Case Poli - Dadang
Case Poli - Dadang
Skizofrenia Hebefrenik
Pembimbing:
dr. Susi Wijayanti, Sp.KJ
Disusun Oleh:
Agnes Christie
11.2016.036
1
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan Arjuna No. 6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS POLIKLINIK JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus :
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT : RSJ PROVINSI JAWA BARAT
2
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis : Selasa, 23 Januari 2018 pukul 11.00 WIB di Poliklinik RSJ
Provinsi Jawa Barat
Alloanamnesis : Kepala RW yang juga merupakan teman dekat dengan ibu
pasien dan pasien sering curhat ke kepala RW sehingga
kebenaran anamnesa dapat dipercaya.
A. KELUHAN UTAMA
Pasien mengancam sepupu pasien dengan golok (agresivitas motorik)
3
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Gangguan Psikiatrik
Menurut Kepala RW, Pasien pernah di rawat 2 kali. Pertama kali dirawat tahun
2000 pasien sempat dirawat di RSJ Cianjur selama 4 bulan, pasien dirawat karena
mengamuk di masjid (agresivitas motorik), pasien juga sering beradu mulut
dengan ibunya (agresivitas verbal) dan suka membanting-banting barang
(agresivitas motorik) dan hal tersebut terdengar oleh tetangga dan mengganggu
ketenangan tetangga. Setelah keluar dari rumah sakit, perlahan keadaan pasien
membaik dan pasien kembali ke aktivitas sehari hari, seperti mengaji, pasien tidak
pernah marah-marah. Dengan keadaan ekonomi yang kurang, pasien pergi seorang
diri merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, namun pasien tidak mendapatkan
pekerjaan lalu pasien merantau kembali ke Bekasi dan mendapat pekerjaan sebagai
tukang roti bakar, dan berlangsung selama 6 tahun. Lalu pasien kembali pulang
kampung Selama itu pasien merasa dirinya sehat dan sempat putus obat sehingga
tidak pernah kontrol selama kurang lebih 6 bulan.
Pada tahun 2008 pasien mulai sering marah-marah (agresivitas verbal) dan
membanting-banting barang (agresivitas motorik) lagi, pasien jarang berada
dirumah dan pasien juga sempat pergi bersama dengan orang dengan gangguan jiwa
yang merupakan tetangganya, ke Gunung Gede, jalan kaki dari rumahnya, setelah
pulang dari gunung, pasien selalu mengatakan kepada semua orang bahwa pasien
harus menemukan tongkat nabi musa (autistik), dan pasien mendatangi seluruh kiai
yang ada di desa dan mengatakan perihal tongkat musa. Pasien pergi dengan
berpakaian seperti seorang biksu. Warga mulai merasa resah dan takut, nenek dan
ibu pasien membawa pasien ke rumah sakit. Sepulangnya dari rumah sakit itu ibu
pasien, kakak sulung, dan adik bungsunya sepakat memutuskan untuk membawa
pasien ke pesantren. 3 tahun berjalan yaitu pada tahun 2011 akhir pasien kembali
kerumahnya, dan menjalankan aktivitas seperti biasa. Pasien juga sempat bekerja
menjadi tukang kebun.
Pada tahun 2012, beberapa bulan setelah pasien membeli motor ibu pasien
menjual paksa motor yang telah ia beli dengan tabungannya, karena keadaan
ekonomi memburuk, saat itu hanya pasien yang bekerja. Keluarga membawa pasien
untuk dirawat kembali di RSJ Cimahi karena pasien membakar rumahnya sendiri
(agresivitas motorik), ibu pasien sempat bercerita kepada kepala RW tersebut
bahwa pasien suka membenturkan kepala nya ke tembok (agresivitas motorik) ,
4
memecahkan kaca dirumah (agresivitas motorik), pasien juga mengamuk, teriak-
teriak (agresivitas motorik), pasien suka marah-marah (agresivitas verbal) dan
sering mengatakan untuk bunuh diri (idea of suicide) dan pasien juga sempat
menceburkan dirinya ke sumur (tentamen suicide), hal tersebut dilakukannya
karena pasien mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk masuk kedalam sumur
(halusinasi auditorik), namun pasien juga terkadang terlihat ketakutan dan selalu
mendengar bisikan (halusinasi auditorik) bahwa ada yang akan menjahatinya dan
ia yakin hal itu akan menimpa dirinya (waham curiga). Ketua RW pasien
mengatakan setelah keluar dari RSJ, pasien tidak pernah minum obat dan tidak
pernah kontrol karena kendala biaya.
Gejala
Normal
5
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat perkembangan fisik:
Pasien merupakan anak kedua dari 5 bersaudara. Riwayat persalinan tidak
diketahui oleh kepala RW.
3. Riwayat pendidikan
Pendidikan lulus SMK pertanian dengan prestasi yang cukup baik, pasien
sempat dapat membuat produk pupuk sendiri.
4. Riwayat pekerjaan
Pasien sempat bekerja di Bekasi selama 6 tahun sebagai pedagang roti bakar di
daerah dan sukses, 2017 Pasien sempat dipekerjakan sebagai petugas kebun
tetangganya, sekarang pasien bekerja untuk mengumpulkan barang-barang bekas.
5. Kehidupan beragama
Pasien beragama Islam, pasien cukup aktif beribadah, selalu menjalankan sholat 5
waktu.
6
6. Kehidupan sosial dan perkawinan
Menurut kepala RW, pasien tidak memiliki teman di lingkungan sekitarnya dan
jarang berinteraksi dengan tetangganya, namun beberapa kali pasien ngobrol
dengan tetangganya. Warga sekitar sering membicarakan tentang ayahnya yang
dituduh korupsi. Pasien sering bertengkar dengan adik yang tinggal serumah
dengannya. Pasien belum menikah dan belum memiliki anak.
E. RIWAYAT KELUARGA
Keterangan:
: Laki-laki : Perempuan : Pasien
: Meninggal
7
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki-laki berusia 37 tahun dengan postur tubuh kurus, kurang sesuai
dengan usianya, pasien berbadan kurus, warna kulit sawo matang, berambut
pendek. Kuku bersih, mengenakan pakaian rapih, wangi. Kontak verbal dan visual
cukup.
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu
8
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana perasaan (mood) : Irritabel
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus : Lambat
b. Stabilisasi : Labil
c. Kedalaman : Dangkal
d. Skala diferensiasi : Sempit
e. Keserasian : Serasi
f. Pengendalian impuls : Kuat
g. Ekspresi : Ekspresif
h. Dramatisasi : Dramatisir
i. Empati : Sulit dinilai
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Ada (Halusinasi visual: pasien melihat ada rekaman
kaset berisi G30S PKI yang membantai keluarganya, melihat orang orang yang
sudah meninggal. Halusinasi auditorik: Pasien merasa mendengar bisikan suara
ibunya yang sudah meninggal.)
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada
e.
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : SMK Pertanian (lulus SMK)
2. Pengetahuan umum : Tidak dapat dinilai
3. Kecerdasan : Tidak dapat dinilai
4. Konsentrasi : Distraksi
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat wawancara ialah siang
hari.
b. Tempat : Baik, pasien mengetahui sekarang berada di RSJ Cimahi
c. Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa yang mewawancarainya ialah
seorang dokter.
9
6. Daya ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : Baik (Pasien mengetahui jenjang pendidikan
terakhirnya)
Jangka pendek : tidak dapat dinilai
Segera : tidak dapat dinilai
b. Gangguan : Tidak ada
7. Pikiran abstraktif : Tidak dapat dinilai
8. Visuospatial : Tidak dapat dinilai
9. Bakat : Mengaji
10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (pasien dapat makan, mandi, dan
berpakaian sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktivitas : Autistik
Kontinuitas : Sirkumstansial (jawaban pertanyaan, berputar-putar
dan tidak cocok)
Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : Ada (Ada keinginan untuk sembuh)
Waham : Belum dapat dinilai
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Gagasan rujukan : Tidak ada
Gagasan pengaruh : Tidak ada
Idea of suicide : Tidak ada
10
G. DAYA NILAI
Daya nilai sosial : Baik (pasien mengatakan merokok tidak baik)
Uji daya nilai : Tidak dapat dinilai
Daya nilai realitas : Terganggu (Halusinasi pada pasien)
H. TILIKAN : Derajat IV (Pasien tahu bahwa dirinya sakit, namun tidak tahu
penyebabnya)
I. RELIABILITAS:
Kurang baik karena terdapat halusinasi
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal
2. Tanda rangsang meningeal: (-) negatif
Refleks fisiologis : (+) normal
Refleks patologis : (-) negatif
3. Mata : Dalam batas normal
11
4. Pupil : Dalam batas normal
5. Oftalmoscopy : Tidak dilakukan
6. Motorik : Dalam batas normal
7. Sensibilitas : Dalam batas normal
8. Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan
9. Fungsi luhur : Baik
10. Gangguan khusus : Tidak ada
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemui kelainan.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
12
Pada pemeriksaan, sikap pasien selama wawancara cukup kooperatif, terdapat
manerisme dan stereotipik, terdapat negativistik, saat wawancara dan setelah
wawancara pasien terlihat gelisah dan berhati-hati. Pasien terdapat halusinasi auditorik
dan visual. Mood iritabel, afek lambat, dangkal, sempit, dramatisir dan ekspresif. Pola
pikir autistik, cara berpikir sirkumstansial. Konsentrasi pasien kurang baik dengan
tilikan pasien derajat IV.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, tidak terdapat
kelainan pada status interna dan status neurologis, lainya dalam batas normal, tidak
ditemukan kelainan. Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.
Pada pasien ini ditemukan adanya gejala gangguan kejiwaan sehingga memenuhi
kriteria PPDGJ-III F 20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Kriteria Diagnosis F 20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Memenuhi kriteria umum skizofrenia
Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja
atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15 - 25 tahun).
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri
(solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.
13
Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya diperlukan
pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa
gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :
- perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan,
serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri
(solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa
perasaan;
- afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering
disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-
satisfred), senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap
tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces),
mannerism, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan
hipokonriakal dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated
phrases);
- proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu
(rambling) serta inkoheren.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir
umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak
menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan
kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran
ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu
perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya
suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama,
filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan
pikiran pasien.
Diagnosis Kerja:
F20.0 Skizofrenia Paranoid
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
2. Onset pada usia 20 tahun
3. Pada pasien, halusinasi visual dan auditorik
4. Mannerism
5. Halusinasi maupun waham tidak menonjol
14
6. Sulit memahami jalan pikiran pasien
Diagnosis Banding:
F25.1 Skizoafektif tipe Manik
- Memenuhi gejala skizofrenia
- Memenuhi gejala gangguan afek namun tidak menonjol
- Waham kebesaran
- Halusinasi auditorik
- Disingkirkan dengan : afek dan gejala skizofrenia harus sama sama menonjol
dalam satu episode, pada pasien ini, gejala skizofrenia lebih menonjol daripada
afeknya
Aksis II :
Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III :
Tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medik umum
Aksis IV :
Masalah pribadi keluarga
Aksis V :
Skala GAF 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi).
IX. PROGNOSIS
Faktor-faktor Baik Buruk
Onset usia Awitan usia 20 tahun
15
Faktor presipitasi Masalah keluarga
Onset Insidious
Riwayat pramorbid Buruk
Menikah Gagal menikah karena kondisi keuangan
Riwayat keluarga 2 adik pasien memiliki gangguan jiwa
Gejala Gejala positif (+)
Dukungan keluarga Tidak ada dukungan keluarga
Sering relaps Riwayat relaps 3 x
X. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik
2. Psikologi/psikiatrik : halusinasi auditorik, visual, manerism, tilikan derajat IV.
3. Sosial/keluarga : pasien sering dikekang oleh orang tua, pasien
XI. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
R/ Risperidon 2 mg tab No. XV
S I – 0 – I tab pc
-------------------------------------- (sign)
R/ Tryhexyphenidyl 2 mg tab No. XV
S I – 0 – I tab pc
-------------------------------------- (sign)
2. Psikoterapi
a. Terapi individual
Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai penyakitnya.
Memberikan informasi pada pasien mengenai pentingnya minum obat
dan kontrol secara teratur.
b. Terapi kelompok
16
Menyarankan pasien untuk mengikuti setiap kegiatan di Rumah Sakit
Jiwa bersama dengan rekan lainnya agar terjalin sosialisasi yang baik.
Memotivasi pasien untuk bersosialisasi dengan orang yang ada di
sekitarnya.
c. Terhadap keluarganya
Memberi penjelasan tentang keadaan penyakit pasien untuk mendukung
proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya.
Memberi informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai terapi yang
diberikan pada pasien dan pentingnya pasien agar dipantau kontrol dan
minum obat secara teratur untuk mencegah rawat jalan yang tidak
teratur.
3. Tindak lanjut
Dirawat dirumah sakit
Mengikuti pelatihan rehabilitasi
Mengikuti segala kegiatan yang dianjurkan oleh dokter penanggung
jawab
Obat diminum secara teratur
17
Dd: 5 Dd: Ya nge cat, ngebikin keramik di
D: Itu yang keberapa tempel.
Dd: 3 D: Bapak tau skrg ada dimana?
D: Yang pertama siapa? Dd: Ya ini di RSJ Cimahi. Sekarang sudah
Dd: Kakak saya jam 12 ya? Saya mau sholat dulu
D: Kakanya cewe apa cowo? D: Belum atuh pak, sekarang masih jam 11.
Dd: Cowo Dd: Oh sudah lewat ya?
D: Bapak anak yang keberapa? D: Iya pak, Bapak tau knp skrg dibawa
Dd: Saya ke 2 kesini?
D: Kalau yang lain? Dd: Dari awal sampai akhir kayanya
Dd: Yang ke 4 laki-laki dirumah, yang memang harus, puncak sebuah apa ya? kan
terakhir adik saya wanita awalnya saya sakit disini, ya penyelesaian
D: Bapak dirumah tinggal sama siapa? penyembuhannya gimana gitu.
Dd: Adik saya yang itu ( nunjuk zamzam) D: Sakit nya itu memang mulai kapan?
D: Berdua aja? Dd: Mulai 2004 atau 2005
Dd: Iya berdua aja dirumah D: Obat obatan diminum teratur dirumah?
D: Bapaknya sudah menikah? Dd: Masalah obat obatan ya gimana ya, ya
Dd: Belum suka di buang gitu
D: Kalau adik bapak sudah menikah? D: Kenapa dibuang?
Dd: Belum juga Dd: Gatau, gaenak aja gitu
D: Sekarang pekerjaannya dirumah sehari- D: Gaenak gimana pak?
hari apa pak? Dd: Ya gimana ya, ke mulut keram, lidah
Dd: Yaaa sekarang mungutin barang bekas susah ngomong, kekepala muter gitu,
D: Setelah itu dijual lagi? pokoknya ga sanggup deh
Dd: Sukaaa, apa itu nyabit rumput, babat D: Sebelumnya pas 2005 itu bapak tau knp
rumput dibawa?
D: Rumput tetangga? Dd: Saya merasa dari situ ada pergolakan
Dd: Iya rumput tetangga apa ya, kalau kesini itu saya dibawa buat
D: Kalau adiknya dirumah ngapain? dikulum
Dd: Ya gimana ya, dirumah juga ga ngapa D: Dikulum itu apa ya pak
ngapain, tapi sekali kali dia suka, ya bikin Dd: Itu kaya saya mau dimasukan ke liang
kegiatan sendiri air mendidih yang panas
D: Kegiatannya tuh apa? D: Bapak tau mau dilakuin seperti itu dari
mana? ada yang bilang atau gimana?
18
Dd: itu dari hati saya Dd: Dingin, jadi kalo mandi pakai air
D: Selain itu ada lagi yang bapak rasain? dingin kayanya patral
Dd: Ya saya rasa dari perjalanan itu bahwa D: Patral itu maksudnya bagaimana pak?
saya akan di bakar oleh orang orang G 30 s Dd: Patral itu ya jadi mundur sedikit, kalau
PKI mundur sedikit itu sakit
D: Sampai sekarang masih pak? D: Berarti bapak sekarang lagi rasa sakit?
Dd: Saya sempet lihat ada rekaman kaset Dd: Ya jadi begini, 1 tahun lalu kalau kata
berisi G30S PKI yang membantai dokter saya yang dibekasi, jangan kena air,
keluarganya, terus juga lihat orang-orang jadi saya harus pakai air hangat. Saya mau
yang sudah meninggal sholat dulu!
D: Siapa yang bapak lihat yang sudah D: tapi kan belum jam sholat pak?
meninggal? Dd: Ya memang, jadi saya ini mau SK
Dd: Bapak saya sama Ibu saya, dan orang sehat!
orang lainnnya. D: Memangnya buat apa sk sehat pak?
D: Disana mereka ngapain pak? Dd: Biar saya ga kena hokum!
Dd: Gatau deh saya bingung. D: Memang siapa yang mau hokum
D: Bapak merasa ada yang bisikin gak Dd: Setiap manusia … (diam), Ya Tuhan
selama ini? Allahu Akbar yang hukum saya
Dd: Ada, saya mendengar suara bisikan ibu D: Memang bapak buat suatu kesalahan?
saya dikuping saya Dd: Nanti juga tahu
D: Bisikannya bilang apa pak? D: Oh, bapak gamau kasih tau ske saya?
Dd: Gatau saya juga lupa, ga jelas Dd: IYA! GAKBISA! (muka kesal)
pokoknya deh D: Bapak tau darimana bapak akan
D: Terus bapak sekarang maunya dihukum?
bagaimana? Dd: Sekarang saya ga karuan harus
Dd: Ya saya merasa saya harus sehat, yang bagaimana! Yasudah saya makan saja!
namanya sehat menurut saya mandi pake D: Tuhan pernah ngomong ke bapak kalau
air biasa 2x makan normal, bekerja normal Tuhan akan hokum bapak?
dan mandiri Dd: Ya, soal itu Tuhan menjelma sebagai
D: Terus bapak sekarang ngerasa sehat Al-Quran
gak? D: Tapi selain itu, Tuhan pernah nunjukin
Dd: Ngga wujud ke bapak dalam bentuk lain?
D: Terus bapak rasanya gimana? Dd: Tuhan itu taat dan ya gitulah pokoknya
(nada tinggi)
19
D: Pak, bapak itu kenapa?
Dd: Saya rasa mata saya juling!
D: Loh juling kenapa pak? Bukannya tadi
baik-baik saja?
Dd: Saya ngerasa ada 2 kepribadian dalam
diri saya
D: Dua pak? Gimana itu rasanya pak?
Dd: Sudah ya, saya batasin pertanyaan
Anda sampai disini
D: Loh, memang kenapa pak?
Dd: (Pasien pergi ke pojokan)
D: Pak, Bapak kenapa? Kok pergi kesana?
Saya tertarik dengan kepribadian bapak ini.
Dd: Duh, ini saya ada kaya 2 roh dalam diri
saya, satu roh yang disini (nunjuk dada),
satu lagi roh yang ada didalem perut saya.
D: Bapak yakin pak ada Roh yang ada
didalam perut bapak?
Dd: Iya ini, kerasa di dalam perut saya
D: Bapak kenal ama roh yang ada didalam
perut bapak itu?
Dd: pasien diam…
D: Bapak kenapa pak?
Dd: Saat saya dan roh yang ada di dalam
perut saya bersatu, SAYA ADALAH
PANGLIMA PERANG PRAJURIT ISA
ALMAIN!!
D: Isa Almain itu siapa pak?
Dd: Cukup sampai disini pembicaraannya!
Saya mau sholat!! (muka marah)
D: Baik pak, saya pamit diri dulu ya pak,
terimakasih.
Dd: ya makasih
20