Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE AKUT

A. Definisi
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi
encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan
terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit
yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3
kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja
yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3
tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare
berat.
Menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines (2005)
diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair atau lembek dengan jumlah
lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut biasanya
sembuh sendiri, lamanya sakit kurang dari 14 hari, dan akan mereda tanpa terapi yang
spesifik jika dehidrasi tidak terjadi (Wong, 2009).

B. Etiologi

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:

1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:


a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings,
stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan
bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan
yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup),
gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan
jamur terutama canalida.

2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:


a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan
mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa
faktor yaitu:

1. Faktor infeksi
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri,
infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota
virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris,
strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas
homunis) jamur (canida albicous).

2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.

3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis

C. Manifestasi Klinis
1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai
lendir.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih
asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen,
sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat
dan dalam. (Kusmaul).

D. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik,
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan


berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut
berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1. Kehilangan air (dehidrasi)


Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)


Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam
tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan.
Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion
Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih
sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena
adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya
gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar
glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
yang bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu
yang encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan
baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,
dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak
segera diatasi klien akan meninggal.

E. Pathway

Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan peristaltik

Endotoksin Tekanan osmotik ↑ Hiperperistaltik Hipoperistaltik


merusak mukosa
usus Pergeseran cairan Makanan tidak Pertumbuhan bakteri
dan elektrolit ke sempat diserap
lumen usus Endotoksin berlebih
Terjadi peradangan
Hipersekresi cairan
Suhu tubuh menungkat dan elektrolit
Isi lumen usus ↑

Hipertermi Rangsangan pengeluaran

Hiperperistaltik

Diare nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan keseimbangan cairan Gangguan keseimbangan elektrolit

Kurang volume cairan (dehidrasi)

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) PH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

G. Penatalaksanaan

1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO 3 dan glukosa. Untuk
diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90
mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-
sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit,
sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak
lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set
berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1
ml=20 tetes).
 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus
1 ml=20 tetes).
 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
 Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250
ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1
bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1
ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
 Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).

b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak
tak jenuh
- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang
berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2. Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan
sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan
nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.

Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan


lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.

H. Komplikasi

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).


2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
6. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

I. Derajat Dehidrasi
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:

a. Kehilangan berat badan


1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
2) Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
b. Skor Mavrice King
Bagian tubuh Nilai untuk gejala yang ditemukan
0 1 2
Yang diperiksa
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng Mengigau, koma,
atau syok
Apatis, ngantuk
Sangat kurang
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang
Sangat cekung
Mata Normal Sedikit cekung
Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung
Kering & sianosis
Mulut Normal Kering
Lemas >40
Denyut nadi/mata Kuat <120 Sedang (120-140)

Keterangan

- Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan


- Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat

J. Kebutuhan Cairan Anak

Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat seperti protein,
lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus seimbang, bila
terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan cairan parentral, secara
matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di gambarkan sebagai berikut :

Kebutuhan
Umur Berat Badan Total/24 jam Cairan/Kg BB/24
jam

3 hari 3.0 250-300 80-100


400-500

10 hari 3.2 750-850 125-150

3 bulan 5.4 950-1100 140-160

6bulan 7.3 1100-1250 130-155

9 bulan 8.6 1150-1300 125-165

1 tahun 9.5 1350-1500 120-135

2 tahun 11.8 1600-1800 115-125

4 tahun 16.2 1800-2000 100-1100

6 tahun 20.0 2000-2500 90-100

10 tahun 28.7 2000-2700 70-85

14 tahun 45.0 2200-2700 50-60

18 tahun 54.0 40-50

K. Data Fokus pengkajian


1. Wawancara
Dilakukan untuk mengetahui data subjektif klien, misalnya identitas klien dan
penanggung jawab, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakirt dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat prenatal, antenatal dan
post natal, riwayat tumbuh kembang, pola fungsi kesehatan dan lain-lain.
a. Keluhan Utama
Orang tua klien mengeluh anaknya buang air besar terus-menerus.
b. Pola Nutrisi
Orang tua klien mengatakan anaknya muntah dan tidak nafsu makan.
c. Pola Eliminasi
BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair baik disertai lendir
ataupun tidak.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Klien lemas, apabila sudah dehidrasi berat sering kali disertai dengan
penurunan kesadaran.
b. TTV
 TD : terjadi penurunan tekanan darah
 P : nadi cepat dan lemah
 R : respirasi meningkat
 S : terjadi peningkatan sushu
c. Pemeriksaan Antropometri
Penurunan berat badan, lingkar lengan mengecil.
d. Pemeriksaan Fisik persistem / Head to Toes
 Kepala
Ubun-ubun cekung apabila sudah terjadi dehidrasi.
 Mata
Kelopak mata cekung.
 Sistem Gastrointestinal
Mukosa bibir kering, nafsu makan menurun, mual muntah,
distensi abdomen, bising usus meningkat.
 Sistem Integumen
Turgor kulit menurun, akral hangat namun apabila syok akral
dingin.

L. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DS : Faktor penyebab Diare


Orang tua kloien
Merusak mukosa usus,
mengeluh anaknya BAB
peningkatan tekanan
terus-menerus
DO : osmotic (pergeseran cairan
BAB lebih dari 3 kali
dan elektrolit ke lumen
sehari dengan konsistensi
usus), makanan tidak
cair
sempat diserap
Bising usus meningkat
Isi usus meningkat

Terjadi rangsangan
pengeluaran

Hiperperistaltik

Diare

DS : Factor penyebab Defisit volune cairan


Orang tua klien mengeluh
Malabsorbsi usus
anaknya BAB terus-
menerus dan kadang Peningkatan tekanan
disertai muntah osmotik
DO :
BAB lebih dari 3 kali Pergeseran cairan dan
sehari elektrolit ke lumen usus
BB menurun
Lingkar lengan mengecil Isi usus meningkat
Turgor kulit menurun
Denyut nadi meningkat Rangsangan pengeluaran
Suhu tubuh meningkat
isi usus

Diare

Pengeluaran cairan berlebih

DS : Factor penyebab Nutrisi kurang dari


Orang tua klien mengeluh
kebutuhan tubuh
Hiperperistaltik
nafsu makan anaknya
menurun Makanan tidak sempat
DO :
diserap usus
Klien BAB lebih dari 3
kali sehari (diare) Diare
Bising usus meningkat

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

DS : Factor penyebab (infeksi) Hipertermi


Orang tua klien mengeluh
Endoksitosin merusak
anaknya demam
DO : mukosa usus
Akral teraba hangat
Suhu tubuh meningkat Terjadi proses imflamasi

Suhu tubuh meningkat

M. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Diare b.d malabsorpsi usus / infeksi
2. Defisit volume cairan b.d pengeluaran cairan berlebih
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorpsi usus
4. Hipertermi b.d proses imflamasi

N. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Dx. 1
Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

NOC: NIC :
 Bowl Elimination Diare Management
 Fluid Balance - Kelola pemeriksaan kultur
 Hidration sensitivitas feses
 Electrolit and Acid - Evaluasi pengobatan yang berefek
Base Balance samping gastrointestinal
Setelah dilakukan - Evaluasi jenis intake makanan
tindakan keperawatan - Monitor kulit sekitar perianal
selama …. diare pasien terhadap adanya iritasi dan ulserasi
teratasi dengan kriteria - Ajarkan pada keluarga penggunaan
hasil: obat anti diare
 Tidak ada diare - Instruksikan pada pasien dan
 Feses tidak ada darah keluarga untuk mencatat warna,
dan mukus volume, frekuensi dan konsistensi
 Nyeri perut tidak ada feses
 Pola BAB normal - Kolaburasi jika tanda dan gejala
 Elektrolit normal diare menetap
 Asam basa normal - Monitor hasil Lab (elektrolit dan
 Hidrasi baik leukosit)
(membran mukosa - Monitor turgor kulit, mukosa oral
lembab, tidak panas, sebagai indikator dehidrasi
vital sign normal, - Konsultasi dengan ahli gizi untuk
hematokrit dan urin diet yang tepat
output dalam batas
normal)
2. Dx. 2

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

NOC: NIC :
 Fluid balance  Pertahankan catatan intake dan
 Hydration output yang akurat
 Nutritional Status :  Monitor status hidrasi ( kelembaban
Food and Fluid Intake membran mukosa, nadi adekuat,
Setelah dilakukan tekanan darah ortostatik ), jika
tindakan keperawatan diperlukan
selama….. defisit volume  Monitor hasil lab yang sesuai dengan
cairan teratasi dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
kriteria hasil: osmolalitas urin, albumin, total
 Mempertahankan protein )
urine output sesuai  Monitor vital sign setiap 15menit – 1
dengan usia dan BB, jam
BJ urine normal,  Kolaborasi pemberian cairan IV
 Tekanan darah, nadi,  Monitor status nutrisi
suhu tubuh dalam  Berikan cairan oral
batas normal  Dorong keluarga untuk membantu
 Tidak ada tanda tanda pasien makan
dehidrasi, Elastisitas  Kolaborasi dokter jika tanda cairan
turgor kulit baik, berlebih muncul meburuk
membran mukosa  Monitor intake dan urin output setiap
lembab, tidak ada rasa 8 jam
haus yang berlebihan
 Orientasi terhadap
waktu dan tempat baik
 Jumlah dan irama
pernapasan dalam
batas normal
 Elektrolit, Hb, Hmt
dalam batas normal
 Intake oral dan
intravena adekuat

3. Dx. 3

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

NOC:  Kaji adanya alergi makanan


a. Nutritional status:  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Adequacy of nutrient menentukan jumlah kalori dan nutrisi
b. Nutritional Status : yang dibutuhkan pasien
food and Fluid Intake  Monitor adanya penurunan BB
c. Weight Control  Monitor turgor kulit
Setelah dilakukan  Monitor kekeringan, rambut kusam, total
tindakan keperawatan protein, Hb dan kadar Ht
selama….nutrisi kurang  Monitor mual dan muntah
teratasi dengan indikator:  Monitor pucat, kemerahan, dan
 Albumin serum kekeringan jaringan konjungtiva
 Pre albumin serum  Monitor intake nuntrisi
 Hematokrit  Informasikan pada klien dan keluarga
 Hemoglobin tentang manfaat nutrisi
 Total iron binding  Kolaborasi dengan dokter tentang
capacity kebutuhan suplemen makanan seperti
 Jumlah limfosit NGT/ TPN sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
 Kelola pemberan anti emetik:
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line

4. Dx. 4

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

NOC: NIC :
Thermoregulasi  Monitor suhu sesering mungkin
 Monitor warna dan suhu kulit
Setelah dilakukan  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
tindakan keperawatan  Monitor penurunan tingkat kesadaran
selama………..pasien  Monitor intake dan output
menunjukkan :  Berikan anti piretik:
Suhu tubuh dalam batas  Kelola Antibiotik:
normal dengan kreiteria ………………………..
hasil:  Selimuti pasien
 Suhu 36 – 37C  Berikan cairan intravena
 Nadi dan RR dalam  Kompres pasien pada lipat paha dan
rentang normal aksila
 Tidak ada perubahan  Tingkatkan sirkulasi udara
warna kulit dan tidak  Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
ada pusing, merasa  Monitor hidrasi seperti turgor kulit,
nyaman kelembaban membran mukosa)

DAFTAR PUSTAKA
NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :
EGC.
Wilkinson, M. Judith. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
ina-astuty.blogspot.com/2014/06/laporan-pendahuluan-diare-pada-anak.html
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/12/laporan-pendahuluan-diare.html

Anda mungkin juga menyukai