Bab 123
Bab 123
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan
saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu
mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus
ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat
100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau
kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi
bakteri. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut
bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa
gejala.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu
penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri
kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang
berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang
uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan
kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu
berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil
mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone,
termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan
urin dibagian tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran
urin pada keadaan-keadaan tertentu.
Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita
adalah pembentukan selaput mukus yang dependen estrogen di kandung
kemih. Mukus ini mempunyai fungsi sebagai antimikroba. Pada menopause,
kadar estrogen menurun dan sistem perlindungan ini lenyap sehingga pada
wanita yang sudah mengalami menopause rentan terkena infeksi saluran
1
kemih. Proteksi terhadap infeksi saluran kemih pada wanita dan pria,
terbentuk oleh sifat alami urin yang asam dan berfungsi sebagai antibakteri.
Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia
yang sudah lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau
hyperplasia prostat. Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang
terletak tepat di bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat
menyebabkan obstruksi aliran yang merupakan predisposisi untuk timbulnya
infeksi dalam keadaan normal, sekresi prostat memiliki efek protektif
antibakteri.
Pengidap diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih
berulang karena tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yamg
menurun, dan peningkatan frekuensi kandung kemih neurogenik. Individu
yang mengalami cedera korda spinalis atau menggunakan kateter urin untuk
berkemih juga mengalami peningkatan risiko infeksi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan infeksi saluran kemih?
2. Bagaimana etiologi infeksi saluran kemih?
3. Bagaimana patofisiologi dari infeksi saluran kemih?
4. Apa saja manifestasi klinis dari infeksi saluran kemih?
5. Apa saja macam-macam penyakit infeksi saluran kemih?
6. Bagaimana cara pengobatan penyakit infeksi saluran kemih?
7. Bagaimana cara pencegahan penyakit infeksi saluran kemih?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada penyakit infeksi saluran
kemih?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui askep dengan kasus sistem perkemihan pada konsep
penyakit infeksi saluran kemih.
2
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi infeksi saluran kemih
b. Mengetahui etiologi infeksi saluran kemih
c. Mengetahui patofisiologi dari infeksi saluran kemih
d. Mengetahui manifestasi klinis dari infeksi saluran kemih
e. Mengetahui macam-macam penyakit infeksi saluran kemih
f. Mengetahui cara pengobatan penyakit infeksi saluran kemih
g. Mengetahui cara pencegahan penyakit infeksi saluran kemih
h. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada penyakit infeksi saluran
kemih
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai informasi dasar untuk mengenal penyakit infeksi penyakit
saluran kemih
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai konsep asuhan
keperawatan infeksi saluran kemih
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi E.coli karena itu
jarang ada infeksi hematogen E.coli.
4. Asending
a. Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina
Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung
mikroorganisme kecuali pada bagian distal uretra yang biasanya juga
dihuni oleh bakteri normal kulit seperti, basil difteroid, streptokokus.
Disamping bakteri normal flora kulit, pada wanita, daerah 1/3
bagian distal uretra ini disertai jaringan periuteral dan vestibula
vaginalis juga banyak dihuni bakteri yang berasal dari usus karena
letak anus tidak jauh dari tempat tersebut. Karena peran factor
predisposisi, maka kolonisasi basil koliform pada wanita didaerah
tersebut diduga karena Adanya perubahan flora normal di daerah
perineum dan berkurangnya antibody local.
b. Masuknya mokroorganisme dalam kandung kemih.
Proses masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih
belum diketahui dengan jelas. Beberapa factor yang mempengaruhi
masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih adalah:
1) Faktor Anatomi
Kenyataan bahwa ISK banyak pada wanita daripada laki-laki, hal
ini disebabkan oleh Uretra wanita lebih pendek terletak lebih dekat
pada anus sedangkan uretra laki-laki bermuara saluran kelenjar
prostate dikenal sebagai anti bakteri yang sangat kuat.
2) Faktor tekanan urin pada waktu miksi
Mikroorganisme naik ke kandung kemih pada waktu miksi karena
tekanan urin. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung
kemih setelah pengeluaran urin.
3) Faktor lain, misalnya:
a) Kebersihan alat kelamin bagian luar.
b) Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
5
Hal ini disebabkan oleh refluks vesikoureter dan
menyebarnya infeksi dari pelvis ke korteks karena refluks
intrareral. Refluks vesikoureter adalah keadaan patologis
karena tidak berfungsinya valvula vesikoureter sehingga
aliran urin naik dari kandung kemih ke ginjal.
Valvulo vesikoureter yang tidak berfungsi ini
disebabkan karena: edema mukosa ureter akibat infeksi, tumor
pada kandung kemih dan penebalan dindidng kandung kemih,
eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter, atau
sistoskopi.
6
d. 6-18 tahun : Nyeri perut/pinggang, panas tanpa diketahui sebabnya, tak
dapat menahan kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau
dan berubah warna.
2. Uretra (uretritis)
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan
sebagai gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh
niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non
gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria
gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea
plasma urelytikum.
7
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
a. Mukosa memerah dan oedema
b. Terdapat cairan eksudat yang purulent
c. Ada ulserasi pada urethra
d. Adanya rasa gatal yang menggelitik
e. Good morning sign
f. Adanya nanah awal miksi
g. Nyeri pada saat miksi
h. Kesulitan untuk memulai miksi
i. Nyeri pada abdomen bagian bawah.
3. Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri
pada ginjal,tubulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua
ginjal.
Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri pinggang
d. Disuria
8
harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi
lubang urethra oleh bakteri faeces.
9
kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak
enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK
bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab
infeksi saluran kemih dan memberi petunjuk berapa lama infeksi
sudah di alami klien. Biasanya klien dengan ISK pada waktu dulu
pernah mengalami penyankit infeksi saluran kemih sebelumnya
atau penyakit ginjal polikistik atau batu saluran kemih, atau
memiliki riwayat penyakit DM dan pemakaian obat analgetik atau
estrogen, atau pernah di rawat di rumah sakit dengan dipasangkan
kateter.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat
meperburuk keadaan klien akibat adanya gen yang membawa
penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll. ISK bukanlah
penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi
reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun
jika ada penyakit turunan di curigai dapat memperburuk atau
memperparah keadan klien.
d. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : kesadaran menurun
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : meningkat
Nadi : meningkat
Pernapasan : meningkat
Suhu : meningkat
10
Pemeriksaan fisik head to toe
No. Bagian Tubuh Pemeriksaan Fisik
1. Rambut keadaan kepala klien ISK biasanya baik
(tergantung klien): distibusi rambut merata,
warna rambut normal (hitam), rambut tidak
bercabang, rambut bersih. pada saat di palpasi
keadaan rambut klien ISK biasanya lembut,
tidak berminyak, rambut halus.
2. Mata keadaan mata penderita ISK biasanya normal.
Mata simetris, tidak udema di sekita mata,
sklera tidak ikterik, konjugtiva anemis,
pandangan tidak kabur.
3. Hidung normal. Simetris tidak ada pembengkakan
,tidak ada secret, hidung bersih
4. Telinga Normal. telinga simetris kiri dan kanan, bentuk
daun teling normal, tidak terdapat
serumenm,keberihan telinga baik.
6. Mulut mukosa bibir kering, keadaan dalam mulut
bersih(lidah,gigi,gusi).
7. Leher biasanya pada klien ISK Normal
I : leher simetris,tidak ada penonjolan
JVP,terlihat pulsasi
Pa: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran nodus limfa
7. Thoraks I : dada simetris kiri dan kanan, pergerakan
Paru dada sama, pernapasan cepat dan dangkal,
tidak ada penonjolan rusuk.
Pa : Normal.tulang rusuk lengkap, tidak ada
nyeri tekan dan nyeri lepas serta edema atau
11
massa.tractil fremitus positif kiri dan kanan.
Pe: suara dullness pada daerah payudara, dan
suara resonan pada intercosta.
Au: Normal.tidak terdengar suara tambah pada
pernapasan (ronchi,whezing)
Jantung biasanya klien dengan ISK Normal. Yaitu
Tidak ada terjadi ganguan pada jantung klien
(kecuali klien memilki riwayat sakit
jantung).teraba pulsasi pada daerah jantung
klien pada intercosta 2 dan pada intercosta 3-5
tidak teraba, pada garis mid klavikula teraba
vibrasi lembut ketukan jantung.suara jantung
S1 dan s2 terdengar dan seimbang pada
intercosta ke 3 dan pada intercosta ke 5 bunyi
s1 lebih dominan dari pada s2.
8. Abdomen I : perut rata, tidak ada pembesaran hepar yang
di tandai dengan perut buncit, tidak ada
pembuluh darah yang menonjol pada
abdomen, tidak ada selulit.
Pa : ada nyeri tekan pada abdomen bagian
bawah akibat penekanan oleh infeksi
Pe : bunyi yang di hasilkan timpani
Au : bising usus terdengar
9. Ekstermitas kekuatan eks.atas dan eks.bawah baik, dapat
melakukan pergerakan sesuai perintah, tidak
ada nyeri tekan atau lepas pada ekstermitas,
tidak ada bunyi krepitus pasa ekstermitas
12
e. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan
diagnosa atau pengobatan antara lain adalah :
1) Laboratorium
a) Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri
dan pH meningkat.
b) Urine kultur :
Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran
kemih misalnya : streptococcus, E. Coli, dll. Untuk
menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
c) Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2) Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
a) Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri
abdominal, panggul.
b) Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
c) Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot
pada kandung kemih.
2. Analisis Data
13
- Biasanya Dari
pemeriksaan
urinalisis akan
terdapat leukouria
positif dan terdapat 5
eritrosit pada lapang
pandang besar(LPB)
sedimen air kemih.
- Biasanya Klien
tampak memenggang
daerah supra pubik
- Biasanya Klien
tampak meringis, dan
terdapat nyeri tekan
dan lepas pada daerah
sekitar kandung
kemih klien
2. DS: Nyeri saat Gangguan eliminasi
- Klien mengatakan BAK dan
sering BAK dimalam kurang
hari menjaga
- Klien mengatakan saat kebersihan
BAK terasa sakit dan organ bawah
BAK sedikit
- DO:
- Klien tanpak kurang
memperhatikan
kebersihan organ
bawah
- Klien tanpak menahan
kencing
- Klien tanpak
mengalami nokturia
3. DS: Peningkatan Hipertermi
- Klien mengatakan metabolisme
demam saat sulit akibat bakteri
berkemih berkembang
- Klien mengatakan pada kandung
badan terasa panas kemih
14
-Klien mengatakan sakit
kepala dan menggigil
- DO:
- Klien tanpak pucat
- Konjungtiva klien
tanpak pucat
- T: 39°c
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyama : Nyeri pada daerah kandung kemih dan
sekitarnya sehubungan dengan akibat adanya peradangan.
b. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan akibat adanya infeksi .
c. Perubahan pola eliminasi urine : disuria, sehubungan dengan adanya
akibat peradangan
4. Perencanaan Keperawatan
a. Gangguan rasa nyama : Nyeri pada daerah VU dan sekitarnya,
sehubungan dengan akibat adanya peradangan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 4 Jam nyeri
berkurang
KH:
1) Rasa nyeri berkurang
2) Pasien tampak rileks
3) Ekspresi wajah tidak meringis
4) Pasien dapat menyebutkan penyebab dan cara mengatasi nyeri.
5) Skala nyeri 1-3
Intervensi Rasional
15
nyaman meningkatkan keinginan tidur
pasien
16
2) Akral pasien teraba hangat
3) TTV. 120/80
4) Pasien tenang/rilexs
Intervensi Rasional
5) Monitor intake dan output Intake dan out put yang kurang
cairan dapat merangsang
perkembangan bakteri dalam
vesica urinaria
17
c. Perubahan pola eliminasi urine ; disuria, sehubungan dengan adanya
akibat peradangan .
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam pola
eliminasi kembali normal
KH: 1) Pola eliminasi urine kembali normal
2) Keluhan bak tidak ada lagi.
Intervensi Rasional
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah suatu
keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
2001)
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan
yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli, resiko dan beratnya
meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran
perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru, septikemia.
Dimana ISK terbagi menjadi 3 bagian :
1) Uretritis ( Infeksi pada uretra)
2) Pielonefritis ( Infeksi pada ginjal )
3) Sistitis ( Infeksi pada vesika urinary )
B. Saran
Kami sebagai mahasiswa mahasiswi keperawatan sangat sangat
berharap dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat dan memeberi
pengetahuan lebih tantang pentingnya menjaga kebersihan tubuh terlebih lagi
pada organ vital kita, terutama pada wanita, karna ISK ini sering sekali terjadi
pada wanita dari pada laki laki, tpi bukan berarti yang laki laki tenang tenang
saja, tetap jaga kebersihan itu sangat penting untuk kesehatan tubuh. Semoga
bermanfaat.
19