Anda di halaman 1dari 4

Bab 1

Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG
Cemas didefinisikan sebagai suatu sinyal yang menyadarkan; ia memperingatkan adanya bahaya
yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Rasa
tersebut ditandai dengan gejala otonom seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, rasa sesak di dada, tidak
nyaman pada perut, dan gelisah. Rasa cemas dapat datang dari eksternal atau internal. Masalah eksternal
umumnya terkait dengan hubungan antara seseorang dengan komunitas, teman, atau keluarga. Masalah
internal umumnya terkait dengan pikiran seseorang sendiri. Dari beberapa jenis gangguan cemas, gangguan
panic adalah yang seringkali dijumpai di masyarakat (Bitstrisky, et al 2013).
Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang paling lazim terjadi di masyarakat
umum. Hampir 30 juta orang yang terkena gangguan ini di Amerika Serikat, dengan angka kejadian pada
wanita yang dapat terkena hampir dua kali lebih sering dibanding pria. Gangguan kecemasan yang
berhubungan dengan kejadian morbiditas yang cukup signifikan, sering menjadi kronis dan cenderung
resisten terhadap pengobatan. Gangguan kecemasan dapat dilihat sebagai bagian dari gangguan mental
terkait, yang dapat diklasifikasikan dalam Diagnostik dan Statistik Manual of Mental Disorders edisi
keempat (DSM-IV-TR), yaitu : (1) gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia, (2) agoraphobia dengan
atau tanpa gangguan panik, (3) fobia spesifik, (4) fobia sosial, (5) obsesif-kompulsif (OCD), (5) gangguan
stres pasca trauma (PTSD), (6 ) gangguan stres akut; dan (7) gangguan kecemasan umum .
Dalam seminar ini penyusun akan membahas beberapa penggolongan dari gangguan cemas, yakni
gangguan panik dan agoraphobia, fobia spesifik dan fobia social, gangguan obsesif kompulsifm gangguan
stress post traumatik, gangguan cemas menyeluruh, dan gangguan cemas lainnnya. Dalam setiap sub bab
akan dibahas mengenai definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, tanda dan gejala, pedoman diagnosis,
penatalaksanaan, perjalanan gangguan serta prognosis dari masing-masing gangguan cemas.
B. TUJUAN:

1. Mampu memahami apa yang dimaksud gangguan kecemasan


2. Mampu menjelaskan klasifikasi gangguan kecemasan
3. Mampu menjelaskan epidemiologi gangguan kecemasan
4. Diharapkan mampu menjelaskan etiologi gangguan kecemasan
5. Mampu menjelaskan kriteria diagnostik gangguan kecemasan
6. Memahami penatalaksanaan gangguan kecemasan
7. Menjelaskan prognosis gangguan kecemasan

C. MANFAAT

1. Untuk memperluas pemahaman ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran jiwa, mengenai
Gangguan kecemasan
2. Diharapkan dapat menjadi masukan dan pembelajaran bagi masyarakat bagaimana cara mengatasi
gangguan kecemasan
DAFTAR PUSTAKA:
1. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical Manual of Mental Disorder. Edisi
ke-4. rev. DSM IV-TRText rev. Washington, DC. American psychiatric Association;
2. Bitstrisky, Alexander et al. Current diagnosis and treatment of anxiety disorders. Journal
University of California. Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai