Anda di halaman 1dari 3

Intervensi

No Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional


1 Ketidakefektifan pola Pola nafas kembali efektif 1. Berikan HE pada pasien 1. Informasi yang adekuat dapat
nafas berhubungan setelah dilakukan tindakan tentang penyakitnya membawa pasien lebih
dengan keadaan tubuh keperawatan selama 3 × 24 kooperatif dalam memberikan
yang lemah jam, dengan kriteria hasil: terapi
- Tidak terjadi hipoksia 2. Atur posisi semi fowler 2. Jalan nafas yang longgar dan
atau hipoksemia tidak ada sumbatan proses
- Tidak sesak respirasi dapat berjalan dengan
- RR normal (16-20 × / lancar.
menit) 3. Observasi tanda dan gejala 3. Sianosis merupakan salah satu
- Tidak terdapat kontraksi sianosis tanda manifestasi
otot bantu nafas ketidakadekuatan suply O2 pada
- Tidak terdapat sianosis jaringan tubuh perifer .
4. Berikan terapi oksigenasi 4. Pemberian oksigen secara
adequat dapat mensuplai dan
memberikan cadangan oksigen,
sehingga mencegah terjadinya
hipoksia.
5. Observasi tanda-tanda vital 5. Dyspneu, sianosis merupakan
tanda terjadinya gangguan nafas
disertai dengan kerja jantung
yang menurun timbul takikardia
dan capilary refill time yang
memanjang/lama.
6. Observasi timbulnya gagal 6. Ketidakmampuan tubuh dalam
nafas. proses respirasi diperlukan
intervensi yang kritis dengan
menggunakan alat bantu
pernafasan (mekanical
ventilation).
7. Kolaborasi dengan tim medis 7. Pengobatan yang diberikan
dalam memberikan berdasar indikasi sangat
pengobatan membantu dalam proses terapi
keperawatan

2 Gangguan pertukaran Fungsi pertukaran gas 1. Berikan HE pada pasien 1. Informasi yang adekuat dapat
Gas berhubungan dapat maksimal setelah tentang penyakitnya membawa pasien lebih
dengan distensi kapiler dilakukan tindakan kooperatif dalam memberikan
pulmonar keperawatan selama 3 × 24 terapi
jam dengan kriteria hasil: 2. Atur posisi pasien semi 2. Jalan nafas yang longgar dan
- Tidak terjadi sianosis fowler tidak ada sumbatan proses
- Tidak sesak respirasi dapat berjalan dengan
- RR normal (16-20 × / lancer
menit) 3. Bantu pasien untuk 3. Posisi yang berbeda menurunkan
- BGA normal: melakukan reposisi secara resiko perlukaan akibat
 partial pressure of sering imobilisasi
oxygen (PaO2): 75-100 4. Berikan terapi oksigenasi 4. Pemberian oksigen secara
mm Hg adequat dapat mensuplai dan
 partial pressure of memberikan cadangan oksigen,
carbon dioxide sehingga mencegah terjadinya
(PaCO2): 35-45 mm Hg hipoksia
 oxygen content (O2CT): 5. Observasi tanda – tanda 5. Dyspneu, sianosis merupakan
15-23% vital tanda terjadinya gangguan nafas
 oxygen saturation disertai dengan kerja jantung
(SaO2): 94-100% yang menurun timbul takikardia
 bicarbonate (HCO3): dan capilary refill time yang
22-26 mEq/liter memanjang/lama.
 pH: 7.35-7.45 6. Kolaborasi dengan tim 6. Pengobatan yang diberikan
medis dalam memberikan berdasar indikasi sangat
pengobatan membantu dalam proses terapi
keperawatan
3 Resiko tinggi infeksi Infeksi tidak terjadi setelah 1. Berikan HE pada pasien 1. Informasi yang adekuat dapat
berhubungan dengan dilakukan tindakan tentang kondisi yang membawa pasien lebih
area invasi keperawatan selama 3 × 24 dialaminya kooperatif dalam memberikan
mikroorganisme jam, dengan kriteria hasil: terapi
sekunder terhadap - Pasien mampu 2. Observasi tanda-tanda vital. 2. Meningkatnya suhu tubuh dpat
pemasangan selang mengurangi kontak dijadikan sebagai indicator
endotrakeal dengan area terjadinya infeksi
pemasangan selang 3. Observasi daerah pemasangan 3. Kebersihan area pemasangan
endotrakeal selang endotrakheal selang menjadi factor resiko
o
- Suhu normal (36,5 C) masuknya mikroorganisme
4. Lakukan tehnik perawatan 4. Meminimalkan organisme yang
secara aseptik kontak dengan pasien dapat
menurunkan resiko terjadinya
infeksi
5. Kolaborasi dengan tim medis 5. Pengobatan yang diberikan
dalam memberikan berdasar indikasi sangat
pengobatan membantu dalam proses terapi
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai