Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kasus

Gangguan Psikotik Akut


Dan Sementara

Pembimbing:
dr. Susi Wijayanti, Sp.KJ

Disusun Oleh:
Eirene Megahwati Paembonan
11 2016 051

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 15 Januari 2018 – 17 Februari 2018

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA


(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan Arjuna No. 6 Kebon Jeruk – Jakarta
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS BANGSAL JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus : 22 Januari 2018
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT : RSJ PROVINSI JAWA BARAT

Nama : Eirene Megahwati Paembonan Tanda Tangan


NIM : 112016051
………………………
Dr. Pembimbing / Penguji: dr. Susi Wijayanti , Sp.KJ
………………………

NOMOR REKAM MEDIS : 069 097


Nama Pasien : Tn. MS
Nama Dokter yang merawat : dr. Dhian Indharti, Sp.KJ
Masuk RS pada tanggal : 16 Januari 2018
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Dibawa oleh keluarga
Riwayat perawatan : Belum pernah di rawat di RSJ

I IDENTITAS PASIEN:
Nama (inisial) : Tn. MS
Tempat & tanggal lahir : Bandung, 01 Juni 1997 (20 tahun)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Kp. Cibunar, RT/RW 001/006, Kelurahan
Tanjungwangi, Kecamatan Cihampelas,
Kabupaten Bandung Barat
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis : Rabu, 17 Januari 2018 pukul 14.00 WIB di Ruang Garuda
RSJ Provinsi Jawa Barat
Alloanamnesis : Ayah kandung pasien pada tanggal 18 Januari 2018 melalui
telepon, pasien tinggal dengan orang tua kandung sehingga
kebenaran anamnesa dapat dipercaya.

A. KELUHAN UTAMA
Mengamuk sejak 1hari SMRS
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Setelah pasien meminum 10 pil obat Dexometrophan pada hari senin, tiba-tiba
pasien mengamuk di rumah. Menurut ayah pasien, sejak hari senin pasien tidak dapat
tidur (insomnia), bicara kacau, marah-marah, menjulurkan lidah (agresivitas verbal
dan motorik), meludah, perut nyeri, melihat bayangan (halusinasi visual), dan
mendengar bisikan (halusinasi auditorik). Pasien kemudian dibawa untuk di rawat
inap di RSJ Provinsi Jawa Barat karena ini adalah pertama kali pasien menjadi seperti
ini.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Gangguan Psikiatrik
Tidak ada
2. Riwayat Gangguan Medik
Riwayat gangguan medik seperti trauma kepala, kejang dan pingsan disangkal.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien memiliki riwayat ngelem pada usia 14 tahun (sumber dari teman).
Riwayat merokok saat SMP (sumber dari teman), minum tuak dan menggunakan
ganja (waktunya tidak tahu, sumber dari teman).
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Tidak ada
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat perkembangan fisik:
Pasien merupakan anak terakhir dari enam bersaudara. Pasien lahir normal, cukup
bulan dan ditolong oleh dukun. Tidak ada komplikasi persalinan, kejang, trauma
lahir,dan cacat bawaan.
2. Riwayat perkembangan kepribadian
a. Masa kanak-kanak:
Pasien merupakan anak yang disayang oleh kedua orangtuanya. Pasien
memiliki banyak teman sebaya di sekolah serta lingkungan rumahnya.
Pelajaran di sekolah masih dapat diikuti dengan baik. Pasien merupakan anak
yang tidak nakal dan periang seusianya.
b. Masa Remaja:
Pada saat remaja, pasien memiliki cukup banyak teman saat SMP dan mudah
bergaul. Pasien aktif bermain dan mengaji dengan Ayahnya dirumah. Pasien
tidak pernah merokok dirumah maupun disekitar lingkungan orangtuanya
namun teman pasien mengatakan pasien merokok dan juga ngelem.
c. Masa Dewasa:
Pasien memiliki banyak teman dan dan lebih terbuka dengan keluarga jika ada
masalah. Pasien rajin beribadah. Menurut temannya pasien pernah
menggunakan ganja.
3. Riwayat pendidikan
Pendidikan lulus SMP dan tidak dilanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
karena pasien malas melanjutkan sekolah.
4. Riwayat pekerjaan
Pasien tidak bekerja, pasien hanya di rumah saja.
5. Kehidupan beragama
Pasien beragama Islam serta sebelum mengalami gangguan pasien cukup aktif
beribadah, selalu menjalankan sholat 5 waktu dan mengaji bersama Ayahnya
6. Kehidupan sosial dan perkawinan
Pasien memiliki banyak teman di lingkungan sekitarnya dan sering berinteraksi
dengan teman maupun tetangganya.
E. RIWAYAT KELUARGA

Keterangan:
: Laki-laki : Perempuan : Pasien

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG


Pasien sekarang tinggal dengan kedua orang tua. Saat ini yang memenuhi kebutuhan
ekonomi adalah orang tuanya. Pasien tidak pernah pergi bersama teman-temannya
hingga larut malam, namun pasien jarang membawa teman-temannya ke rumah.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki-laki berusia 20 tahun dengan postur tubuh normal, dan sesuai
dengan usianya, pasien berbadan kurus, warna kulit putih, berambut pendek. Kuku
sedikit kotor, mengenakan pakaian seragam RSJ Cisarua. Kontak verbal cukup
dan visual kurang.
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
 Sebelum wawancara : Pasien tidur di ranjang.
 Selama wawancara : Pasien duduk di ranjang dengan kedua tangan
memegang kaki yang digantungkan di ujung tempat tidur. Pasien menjawab
pertanyaan dengan kooperatif. Selama wawancara, kontak mata kurang, pasien
tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak diperlukan. Namun sedikit
menghindar dari perbincangan.
 Setelah wawancara : Pasien tetap duduk seperti posisi selama wawancara.
4. Sikap terhadap Pemeriksa
Kooperatif
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Sedikit lambat, spontan, volume sedang dan artikulasi
sedikit tidak jelas.
b. Gangguan berbicara : Gagap
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana perasaan (mood) : Labil
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus : Cepat
b. Stabilisasi : Labil
c. Kedalaman : Dalam
d. Skala diferensiasi : Luas
e. Keserasian : Serasi
f. Pengendalian impuls : Kuat
g. Ekspresi : Wajar
h. Dramatisasi : Tidak Ada
i. Empati : Tidak dapat dinilai
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Ada (Halusinasi auditorik; pasien medengar bisikan
seorang perempuan yang mengatakan bahwa Muhammad Saepuloh sering putus
cinta. Halusinasi visual; pasien melihat seorang nenek disebelahnya
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : SMP
2. Pengetahuan umum : Kurang
3. Kecerdasan : Kurang
4. Konsentrasi : Kurang
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat wawancara ialah siang
hari.
b. Tempat : Baik, pasien mengetahui sekarang berada di RS
c. Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa yang mewawancarainya ialah
seorang dokter.
d. Situasi : Baik
6. Daya ingat
a. Tingkat
 Jangka panjang : Baik (Pasien mengetahui kejadian dimasa
kecilnya)
 Jangka pendek : Tidak baik
 Segera : Tidak baik
b. Gangguan : Tidak ada
7. Pikiran abstraktif : Kurang (pasien tidak mengerti peribahasa sederhana)
8. Visuospatial : Kurang baik (tidak dapat menggambar jam 09.30 yang
disuruh oleh pemeriksa)
9. Bakat kreatif : Tidak diketahui
10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (pasien dapat makan, mandi, dan
berpakaian sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Bentuk pikir
 Produktivitas : Kemiskinan Ide
 Kontinuitas : Jawaban sesuai pertanyaan, kadang ada asosiasi
longgar, dan ada perseverasi
 Hendaya bahasa : Inkoherensi
2. Isi pikir
 Preokupasi dalam pikiran : Ada (Putus cinta)
 Waham : Tidak ada
 Obsesi : Tidak ada
 Fobia : Tidak ada
 Gagasan rujukan : Tidak ada
 Gagasan pengaruh : Tidak ada
 Idea of suicide : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS : Baik (pasien bisa mengontrol
emosinya)
G. DAYA NILAI
 Daya nilai sosial : Baik (pasien mengatakan membacok itu tidak baik)
 Uji daya nilai : Baik (pasien mengatakan kalau orang yang salah dan
minta maaf harus dimaafkan)
 Daya nilai realitas : Terganggu (Halusinasi pada pasien)
H. TILIKAN : Derajat I (Pasien tidak menyadari bahwa dirinya sedang sakit)
I. RELIABILITAS:
Buruk
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
4. Nadi : 80 x/menit
5. Suhu badan : 36,50 C
6. Frekuensi pernapasan : 20x/menit
7. Bentuk tubuh : Normal
8. Sistem kardiovaskular : Dalam batas normal
9. Sistem respiratorius : Dalam batas normal
10. Sistem gastro-intestinal : Dalam batas normal
11. Sistem musculo-skeletal : Dalam batas normal
12. Sistem urogenital : Dalam batas normal
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak dilakukan
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
Refleks fisiologis : Tidak dilakukan
Refleks patologis : Tidak dilakukan
3. Mata : Tidak dilakukan
4. Pupil : Tidak dilakukan
5. Oftalmoscopy : Tidak dilakukan
6. Motorik : Tidak dilakukan
7. Sensibilitas : Tidak dilakukan
8. Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan
9. Fungsi luhur : Tidak dilakukan
10. Gangguan khusus : Tidak dilakukan
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak
dilakukan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG (16 Januari 2018)
Hemoglobin : 15,6 g/dL
Hematokrit : 45%
Leukosit : 7.300/mm3
Trombosit : 289.000/mm3
Glukosa Darah Sewaktu : 114 mg/dL
SGOT : 79 U/L
SGPT : 64 U/L
Ureum : 41,8 mg/dL
Kreatinin : 1,63 mg/dL
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki berusia 20 tahun, belum menikah, tidak bekerja, dirawat di
rumah sakit jiwa karena mengamuk (agresivitas motorik) sejak 1 hari yang lalu.
Berbicara kacau dan marah-marah (agresifitas verbal). Pasien medengar bisikan
yang mengatakan bahwa pasien putus cinta (Halusinasi auditorik) dan pasien juga
melihat seorang nenek (Halusinasi visual). Bicara ngelantur, pasien sulit tidur
(insomnia). Ayah pasien mengatakan penyebab terjadinya kejadian seperti ini
muncul karena pasien meminum 10 pil obat Dexometrophan.
Pada pemeriksaan, sikap pasien selama wawancara cukup kooperatif dan tidak
ada gerakan-gerakan tambahan yang tidak diperlukan. Pasien terdapat halusinasi
auditorik dan visual. Konsentrasi pasien cukup baik dengan tilikan pasien derajat I.
Tidak terdapat kelainan pada status interna dan status neurologis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg lainya dalam
batas normal tidak ditemukan kelainan.
Pada pemeriksaan penunjang didaptkan Hb 15,6 g/dL, Ht 45%, Leukosit
7.300/mm3, Trombosit 289.000/mm3, GDS 114 mg/dL, SGOT 79 U/L, SGPT 64 U/L,
Ur 41,8 mg/dL, Cr 1,63 mg/dL.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
 Aksis I: F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
 Aksis IV: Penyalahgunaan Zat (Obat Dextrometrophan)
 Aksis V: 60-51
1. Gangguan jiwa karena adanya :
- Gejala kejiwaan berupa: agresivitas verbal, agresivitas motorik,
halusinasi auditori dan visual, insomnia.
2. Gangguan ini sebagai Gangguan Mental Non Organik (GMNO) karena tidak
adanya:
- Gangguan kesadaran (pasien kompos mentis)
- Gangguan kognitif (orientasi dan memori)
- Gangguan fungsi intelektual
- Gangguan daya ingat
- Kelainan faktor organik spesifik
Pada pasien ini ditemukan adanya gejala gangguan kejiwaan yang terjadi
dalam 1 hari atau kurang dari 1 bulan sehingga dapat dikategorika dalam Psikotik
Akut.
Kriteria Diagnosis F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
 Mrnggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang
diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas
yang dipakai ialah:
a) Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala
gejala psikotik menjadi nyata dan menganggu sedikitnya beberapa aspek
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal
yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan
seluruh kelompok.
b) Adanya sindrom yang khas (berupa “polimorfik”=beraneka-ragam dan
berubah cepat, atau “schizophrenia-like” = gejala skizofrenik yang khas).
c) Adanya stres akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi
dengan karakter ke 5; .x0= tanpa penyerta stres akut; .x1= Dengan
penyerta stres akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak
boleh dimasukkan sebagai sumber stres dalam konteks ini.
d) Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
 Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode
manik (F30.-) atau Episode depresif (F32.-), walaupun perubahan emosional
dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.
 Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia.
Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.
Diagnosis Kerja:
F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis F23 Gangguan Psikotik Akut dan


Sementara
2. Pada pasien terdapat halusinasi visual dan auditorik, serta gejala-gejala
negatif.
3. Diagnosis psikoaktif lainnya untuk pertama kali ditegakkan bila
terdapat riwayat penggunaan obat Dexometrophan secara berlebihan
tanpa resep dokter.

Diagnosis Banding:
F20 Skizofrenia
- Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui)
dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah
akibat yang teergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosia
budaya. Harus ada satu gejala yang jelas (isi pikir, waham, halusinasi).
Adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara
sosial.
- Disingkirkan dengan : Pada pasien terdapat gejala halusinasi auditorik dan
visual namun dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu. Pasien juga tidak
menarik diri dan kooperatif saat diwawancarai.
F30 Episode Manik
- Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan
dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental dalam berbagai
derajat keparahan kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal
(yang pertama), termasuk gangguan efektif bipolar, episode manik
tunggal.
- Disingkirkan dengan : Pada pasien, episode manik didapatkan beberapa
kali.
 Aksis II :
Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental
 Aksis III :
Tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medik umum
 Aksis IV :
Penyalahgunaan Zat (Obat Dextrometrophan)
 Aksis V :
Skala GAF 60-51 gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


 Aksis I :WD:
F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
DD:
F20 Skizofrenia
F30 Episode Manik
 Aksis II : Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental.
 Aksis III : Tidak ada gangguan pada kondisi medik umum
Aksis IV : Penyalahgunaan Zat (Obat Dextrometrophan)
 Aksis V : Skala GAF 60-51 gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang.

IX. PROGNOSIS
Faktor yang memperbaiki Faktor yang memperburuk
Faktor presipitasi jelas Awitan usia muda
Gejala Positif Relaps
Tidak patuh terhadap obat
Perilaku Agresivitas Verbal
Perilaku Agresivitas Motorik
Skor 2 5

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
X. DAFTAR MASALAH
1.Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik
2.Psikologi/psikiatrik : Agresivitas verbal, halusinasi auditorik, visual, tilikan I
3.Sosial/keluarga : Tidak diteukan masalah sosial/keluarga
XI. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
 R/ Haloperidol 5 mg tab No.X
S2 dd tab I pc
Pagi dan malam
---------------------------- (sign)
2. Psikoterapi
a. Terapi individual
 Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai
penyakitnya.
 Memberikan informasi pada pasien mengenai pentingnya minum obat
dan kontrol secara teratur.
b. Terapi kelompok
 Menyarankan pasien untuk mengikuti setiap kegiatan di Rumah Sakit
Jiwa bersama dengan rekan lainnya agar terjalin sosialisasi yang baik.
 Memotivasi pasien untuk bersosialisasi dengan orang yang ada di
sekitarnya.
c. Terhadap keluarganya
 Memberi penjelasan tentang keadaan penyakit pasien untuk
mendukung proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan
penyakitnya.
 Memberi informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai terapi yang
diberikan pada pasien dan pentingnya pasien agar dipantau kontrol
dan minum obat secara teratur untuk mencegah rawat jalan yang tidak
teratur.
3. Tindak lanjut
 Kontrol tiap bulan bila telah dipulangkan dari Rumah Sakit Jiwa
 Obat diminum secara teratur
Lampiran wawancara pasien
17 Januari 2018

D: Selamat siang, saya Eirene doker muda disini, boleh ngobrol sebentar mas?
S: (mengangguk)
D: Mas namanya siapa?
S: Silvi Imaniani Sutrisno
D: Namanya Silvi?
S: Iya
D: Panggilannya siapa?
S: Maya
D: Mas Silvi tinggalnya dimana?
S: Ciburan
D: Itu di Bandung?
S: Iya
D: Bandung apa? Barat yah?
S: Iya
D: Sekarang umurnya berapa tahun?
S: Umur? 17 tahun
D: Kesibukannya apa sekarang?
S: Kesibukannya? Diem aja dirumah
D: Diem aja di rumah? Kenapa?
S: Ga tau
D: Trus kalau dirumah biasanya ngapain selain diem aja?
S: Gigit jari
D: Jarinya kenapa digigit?
S: Ada sepuluh
D: Digigit kenapa?
S: Digigit kenapa? Karena putus cinta
D: Di putusin siapa?
S: Rida, rama, danti
D: Itu semua siapa? Pacar? Atau mantannya?
S: Iya
D: Silvi cewek atau cowok?
S: Cowok
D: Diputusinnya kenapa?
S: Ya karena takut sakit hati aja
D: Yang putusin siapa? Mereka atau silvinya?
S: Ikin
D: Ikin siapa?
S: Ikin? Saudara
D: Tadi nama mantannya siapa aja?
S: Rida
D: Satu aja? Bukannya 3 tadi?
S: iya
D: Jadi yang pacaran siapa?
S: Ga ada
D: Mas namanya siapa?
S: Maulana fauzi
D: Maulana fauzi? Panggilannya Silvi?
S: Iya
D: Yang putusin silvi siapa nih?
S: Ga tau
D: Trus putus cintanya sama siapa?
S: Silvi
D: Silvi putus cintanya sama silvi? Silvi siapa?
S: Sama Reza Kurniawan
D: Itu siapa?
S: Itu? Saudara
D: Saudara kandung mas?
S: Iya
D: Ada berapa bersaudara emang masnya?
S: Ya ga tau
D: Dirumah emang tinggalnya sama siapa?
S: Sama kakek nenek
D: Mama Papanya?
S: Di Jakarta
D: Mama Papanya ngapain di jakarta?
S: Ngapain? Ya karena itu ini itu ini. Karena ada fitnah
D: Siapa yang fitnah?
S: Riki
D: Riki ini siapa?
S: Riki? Mantan
D: Mantannya siapa?
S: Mantannya muhammad saepuloh
D: Terus silvi siapa?
S: Aa Cecep
D: Aa Cecep siapa?
S: Keluarga
D: Adek atau Kakak? Atau Sepupu?
S: Adek
D: Mas panggilannya siapa?
S: Muhammad Saepuloh
D: Dipanggilnya biasa siapa?
S: Bang Sit
D: Nama kerennya yah?
S: Iya
D: Trus bang sit punya kakak atau adek ga?
S: Ga
D: Anak tunggal? Tinggalnya sama kakek nenek?
S: Iya
D: Kakek Neneknya sibuk apa?
S: Sibuk kerja
D: Kerjanya apa?
S: Kerjanya? Ya melamun aja
D: Ngelamun biasanya mikirin apa?
S: Ya mikirin putus cinta
D: Putusnya diapain sebelumnya
S: Ya di, kayak dibacok
D: Siapa yang dibacok?
S: Muhammad Saepuloh
D: Dibacok sama siapa?
S: Sama Agus
D: Agus ini siapa?
S: Agus? Tetangga
D: Kok mau dibacok sama Agus?
S: Ya karna saya pengen nikah
D: Nikah sama ceweknya Agus?
S: Iya
D: Ceweknya agus siapa namanya?
S: Rida
D: Saepuloh kesini sama siapa?
S: Sama temen
D: Temennya kemana?
S: Ga tau
D: Sekarang dimana emang?
S: Sekarang? di rumah sakit
D: Kenapa dibawa kesini?
S: Ya karena putus cinta
D: Terus mau di bawa kesini?
S: Iya
D: Gimana ceritanya kenapa si Agus mau bacok Mas Saepuloh?
S: Ceritanya Irwansyah
D: Irwansyah siapa?
S: Rida
D: Rida nama panjangnya siapa?
S: Rida Rahamayanti
D: Kenapa agus mau bacok Mas Saepuloh?
S: Karena pengen nangis
D: Siapa yang nangis?
S: Muhammad Saepuloh
D: Nangis kenapa?
S: Katanya waktu itu putus cinta
D: Kata siapa? Ada yang bisikin?
S: Ga
D: Tau putus cinta dari mana?
S: Aa Cecep
D: Aa Cecep kasih tau?
S: Ga
D: Terus gimana?
S: Lihat nenek nenek
D: Ada nenek neneknya?
S: Ada, disini
D: Mana sekarang?
S: Ga ada
D: Tapi tadi ada? Dateng?
S: Ada, dateng
D: Nenek neneknya ngapain?
S: Mau pengen nikah katanya
D: Sama siapa?
S: Sama tetangga
D: Bentuknya gimana?
S: Ya, kayak ibu
D: Kayak kita? Perempuan?
S: Iya
D: Lihat atau cuma dengar aja?
S: Lihat
D: Bisikin ga?
S: ga
D: Ngomong ga?
S: Ga
D: Masuk kedalam?
S: Masuk
D: Pakai baju apa?
S: Ping, cantik
D: Neneknya bilang apa?
S: Bilang katanya aku putus cinta karena cewek
D: Karena Rida?
S: Iya
D: Nenek neneknya siapanya Mas Saepuloh? Kenal ga?
S: Ga kenal
D: Terus datang aja tiba-tiba?
S: Iya
D: Selalu datang ga nemenin Mas Saepuloh?
S: Ga
D: Cuma hari ini aja? Kemarin-kemarin ga datang?
S: Iya
D: Terus tadi Mas Agus, kapan mau ngebacok Mas Saepuloh?
S: Ada anak kecil
D: Kapan?
S: Dulu
D: Terus ada anak kecil, Agusnya mau bacok Mas Saepuloh?
S: Iya
D: Terus dibacok ga?
S: Iya
D: Pakai apa di bacok?
S: Pakai gesper
D: Dibacok ga?
S: Ga
D: Mas Saepuloh tau ga maksudnya lempar batu sembunyi tangan?
S: Di bacok
D: Sekarang apa yang Mas Saepuloh rasain?
S: Pengen bunuh
D: Bunuh siapa?
S: Riki
D: Kenapa mau dibunuh?
S: Sama Agus
D: Kenapa?
S: Karena putus cinta
D: Kalau Riki sama Agus minta maaf, dimaafin ga?
S: Iya
D: Mau di bunuh ga?
S: Ga, kan sudah minta maaf
D: Oh iya, bener. Yang bikin putus cinta semuanya mau dimaafin ga?
S: Iya
D: Mas Saepuloh kalau dokter minta Mas Saepuloh gambar jam 09.30 bisa?
S: bisa (gambar)
D: Yauda mas, kalau gitu Mas Saepuloh istirahat dulu yah
S: Iya
D: Makasih yah mas
S: iya

Follow up tanggal 18 Januari 2018. Pukul 14.00


S: mulai sedikit tenang tetapi masih bingung
O: Tensi: 110/80 mmHG, HR: 98 kali/menit, RR: 19 kali/menit, Suhu: 36,3
A: Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (membaik)
P: Terapi lanjut

Follow up tanggal 19 Januari 2018. Pukul 13.20


S: bicara kacau dan bingung
O: Tensi: 110/70 mmHG, HR: 96 kali/menit, RR: 20 kali/menit, Suhu: 36,5
A: Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (memburuk)
P: Terapi lanjut

Anda mungkin juga menyukai