen. Sebagai warga masyarakat sebaiknya kita pandai
dalam memilih detergen. Detergen yang digunakan tidak harus yang memiliki kadar busa
atau buih yang tinggi, namun pilihlah detergen yang sedikit berbusa namun dan dapat
membersihkan noda sekalipun noda membandel. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasikan
turunnya kualitas lingkungan akibat pencemaran air.
Bagi pemerintah sebaiknya mengontrol pembuangan limbah cair dari kegiatan industry,
karena limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri biasanya mengandung zat-zat berbahaya
yang dapat menurunkan kualitas air dan menggangu ekosistem biota air. Dan bagi
Perusahaan yang terbaik dalam menjaga kelestarian lingkungan diberi penghargaan untuk
mendorong perusahaan lain dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Bagi pihak perusahaan sebaiknya menyediakan penampungan limbah sebelum limbah
tersebut di buang ke sungai atau saluran pembuangan yang berdekatan dengan pemukiman
penduduk. Karena bila limbah tersebut langsung di buang ke sungai atau saluran
pembuangan akan menimbulkan pencemaran air yang akan merusak lingkungan dan dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain itu, dapat juga menimbulkan berbagai penyakit
baik ringan maupun berat.
Semua ini dilakukan untuk menjaga kualitas dan kelestarian lingkungan hidup,
memgurangi pencemaran air dan meminimalisasikan terjadinya penyakit akibat limbah cair.
Jika bukan kita yang menjaga lingkungan ini, siapa lagi?

16
DAFTAR PUSTAKA

 http://miiwudh.blogspot.com/2011/11/schistosomiasis-trematoda.html
 http://penyakitdalam.wordpress.com/category/manual-pemberantasan-penyakit-
menular/schistosomiasis/
 http://caraobat.blogspot.com/2013/12/cara-mengobati-penyakit-disentri-secara-alami.html
 https://www.google.com/search?q=penyakit+Schistosomiasis&espv=210&es_sm=93&sour
ce=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TBEcU8acK5KjiQed4ICQDw&ved=0CAkQ_AUoAQ#f
acrc=_&imgdii=_&imgrc=f9U7PREbdW0hnM%253A%3B9fUpBmTgvBIFAM%3Bhttp
%253A%252F%252Fupload.wikimedia.org%252Fwikipedia%252Fcommons%252Fe%2
52Fef%252FSchistosomiasis_haematobia.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fen.wikipedia.
org%252Fwiki%252FSchistosoma_haematobium%3B1810%3B1210
 http://yudek2012.blogspot.com/2011/11/cara-mengatasi-penyakit-kolera-cholera.html
 http://penyakitdalam.wordpress.com/category/manual-pemberantasan-penyakit-
menular/taeniasis/
 http://www.news-medical.net/health/What-is-Schistosomiasis-(Indonesian).aspx
 http://bana-deba.blogspot.com/2009/12/giardiasis.html
 Soeparman, H. M. & Suparmin. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair: Suatu Pengantar.
2001 Jakarta: Kedokteran EGC

17

Anda mungkin juga menyukai