HIJAUAN KERING
IDENTIFIKASI HIJAUAN SEGAR DAN HIJAUAN KERING
Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio) jumlah daun terhadap
batang dan umurnya. Kandungan nitrogen dari hasil panen yang diadakan secara teratur
berkisar antara 2-4% Protein Kasar (CP; Crude Protein) selalu diatas 7% untuk varietas
Taiwan, semakin tua rumput CP-nya semakin menurun. Pada daun muda nilai
ketercernaan (TDN) diperkirakan mencapai 70%, tetapi angka ini menurun cukup drastis
pada usia tua hingga 55%.Batang-batangnya kurang begitu disukai ternak (karena keras)
kecuali yang masih muda dan mengandung cukup banyak air. Hal itu yang menyebabkan
ternak lebih suka memakan bagian daun atau batangnya yang masih muda.
Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang
pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun ke langsungan hidup serbuk
sari sangat kurang sehingga menjadi penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya
buruk. Disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat. Komposisi gizi rumput gajah
(bahan kering)
Bahan kering Prosentase (%)
Protein kasar 10.19
Serat Kasar 34.15
Lemak 1.64
Abu 11.73
BETN 42.29
Namun saat ini terdapat gagasan agar rumput gajah dapan di manfaatkan dengan
semaksimal mungkin. Caranya dengan mencacah atau rumput tersebut sebelum di
berikan kepada hewan ternak. Kita tidak perlu mencacahnya secara manual karena dan
terjaga dalam efisiensi waktunya . Seiring berkembangnya teknologi , telah di temukan
rancangan mesin pencacah rumput atau lebih sering di kenal dengan nama (Chopper).
Alat ini mampu mencacah seluruh bagian dari rumput terutama rumput gajah sehingga
semua bagian dari rumput tersebut dapat bercampur dengan rata, sehingga ternak tidak
dapat lagi memilah-milah bagian yang paling di sukai dan dapat termakan seluruh
bagiannya. Kelemahan rumput gajah yang sudah di chopper ini adalah harus disediakan
dalam keadaan segar atau masih baru di cacah, karena jika penyajian dalam selang waktu
yang lama akan dapat mengurangi aroma segar dan cacahan tersebut akan kering
sehingga ternak tidak mempunyai selera lagi untuk memakanya.
2. Gamal (Gliricidia sepium)
Gamal atau Gliricidia sepium adalah tanaman leguminosa pohon yang dapat tumbuh
dengan cepat didaerah tropis. Dapat tumbuh pada berbagai macam tipe tanah dan pH
rendah sampai tinggi (4,5-6,9)m serta tahan terhadap curah hujan yang rendah sampai
tinggi (50-100mm/bln).
Pemberian daun gamal (gliricidia) segar pada domba dapat meningkatkan pertambahan
bobot badan, penampilan, reproduksi dan produksi. Tanaman ini merupakan salah satu
tanaman leguminosa pohon tropis yang multi fungsi baik sebagai kayu bakar, tanaman
pagar, pakan ternak dan pencegah erosi. Biasanya ternak (kususnya ruminansia )
memakan daunnya dan kulit batangnya. Hasil yang terbaik dalam penanaman gamal yaitu
dengan menggunakan stek yang berdiameter 3,6-4,0 cm, kemudian menggunakan batang
bawah dan panjang stek 45 cm, masing-masing memiliki tingkat pertumbuhan 60%, 55%
dan 70%. Pemotongan pertama untuk tanaman yang ditanam melalui biji, sebaiknya
setelah berumur 1-2 tahun dengan tinggi potong 1 meter.
Sebagai pakan ternak ruminansia hijauan, gamal memiliki nilai gizi yang cukup
baik yaitu 22,1% bahan kering, 23,5% protein dan 4200 Kcal/kg energi. Untuk
mengurangi kadar kumarin yang menyebabkan aroma daun gamal tidak sedap,
sehingga berpengaruh pada selera makan ternak. Kadar kumarinnya bisa
diturunkan melalui perlakuan pengeringan dengan sinar matahari antara 30-90
menit. Semakin lama waktu penjemuran, semakin banyak kumarin yang hilang.
Proses pelayuan pada suhu kamar selama 24 jam dapat menghilangkan kadar
kumarin sampai 77%.
Pemberian ransum daun gamal secara kontinue hingga 100% dan 100-200 g
g/ekor/hari konsentrat berpengaruh positif pada domba ekor gemuk yang
ditunjukkan dengan meningkatnya bobot badan, kinerja reproduksi dan produksi
pada perkawinan kedua.
Batas maksimum penggunaan dalam ransum ayam broiler 5% dan ayam petelur
2,5%. Pemberian daun Gamal pada ayam berupa tepung daun yang dicampur
dengan bahan pakan lainnya. Pemberian tepung daun sebanyak 2,5% sudah cukup
untuk memberikan warna kuning yang cerah, pemberian yang lebih tinggi tidak
banyak meningkatkan warna kuning telur.
Daya cerna 30 % ( seandainya makan 10 kg jerami maka yang diserap hanya 3 kg lainnya
menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah dimana protein 8,4 –11,4 % – lemak
1,7 – 1,9 % – serat kasar 29,5 – 33 % – daya cerna 52 %, dari perbandingan tersebut
terlihat bahwa jerami terlalu kasar dan sangat sulit dicerna disamping kandungan protein
dan lemak yang sedikit. Walaupun pada kenyataannyajerami padi miskin akan zat-
zat makanan, namun sekitar 40 persen dapat dicerna sebagai sumber energi dalam
proses pencernaan ternak ruminansia. Rendahnya daya cerna ini disebabkan
oleh adanya Lignin dan silika yang menngikat Cellulosa dan Hemicellulosa dalam
bentuk ikatan rangkap ,