Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI HIJAUAN SEGAR DAN

HIJAUAN KERING
IDENTIFIKASI HIJAUAN SEGAR DAN HIJAUAN KERING

Klasifikasi hijauan makanan ternak yang ada di Politeknik Negri Jember:

1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)


Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tanaman parennial yang dapat
tumbuh sampai tinggi 180 – 300 cm. Rumput gajah tumbuh baik di daerah pegunungan
dengan curah hujan 2500 mm/th. Rumput gajah merupakan jenis rumput unggul yang
mempunyai produksi dan nilai gizi yang tinggi, sehingga perlu pengelolaan pemotongan
pada umur yang tepat..Pemotongan dapat dilakukan pada umur 30 – 50 hari dengan
produksi sekitar 150 – 200 ton/ha Menurut Hartadi et al kandungan nutrisi rumput gajah
berdasar 100 % Bahan Kering (BK) yaitu:
- Protein Kasar (PK) 10,1%;
- Lemak Kasar (LK) 2,5%;
- Serat Kasar (SK) 31,2%;
- Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 46,1%;
- TDN 59% dan
- abu 10,1%.

Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio) jumlah daun terhadap
batang dan umurnya. Kandungan nitrogen dari hasil panen yang diadakan secara teratur
berkisar antara 2-4% Protein Kasar (CP; Crude Protein) selalu diatas 7% untuk varietas
Taiwan, semakin tua rumput CP-nya semakin menurun. Pada daun muda nilai
ketercernaan (TDN) diperkirakan mencapai 70%, tetapi angka ini menurun cukup drastis
pada usia tua hingga 55%.Batang-batangnya kurang begitu disukai ternak (karena keras)
kecuali yang masih muda dan mengandung cukup banyak air. Hal itu yang menyebabkan
ternak lebih suka memakan bagian daun atau batangnya yang masih muda.
Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang
pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun ke langsungan hidup serbuk
sari sangat kurang sehingga menjadi penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya
buruk. Disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat. Komposisi gizi rumput gajah
(bahan kering)
Bahan kering Prosentase (%)
Protein kasar 10.19
Serat Kasar 34.15
Lemak 1.64
Abu 11.73
BETN 42.29

Bagian yang dapat dicerna dari rumput gajah yaitu :


Bahan kering Prosentase (%)
Protein kasar 5.92
Serat Kasar 22.74
Lemak 0.84
BETN 25.6

Namun saat ini terdapat gagasan agar rumput gajah dapan di manfaatkan dengan
semaksimal mungkin. Caranya dengan mencacah atau rumput tersebut sebelum di
berikan kepada hewan ternak. Kita tidak perlu mencacahnya secara manual karena dan
terjaga dalam efisiensi waktunya . Seiring berkembangnya teknologi , telah di temukan
rancangan mesin pencacah rumput atau lebih sering di kenal dengan nama (Chopper).
Alat ini mampu mencacah seluruh bagian dari rumput terutama rumput gajah sehingga
semua bagian dari rumput tersebut dapat bercampur dengan rata, sehingga ternak tidak
dapat lagi memilah-milah bagian yang paling di sukai dan dapat termakan seluruh
bagiannya. Kelemahan rumput gajah yang sudah di chopper ini adalah harus disediakan
dalam keadaan segar atau masih baru di cacah, karena jika penyajian dalam selang waktu
yang lama akan dapat mengurangi aroma segar dan cacahan tersebut akan kering
sehingga ternak tidak mempunyai selera lagi untuk memakanya.
2. Gamal (Gliricidia sepium)
Gamal atau Gliricidia sepium adalah tanaman leguminosa pohon yang dapat tumbuh
dengan cepat didaerah tropis. Dapat tumbuh pada berbagai macam tipe tanah dan pH
rendah sampai tinggi (4,5-6,9)m serta tahan terhadap curah hujan yang rendah sampai
tinggi (50-100mm/bln).
Pemberian daun gamal (gliricidia) segar pada domba dapat meningkatkan pertambahan
bobot badan, penampilan, reproduksi dan produksi. Tanaman ini merupakan salah satu
tanaman leguminosa pohon tropis yang multi fungsi baik sebagai kayu bakar, tanaman
pagar, pakan ternak dan pencegah erosi. Biasanya ternak (kususnya ruminansia )
memakan daunnya dan kulit batangnya. Hasil yang terbaik dalam penanaman gamal yaitu
dengan menggunakan stek yang berdiameter 3,6-4,0 cm, kemudian menggunakan batang
bawah dan panjang stek 45 cm, masing-masing memiliki tingkat pertumbuhan 60%, 55%
dan 70%. Pemotongan pertama untuk tanaman yang ditanam melalui biji, sebaiknya
setelah berumur 1-2 tahun dengan tinggi potong 1 meter.
Sebagai pakan ternak ruminansia hijauan, gamal memiliki nilai gizi yang cukup
baik yaitu 22,1% bahan kering, 23,5% protein dan 4200 Kcal/kg energi. Untuk
mengurangi kadar kumarin yang menyebabkan aroma daun gamal tidak sedap,
sehingga berpengaruh pada selera makan ternak. Kadar kumarinnya bisa
diturunkan melalui perlakuan pengeringan dengan sinar matahari antara 30-90
menit. Semakin lama waktu penjemuran, semakin banyak kumarin yang hilang.
Proses pelayuan pada suhu kamar selama 24 jam dapat menghilangkan kadar
kumarin sampai 77%.

Pemberian ransum daun gamal secara kontinue hingga 100% dan 100-200 g
g/ekor/hari konsentrat berpengaruh positif pada domba ekor gemuk yang
ditunjukkan dengan meningkatnya bobot badan, kinerja reproduksi dan produksi
pada perkawinan kedua.

Batas maksimum penggunaan dalam ransum ayam broiler 5% dan ayam petelur
2,5%. Pemberian daun Gamal pada ayam berupa tepung daun yang dicampur
dengan bahan pakan lainnya. Pemberian tepung daun sebanyak 2,5% sudah cukup
untuk memberikan warna kuning yang cerah, pemberian yang lebih tinggi tidak
banyak meningkatkan warna kuning telur.

Komposisi Nilai Nutrisi Gamal


Parameter %
Protein Kasar 25,17
Lemak 2,9
Energi Kasar kkal 19,89
/ kg 35,0
SDN 8,6
Lignin 8,8
Abu 2,7

3. Lamtoro (Leucaena leucocephala)


Lamtoro (Leucaena leucocephala) sudah dikenal di Indonesia sejak dulu dengan nama
petal cina . Tanaman ini termasuk kacang-kacangan yang berasal dari Amerika Tengah.
Kegunaan tanaman ini telah banyak dilaporkan yakni sebagai pupuk hijau, bahan
bangunan, tanaman pelindung untuk tanaman cacao, tanaman pinggir jalan, pagar hidup,
pencegah erosi, bahan baku pembuat kertas, bahan bakar dan sebagai pakan hijauan yang
berprotein tinggi .
Tanaman ini dapat menghasilkan 70 ton hijauan segar atau sekitar 20 ton bahan
kering/Ha/tahun. Komposisi kimia zat makanannya dalam bahan kering terdiri atas 25,90
% protein kasar,20,40 % serat kasar dan 11 % abu (2,30 % Ca dan 0,23 % P), karotin
530.00 mg/kg dantannin 10,15 mg/kg.
Lamtoro dapat digunakan sebagai sumber nitrogen fermentable di dalam rumen dan untuk
mensuplai protein by-pass pada usus halus. Penggunaan lamtoro dalam bentuk segar
sebagai suplemen pada hijauan yang berkualitas rendah pada kambing menunjukkan
bahwa kira-kira 65% dari protein lamtoro didegradasi dalam rumen, sementara diduga
bahwa hanya 40% protein lamtoro yang didegradasi dalam rumen jika lamtoro kering
digunakan sebagai suplemen pada makanan domba sama dengan ransum basal.
By-pass protein penting bagi ternak ruminansia karena besar persentase protein
terdegradasi dalam rumen diserap sebagai amonia dan jika konsentrasinnya dalam rumen
tinggi bisa hilang melalui urine sebagai urea. Pada kambing yang sedang berproduksi ini
merupakan pemanfaatan protein yang tidak efisien, sehingga meningkatkan jumlah
protein yang melewati ke usus (by-pass) akan lebih efisien. Dalam hijauan sekitar 20-30%
dari protein dikandungnya adalah protein bypass, namun untuk ternak yang sedang
tumbuh atau menyusui kebutuhan protein by-pass mencapai 32-40% dari total kebutuhan
protein.
4. Jerami
Jerami adalah bagian batang tumbuhan yang setelah dipanen bulir-bulir buahnya baik
bersama tangkainya atau tidak dikurangi dengan akar dan sisa batang yang disabit dan
masih tegak dipermukaan tanah. Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat mencapai l2-
15 ton per hektar satu kali panen, atau 4-5 ton bahan kering tergantung pada lokasi dan
jenis varietas tanaman yang digunakan. Jerami padi dihasilkan 1-2 kali di daerah kering,
dan sebagian petani masih membiarkannya tertumpuk pada lahan sawah sampai
datangnya musim tanam kembali.
Jerami padi melimpah selama musim hujan, namun langka pada musim kemarau.
Jumlahnya cukup besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan, potensinya sebagai salah
satu sumber makanan ternak memang memiliki nulai nutrisi yang relatif rendah.
Sejauh ini, pemanfaatan jerami padi sebagai pakan baru mencapai 31-39 %, sedangkan yang
dibakar atau dikembalikan ke tanah sebagai pupuk 36-62 %, dan sekitar 7-16 % digunakan untuk
keperluan industri.
Kandungan gizi jerami padi terdiri atas :
 Protein kasar 4,5 %
 Serat kasar 35 %
 Lemak kasar 1,55 %
 Abu 16,5 %
 Kalsium 0,19 %
 Fosfor 0,1 %
 Energi TDN (Total Digestible Nutrients) 43 %
 Energi DE (Digestible Energy) 1,9 kkal/kg
 dan Lignin yang sangat tinggi.
Jika jerami padi langsung diberikan kepada ternak, maka daya cernanya rendah dan proses
pencernaannya lambat, sehingga total yang dimakan per satuan waktunya menjadi sedikit.
Walaupun pada kenyataannya jerami padi miskin akan zat-zat makanan, namun sekitar 40
persen dapat dicerna sebagai sumber energi dalam proses pencernaan ternak ruminansia.
Rendahnya daya cerna ini disebabkan oleh adanya Lignin dan silika yang
menngikat Cellulosa dan Hemicellulosa dalam bentuk ikatan rangkap , sehingga sukar dicerna
oleh enzim dari mikroorganisme dalam rumen (salah satu bagaian perut ternak ruminansia
Penghambat daya cerna pada jerami adalah kandungan lignin, silika dan kutin yang
relatif tinggi karena jerami adalah tanaman yang sudah tua dan telah melewati fase
generatif (sudah berbuah). Namun potensi jerami sebagai sumber energi cukup
baik. Efektifitas cerna mikroorganisme ditingkatkan agar dapat menghancurkan lignin,
silika dan kutin, di samping itu masih dapat meningkatkan kandungan protein.
Kandungan zat-zat makanan pada jerami padi:
Uraian Kandungan (%)
Bahan kering (BK) 47,95
Protein kasar (% BK) 4,04
Serat kasar (% BK) 31,62
Lemak (% BK) 0,53

Daya cerna 30 % ( seandainya makan 10 kg jerami maka yang diserap hanya 3 kg lainnya
menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah dimana protein 8,4 –11,4 % – lemak
1,7 – 1,9 % – serat kasar 29,5 – 33 % – daya cerna 52 %, dari perbandingan tersebut
terlihat bahwa jerami terlalu kasar dan sangat sulit dicerna disamping kandungan protein
dan lemak yang sedikit. Walaupun pada kenyataannyajerami padi miskin akan zat-
zat makanan, namun sekitar 40 persen dapat dicerna sebagai sumber energi dalam
proses pencernaan ternak ruminansia. Rendahnya daya cerna ini disebabkan
oleh adanya Lignin dan silika yang menngikat Cellulosa dan Hemicellulosa dalam
bentuk ikatan rangkap ,

5. Daun Cacah (chapper)


Produksi hijauan di kebun rumput baik itu rumput Gajah ataupun rumput Raja bila
melebihi atau melewati umur potong akan mengurangi kulitas hijauan tesebut, untuk
mengoptimalkan produksi dan menjaga kualitas, pemotongan dilakukan harus tepat
waktu. Umur potong rumput yang optimal pada 7 minggu atau 50 hari. Bila produksi
rumput berlebih dan akan dibuat silase untuk stok perlu pengurangan kadar air rumput
dengan cara disimpan berdiri jangan di tidurkan atau ditumpuk untuk menghidarkan dari
kerusakan selama 2 - 3 hari, dan harus disimpan terlindung atau di bawah atap.
Setelah disimpan selama 2-3hari dan kandungan air berkurang cacah rumput tersebut
dengan panjang cacahan 10-50mm.
Komposisi kandungan nutrisi:
 serat kasar 30,86%
 lemak 2,24%
 abu 15,96%, dan
 TDN 51%
 protein kasar 9,66%
 BETN 41,34%

Anda mungkin juga menyukai