PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia (SDKI) pada tahun 1991 dan 2007 adalah sebesar 390 dan 228 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini telah mengalami penurunan namun belum
Milenium) yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2011).
Angka ini meningkat pada SDKI 2012 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu di Indonesia ini masih sangat tinggi mengingat target
kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir pada persalinan per vaginam dan melebihi
1000 ml pada seksio sesarea (Chunningham, 2012), atau perdarahan yang lebih dari
normal yang telah menyebabkan perubahan tanda vital, seperti kesadaran menurun,
pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak napas, serta tensi < 90 mmHg dan nadi >
jumlah paritas, jarak antar kelahiran, riwayat persalinan sebelumnya, lama partus,
postpartum yaitu pada keadaan preeklamsia berat dimana bisa ditemukan defek
koagulasi dan volume darah ibu yang kecil yang akan memperberat penyebab
yang telah dilakukan sebelumnya, multiparitas merupakan salah satu yang berperan
kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari
10 persen sampai hampir 60 persen (PP dan KPA, 2010). Setiap tahunnya paling
2008).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai kehilangan darah nifas 500 ml atau lebih yang terjadi setelah anak lahir.
Perdarahan postpartum juga didefinisi sebagai pendarahan dari saluran genital yang
lebih dari 500 ml setelah melahirkan melalui vagina atau lebih dari 1000ml setelah
Uterus (rahim) berbentuk seperti buah pear yang sedikit gepeng ke arah depan
Uterus terdiri dari tiga bagian besar, yaitu, fundus uteri yang berada di bagian uterus
proksimal, badan rahim (korpus uteri) yang berbentuk segitiga, dan leher rahim
(serviks uteri) yang berbentuk silinder (Prawirohardjo, 2008). Korpus uteri adalah
bagian terbesar uteri, merupakan 2/3 bagian dari rahim. Pada kehamilan, bagian ini
berfungsi sebagai tempat utama bagi janin untuk berkembang dan hidup
(Cunningham,2005). Serviks uteri terbagi kepada dua bagian, yaitu pars supra
vaginal dan pars vaginal. Saluran yang menghubungkan orifisium uteri internal
(oui) dan orifisium uteri external (oue) disebut kanalis servikalis, dilapisi kelenjar-
kelenjar