Tinjauan Pustaka Revisi
Tinjauan Pustaka Revisi
TINJAUAN PUSTAKA
Kata pembunuhan berasal dari kata dasar “bunuh” yang mendapat awalan pe- dan
memadamkan api dan atau membinasakan tumbuh-tumbuhan. Dalam Kamus Besar Bahasa
nyawa, sedangkan pembunuhan berarti perkara membunuh, perbuatan atau hal membunuh”.8
Dalam peristiwa pembunuhan minimal ada 2 (dua) orang yang terlibat, orang yang
sedangkan orang yang dimatikan atau orang yang dihilangkan nyawanya disebut sebagai
pihak terbunuh (korban). Pembunuhan termasuk ke dalam kejahatan terhadap nyawa orang
menghilangkan nyawa orang lain itu, seseorang pelaku harus melakukan sesuatu atau suatu
rangkaian tindakan yang berakibat dengan meninggalnya orang lain dengan catatan bahwa
opzet dari pelakunya harus ditujukan pada akibat berupa meninggalnya orang lain tersebut
(Lamintang, 2012:1). Tindak pidana pembunuhan itu merupakan suatu tindak pidana materiil
atau materieel delict, yaitu suatu tindak pidana yang baru dapat dianggap sebagai telah selesai
dilakukan oleh pelakunya dengan timbulnya akibat yang terlarang atau yang tidak
dikehendaki oleh undang-undang. Dengan demikian orang belum dapat berbicara tentang
terjadinya suatu tindak pidana pembunuhan, jika akibat berupa meninggalnya orang lain itu
4
Oleh karena itu, terjadinya pembunuhan adalah hilangnya nyawa orang lain, sehingga
belum bisa dikatakan suatu pembunuhan jika akibat meninggalnya orang lain tersebut belum
terwujud. Bila tujuan menghilangkan nyawa orang lain tidak terwujud maka baru bisa disebut
percobaan pembunuhan.9
Pembunuhan anak sendiri atau infantisida adalah pembunuhan bayi yang dilakukan
oleh ibu kandungnya sendiri, segera atau beberapa saat setelah dilahirkan karena takut
Di Jerman Barat pengertian pembunuhan anak ini hanya berlaku bagi anak yang
lahir dari hubungan yang tidak sah, sedangkan negara-negara Eropa Barat lain dan Amerika
tidak mempersoalkan adakah hasil dari hubungan yang sah atau tidak. Di Inggris batasan
umur anak yang termasuk dalam kasus infantisida adalah sampai usia 12 bulan karena
dianggap persalinan dan menyusui anak dapat menyebabkan gangguan keseimbangan jiwa
seseorang wanita. Hal ini berakibat ditemukannya beberapa pemeriksaan yang dapat
dilakukan terhadap bayi yang pernah hidup cukup lama pada literatur Inggris, tidak dapat
dilakukan pada korban pembunuhan anak sendiri di Indonesia yang hanya pernah hidup
“sebentar”.12
Kasus pembunuhan terhadap bayi yang baru lahir telah dikenal sejak dahulu dan
terjadi dimana saja. Pembunuhan anak sendiri adalah suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa
dimana kejahatan ini bersifat unik. Keunikan tersebut dikarenakan pelaku pembunuhan
haruslah ibu kandungnya sendiri dan alasan atau motivasi untuk melakukan kejahatan
tersebut adalah karena ibu kandungnya takut ketahuan bahwa dia telah melahirkan anak,
salah satunya karena anak tersebut adalah hasil hubungan gelap. Selain itu, keunikan lainnya
adalah saat dilakukannya tindakan menghilangkan nyawa anaknya, yaitu saat anak dilahirkan
5
atau tidak lama kemudian. Patokannya dapat dilihat apakah sudah atau belum ada tanda-tanda
dari ibu, seperti rasa malu, takut, benci, serta rasa nyeri bercampur aduk menjadi satu,
sehingga perbuatannya dianggap dilakukan tidak dalam keadaan mental yang tenang, sadar,
sendiri, haruslah terbukti bahwa bayi tersebut hidup pada saat dilahirkan. Sebagai dokter
forensik, tanda-tanda kehidupan sudah tidak ditemukan lagi pada saat otopsi. Tanda yang
masih dapat ditemukan adalah tanda pernah bernapas di luar rahim. Hal tersebut menjadi sulit
bila saat otopsi dilakukan, jenazah bayi sudah berada dalam keadaan membusuk. Kesulitan
juga dijumpai pada saat menentukan sebab kematian bayi. Pada umumnya tidak terdapat
keterangan apapun mengenai jalannya persalinan dan keadaan bayi setelah dilahirkan. Bila
ditemukan tanda kematian akibat asfiksia, maka penyebabnya harus ditentukan karena
Dari unsur-unsur pembunuhan anak sendiri dapat ditarik beberapa hal penting:12,13
a. Lahir hidup
b. Kekerasan
c. Serta memberikan pula asupan lahir hidup (viable) atau tidaknya anak tersebut.
6
3) Pengertian “takut diketahui” diasosiasikan dengan belum timbulnya rasa kasih
sayang ibu kepada anaknya yang diperlihatkan dengan belum tampaknya tanda-
tanda perawatan.
berupaya membuktikan apakah mayat anak yang diperiksa adalah anak dari
tersangka.
Infantisid menurut pasal 341 KUHP adalah pembunuhan bayi yang dilakukan oleh ibu
kandungnya sendiri, segera atau beberapa saat setelah dilahirkan, karena takut diketahui
bahwa ia telah melahirkan anak. Infantisid atau pembunuhan anak sendiri (PAS) adalah
merupakan suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa yang unik sifatnya. Unik dalam arti si
pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri, dan alasan atau motivasi untuk
melakukan kejahatan tersebut adalah karenasi ibu takut ketahuan bahwa ia telah melahirkan
anak; oleh karena anak tersebut umumnya adalah hasil hubungan gelap. Cara yang paling
sering digunakan dalam kasus PAS adalah membuat keadaan asfiksia mekanik yaitu
dari sekitar 30-40 kasus PAS per tahun dilakukan dengan cara asfiksia mekanik. Bentuk
kekerasan lainnya adalah kekerasan tumpul di kepala (5-10%) dan kekerasan tajam pada
leher atau dada (1 kasus dalam 6-7 tahun). Pembunuhan Anak sendiri (PAS) menurut undang-
undang di Indonesia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada
ketika dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia
melahirkan anak. Pada tindak pidana pembunuhan anak, faktor psikologik ibu yang baru
si ibu melakukan pembunuhan tidak dalam keadaan sadar yang penuh, dan belum sempat
7
2.2 Dasar Hukum Menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri
Dalam KUHP, pembunuhan anak sendiri tercantum di dalam bab kejahatan terhadap
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 342. Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling
dalam pasal 342 KUHP diartikan sebagai pembunuhan atau pembunuhan berencana.10
Berdasarkan undang-undang tersebut, dapat dilihat adanya tiga faktor penting, yaitu:
Ibu, yaitu hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak
sendiri. Tidak dipersoalkan apakah ibu telah menikah atau belum. Sedangkan, bagi orang
lain yang melakukan atau turut membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan
atau pembunuhan berencana, dengan hukuman yang lebih berat, yaitu 15 tahun penjara
(pasal 338 pembunuhan tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati
hanya dinyatakan “pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian“. Sehingga boleh
dianggap pada saat belum timbul rasa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bila
rasa kasih sayang sudah timbul maka ibu tersebut akan merawat dan bukan membunuh
anaknya.
Psikis, yaitu ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan
diketahui orang lain telah melahirkan anak itu, biasanya anak yang dilahirkan tersebut
got, sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan
8
anak sendiri (pasal 341, 342), pembunuhan (pasal 338, 339, 340, 343), lahir mati
kemudian dibuang (pasal 181), atau bayi yang ditelantarkan sampai mati (pasal 308).10
Dokter akan diminta oleh penyidik secara resmi guna membantu penyidikan untuk
Visum et Repertum (VeR) itu juga mengandung makna sebagai pengganti barang
bukti. Oleh karena itu, segala hal yang terdapat dalam barang bukti, dalam hal ini yaitu tubuh
anak, harus dicatat dan dilaporkan. Dengan demikian, selain ketiga kejelasan di atas, masih
ada dua hal lagi yang harus diutarakan dalam VeR, yaitu:
Untuk memenuhi kriteria pembunuhan anak sendiri, bayi tersebut harus dilahirkan
hidup setelah seluruh tubuhnya keluar dari tubuh ibu (separate existence). Selain itu,
viabilitas dan maturitas bayi juga perlu ditentukan untuk menerangkan sebab lahir mati. Bila
bayi tersebut lahir mati kemudian dibuang, maka hal tersebut bukanlah kasus pembunuhan
anak sendiri, melainkan kasus lahir mati kemudian dibuang atau menyembunyikan kelahiran
dan kematian.10,14
2.3.1 Lahir hidup atau lahir mati
Lahir hidup (live birth) adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang
lengkap, yang setelah pemisahan, bernapas atau menunjukkan tanda kehidupan lain tanpa
mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan ari dilahirkan.10
Lahir mati (stillbirth) adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan
oleh ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun setelah kehamilan
9
berumur 28 minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin yang tidak bernapas
atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat
mengembang dan terdapat udara dalam lambung atau usus), menangis, adanya pergerakan
otot, sirkulasi darah dan denyut jantung serta perubahan hemoglobin, isi usus, dan keadaan
tali pusat.10
1. Pernapasan
Pernapasan spontan terjadi akibat rangsangan atmosfer dan adanya gangguan sirkulasi
plasenta, dan ini menimbulkan perubahan penting yang permanen pada paru. Pernapasan
setelah bayi lahir mengakibatkan perubahan letak diafragma dan sifat paru-paru.10,13
a. Letak Diafragma
Pada bayi yang sudah bernapas, letak diafragma setinggi iga ke-5 atau ke-6.
Sedangkan pada yang belum bernapas setinggi iga ke-3 atau ke-4.13
b. Gambaran Makroskopik Paru
Paru-paru bayi yang sudah bernapas berwarna merah muda tidak homogen
pada perabaan. Sedangkan, pada paru-paru bayi yang belum bernapas berwarna merah
ungu tua seperti warna hati bayi dan homogen, dengan konsistensi kenyal seperti hati
atau limpa.13
c. Uji Apung Paru
Uji apung paru dilakukan dengan teknik tanpa sentuh (no touch technique),
dengan pinset atau klem, kemudian ditarik ke arah ventrokaudal sehingga tampak
palatum mole. Dengan scalpel yang tajam, palatum mole disayat sepanjang
10
trakea dilepaskan dari tulang belakang. Esofagus bersama dengan trakea diikat di
bawah kartilago krikoid dengan benang. Pengikatan ini dimaksudkan agar pada
manipulasi berikutnya cairan ketuban, mekonium atau benda asing lain tidak mengalir
ke luar melalui trakea; bukan untuk mencegah masuknya udara ke dalam paru.14
Pengeluaran organ dari lidah sampai paru dilakukan dengan forsep atau pinset
bedah dan scalpel, tidak boleh dipegang dengan tangan. Kemudian esophagus diikat
di atas diafragma dan dipotong di atas ikatan. Pengikatan ini dimaksudkan agar udara
tidak masuk ke dalam lambung dan uji apung lambung-usus (uji Breslau) tidak
dalam air dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Kemudian paru-paru kiri
dan kanan dilepaskan dan dimasukkan kembali ke dalam air, dilihat apakah
mengapung atau tenggelam. Setelah itu tiap lobus dipisahkan dan dimasukkan ke
dalam air, dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Lima potong kecil dari
bagian perifer tiap lobus dimasukkan ke dalam air, diperhatikan apakah mengapung
atau tenggelam.14
Hingga tahap ini, paru bayi yang lahir mati masih dapat mengapung oleh karena
antara dua karton dan ditekan dengan arah penekanan tegak lurus jangan digeser
untuk mengeluarkan gas pembusukan yang terdapat pada jaringan interstisial paru,
lalu masukkan kembali ke dalam air dan diamati apakah masih mengapung atau
tenggelam. Bila masih mengapung berarti paru terisi udara residu yang tidak akan
keluar. Namun, terkadang dengan penekanan, dinding alveoli pada mayat bayi yang
telah membusuk lanjut akan pecah dan udara residu keluar dan memperlihatkan hasil
11
bersifat buatan atau alamiah (vagitus uternus atau vagitus vaginalis) yaitu bayi sudah
dilahirkan hidup tapi kemudian berhenti bernapas meskipun jantung masih berdenyut,
sehingga udara dalam alveoli diresorpsi. Pada hasil uji negatif ini, pemeriksaan
histopatologik paru harus dilakukan untuk memastikan bayi lahir mati atau lahir
hidup.14
Bila sudah jelas terjadi pembusukan, maka uji apung paru kurang dapat dipercaya,
d. Mikroskopik paru-paru
memungkinkan cairan fiksatif meresap dengan baik ke dalam paru. Setelah difiksasi
perwarnaan HE dan bila paru telah membusuk digunakan pewarnaan Gomori atau
Ladewig.14
Struktur seperti kelenjar bukan merupakan ciri paru bayi yang belum bernapas,
tetapi merupakan ciri paru janin yang belum mencapai usia gestasi 26 minggu. Tanda
khas untuk paru janin belum bernapas adalah adanya tonjolan (projection) yang
berbentuk seperti bantal (cushion-like) yang kemudian akan bertambah tinggi dengan
dasar menipis sehingga akan tampak seperti gada (club-like). Pada permukaan ujung
bebas projection tampak kapiler yang berisi banyak darah. Pada paru bayi belum
bernapas yang sudah membusuk dengan perwarnaan Gomori atau Ladewig, tampak
rambut yang keriting, sedangkan pada projection berjalan di bawah kapiler sejajar
12
Pada paru bayi yang lahir mati mungkin pula ditemukan tanda inhalasi cairan
amnion yang luas karena asfiksia intrauterin, misalnya akibat tertekannya tali pusat
berbentuk persegi panjang dengan inti piknotik berbentuk huruf “S”, bila dilihat dari
atas samping terlihat seperti bawang. Juga tampak sel-sel amnion bersifat asidofilik
dengan batas tidak jelas dan inti terletak eksentrik dengan batas yang juga tidak
jelas.14
Mekonium yang berbentuk bulat berwarna jernih sampai hijau tua mungkin
epitel bronkus yang merupakan tanda maserasi dini, atau fagositosis mekonium oleh
kehidupaan seperti trauma persalinan yang hebat, perdarahan otak yang hebat, dengan
n
Paru belum bernapas Paru sudah bernapas
No.
1 Volume kecil, kolaps, menempel Volume 4-6x lebih besar, sebagian
13
ada pembusukan gelembungnya
6. darah sedikit dan tidak berbuih walaupun belum ada pembusukan (volume
(kecuali bila sudah ada darah dua kali volume sebelum napas.
pembusukan)
8 Berat paru kurang lebih 1/70 BB Berat paru kurang lebih 1/35 BB
7.
8 Seluruh bagian paru tenggelam Bagian-bagian paru yang mengembang
2. Menangis
Bernapas dapat terjadi tanpa menangis, tetapi menangis tidak dapat terjadi tanpa
bernapas. Suara tangis yang terdengar belum berarti bayi tersebut lahir hidup karena suara
tangisan dapat terjadi dalam uterus atau dalam vagina. Yang merangsang bayi menangis
dalam uterus adalah masuknya udara dalam uterus dan kadar oksigen dalam darah
3. Pergerakan Otot
Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata, karena post mortem tidak dapat
dibuktikan. Kaku mayat dapat terjadi pada bayi yang lahir hidup kemudian mati maupun
mata) dan bukti anatomis yaitu perubahan-perubahan pada Hb serta perubahan dalam
duktus arteriosus, foramen ovale dan dalam duktus venosus (cabang vena umbilicalis
14
Bila ada yang menyaksikan denyut nadi tali pusat/detak jantung pada bayi yang
sudah terlahir lengkap, maka ini merupakan bukti suatu kelahiran hidup. Foramen ovale
tertutup bila telah terjadi pernapasan dan sirkulasi (satu hari sampai beberapa minggu).
Duktus arteriosus perlahan-lahan menjadi jaringan ikat (paling cepat dalam 24 jam)
reflek menelan, maka ini merupakan bukti kehidupan (lahir hidup). Udara dalam lambung
dan usus dapat terjadi akibat pernapasan wajar, pernapasan buatan, atau tertelan.
diikat, dikeluarkan bersama lambung yang diikat pada jejunum lekuk pertama, kemudian
dimasukkan ke dalam air. makin jauh udara usus masuk dalam usus, makin kuat dugaan
adanya pernapasan 24-48 jam post mortem, mekonium sudah keluar semua seluruhnya
pusat setelah kelahiran. Ini hanya dapat dibuktikan dengan saksi mata. Kedua,
pengeringan tali pusat, letak dan sifat ikatan, bagaimana tali pusat itu di putus (secara
lahir, sebaliknya ada satu keadaan yang dapat memastikan bahwa bayi tersebut tidak lahir
hidup yaitu maserasi, yang dapat terjadi bila bayi sudah mati di dalam uterus beberapa
hari (8-10 hari). Hal ini harus dibedakan dengan proses pembusukan yaitu pada maserasi
tidak terbentuk gas karena terjadi secara steril. Kematian pada bayi dapat terjadi waktu
dilahirkan, sebelum dilahirkan atau setelah terpisah sama sekali dari ibu.10
Kematian pada bayi dapat terjadi saat bayi dilahirkan, sebelum dilahirkan, atau
setelah terpisah sama sekali dari si ibu. Bukti kematian dalam kandungan adalah:
a. Ante partum rigor mortis yang sering menimbulkan kesulitan waktu melahirkan
b. Maserasi, yaitu perlunakan janin dalam air ketuban dengan ciri-ciri:
15
Warna merah kecoklatan (pada pembusukan warnanya hijau).
Kutikula putih, sering membentuk bula berisi cairan kemerahan.
Tulang-tulang lentur dan lepas dari jaringan lunak.
Tidak ada gas, baunya khas.
Maserasi ini terjadi bila bayi sudah mati 8-10 hari dalam kandungan.10
pembunuhan anak. Keadaan baru lahir dan belum dirawat merupakan petunjuk dari bayi
tersebut tidak lama setelah dilahirkan. Menurut Ponsold, bayi baru lahir (neugeborenen)
adalah bayi yang baru dilahirkan dan belum dirawat. Jika sudah dirawat, maka bayi itu bukan
bayi baru lahir dan tidak dapat disebut sebagai pembunuhan anak sendiri.13,14
Adapun anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami perawatan dapat diketahui
pusat (umbilikus).
Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat tampak tidak beraturan, hal ini dapat
mengandung lipatan-lipatan kulit, seperti daerah lipat ketiak, lipat paha dan bagian
belakang bokong.13,14
Gambar 1. Tali Pusat Belum Terpotong dan Masih Terhubung dengan Ari-Ari.
16
2.3.3 Viabilitas
Bayi yang viable adalah bayi yang sudah mampu untuk hidup di luar kandungan
ibunya atau sudah mampu untuk hidup terpisah dari ibunya (separate existence). Viabilitas
hidup bayi, seperti kelainan jantung (ASD, VSD), otak (anensefalus atau mikrosefalus), dan
rawan yang sudah sempurna, pada helix teraba tulang rawan yang keras pada
permukaan kulit dan diameter tonjolan susu itu 7 milimeter atau lebih.13
Kuku jari tangan
Kuku jari tangan sudah panjang, melampaui ujung jari, ujung distalnya tegas dan
relatif keras sehingga terasa bila digarukkan pada telapak tangan pelaku autopsi.
Kuku jari kaki masih relatif pendek. Pada bayi yang prematur kuku jari tangan
belum melampaui ujung jari dan relatif lebih lunak sehingga ujungnya mudah
dilipat.13
Garis telapak kaki
Pada bayi yang matur terdapat garis-garis pada seluruh telapak kaki, dari depan
hingga tumit. Yang dinilai adalah garis yang relatif lebar dan dalam. Dalam hal
17
kulit telapak kaki itu basah maka dapat juga tampak garis-garis yang halus dan
superfisial.13
Alat kelamin luar
Pada bayi laki-laki matur, testis sudah turun dengan sempurna yakni pada dasar
skrotum dan rugae pada kulit skrotum sudah lengkap. Pada bayi perempuan yang
matur, labia minor sudah tertutup dengan baik oleh labia mayor.13
Rambut kepala
Rambut kepala relatif kasar, masing-masing helai terpisah satu sama lain dan
tampak mengkilat. Batas rambut pada dahi jelas. Pada bayi yang prematur rambut
kepala halus seperti bulu wol atau kapas, masing-masing helai sulit dibedakan satu
darah yang agak besar pada dinding perut tidak tampak atau tampak samar-samar.
pada yang prematur membengkok ke ventral atau satu bidang dengan korpus
manubrium sterni.13
Alis mata
Pada bayi yang matur, alis mata sudah lengkap, yakni bagian lateralnya sudah
cukup penting. Bagian distal femur dan proksimal tibia akan menunjukkan pusat
penulangan pada umur kehamilan 36 minggu. Demikian juga pada cuboideum dan
cuneiform. Sedangkan, talus dan calcaneus pusat penulangan akan tampak pada
sentimeter adalah sama dengan kuadrat angka bulan. Untuk 5 bulan terakhir,
panjang badan adalah sama dengan angka bulan dikalikan dengan angka 5.13
18
Rumus Arey
Menggunakan panjang kepala, tumit dan bokong.
Umur (bulan) = panjang kepala - tumit (cm) x 0,2
Umur (bulan) = panjang kepala - bokong (cm) x 0,3.13
Rumus Finnstrom
Menggunakan panjang lingkar kepala oksipito-frontal.
Umur gestasi = 11,03 + 7,75 (panjang lingkar kepala)13
kematiannya. Bila terbukti bayi lahir mati (belum bernafas) maka ditentukan sebab lahir mati
atau sebab mati antenatal atau sebab mati janin (fetal death).13
Ada berbagai penyebab kematian pada bayi, yaitu:
a. Kematian wajar
Imaturitas
Terjadi jika bayi yang lahir belum cukup matang dan mampu hidup di luar
Penyakit kongenital
Seringkali terjadi jika ibu mengalami sakit ketika sedang mengandung seperti
sifilis, tifus, campak sehingga anak memiliki cacat bawaan yang menyebabkan
2. Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi dari umbilikus, perut, anus dan organ genital.
3. Malformasi
Kadangkala bayi tumbuh dengan kondisi organ tubuh yang tidak lengkap seperti
anensefali. Jika kelainan tersebut fatal, maka bayi tidak akan bisa bertahan hidup.
4. Penyakit plasenta
Penyakit plasenta atau pelepasannya secara tidak sengaja dari dinding uterus akan
dapat menyebabkan kematian dari bayi dan ibu, dan dapat diketahui jika sang ibu
19
5. Spasme laring
Hal ini dapat terjadi karena aspirasi mekonium ke dalam laring atau akibat
6. Eritroblastosis fetalis
Ini dapat terjadi karena ibu yang memiliki rhesus negatif mengandung anak dengan
rhesus positif, sehingga darah ibu akan membentuk antibodi yang menyerang sel
darah merah anak dan menyebabkan lisisnya sel darah merah anak, sehingga
Ini dapat menyebabkan kematian pada bayi akibat ekstravasasi dari darah ke
selaput otak atau hingga mencapai jaringan otak akibat kompresi kepala dengan
Tali pusat seringkali melingkar di leher bayi selama proses kelahiran. Hal ini dapat
3. Trauma
Hantaman yang keras pada perut wanita hamil dengan menggunakan senjata
tumpul, terjatuhnya ibu dari ketinggian juga merupakan penyebab kematian bayi
intrauterin. Untuk kasus seperti ini harus diperiksa tanda-tanda trauma pada ibu.
Ketika ibu mati saat proses melahirkan ataupun sebelum melahirkan, maka anak
tidak akan bertahan lama di dalam kandungan sehingga harus dilahirkan sesegera
20
Sedangkan jika kematian disebabkan karena kejadian akut seperti kecelakaan,
1. Pembekapan (sufokasi)
Ini merupakan tindakan yang paling sering dilakukan. Bayi baru lahir sangat
mudah dibekap dengan menggunakan handuk, sapu tangan atau dengan tangan.
Dapat juga ditemukan benda asing yang menyumbat jalan napas, seringkali karena
ibu berusaha mencegah agar anak tidak menangis dan ini justru menyebabkan
kematian.
2. Penjeratan (strangulasi)
Penjeratan juga merupakan cara pembunuhan anak yang cukup sering ditemui.
dibutuhkan untuk membuat bayi mati. Tanda-tanda bekas jeratan akan ditemukan
di daerah leher disertai dengan memar dan resapan darah. Kadang juga ditemukan
penjeratan dengan menggunakan tali pusat sehingga terlihat bahwa bayi mati
secara alami.
3. Penenggelaman (drowning)
Pemeriksaan kedokteran forensik dalam kasus infatisida dilakukan terhadap korban dan
21
1. Pemeriksaan terhadap tersangka
Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal 179 ayat 1
yang berbunyi ”setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran
kehakiman atau dokteratau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi
apakah wnita tersebut baru melahirkan. Tanda-tanda yang dicari dalam pemeriksaan
Striae Gravidarum
dapat diraba diatas simfisis dengan melalui dinding perut dapat ditentukan tinggi
Robekan perineum
Keluarnya cairan lochea (lender dan darah). Pada hari pertama dan kedua
setelah kelahiran bayi , ditemukan getah nifas berupa cairan berwarna merah
22
(lochea rubra) yang terdiri dari darah, sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, verniks,
lanugo, dan mekonium pada lubang kemaluan (vulva). Pada hari ke 3 terdapat
cairan berwarna kuning dan tanpa cairan darah (lochea serosa), dan setelah 2
membantu dalam penentuan apakah wanita itu mungki ibu dari bayi
oleh kedua orang tua kepada anak melalui hokum mendel. Pemeriksaan
golongan darah meliputi pemeriksaan system ABO, MNS, dan system rhesus.
Bila didapatkan sel darah merah dalam keadaan utuh, maka penentuan golongan
darah dapat dilakukan secara langsung seperti pada penentuan golongan darah
orang hidup, yaitu dengan meneteskan 1 tetes antiserum ke atas satu tetes darah
Bila sel darah merah sudah rusak, maka penentuan golongan darah
dapat dilakukan dengan cara menentukan jenis agutinin dan antigen. Antigen
Cara yang biasa dilakukan adalah cara absorpsi elusi dengan prosedur
sebagai berikut: 2-3 helai benang yang mengandung bercak kering difiksasi
23
mongering. Selanjutnya dilakukan penguraian benang tersebut menjadi serat-
indicator (sel darah merah golongan A pada tabung pertama dan sel golongan
B pada tabung kedua ) pushing dengan kecepatan 1000 RPM selama 1 menit.
Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi dan kemudian tambahkan 1-2 tetes
larutan garam faal dingin. Panaskan pada suhu 56 derajat celcius selama 10
menit dan pindahkan ke dalam tabung lain. Tambahkan 1 tetes suspense sel
selama 1 menit pada kecepatan 1000 RPM. Pembacaan hasil dilakukan secara
darah sebagi berikut: Antigen tidak mungkin muncul pada anak, jika antigen
tersebut tidak terdapat pada salah satu atau kedua orang tuanya
24
Orang tua yang homozygote pasti meneruskan gen untuk antigen
terjadi kekerasan terhadap bayi. Pada keadaan panik, ibu memukul kepala bayi
5. Kekerasan tajam
Kematian pada bayi baru lahir yang dilakukan dengan melukai bayi dengan
senjata tajam seperti gunting atau pisau dan menyebabkan luka yang fatal hingga
6. Keracunan
Jarang dilakukan, tetapi pernah terjadi dimana ditemukan sisa opium pada
putting susu ibu, yang kemudian menyusui bayinya dan menyebabkan bayi tersebut
mati.
25