1
Abul Hasan Ali An-Nadwi, Riwayat Hidup Rasulullah, (Surabaya: Bina Ilmu Ofset, 2008), hal 1-6
Di India juga terkenal dengan adanya system pembagian kasta dalam
masyarakat. Pembagian tingkatan ini hanyalah alat untuk kaum Brahmana
untuk mencapai kenginannya. Dalam undang-undang bahkan kaum Brahmana
dianggap sesuatu yang istimewa. Kaum Brahmana dianggap tidak akan pernah
berdosa walaupun mereka membinasakanketiga kasta yang lain.
5. Jazirah Arab
Bangsa Arab saat itu moralnya sangat bejat sekali. Meraka senang berjudidan
bermabuk-mabukan. Perampokan terjadi dimana-mana dan yang paling bejat
adalah mereka gemar mengubur bayi perempuan hidup-hidup. Kedudukan
wanita dinilainsangat merosot. Mereka dapat diwarisi seperti benda. Kaum pria
diperbolehkan untuk mengawini wanita berapapun jumlahnya. Selain itu juga
bangsa Arab juga sangat fanatikterhadap sukunya. Sehingga dering terjadi
perang antarsuku yang dapat berlangsung dalam waktu yang lama.
6. Eropa
Keadaan bangsa Eropa pada masa dapat diibaratkan hidup dalam kegelapan dan
kemunduran. Mereka selalu bermusuhan satu sama lain. Kebiasaan pendeta
mereka senang memperkosa para wanita. Di abad itu, perlakukan pria kepada
wanita sangat tidak menampakkan kemanusiawian. Bahkan mereka
mempertanyakan apakah wanita tergolong manusia atau binatang? Apakah
wanita itu memiliki roh atau hidup kekal? Apakah wanita bisa diperjual belikan?
Bisa dikatakan, masyarakat Eropa pada saat itu tidak mengenal nilai peradaban
dan ilmu, tidak kenal akan dunia dan tidak kenal siapa meraka2.
Dari kondisi yang sudah diceritakan di atas, pada intinya, kondisi umat manusia
di hampir seluruh dunia hampir menuju kepada kebinasaan. Umat manusia telah
lupa kepada Tuhan dan tidak mengenal peradaban. Moral mereka hancur karena
ulah mereka sendiri. Mereka telah kehilangan akal dan kesadaran akan
kebenaran sehingga tidak bisa membedakan mana yang salah dan mana yang
benar. Tujuan hidup mereka hanya sekedar untuk mencapai kenikmatan di
dunia saja, mereka lupa tentang agama dan kehidupan akhirat. Maka dari itu,
untuk membenahi tatanan kehidupan Allah mengutus manusia mulia ke dunia.
2
Abul Hasan Ali An-Nadwi, Riwayat Hidup Rasulullah, (Surabaya: Bina Ilmu Ofset, 2008), hal 7-12
Manusia yang akan membawa perubahan besar pada dunia. Dialah yang akan
membawa ketentraman dan rahmat bagi seluruh alam.
C. MASA KELAHIRAN SAMPAI MASA REMAJA NABI
MUHAMMAD SAW
Tepat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal/20 April 571 M seorang bayi
yang menjadi Nabi akhir zaman, lahir. Selesai bersalin, berita tentang kelahiran
bayi itu langsung disampaikan kepada Abdul Muthalib. Dengan wajah yang
gembira Abdul Muthalib segera menggendongnya dan membawanya ke dalam
Ka’bah. Beliau kemudian berdo’a memanjatkan syukur atas kelahiran cucunya.
Kemudian diberi nama bayi itu Muhammad. Nama yang bagus namun tidak
begitu umum digunakan oleh orang-orang Arab. Namun dari nama itu, beliau
berharap bayi itu akan terpuji baik di bumi maupun di langit.
Sesuai kebiasaan bangsa Arab yaitu mereka menitipkan dan menyusukan bayi
mereka kepada wanita di pedesaan. Begitu pula dengan Abdul Muthalib. Ia
menitipkan cucu kesayangannya kepada seorang wanita yang bernama Halimah
Assa’diyah binti Abi-Dhua’ib. Pada awalnya Halimah menolak Muhammad,
namun karena tak kunjung mendapat bayi susuan, akhirnya Halimah menerima
Muhammad sebagai bayi susuannya. Setelah bayi, Muhammad, diterima oleh
Halimah, Allah memberikan cinta pada hati Halimah kepada sang bayi dan
Allah juga memberikan rezeki dan keberkahan kepada keluarganya.
Setelah berumur dua tahun, Halimah membawa bayi itu kembali kepada ibunya
di Mekah. Kemudian keluarga Halimah meminta agar bisa mengasuhnya lagi di
desanya hingga anak itu tumbuh agak besar. Permintaan itu dikabulkan oleh
ibunda Nabi dan Halimah kembali ke desanya3.
Suatu ketika ketika Nabi dan anak-anak Halimah bermain di belakang rumah,
Nabi didatangi oleh tiga orang lalu mengambilnya dan membawanya ke sebuah
bukit dekat rumah itu. Lalu orang pertama, merobek dada Nabi hingga ke
perutnya. Lalu orang tersebut mengeluarkan usus Nabi dan membasuhnya.
Berganti ke orang kedua mendekati Nabi dan mengelarkan jantung Nabim
merobeknya, dan mengeluarkan noda hitam pada jantung beliau. Setelah itu
ganti orang ketiga mendekati beliau lalu mengusapkan tangannya dari tulang
3
Abul Hasan Ali An-Nadwi, Riwayat Hidup Rasulullah, (Surabaya: Bina Ilmu Ofset, 2008), hal 57-59
sampai pinggang Nabi. Setelah itu mereka meninggalkan Nabi dan berpamitan
kepada Nabi4.
Muhammad tinggal bersama keluarga Halimah sampai berusia lima tahun. Saat
Muhammad berusia enam tahun, Siti Aminah mengajaknya untuk berziarah ke
makam ayahnya di Madinah. Perjalanan yang melelahkan yang harus ditempuh
dengan jarak 600 km. Setelah berada di Madinah kira-kira selama satu bulan,
mereka kembali ke Mekah. Dalam perjalanan pulang, nereka singgah di Abwa.
Ketika di Abwa tiba-tiba Siti Aminah jatuh sakit hingga akhirnya wafat.
Peristiwa itu membuat Muhammad sangat sedih. Diusianya yang baru enam
tahun kini beliau sudah yatim piatu.
Seusai pemakaman ibunya di Abwa, Muhammad kembali ke Mekah menuju
rumah kakeknya, Abdul Muthalib. Kakeknya mengasuh beliau dengan penuh
kasih saying, sehingga kesedihan karena kehilangan ibunya dapat terobati.
Namun saying, kebahagiaan itu hanya bertahan selama dua tahun karena setelah
itu sang kakek meninggal dunia diusia delapan pulub tahun. Kembali
Muhammad berada dalam kesedihan karena wafatnya sang kakek.
Setelah meninggalnya sang kakek, Abdul Muthalib, Muhammad diasuh oleh
Pamannya, Abu Thalib. Abu Thalib sangat menyayangi beliau, bahkan rasa
sayangnya kepada Muhammad melebihi rasa sayangnya pada anaknya sendiri.
Suatu ketika, saat umur Nabi dua belas tahun, Abu Thalib akan pergi ke Syam
untuk berdagang. Karena sangat iba kepada Nabi, akhirnya Abu Thalib
mengajaknya ke Syam. Ketika mereka sampai di kota Bushra, mereka bertemu
dengan rahib Kristen yang gemar menjamu pada pedagang yang sedang dalam
perjalanan. Mereka lalu dijamu oleh sang rahib Kristen. Ketika melihat
Muhammad,beliau melihat suatu tanda-tanda kenabian. Kemudian sang rahib
menasihati Abu Thalib untuk membawa kembali keponaannya itu. Karena
mendapatkan perintah yang ikhlas dan terlihat sangat jujur dari sang rahib,maka
Abu Thalib mengajak kembali Muhammad ke Mekah. Selanjutnya masa kecil
dan remaja Muhammad dihabiskan di kota Mekah dengan bekerja sebagai
pengembala kambing orang-orang Quraisy5.
4
Bisri M Jaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004), hal 23-38
5
Abul Hasan Ali An-Nadwi, Riwayat Hidup Rasulullah, (Surabaya: Bina Ilmu Ofset, 2008), hal 60
Dari cerita di atas, disimpulkan bahwa sejak kecil Nabi Muhammad sudah
mengalami berbagai musibah. Salah satunya adalah dengan meninggalnya
ibunda Nabi yang membuatnya menjadi yatim piatu. Kemudian disusul oleh
kakek Nabi, Abdul Muthalib. Menurut pemahaman penulis, memang sengaja
Allah mengambil orang-orang terkasih yang merawat nabi, hal ini agar Allah
sendiri yang merawat dan mendidik Nabi menjadi manusia yang tangguh dan
cerdas sebagai pengemban tugas mulia.
D. MENIKAHI SITI KHADIJAH SAMPAI MASA TERUTUSNYA NABI
MUHAMMAD SAW
Ketika Muhammad menginjak usia 25 tahun, Abu Thalib meliat peluang usaha
keponakannya. Pengusaha terkaya di Mekah mencari manajer bagi tim
ekspedisi bisnisnya ke Syam. Siti Khadijah menawarkan gaji berupa dua ekor
unta muda bagi manajer itu. Atas persetujuan Muhammad, Abu Thalib
menemui Khadijah. Untuk pertama kalinya Muhammad memimpin kafilah
dagang. Dari hasilnya berdagang ke Syam, Muhammad mendapat keuntungan
yang besar. Atas keberhasilannya itu, membuat Khadijah sangat senang
padanya. Terlebih setelah mendengar dari Maisaroh (seorang kepercayaan
Khadijah) akan keluhuran budi beliau,semakin membuat Khadijah semakin
jatuh hati. Maka dai itu, dengan mengutus Nufaisah, sahabat Khadijah, ia
menyampaikan keinginannya untuk menikah dengan Muhammad. Awalnya
Muhammad sempat ragu, karena ia tidak punya apa-apa untuk menikah.
Namun, kedua pihak kelarga mendukung mereka berdua. Dengan mas kawin 20
ekor unta, Muhammad menikahi Siti Khadijah. Pernikahan ini memberikan
ketenangan dan ketentraman kepada Muhammad, karena ia telah memperoleh
cinta kasih yang tulus dari wanita yang sholehah6.
Pada saat Muhammad berusia tiga puluh tahun, bangsa Quraisy semuanya
sepakat untuk merenovasi Ka’bah yang hampir runtuh karena bencana banjir.
Pada awalnya taka da seorangpun yang berani memulai merenovasi Ka’bah.
Setelah beberapa lama, Walid bin Mughirah memberanikan diri untuk memulai
merenovasi Ka’bah. Pada awalnya Ka’bah diruntuhkan lalu dibangun ulang
hingga setinggi 18 hasta atau sekitar 11 meter. Setelah pembangunan selesai,
muncul perselisihan tentang siapa yang pantas untuk mengembalikan hajar
6
Bisri M Jaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004), hal 58-70
aswad ke tempat semula. Setiap orang merasa paling berhak untuk
mengembalikan hajar aswad. Sehingga bila tidak ada pihak penengah maka
akan terjadi perang saudara. Dengan keadaan tegang, maka muncullah Abu
Umayyah bin Mughirah sebagai pihak penengah. Ia mengusulkan bahwa orang
yang akan meletakkan hajar aswad adalah orang yang pertama kali datang ke
Masjidil Haram. Usulan tersebut diterima oleh semua suku Quraisy. Dengan
hikmat Allah, Muhammad masuk Masjidil Haram pertama kali. Sehingga
semuanya rela dengan keputusan yang diambilnya. Disisi lain Muhammad juga
telah terkenal dengan kejujuran dan sifat amanahnya. Pada mulanya
Muhammad menghamparkan sebuah kain diatas tanah. Lalu diletakkannya
hajar aswad di atas kain itu. Setelah itu beliau memerintahkan setiap kepala suku
kabilah Quraisy untuk memegang ujung kain untuk dibawa secara bersama-
sama ke tepat hajar aswad. Dengan sikap kebijaksanaannya, beliau mampu
meredam perselisihan yang terjadi. Semua orang puas dengan keputusan beliau
sebab semua orang merasa mendapat kemuliaan mengembalikan hajar aswad
ke tempat asalnya.
Pada usia empat puluh tahun, Muhammad sering menyindiri di Gua Hira. Di
sana beliau bermeditasi, memikirkan situasi di kota Mekah yang sangat kacau
balau. Penduduknya tenggelam dalam kegelapan dan kemusyrikan. Beliau
merasa bahwa tinggal di kota Mekah sudah tidak nyaman lagi. Dengan
bermeditasi di Gua Hira, beliau berharap dapat membuat pikuran dan hatinya
tenang. Suatu ketika, pada tanggal 17 Ramadhan, saat Muhammad sedang
bermeditasi di Gua Hira, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril yang membawa
perintah dari Allah SWT. Beliau dituruni wahyu pertama sekaligus diangkat
menjadi Nabi akhir zaman.
Kejadian yang barusan beliau alami membuatnya takut. Sehingga beliau segera
pulang ke rumah Khadijah dengan gemetaran. Sesampainya dirumah Nabi
meminta Khadijah untuk menyelimutinya. Sebagai istri yang setia, Kadijah
menanyakan perihal apa yang membuautnya ketakutan. Dengan masih
gemetaran, Nabi Muhammad menceritakan semua kejadian yang dialaminya di
Gua Hira. Namun dengan tenang Khadijah menasihati Nabi Muhammad bahwa
mustahil nabi mendapat gangguan dari makhluk halus. Namun untuk membuat
hati Nabi lebih tenang, Khadijah mengajaknya ke rumah pamannya, Waraqah
bin Naufal, dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mendangar
cerita dari Khadijah Waraqah berkata mengatakan bahwa yang datang adalah
Jibril AS, yang dulu datang kepada Musa AS, yang mendapat perintah dari
Allah untuk mengangkatnya menjadi nabi akhir zaman7.
E. DAKWAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI
Orang yang pertama kali dari kaum wanita adalah Khadijah. Khadijah sangat
senang saat Allah mengang suaminya sebagai utusan-Nya. Karena itu beliau
segera masuk Islam dengan senang hati dan mengorbankan hartanya demi
dakwah Islam. Selain Khadijah, Nabi Muhammad berhasil mengajak Ali bin
Abi Thalib dan Zubair bin Haritsah untuk masuk Islam. Setelah mendapat
dukungan dari ketiga orang keluarganya, nabi mengajak sahabat-sahabat nabi.
Dari sahabat, nabi berhasil mengajak Abu Bakar untuk masuk Islam. Kemudian
Abu Bakar mengajak Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin
Auf, Saad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah. Selang beberapa waktu ada
beberapa orang terkemuka Quraisy yang masuk Islam diantaranya adalah,
Ubaidah bin Jarrah, Arqam bin Abi Arqam, Usman bin Math’uun, Ubaidah bin
Haris, Said bin Zaid, Khabbah bin Art, Abdullah bin Mas’ud, Ammar bin Yasir,
Suhaib bin Ar Ruumy, dan masih banyak lagi orang-orang Quraisy yang masuk
Islam secara sembunyi-sembunyi, baik laki-laki maupun perempuan8.
F. DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN
Dakwah secara sembunyi-sembunyi berjalan selama tiga tahun. Kemudian
Allah memerintahkan Nabi untuk berdakwah secara terang-terangan (Q.S. Al-
Hijr: 94). Dengan adanya perintah untuk berdakwah secara terang-terangan
lantas nabi naik ke bukit Shafa sambil menyeru dan memberikan peringatan
kepada kaum Quraisy. Namun hal itu diprotes oleh Abu Lahab.
Nabi Muhammad terus berdakwah dan semakin lama penaruhnya semakin luas.
Lama kelamaan hal ini membuat kaum Quraisy resah. Mereka meminta Nabi
Muhammad untuk menghentikan dakwahnya, namun hal itu ditolak Nabi
Muhammad secara tegas. Mendengar tanggapan dari Nabi Muhammad
membuat kaum Quraisy semakin geram. Mereka akhirnya menggunakan segala
cara untuk menghentikan dakwah nabi. Kaum Quraisy tak segan untuk
mengintimidasi dan menindas kaum muslimin. Nabi Muhammad juga tak luput
7
Abul Hasan Ali An-Nadwi, Riwayat Hidup Rasulullah, (Surabaya: Bina Ilmu Ofset, 2008), hal 65-73
8
Abul Hasan Ali An-Nadwi, Riwayat Hidup Rasulullah, (Surabaya: Bina Ilmu Ofset, 2008), hal 73
dari gangguan tersebut. Tidak hanya dengan kekerasan, usaha pemberhentian
dakwah Nabi Muhammad juga dilakukan dengan membujuk Nabi Muhammad.