Anda di halaman 1dari 33

PENDAHULUAN

Operasional Amplifier (Op-Amp) merupakan rangkaian terpadu (IC) linier yang


hampir setiap hari terlibat dalam pemakaian peralatan elektronik yang semakin
bertambah di berbagai bidang seperti bidang komunikasi audio dan radio, teknologi
pengendalian pabrik, teknologi otomotif hingga teknologi kedokteran yang
yang dikenal dengan nama instrumentasi medis.
Operasional amplifier yang lebih dikenal dengan nama Op-Amp sebagai
kependekan dan namanya, merupakan komponen elektronik yang kegunaannya
sangat banyak. Ukuran Op-Amp sangat kecil yaitu sebesar kuku jari kita,
memudahkan dalam perancang-perancang piranti elektronik yang ada saat ini
cenderung meminimalkan ukurn.
Isi dan sebuah Op-Amp tediri dan puluhan transistor, resistor dan kapasitor yang
dikemas dalam suatu rangkaian terpadu, sehingga Op-Amp dapat disebut juga
rangkaian terpadu (IC = Integrated Circuit). Dimana fungsinya adalah mewakili
suatu rangkian tertentu sehingga membentuk suatu rangkaian yang kompak.
Pada umumnya keunggulan IC ini tidak mudah terganggu oleh pengaruh suhu
ataupun kesalahan kecil karena bahan dan IC tersebut. Penguatan (gain) yang besar
mempunyai input yang besar pula sehingga output-nya benimpedansi rendah.
Di dalam prakteknya, Op-Amp tidak dapat digunakan tanpa adanya komponen lain
seperti resistor, kapasitor, dioda atau komponen lain. Untuk dapat memahami
penggunaaan Op-Amp ini diperlukan adanya suatu kemampuan menganalisa
rangkaian listrik. Semakin banyak kemampuan kita menganalisa rangkaian listrik,
semakin luas kita dapat menetapkan penggunaan Op-Amp.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Operasional amplifier (Op-Amp)
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang
terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-
inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat
ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada
operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp)
merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.
Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-
mcam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali
disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp)
merupakan komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier
multiguna dalam bentuk IC dan memiliki simbol sebagai berikut :
Simbol Operasional Amplifier (Op-Amp)

Gambar 1.1. Simbol Operasional Amplifier

A adalah penguat tegangan tanpa beban, dimana harga ini adalah tegangan yang
kita dapatkan bila tidak ada beban yang dihubungkan pada keluaran. Tegangan
masuk (V1 dan V2) dan tegangan keluaran (Vo) dihitung terhadap jalur tanah.
Sumber tegangan (Vcc) yang diperlukan oleh Op-Amp ada dua macam, yaitu
sumber tegangan positif (+Vcc) dan sumber tegangan negatif (-Vcc). Hal ini
ditujukan agar Op-Amp dapat memperkuat tegangan yang positif maupun negatif,
begitu juga pada bagian output-nya di mana tegangan dapat berharga positif
maupun negatif.
Semua jenis Op-Amp mempunyai tiga buah bagian, yaitu penguat diferensial
berimpedansi input tinggi, tingkat penguat sinyal dan output berimpedansi rendah.
pada penguat diferensial berimpedansi input tinggi memiliki tingkat stabilitas yang
cukup tinggi (low drift), dan jangkauan band (band width) yang cukup lebar.
Apablia sebuah penguat diferensial yang mempunyai dua buah input yaitu input
inverting (-) dan input non inverting (+), maka penguat ini akan berfungsi
membandingkan dua sinyal yang dimasukkan ke dalam input–input nya. Sinyal
yang keluar dari tingkat ini besarnya akan sebanding dengan perbedaan atau
diferensial antara kedua sinyal yang masuk tadi. Tetapi bila kedua sinyal itu nol,
maka output-nya nol juga. Polaritas kedua sinyal apabila sama maka output-nya
akan sebanding dengan selisih dari kedua sinyal tersebut. Sebaliknya jika kedua
sinyal itu berlawanan polaritasnya maka output-nya pun akan sebanding dengan
jumlahnya. Bila salah satu input-nya nol (tidak ada sinyal) maka output akan
sebanding dengan sinyal yang dimasukkan pada salah satu input-nya. Tingkat
penguat berfungsi memperkuat sinyal yang ke!uar dan penguat diferensial sebesar
mungkin (kira-kira 100.000 kali). Sedangkan output berimpedansi rendah
berfungsi mengisolasi tingkat penguat ini agar tidak dipengaruhi adanya beban
dan menghasilkan daya pendorong.
B. Prinsip kerja Operasional Amplifier
Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai
kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai
sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input
keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Operasional
amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input.
C. Fungsi Operasional Amplifier
Fungsi dari Op-amp adalah sebagai pengindra dan penguat sinyal masukan baik DC
maupun AC juga sebagai penguat diferensiasi impedansi masukan tinggi, penguat
keluaran impedansi rendah. OpAmp banyak dimanfaatkan dalam peralatan-
peralatan elektronik sebagai penguat, sensor, mengeraskan suara, buffer sinyal,
menguatkan sinyal, mengitegrasikan sinyal. Selain itu digunakan pula dalam
pengaturan tegangan, filter aktif, intrumentasi, pengubah analog ke digital dan
sebaliknya.
D. Karakteristik Operasional Amplifier
Secara teoritis Op-Amp adalah penguat yang mempunyai sifat-sifat atau
karakteristik seperti penguat ideal. Tentunya apabila kita menyebutkan sebuah
penguat ideal, maka komponen mi harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Faktor penguat Av (open loop gain) tak terhingga artinya jika ada perubahan
sedikit saja pada bagian input-nya maka akan menghasilkan perubahan
yang sangat besar pada output-nya.
2. Bila input-nya sama dengan nol maka output-nya juga nol
3. Impedansi input tak terhingga artinya input-nya tidak akan menarik daya
dan tingkat sebelumnya, sehiigga yang diperlukan hanya perubahan
tegangan saja.
4. Impedansi pada bagian output-nya sangat rendah atau nol, artinya
tegangan output-nya akan tetap walaupun impedansi beban hampir nol.
5. Lebar band width tidak terhingga artinya penguat dan DC sama
frekwensi tak terhingga tetap sama.
6. Rise time sama dengan nol, artinya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
harga puncak pada sinyal output akan sama dengan pada sinyal input.
7. Tidak peka terhadap perubahan tegangan sumber atau perubahan suhu
(tidak ada drift).
Mengingat bahwa bahan–bahan yang dipergunakan untuk membuat IC OpAmp
kemampuannya terbatas, seperti halnya benda-benda lainnya yang terdapat di
alam ini, maka pada kenyataannya sebuah Op-Amp tidaklah tepat seperti
panguat yang ideal. Sebuah Op-Amp hanyalah sebuah penguat yang agak
mendekati penguat ideal karena pada umumnya Sebagai penguat operasional ideal
, operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Impedansi Input (Zi) besar = ∞
2. Impedansi Output (Z0) kecil= 0
3. Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
4. Band Width respon frekuensi lebar = ∞
5. V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.
6. Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung
temperatur/suhu.
Bentuk fisik Op-Amp LM-741

Gambar 1.2 bentuk fisik Op-Amp LM-741

Op-Amp LM-74 mempunyai 8 kaki yang mana masing-masing kaki mempunyai


fungsi masing-masing.
Penjelasan kaki Op-Amp LM-741, yaitu
1. Kaki1 :Offset Null. Kaki ini berfungsi untuk mengontrol offset tegangan
untuk meminimalkan kebocoran, karena Op-Amp berjenis differensial.
2. Kaki 2: Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op-Amp.
Sifat keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan
berlawanan dengan sinyal masukan.
3. Kaki 3: Non-Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op-
Amp. Sifat keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal
keluaran akan berfasa sama dengan sinyal masukan.
4. Kaki 4: V negatif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan negatif
pada Op-Amp agar dapat bekerja.
5. Kaki 5: Offset Null. Fungsi kaki ini sama dengan kaki1.
6. Kaki 6: Output. Kaki ini berfungsi sebagai keluaran dari Op-Amp.
7. Kaki 7: V positif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan positif.
8. Kaki 8: Not Connected. Kaki ini befungsi pelengkap kemasan standar
komponen 8-pin. Kaki ini tidak terhubung ke manapun pada rangakaian.
E. Aplikasi Penggunaan Operasional Amplifier
Karena ada sifat-sifatnya yang agak mendekati penguat ideal ditambah bentuk yang
kompak berupa sebuah paket IC, maka Op-Amp banyak dipakai dalam berbagai
rangkaian. Jenis aplikasi dan Op-Amp di antaranya adalah penguat AC, penjumlah
dan pencampur audio, penguat diferensial dan instrumentasi, filter aktif,
komparator, integrator, diferensiator, pengubah bentuk gelombang dan
pembangkit gelombang (osilator). Namun aplikasi ini dibagi menjadi penguat linier
dan penguat non linier.
Pada rangkaian penguat jenis ini merupakan rangkaian penguat yang memelihara
bentuk sinyal masukan berupa sinusoida dan sinyal keluarannyapun berbentuk
sinusoida juga.
a. Rangkaian Penguat linier
1. Penguat AC Mode Non – Inverting
Penguat AC adalah sebuah rangkaian yang berfungsi untuk memperkuat sinyal
bolak – balik misalnya sinyal audio. Penguat ini merupakan penguat tegangan yang
mendekati ideal karena impedansi masuknya tinggi, impedansi keluarnya rendah,
dan penguat tegangannya mantap. Untuk memperoleh suatu penguat lingkaran
tertutup maka tinggal mengatur harga-harga dan R1 dan R2, tampak pada Gambar
1.3 Agar penguat hanya bekerja pada daerah frekwensi tentu maka rangkaian
umpan balik bisa berupa rangkaian resistor dan kapasitor.
Gambar 1.3 Penguat AC Mode Non Inverting

2. Penguat AC Mode Inverting


Rangkaian pada Gambar 1.4 adalah salah satu rangkaian Op-Amp yang paling luas
digunakan. Rangkaian mi merupakan sebuah penguat yang gain untaian tertutupnya
dan Vin, ke Vout ditentukan oleh harga R1 dan R2. Tegangan positif Vin diterapkan
melalui tahanan masuk R1 ke masukan negatif Op-Amp. Umpan balik negatif
dibuat oleh tahanan umpan balik R2. Tegangan antara masukan positif dan negatif
pada dasarnya sama dengan nol, karenanya terminal masukan negatifjuga sama
dengan nol. Potensial ground yang berada pada masukan negatif juga akan berharga
nol. Untuk alasan ini maka masukan negatif dan Op-Amp dikatakan ada pada
ground semu.

Gambar 1.4. Penguat AC Mode Inverting

Karena ujung dan R1 yang satu ada di dan yang lain ada di nol volt, maka
penurunan tegangan melalui R1 adalah Vin dibagi R1. Seperti tampak pada Gambar
1.4 bahwa satu ujung dan R2 dihubungkan ke keluaran VOut, maka untuk
memperoleh polaritas pada ingatlah ujung kiri R2 memaksa ujung kanan R2
menjadi negatif. Karenanya Vout akan negatif bila Vin- nya positif, dan sebaliknya
Vout akan positif bila Vin nya negatif. Hal inilah yang dikatakan penguat membalik
(inverting).
3. Penguat Penjumlah dan Pencampur Audio
Dalam penjumlah pada Gambar berikut semua anus masukan mengalir melalui
tahanan umpan balik Ro, artinya anus yang mengalir pada Ri, tidak mempenganuhi
anus yang mengalir pada Ri yang lain. Secara lebih umum dikatakan bahwa anus
masukan tidak saling mempengaruhi karena masing- masing menghadapi potensial
ground pada simpul penjumlah. Ini mengakibatkan tegangan V1, V2 dan V3 tidak
saling mempengaruhi. Ciri ini khusus dikehendaki dalam suatu pembaur audio.
Sebagai contoh misalnya V1, V2 dan V3 digantikan oleh mikrofon - mikrofon,
maka tegangan AC dan tiap-tiap mikrofon akan dijumlahkan atau dibaurkan pada
setiap saat. Penjumlah pembalik tiga masukan seperti tampak pada Gambar 1.5
sehingga tegangan masukan dapat dikalikan dengan suatu gain tegangan tetap dan
hasilnya dijumlahkan. Sama seperti pada penjumlahan, tiap arus masukan
ditentukan oleh tegangan masukan dan resistansi masukannya. Demikian pula
semua arus-arus dijumlahkan bersama- sama dalam Ro untuk rnembangkitkan suatu
tegangan keluaran yang sama dengan Ro dikalikan jumlah arusnya, atau gain untuk
tiap masukan bisa disetel sendiri-sendiri dengan memilih perbandingan yang
dikehendaki antara Ro dan tiap tahanan Ri sebagai tahanan masukannya.
Gambar 1.5 Penguat penjumlah dan pencampur audio

4. Penguat Diferensial
Penguat diferensial bisa mengukur maupun memperkuat isyarat - isyarat kecil
yang terbenam dalam isyarat yang jauh lebih besar. Empat buah tahanan presisi dan
sebuah Op-Amp membentuk sebuah penguat diferensial seperti yang tampak pada
Gambar 1.6 Terminal masukannya ada dua yaitu V1 dan V2, dimana V1 sebagai
masukan negatif dan V2 sebagai masukan positif. Tegangan keluaran dan penguat
diferensator Vout sebanding dengan perbedaan tegangan yang diterapkan ke
masukan negatif dan masukan positifnya, sehingga gain diferensial akan
tergantung dan perbandingan tahanan-tahanannya.

Gambar 1.6. Penguat Diferensial


5. Penguat Instrumentasi
Penguat instrumentasi adalah salah satu dari penguat – penguat yang paling
bermanfaat, cermat dan serba guna yang ada pada saat ini. Penguat dibuat dari tiga
buah Op-Amp dan tujuh buah tahanan, seperti yang tampak pad Gambar 1.7 Untuk
menyederhanakan analisa rangkaiannya, perlu diingat bahwa penguat
instrumentasi sesungguhnya dibuat dengan menghubungkan sebuah penguat ke
sebuah penguat diferensial dasar. Op-Amp A3 dan empat buah tahanan R yang sama
membentuk sebuah penguat diferensial dengan gain sebesar 1, yang harus
digandengkan hanyalah tahanan-tahanan R saja. Tahanan yang disiapkan dapat
berubah-ubah untuk menyeimbangkan setiap tegangan mode bersama. Hanya ada
satu tahanan R yang digunakan untuk menyetel gain, dimana perbandingan antara
R dengan R adalah V1 diterapkan ke masukan negatif dan V2 dimasukkan ke
masukan positi sehingga vout akan sebanding dengan perbedaan tegangan-tegangan
maukan.

Gambar 1.7. Penguat Instrumentasi

A. Rangkaian Penguat Non-Linier


Penguat operasional non linier adalah sejenis rangkaian penguat yang bentuk
sinyalnya berbeda dengan bentuk sinyal masukannya.
1. Komparator
Kita sering membandingkan tegangan yang satu dengan yang lain untuk melihat
tegangan mana yang lebih besar. Kita hanya memerlukan jawaban ya atau tidak
saja, sebab sebuah pembanding (komparator) dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Sebuah komparator adalah rangkaian dengan dua tegangan masuk tak membalik
dan membalik, dan satu tegangan keluaran. Bila tegangan tak membalik lebih
besar dan pada tegangan membalik, maka komparator menghasilkan tegangan
keluaran yang tinggi, begitu pula bila sebaliknya.
Rangkaian dasar Op-Amp sebagai komparator tampak pada Gambar 1.8. dimana
Op-Amp dipasang tanpa tahanan umpan balik. Bila masukan membalik
dihubungkan dengan ground, maka tegangan masukan akan kecil, sehingga
sudah dapat membuat Op-Amp menjadi penuh.
Titik perpindahan atau titik ambang dan sebuah komparator ialah harga
tegangan masuk pada saat keluaran beralih keadaan misalnya dan rendah ke tinggi
atau sebaliknya. Pada titik perpindahan barharga nol, karena pada saat tegangan
masuk inilah keluaran berubah keadaan. Bila Vin lebih besar dan pada titik
perpindahan, maka keluarannya akan tinggi pula, tapi bila Vin lebih kecil dan pada
titik perpindahan maka keluarannya akan rendah. Rangkaian semacam ini sering
disebut sebagai detektor melintas nol (zero crossing detector).

Gambar 1.8. Komparator

Komparator jenis lain adalah komparator window atau pembanding jendela,


digunakan untuk membandingkan tegangan yang masuk melebihi suatu batas
ambang tertentu dan mendeteksi kapan tegangan masuk ada diantara dua harga
batas. Ini disebut juga sebagai detektor berujung ganda.
Path rangkain ini dipasang dua buah dioda yang berfungsi untuk menyeleksi
tegangan mana yang dapat masuk ke masukan Op-Amp. Bila tegangan masuk sama
dengan nol, maka salah satu dioda akan mati atau off. Karena masukkan tak
membalik dijepit sebesar satu tegangan, dioda yang yang dimasuki tegangan
masukan tak membalik akan berharga tinggi, sedangkan masukan membalik
berharga rendah dan tegangan kesalahannya negatif serta keluaran pembanding
renda.
2. Integrator
Integrator adalah sebuah rangkaian yang menyelenggarakan operasi integrasi
secara matematik, karenanya dapat menghasilkan tegangan keluaran yang
sebanding dengan integrasi masukkannya.
Pemakian yang umum ialah menggunakan tegangan masuk tetap untuk
menghasilkan tegangan keluar berbentuk lereng. Sebuah lereng ialah tegangan yang
mendaki atau menurun secara linier. Misalkan jika kita menggerakkan 741C dengan
undakan tegangan, maka keluarannya dengan laju slew 0,5 volt/detik, berarti
tegangan keluarannya berubah sebesar 0,5 volt setiap satu mikrodetik.

Gambar 1.9 integrator

Pada Gambar 1.9., digambarkan sebuah integrator yang dibangun dengan sebuah
Op-Amp, sebuah tahanan dan sebuah kapasitor. Masukan yang lazim pada sebuah
integrator adalah pulsa persegi, dimana Vin diterapkan pada ujung kiri tahanan R,
karena adanya ground semu, arus masuk berharga tetap. Sehingga hampir semua
arus ini mengalir ke kapasitor, menyebabkan muatan pada kapasitor naik secara
linier. Karena adanya pembalik fasa pada Op-Amp, maka tegangan keluamya
berbentuk lereng negatif. Pada ujung perioda pulsa tegangan masuk kembali ke
nol, arus pengisian kapasitor berhenti. Ini menimbulkan tegangan keluar masih
tetap pada tingkat negatif.
3. Diferensiator
Diferensiator adalah rangkaian yang melakukan operasi secara matematik, dan
menghasilkan tegangan keluar yang sebanding dengan kemiringan tegangan
masuknya. Umumnya deferensiator digunakan untuk mendeteksi tepi mendahului
dan tepi ketinggalan dan sebuah pulsa persegi atau menghasilkan keluaran
opersegi dan masukan lereng.

Gambar 1.10 diferensiator

Gambar 1.10. menunjukkan sebuah rangkaian deferensiator OpAmp. Perhatikanlah


kemiripannya dengan integrator Op-Amp, di mana perbedaannya terletak pada
tahanan dan kapasitornya yang saling berpindah tempat. Bila tegangan masuk
berubah maka kapasitor diisi atau dikosongkan. Karena adanya ground semu, arus
kapasitor mengalir melalui tahanan umpan balik yang menghasilkan tegangan
yang setara dengan kemiringan dan tegangan masuk.
4. Pengubah Bentuk Gelombang
Op-Amp dapat digunakan juga untuk merubah bentuk gelombang, diantaranya
adalah merubah bentuk gelombang sinus menjadi gelombang persegi, gelombang
persegi menjadi gelombang segitiga dan gelombang segitiga menjadi gelombang
pulsa.
a. Gelombang Sinus Menjadi Gelombang Persegi
Gambar 1.11. adalah gambar pengubah bentuk gelombang sinus menjadi
gelombang persegi, yang lebih dikenal sebagai pemicu schmitt. Pemicu ini selalu
menghasilkan gelombang persegi terlepas dan bentuk sinyal masuknya. Dengan
kata lain tegangan masukkan tidak harus berbentuk sinusoida. Selama bentuk
gelombangnya periodik dan mempunyai amplitudo yang besar untuk melewati titik
perpindahan, maka akan didapatkan keluaran gelombang persegi dan pemicu
schmitt dengan frekwensi yang sama dengan sinyal masuknya.

Gambar 1.11 Pengubah Gelombang Sinus Menjadi Gelombang Persegi

b. Gelombang Persegi Menjadi Gelombang Segitiga


Gelombang persegi merupakan masukkan dan sebuah integrator, karena tegangan
masuknya mempunyai harga DC atau rata - rata sama dengan nol. Harga ini yang
menyebabkan tegangan ofset keluaran diabaikan. Seperti tampak pada Gambar
1.11, lereng menurun selama setengah tegangan masuk yang positif dan naik
selama setengah siklus tegangan masuk negatif dengan frekwensi sama dengan
frekwensi masuknya.
Selama tegangan masuk berbentuk gelombang segitiga yang melebihi tegangan
acuan, maka keluarannya akan tinggi. Karena tegangan acuan dapat diatur maka
kita dapat mengubah lebar pulsa keluaran, yang artinya dengan mengubah siklus
kerja, maka kita dapat memperoleh frekwensi sinyal keluaran yang sama dengan
frekwensi sinyal masukan.
5. Pembangkit Gelombang (Osilator)
Pembangkit gelombang yang disebut juga osilator dengan menggunankan Op-Amp
akan membangkitkan atau menciptakan sinyal keluaran meskipun tanpa adanya
sinyal masukan.
a. Osilator Relaksasi
Perhatikan Gambar 1.12., bagaimana rangkaian ini dapat menghasilkan gelombang
keluaran tanpa adanya sinyal masukkan. Misalkan keluarannya berada pada
kejenuhan positif, maka kapasitor akan mengisi muatan secara eksponensial ke arah
positif jenuh. Ia tidak akan pernah mencapai keadaan tersebut, karena tegangan
yang melalui titik perpindahan atas, keluarannya selalu beralih ke keadaan negatif
jenuh.

Gambar 1.12. Pembangkit Gelombang Segitiga

Sekarang tegangan negatif diumpan balikkan, sehingga muatan kapasitor


menjadi turun. Bila tegangan kapasitor mencapai titik perpindahan bawah, maka
keluarannya beralih kembali ke keadaan positif jenuh. Ini disebabkan oleh karena
adanya pengisisan dan pengosongan kapasitor secara terus menerus, sehingga
bentuk gelombang yang dihasilkan akan berbentuk persegi. Rangkaian ini disebut
osilator relaksasi.
b. Pembangkit Gelombang Segitiga
Dengan menghubungkan secara cascade sebuah osilator relaksasi dengan sebuah
integrator akan mendapatkan bentuk gelombang segitiga. Pada Gambar 1.13
diperlihatkan gelombang persegi yang dihasilkan oleh osilator relaksasi akan
menggerakkan integrator untuk mengubah bentuk gelombang persegi menjadi
gelombang segitiga. Gelombang persegi berayun diantara keadan positif jenuh
dan negatif jenuh. Gelombang segitiga yang dihasilkan mempunyai frekwensi yang
sama dengan frekwensi masukannya. Apabila keluaran integrator diumpan balikkan
ke osilator relaksasi untuk menggerakkan pemicu schmitt, maka kita akan
mendapatkan rangkaian yang amat menarik, di mana tahap pertama menggerakkan
tahap kedua dan tahap kedua menggerakkan tahap pertama, begitu seterusnya.

Gambar 1.13. Pembangkit Gelombang Segitiga

Ada satu pengertian dari penjelasan di atas, yaitu dengan cara bagaimana
rangkaian ini mulai bekerja? Bila kita menyalakan daya, keluaran pemicu schmitt
harus berada pada keadaan rendah atau tinggi. Bila keadaannya rendah maka
integrator menghasilkan lereng positif, dan bila keadaannya tinggi amak integrator
menghasilkan lereng negatif. Pada keadaan ini pembentuk segitiga telah dimulai
dan umpan balik positif akan tetap menjaga agar rangkaian terus bekerja.
Rangkaian dasar operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari bipolar transistor
(BJT) seperti terlihat pada gambar berikut.
Rangkaian Dasar Operasional Amplifier (Op-Amp) Penguat Diferensial
Gambar 1.14 penguat diferensial
Pada penguat diferensial pada gambar 1.14 terdapat dua sinyal masukan (input)
yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0),
maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2
dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama
sehingga Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga
IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar
penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial
(cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat
diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah
hasil kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan
penguat diferensial kedua (Vd2).
Mode operasi dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) dapat diset dalam
beberapa mode penguatan sebagai berikut.
1. Mode Loop Terbuka

Gambar 1.15 mode loop terbuka


Pada mode loop terbuka besarnya penguatan tegangan adalah tak berhingga (∞),
sehingga besarnya tegangan output hampir dan bisa dikatakan mendekati Vcc.
Expresi matematika pada penuat operasional mode loop terbuka adalah.

Sehingga tegangan output ≈ Vcc.


1. Mode Loop Tertutup

Gambar 1.16 mode lup tertutup


Pada mode loop tertutup besarnya penguatan tegangan (Av) adalah besar tetapi
tidak mecapai nilai maksimalnya dan dapat dituliskan sebagai berikut.

1. Mode Penguatan Terkendali

Gambar 1.17 mode penguat terkendali


Pada mode operasi penguatan terkendali besarnya penguatan dari operasional
amplifier (Op-Amp) dapat ditentukan dari nilai resistansi feedback dan input.
Sehingga nilai penguatan tegangan (Av) pada mode operasi ini dapat dituliskan
sebgai berikut.

Sehingga besarnya tegangan output adalah :

a. Mode Penguatan 1
Gambar 1.18 mode penguat 1
Mode operasi penguatan 1 pada operasional amplifier (Op-Amp) sering disebut
dengan istilah buffer (penyangga). Hal ini karena pada mode ini tidak terjadi
penguatan tegangan (Av) bernilai 1. Konfigurasi ini berfungsi untuk memperkuat
arus sinyal sehingga tidak drop pada saat diberikan beban terhadap sinyal input.
Besarnya tegangan output (Vout) sama dengan tegangan input (Vin) karena
penguatan tegangan (Av) operasional amplifier (Op-Amp) bernilai.
RANGKUMAN
Operational Amplifier
Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier. Merupakan salah satu
komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika. IC Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan
memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Pada umumnya, Op-Amp
disimbolkan ke dalam simbol skematik Op-Amp seperti berikut ini :

Simbol Skematik Op-Amp

Berikut adalah bentuk fisik dari Op-Amp :

Op-Amp LM-74 mempunyai 8 kaki yang mana masing-masing kaki mempunyai


fungsi masing-masing.
Penjelasan kaki Op-Amp LM-741, yaitu
1. Kaki1 :Offset Null. Kaki ini berfungsi untuk mengontrol offset tegangan
untuk meminimalkan kebocoran, karena Op-Amp berjenis differensial.
2. Kaki 2: Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op-Amp.
Sifat keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan
berlawanan dengan sinyal masukan.
3. Kaki 3: Non-Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op-
Amp. Sifat keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran
akan berfasa sama dengan sinyal masukan.
4. Kaki 4: V negatif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan negatif
pada Op-Amp agar dapat bekerja.
5. Kaki 5: Offset Null. Fungsi kaki ini sama dengan kaki1.
6. Kaki 6: Output. Kaki ini berfungsi sebagai keluaran dari Op-Amp.
7. Kaki 7: V positif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan positif.
8. Kaki 8: Not Connected. Kaki ini befungsi pelengkap kemasan standar
komponen 8-pin. Kaki ini tidak terhubung ke manapun pada rangakaian.
Prinsip kerja Operasional Amplifier
Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai
kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai
sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input
keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Operasional
amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input.
Fungsi Operasional Amplifier
Fungsi dari Op-amp adalah sebagai pengindra dan penguat sinyal masukan baik DC
maupun AC juga sebagai penguat diferensiasi impedansi masukan tinggi, penguat
keluaran impedansi rendah. OpAmp banyak dimanfaatkan dalam peralatan-
peralatan elektronik sebagai penguat, sensor, mengeraskan suara, buffer sinyal,
menguatkan sinyal, mengitegrasikan sinyal. Selain itu digunakan pula dalam
pengaturan tegangan, filter aktif, intrumentasi, pengubah analog ke digital dan
sebaliknya.
Karakteristik Operasional Amplifier
Secara teoritis Op-Amp adalah penguat yang mempunyai sifat-sifat atau
karakteristik seperti penguat ideal. Tentunya apabila kita menyebutkan sebuah
penguat ideal, maka komponen mi harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Faktor penguat Av (open loop gain) tak terhingga artinya jika ada perubahan
sedikit saja pada bagian input-nya maka akan menghasilkan perubahan
yang sangat besar pada output-nya.
2. Bila input-nya sama dengan nol maka output-nya juga nol
3. Impedansi input tak terhingga artinya input-nya tidak akan menarik daya
dan tingkat sebelumnya, sehiigga yang diperlukan hanya perubahan
tegangan saja.
4. Impedansi pada bagian output-nya sangat rendah atau nol, artinya
tegangan output-nya akan tetap walaupun impedansi beban hampir nol.
5. Lebar band width tidak terhingga artinya penguat dan DC sama
frekwensi tak terhingga tetap sama.
6. Rise time sama dengan nol, artinya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
harga puncak pada sinyal output akan sama dengan pada sinyal input.
7. Tidak peka terhadap perubahan tegangan sumber atau perubahan suhu
(tidak ada drift).
Sebuah Op-Amp hanyalah sebuah penguat yang agak mendekati penguat ideal
karena pada umumnya Sebagai penguat operasional ideal , operasional amplifier
(Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Impedansi Input (Zi) besar = ∞
 Impedansi Output (Z0) kecil= 0
 Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
 Band Width respon frekuensi lebar = ∞
 V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.
 Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung
temperatur/suhu.
Aplikasi Op-Amp
1. Amplifier Inverting
Berikut adalah rangkaian amplifier inverting :

Amplifier Inverting

Untuk mencari penguatan / gain dari rangkaian amplifier inverting dengan Op-
Amp dapat digunakan persamaan berikut :

2. Amplifier Non-Inverting

Berikut adalah rangkaian Amplifier Non-Inverting

Amplifier Non-Inverting

Untuk mencari penguatan / gain dari rangkaian amplifier non-inverting dengan


Op-Amp dapat digunakan persamaan berikut :
3. Rangkaian Penjumlah (Adder)

Berikut adalah rangkaian penjumlah (adder) :

Rangkaian Penjumlah (Adder)

4. Rangkaian Pengurang (Subtractor)

Berikut adalah rangkaian pengurang (subtractor) menggunakan Op-Amp :


Subtractor 1 Op-Amp

Untuk mencari tegangan keluaran dari rangkaian pengurang / subtractor dengan


Op-Amp dapat digunakan persamaan berikut :

Selain subtractor dengan 1 Op-Amp, terdapat subtractor yang menggunakan 2 Op-


Amp dan 3 Op-Amp. Berikut adalah rangkaian keduanya :

Substractor 2 Op-Amp
Substractor 3 Op-Amp

5. Buffer

Buffer pada suatu rangkaian elektronika digunakan untuk menjaga arus agar tetap
pada nilai yang telah ditentukan. Berikut adalah rangkaian buffer :

Buffer

6. Komparator

Berikut adalah rangkaian komparator :


Komparator

Untuk mendapatkan Vru dan Vrl, dapat digunakan persamaan berikut :

7. Differensiator

Berikut adalah rangkaian differensiator :

Rangkaian Differensial
Rangkaian differensial yang banyak digunakan dipasaran dapat dilihat pada
gambar berikut :

Rangkaian Differensial Yang Banyak Digunakan

Untuk mendapatkan tegangan keluaran dari rangkaian differensial, maka dapat


digunakan persamaan berikut :

Untuk mencari nilai-nilai komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian


differensiator, maka dapat digunakan persamaan berikut :
8. Integrator

Berikut adalah rangkaian integrator :

Rangkaian Integrator

Rangkaian integrator yang biasa digunakan dapat dilihat pada gambar berikut :

Rangkaian Integrator Yang Banyak Digunakan

Tegangan keluaran integrator dapat dicari dengan menggunakan persamaan

berikut :
Untuk mencari nilai-nilai komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian
integrator, maka dapat digunakan persamaan berikut :

9. Rangkaian Pengendali Proporsional Integral (PI) Analog

Rangkaian Proporsional Integral (PI)

Fungsi alih dari rangkaian proporsional integral (PI) dapat dicari dengan
menggunakan persamaan berikut :

Keluaran dari rangkaian PI dapat diketahui dengan persamaan transformasi balik


berikut :
Berikut adalah grafik keluaran dari rangkaian PI jika masukannya adalah berupa
fungsi step :

Kurva Keluaran Rangkaian PID Masukan Fungsi Step

Untuk mencari nilai-nilai komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian


PI, maka dapat digunakan persamaan berikut :

10. Rangkaian Pengendali Proporsional Integral Differensial (PID) Analog


Rangkaian Proporsional Integral Differensial (PID)

Fungsi alih dari rangkaian proporsional integral (PI) dapat dicari dengan
menggunakan persamaan berikut :

Keluaran dari rangkaian PID dapat diketahui dengan persamaan transformasi balik
berikut :

Berikut adalah grafik keluaran dari rangkaian PID jika masukannya adalah berupa
fungsi step :
Kurva Keluaran Rangkaian PID Masukan
Fungsi Step

Anda mungkin juga menyukai