Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Neonatus memiliki basal metabolic rate (BMR) yang tinggi, sehingga


membutuhkan oksigen lebih banyak dibanding bayi yang telah lahir. Konsentrasi
hemoglobin fetus in utera yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi
hemoglobin bayi yang telah lahir. Dalam beberapa minggu pertama setelah bayi
dilahirkan, keadaan darah janin in utero kembali ke yang lazim ditemukan pada
orang dewasa. Hal ini terjadi oleh karena sel darah merah neonatus kurang lama
dapat bertahan dibandingkan dengan eritrosit orang dewasa, disamping
menurunnya kapasitas sumsun tulang dalam menghasilkan eritrosit. Hal ini
disebabkan oleh karena ketidakmampuan hepar bayi untuk meniadakan sampah
hemoglobin.

1.1 Tujuan

Untuk menjelaskan perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke


ekstra uterus.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pernapasan

Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang


dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke
dalam alveoli paru-paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi
oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen
meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada
konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat
pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu
menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai
25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah
antara uterus dan plasenta). Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero
plasenter sehingga saturasi oksigen lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus
yang tidak sempurna, eklampsia,dan sebagainya maka terdapatlah gangguan-
gangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada janin tersebut, dengan akibat
dapat melumpuhkan pusat pernapasan janin. Pada permukaan paru-paru yang
telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada
permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas
pertama oleh janin. Pengembangan paru-paru disebabkan oleh adanya tekanan
negatif di dalam dada lebih kurang 40 cm air- karena tekanan paru-paru waktu
lahir sewaktu bayi menarik nafas pertama kali.

Adanya lipoprotein tersebut di atas, khususnya kadar lesitin yang tinggi,


mencerminkan paru-paru itu telah matur. Lesitin adalah bagian utama dari lapisan
di permukaan alveoli yang telah matur itu dan terbentuk melalui biosintesis. Pada
waktu partus pervaginam, khususnya pada waktu badan melalui jalan lahir, paru-
paru seakan-akan tertekan dan diperas, sehingga cairan-cairan yang mungkin ada
di jalan pernapasan dikeluarkan secara fisiologik dan mengurangi adanya bagian-
bagian paru-paru yang tidak berfungsi segera oleh karena tersumbat. Yang
diperlukan pada keadaan bayi baru lahir tanpa atau dengan asfiksia livide ialah
membersihkan segera jalan nafas dan memberikan pada bayi tersebut oksigen
untuk meningkatkan saturasi oksigen. Hal ini penting dipahami oleh setiap
penolong persalinan. Ketika partus, uterus berkontraksi, dalam keadaan ini darah
di dalam sirkulasi utero plasenter seolah-olah diperas ke dalam vena umbilikalis
dan sirkulasi janin, sehingga jantung janin terutama serambi kanan berdilatasi.
Akibatnya, apabila diperhatikan bunyi jantung janin segera setelah kontraksi
uterus hilang, akan terdengar melambat. Keadaan ini fisiologik, bukan patologik,
dan dikenal sebagai refleks Marey. Ada yang mengemukakan bahwa timbulnya
bradikardia pada his disebabkan oleh adanya asfiksia tali pusat dan meningkatnya
vena kava inferior pada janin. Hon mempelajari bradikardia pada janin sewaktu
ada his dengan fetal heart rate meter. Ia menemukan denyutan 140 per menit dapat
menurun sampai 110 – 120 pada multipara, sedangkan pada nullipara kadang-
kadang denyutan dapat menurun sampai 60 – 70 per menit, bradikardia ini terjadi
segera pada permulaan his dan menghilang beberapa detik sesudah his berhenti.
Hon dan kawan-kawannya mengemukakan bahwa bradikardia tersebut di atas
tidak disebabkan oleh hipoksia janin, akan tetapi karena tekanan terhadap kepala
janin oleh jalan lahir pada waktu ada his. Gejala ini biasanya ditemukan pada
pembukaan 4 – 8 cm dan bila pada kepala bayi juga diadakan penekanan seperti
pada waktu ada his.

Untuk klinik penting diperhatikan frekuensi denyutan jantung ini untuk


mengetahui apakah ada gawat janin. Denyutan jantung beberapa detik sesudah his
sebanyak 100 per menit atau kurang menunjukkan akan adanya gawat janin.
Dalam keadaan normal frekuensi denyut jantung janin berkisar antara 120 – 140
denyutan per menit. Ketika partus denyut jantung ini sebaiknya didengar satu
menit setelah his terakhir. Cara menghitung bunyi jantung janin adalah sebagai
berikut : kita hitung denyut jantung dalam 5 detik pertama, kemudian 5 detik
ketiga, kelima, ketujuh dan seterusnya sampai mencapai satu menit. Dengan cara
ini dapat diperoleh kesan apakah denyut jantung janin tersebut teratur atau tidak.
Tiap menit mempunyai jumlah tertentu. Jika jumlah permenit berbeda lebih dari 8,
maka denyutan jantung itu umumnya tidak teratur jika jumlah denyutan jantung
lebih dari 160 per menit, disebut ada takikardia : sedangkan jika kurang dari 120
menit, disebut ada bradikardia. Dengan mengadakan pencatatan denyut jantung
janin yang dikaitkan dengan pencatatan his, dapat diramalkan ada atau tidak
adanya hipoksia pada janin. Takikardia saja kadang-kadang dapat ditemukan pada
ibu yang menderita panas. Dewasa ini pemantauan janin dilaksanakan dengan alat
kardiotokograf.

Sistem pernafasan adalah sistem biologi semua organisma yang membabitkan


pertukaran gas. Malah tumbuhan juga mempunyai sistem pernafasan, mengambil
gas karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen ketika siang.
Sistem pernafasan manusia mengandungi :

 Saluran pernafasan (nasal passage), di mana udara dilembabkan dan


tempat deria bau berfungsi.
 Farinks, kawasan umum di belakang mulut di mana udara, makanan dan
air lalu
 Larinks, atau peti suara
 Trakea, saluran udara yang bersambung kepada bronchi
 Tiub bronkus, yang membawa udara dari dan kepada paru-paru
 Bronkiol, cabang bronkus yang menyebarkan udara ke alveoli
 Alveolus, kantung akhir di mana berlaku pertukaran gas.

Alveolus dan bronkiol membentuk paru-paru. Udara bergerak keluar masuk dari
paru-paru oleh pergerakan sangkar kerangka (rib cage) dan diafragma, yang
mengembangkan paru-paru untuk menarik udara masuk dan mengempiskan paru-
paru untuk menolak udara keluar. Model bagaimana paru-paru berfungsi boleh
dibina dengan menggunakan jar loceng.
Terdapat empat asas mengukur isipadu paru-paru :
 Isipadu pasang surut (tidal volume) (TV) : isipadu udara pernafasan biasa
seseorang itu.
 Isipadu pernafasan simpanan (inspiratory reserve volume) (IRV): isipadu
maksima udara yang boleh disedut, tambahan kepada isipadu sedutan
biasa.
 Isipadu simpanan hembusan (expiratory reserve volume) (ERV): isipadu
maksima udara yang boleh dihembus, tambahan kepada isipadu hembusan
biasa.
 Isipadu baki (residual volume) (RV): jumlah udara yang tinggal di dalam
paru-paru dan tidak dapat disingkirkan (Isipadu udara yang kekal dalam
paru-paru selepas hembusan maksima).

Dari isipadu ini, beberapa kapasiti penting juga boleh dikira:

Kapasiti paru-paru sepenuhnya (total lung capacity) (TLC): isipadu paru-paru


sepenuhnya (isipadu udara dalam paru-paru selepas sedutan maksima). Alveolus
dan bronkiol membentuk paru-paru. Udara bergerak keluar masuk dari paru-paru
oleh pergerakan sangkar kerangka (rib cage) dan diafragma, yang
mengembangkan paru-paru untuk menarik udara masuk dan mengempiskan paru-
paru untuk menolak udara keluar. Model bagaimana paru-paru berfungsi boleh
dibina dengan menggunakan jar loceng.
Terdapat empat asas mengukur isipadu paru-paru:

 Isipadu pasang surut (tidal volume) (TV): isipadu udara pernafasan biasa
seseorang itu.
 Isipadu pernafasan simpanan (inspiratory reserve volume) (IRV): isipadu
maksima udara yang boleh disedut, tambahan kepada isipadu sedutan
biasa.
 Isipadu simpanan hembusan (expiratory reserve volume) (ERV): isipadu
maksima udara yang boleh dihembus, tambahan kepada isipadu hembusan
biasa.
 Isipadu baki (residual volume) (RV): jumlah udara yang tinggal di dalam
paru-paru dan tidak dapat disingkirkan (Isipadu udara yang kekal dalam
paru-paru selepas hembusan maksima).

Dari isipadu ini, beberapa kapasiti penting juga boleh dikira:

 Kapasiti paru-paru sepenuhnya (total lung capacity) (TLC): isipadu paru-


paru sepenuhnya (isipadu udara dalam paru-paru selepas sedutan
maksima).
TLC = IRV + TV + ERV + RV

 Kapasiti baki berfungsi (functional residual capacity) (FRC): jumlah udara


tinggal di dalam paru-paru selepas pernafasan normal dihembus keluar.

FRC = ERV + RV

Haiwan boleh bernafas dengan pelbagai cara. Organ pernafasan haiwan terdiri
daripada paru-paru, insang, liang pernafasan dan kulit. Terdapat beberapa jenis
haiwan yang menggunakan cara lain untuk bernafas. Serangga air dan labah-labah
air membawa bekalan udaranya sendiri dalam bentuk gelembung udara. Larva dan
pupa nyamuk menggunakan tiup pernfasan untuk bernafas. Tumbuhan pula
bernafas melalui stoma. Stoma ialah liang-laing seni yang terdapat pada daun.
Stoma lebih didapati di bahagian bawah daun. Gas oksigen diserap masuk dan gas
karbon dioksida dibebaskan melalui stoma. Pada sesetengah tumbuhan, stoma
terdapat juga pada bahagian batang muda. Tumbuhan juga boleh bernafas melalui
liang pernafasan yang terdapat pada bahagian ranting dan batang. Tumbuhan yang
hidup di dalam air bernafas melalui ruang udara yang terdapat bahagian
batangnya. Pokok bakau yang hidup di kawasan tanah berlumpur bernafas melalui
akar pernafasan.

2. Sirkulasi Darah

Pada janin masih terdapat fungsi :


1) Foramen ovale
2) Duktus arteriosus botalli
3) Arteria umbilikaler laterales
4) Duktus venosus arantii

Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta,
melalui vena umbikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah
tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula.
Di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik
ke atrium sinistra, melalui foramen yang terletak diantara atrium dekstra dan
atrium sinista. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri
yang kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil dari darah atrium
kanan mengatur ke ventrikel kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari
paru-paru yang belum berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini,
yang seyogyanya megnalir melalui arteria pulmoralis darah di aorta akan mengalir
ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah
dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran
dan sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteria umbilikalis.
Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di koteledon dan jonjot-jonjot dan
kembali melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya sirkulasi janin ini
berlangsung ketika janin berada di dalam uterus. Ketika janin dilahirkan, segera
bayi mengisap udara dan menangis kuat. Dengan dengan demikian, paru-parunya
akan berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah
terisap ke dalam paru-paru. Dengan demikian, duktus botalli tidak berfungsi lagi.
Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan
tertutup, sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Akan
dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus vengsus arantii
akan mengalami obiliterasi dengan demikian, setelah bayi lahir maka kebutuhan
oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi
dipenuhi oleh makanan yang dicerna sistem pencernaan sendiri. Dewasa ini,
daspat dipantau peredaran darah janin dan denyutan-denyutan di tali pusat.

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi
suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran
darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem
peredaran darah,yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan
pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin
kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam
tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah
mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang
berlawanan (lihat respirasi). Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal
pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam
jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka,
diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti
urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ
ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-
sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah
dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang
membawa darah menuju jantung.
Sistem sirkulasi sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi utamanya
adalah menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel, serta mengangkut zat
buangan seperi karbon dioksida. Pada negara berkembang, dua kejadian kematian
utama disebabkan oleh infark miokardium dan stroke pada sistem pembuluh nadi,
misalnya arterosklerosis.
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju
jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat
permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak
elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai
katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu
arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung.
Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah
balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui
serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke
jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang
kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung
karbondioksida.

3. Traktus Digestivus

Pada kehamilan empat bulan, alat pencernaan ini telah cukup terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga
dengan demikian janin membantu pula dalam perputaran air ketuban. Absorbsi air
ketuban terjadi melalui mukosa seluruh traktus digestivus. Bahwa janin menelan
air ketuban, dapat dibuktikan dengan adanya lanugo, verniks kaseosa dimekonium
setelah bayi dilahirkan. Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh pemecahan
bilirubin. Marconium dapat keluar per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga
usus-usus mengadakan peristaltik, sedangkan muskulus sfingter ani dalam
keadaan lumpuh. Dengan demikian mekonium mencampuri likuor amnii, yang
kemudian berwarna kehijau-hijauan. Juga bila ada tekanan di dalam uterus yang
meningkat hingga menekan isi abdomen janin, umpamanya pada janin dalam letak
sungsang, mekonilum secara mekanik keluar dari anus. Juga obat yang
meningkatkan mekanisme peristaltik pada ibu, dapat pula melalui plasenta dan
memberi akibat yang sama pada janin. Pada umumnya janin menelan rata-rata 450
ml air ketuban setiap harinya. Hepar janin pada kehamilan empat bulan
mempunyai peranan dalam hemopoesis. Pula dalam metabolisme hidrat arang
mulai berperan. Glikogen mulai disimpan dalam hati, yang pada akhir triwulan
makin meningkat. Sesudah bayi dilahirkan, simpanan glikogen ini cepat terpakai.
Vitamin A dan D disimpan juga dalam hati. Bahwa hepar janin masih imatur
dalam fungsinya selama dalam kandungan dan pula sesudah dilahirkan,
dinyatakan oleh ketidakmampuannya untuk meniadakan bekas penghancuran
darah dari peredaran darah, plasenta dan hati ibu menyelesaikan ini. Akan tetapi,
sebagian kecil bilirubin diolah oleh hepar janin dan disalurkan ke usus melalui
saluran empedu dimana dialami oksidasi dijadikan biliverdin. Pigmen inilah yang
membuat warna mekonium kehijau-hijauan. Pada umumnya plasenta dapat
meniadakan dengan cepat bekas-bekas metabolisme bilirubin. Akan tetapi pada
keadaan dimana hemadisit darah terlalu cepat, umpamanya dalam hal
eritroblastosis fetalis, mekanisme di plasenta tidak dapat mengetahuinya. Akan
timbul hiperbilirubinemia dengan pigmen yang akibatnya dapat ditemukan di
dalam air ketuban. Adanya pigmen tersebut dalam likuor amnii dipakai untuk
membuat diagnosis dan mengadakan penilaian mengenai kehamilan demikian itu
imaturitas hepar yang menyangkut fungsinya dalam sistem enzim ialah mengenai
kekurangan enzim glukorunil transferase, yang terjadi hingga dalam masa
neonatus dan dalam waktu yang berbeda-beda. Terutama ini terjadi pada bayi
prematur yang tidak mudah meniadakan hasil pengolahan hemoglobin melalui
heparnya. Timbulnya ikterus neonatorum dalam hal ini agaknya disebabkan oleh
hal tersebut di atas. Pankreas telah mulai berfungsi meskipun amat terbatas.
Insulin telah dapat ditemukan pada kehamilan 13 minggu dan produksinya
meningkat dengan tuanya kehamilan. Pada ibu dengan diabetes mellitus tampak
adanya hipertrofi sel-sel longerhons. Akan tetapi, bukti bahwa insulin janin
membantu ibunya dalam hal diabetes melitus belum ada.
4. kelenjar Endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak
memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Cabang kedokteran yang mempelajari kelainan pada kelenjar endokrin disebut
endokrinologi, suatu cabang ilmu kedokteran yang cakupannya lebih luas
dibandingkan dengan penyakit dalam.

Pada kehamilan 10 minggu koritkotropin telah dapat ditemukan dalam hipofisis


fetus. Hormone ini diperlukan untuk mempertahankan glandula suprarenalis fetus.

Hormon somatomammotropin ditemukan di daerah tali pusat dengan kadar yang


tinggi. Hormon ini memang dibentuk di plasenta disamping oleh hipofisis fetus,
meskipun dalam jumlah yang terbatas. Pada kehamilan 10-14 minggu kelenjar
gondok janin telah berfungsi menyimpan iodium dan menghasilkan tiroksin.

Glandula suprarenalis fetus lebih besar jika dibandingkan dengan apa yang
ditemukan pada orang dewasa. Yang menbuatnya jauh lebih besar ialah bagian
korteks. Bagian yang menjadi besar mengecil, segera sesudah bayi dilahirkan.
Aldeoteron biasanya ditemukan dalam konsentrasi yang meningkat dan mudah
melintasi plasenta.

Testes fetus dapat mengadakan sintesis androgen. Teosyeron dan androstenedion


dapat ditemukan ditestes fetus yang imatur.

5. Urat Saraf

Jika janin pada kehamilan 10 minggu dilahirkan hidup, maka dapat dilihat bahwa
fetus tersebut dapat mengadakan gerakan-gerakan spontan. Rangsangan local
dapat membuat janin menganga dalam mengadakan fleksi pada jari-jari tangan
serta kaki. Gerakan menelan baru terjadi pada kehamilan 4 bulan, sedangkan
menyedot baru pada kehamilan 6 minggu.

Dalam triwulan terkahir hubungan urat saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih
sempurna, sehingga fetus yang dilahirkan sesudah kehamilan 32 minggu dapat
hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata fetus amat sensitif untuk
cahaya. Bagian dalam tengah, dan luar telinga dibentuk dalam triwulan kedua.
Dewasa ini dipakai untuk penilaian adanya kelainan organic pada urat saraf
ultrasonografi (USG) dan Magnetic resonance Imaging (MRI).
HNP kepanjangan dari ‘Hernia Nucleus Pulposus‘, yaitu tergesernya cakram
tulang rawan penyekat antar badan ruas tulang belakang sehingga ‘nucleus
pulposus’ sentral cakram tulang rawan tergeser keluar dari biasanya ke arah kiri
atau kanan dan akan langsung menekan jaras saraf paravertebral.
Struktur tulang belakang (kolumna vertebralis) juga memiliki persendian.
Serangkaian silinder korpus vertebra yang menyusun kolumna vertebralis
dihubungkan oleh persendian yang dinamakan diskus intervertebralis, yang
berfungsi membantu meredam tekanan dan regangan (seperti shock breaker) yang
terjadi terhadap kolumna vertebralis.

Fungsi mekanik diskus ini mirip balon berisi air yang diletakkan di antara dua
telapak tangan. Bila ada tekanan (kompresi) ke tulang belakang, karena misalnya
melakukan suatu gerakan, tekanan itu akan disalurkan merata ke seluruh diskus.
Gaya pada diskus akan semakin bertambah jika kita membungkuk. Kadar cairan
dan elastisitas diskus bisa menurun dan rapuh antara lain karena penuaan. Tapi
pada usia muda bisa juga terjadi karena dasarnya memang sudah lemah atau
seseorang pernah mengalami trauma (kecelakaan). Gerakan yang berulang pada
satu sisi diskus bisa menimbulkan sobekan pada masa fibroelastis yang
membungkus diskus yang sekaligus akan menjadi titik lemahnya (resistensi locus
minoris). Sampai di sini belum timbul nyeri. nyerinya baru mulai terasa jika sudah
ada titik lemah, Sebuah gerakan kecil saja, seperti membungkuk memungut koran
pagi di teras, bisa menyebabkan pergeseran diskus.

Setiap diskus terdiri atas jaringan sel yang mengandung gelatin, seperti bubur
yang disebut nukleus pulposus, yang dikelilingi jaringan ikat tebal (anulus
fibrosus). Diskus ini melekat erat dengan jaringan tulang rawan yang melapisi
permukaan atas dan bawah masing-masing korpus vertebralis.

Di daerah servikal (leher) dan lumbal (pinggang) yang relatif lebih mobile, diskus
intervertebralis lebih tebal, namun jaringan fibrokartilago (jaringan ikat dan tulang
rawan) di daerah belakang lebih tipis dibanding dengan diskus intervertebralis
lainnya, yang keseluruhannya berfungsi untuk memungkinkan kita bergerak
dengan bebas. Karena alasan ini juga, herniasi paling sering terjadi di daerah leher
dan pinggang.

Insiden tertinggi HNP terjadi pada usia 30-50 tahun, saat nukleus pulposus masih
bersifat gelatinous. Kandungan air di dalam diskus akan berkurang secara alamiah
akibat bertambahnya usia.

6.Imunologi

Imunologi adalah cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup studi
tentang semua aspek dari sistem kekebalan tubuh dalam semua organisme. Ini
berkaitan dengan, antara lain, fungsi fisiologis dari sistem kekebalan tubuh dalam
keadaan kesehatan dan penyakit, malfungsi sistem kekebalan tubuh pada
gangguan imunologi (penyakit autoimun, hypersensitivities, defisiensi imun,
penolakan transplantasi), kimia, fisik dan fisiologis karakteristik komponen dari
sistem kekebalan tubuh secara in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki
aplikasi dalam beberapa disiplin ilmu pengetahuan, dan dengan demikian dibagi
lagi.

Bahkan sebelum konsep kekebalan (dari”immunis”, bahasa Latin untuk


“dibebaskan”) dikembangkan, banyak dokter awal dicirikan organ yang nantinya
akan terbukti menjadi bagian dari sistem kekebalan tubuh. Organ limfoid kunci
utama dari sistem kekebalan tubuh yang timus dan sumsum tulang, dan jaringan
limfatik sekunder seperti limpa, tonsil, pembuluh getah bening, kelenjar getah
bening, kelenjar gondok, dan kulit. Ketika kondisi kesehatan menjamin, organ-
organ sistem kekebalan tubuh termasuk timus, limpa, sumsum tulang porsi,
kelenjar getah bening dan jaringan getah bening sekunder dapat pembedahan
dikeluarkan untuk pemeriksaan sementara pasien masih hidup.
Banyak komponen dari sistem kekebalan tubuh sebenarnya seluler di alam dan
tidak berhubungan dengan organ tertentu melainkan tertanam atau beredar di
berbagai jaringan di seluruh tubuh.

Smith mengemukakan bahwa dari kehamilan 8 minggu telah ada gejala terjadinya
kekebalan dengan adanya limfosit-limfosit di sekitar tempat timus kelak. Dengan
tuanya kehamilan jumlah limfosit didalam darah perifer meningkat dan mu;ai
terbentuk pula folikel-folikel di mana-mana. Jumlah folikel limfe yang terbanyak
terdapat pada akhir kehamilan misalnya dilimpa yang pada permulaan hanya
memperlihatkan jaringan yang berwarna merah saja. Dengan tuanya kehamilan
ditemukan sarang – sarang sel limfoid yang makin lama makin besar dalam
jumlah yang kian meningkat.

Perlindungan pasif yang diterima oleh fetus dari ibu dalam bentuk gamma-G-
Imunoglobin yang disalurkan melalui plasenta terjadi pada imunisasi terhadap
difteria, tetanus, campak, cacar, poliomelitus, Coxsackie virus, dan herpes
simpleks. Kekebalan yang diterima itu tergantung pada tingginya kadar benda
penagkis ibu.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke ekstra melalui
beberapa tahap yang perlu dipelajari diantaranya pernapasan, sirkulasi dan trafetus
digestivus.

Anda mungkin juga menyukai