Anda di halaman 1dari 4

Tanda Dan Gejala ISPA

Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa batuk,
kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala. Sebagian
besar dari gejala saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk,
kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun sebagian anak yang
menderita radang paru (pneumonia), bila infeksi paru ini tidak diobati dengan
anti biotik akan menyebabkan kematian

Tanda-tanda bahaya

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-


keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin
gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam
keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam
kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit,
meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang
ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong
dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.

Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-


tanda laboratoris.

Tanda-tanda klinis

 Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),


retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas
lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
 Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi,
hypotensi dan cardiac arrest.
 Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
bingung, papil bendung, kejang dan coma.
 Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

Tanda-tanda laboratoris

 hypoxemia
 hypercapnia dan
 acydosis (metabolik dan atau respiratorik)

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah:
tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk,
sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah:
kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari
setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor,
Wheezing, demam dan dingin.

Diagnosis ISPA ditegakkan dengan anamnesa dan pemeriksaan klinis


terhadap pasien. Pemeriksaan klinis dilakukan dengan inspeksi, perkusi,
palpasi, ataupun auskultasi. Berdasarkan pembagian ISPA yang
direkomendasikan oleh WHO (1986) dimana pembagian ISPA dibagi menjadi
ISPA Ringan, Sedang dan Berat, maka penentuan diagnosis ISPA berdasarkan
gejala – gejala sebagai berikut :

a) ISPA ringan
ditandai dengan satu atau lebih gejala batuk, pilek dengan atau tanpa
demam.
b) ISPA sedang
meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih gejala seperti
pernafasan cepat, wheezing, sakit telinga, keluar secret dari telinga, dan
bercak kemerahan.
c) ISPA Berat
meliputi gejala sedang/ringan ditambah satu atau lebih gejala penarikan
sela iga kedalam sewaktu inspirasi, kesadaran menurun, bibir / kulit
pucat kebiruan, dan stridor saat istirahat serta adanya selaput membran
difteri (Daru,2009).

Pemeriksaan fisik :

Difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan:

a. Inspeksi :
 Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan
 Tonsil tampak kemerahan dan edema
 Tampak batuk tidak produktif
 Tidak ada jaringan parut pada leher
 Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan,
pernafasan cuping hidung.

b. Palpasi :
 Adanya demam.
 Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah
leher/nyeri tekan pada nodus limfe servikalis.
 Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
c. Perkusi :
 Suara paru normal (resonance).
d. Auskultasi :
 Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru

Pemeriksaan Penunjang :

1. Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah


biakan kuman (+) sesuai dengan jenis kuman.
2. Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah
meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai
dengan adanya thrombositopenia.
3. Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan

Anda mungkin juga menyukai