Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang artinya setiap manusia akan saling
memerlukan atau membutuhkan dalam memenuhi kebutuhannya. Antara sesama
manusia juga dituntut untuk saling bekerja sama, saling menghargai dan
menghormati untuk mempertahankan hidupnya di muka bumi ini.
Adanya alasan sosial (Social reasons) tersebut menjadi salah satu
pendorong bagi manusia untuk membentuk suatu perkumpulan yang biasa disebut
“organisasi”. Organisasi ini amat dibutuhkan untuk mewujudkan setiap cita – cita
yang disepakati oleh anggota organisasi secara bersama. Oleh karena itu,
organisasi tumbuh dan berkembang begitu pesat di tengah – tengah masyarakat.
Organisasi itu juga dibentuk dalam berbagai aspek kehidupan, seperti
pemerintahan, perusahaan, politik, hukum, ekonomi, dan termasuk bidang
pendidikan.
Dalam perkembangannya, organisasi telah menjadi disiplin ilmu tersendiri
seiring dengan berkembangnya pemikiran dan pengetahuan manusia. Teori – teori
organisasi yang terbangun dalam kajiannya sebagai suatu disiplin ilmu tertentu,
selanjutnya akan dibutuhkan oleh masyarakat dalam membentuk suatu organisasi
sesuai dengan bidang yang diinginkan. Demikian halnya di bidang pendidikan
Islam, teori – teori organisasi turut dibutuhkan untuk mewujudkan lembaga
pendidikan yang lebih professional dan berkualitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Organisasi?
2. Bagaimana hubungan antara organisasi dengan disiplin?
3. Apa hambatan penegakan disiplin dalam organisasi?
4. Bagaimana kiat menciptakan organisasi yang islami?
5. Bagimana tanggung jawab pemimpin dalam organisasi?
6. Apa makna jabatan dalam organisasi?
7. Bagaimana etos kerja muslim dalam organisasi?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi.
2. Untuk mengetahui hubungan antara organisasi dengan disiplin.
3. Untuk mengetahui hambatan penegakan disiplin dalam organisasi.
4. Untuk mengetahui kiat menciptakan organisasi yang islami.
5. Untuk mengetahui tanggung jawab pemimpin dalam organisasi.
6. Untuk mengetahui makna jabatan dalam organisasi.
7. Untuk mengetahui etos kerja muslim dalam organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama. Adapun pengertian menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk
setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut
Chester I. Bernard menyatakan bahwa organisasi merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi pada intinya adalah interaksi – interaksi orang dalam sebuah
wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang sama. Dalam islam, organisasi
merupakan sebuah kebutuhan. Organisasi berarti kerja bersama. Organisasi tidak
diartikan semata – mata sebagai wadah. Pengertian organisasi itu ada dua, yaitu
pertama, organisasi sebagai wadah atau tempat. Kedua, pengertian organisasi
sebagai proses yang dilakukan bersama – sama, dengan landasan yang sama dan
juga dengan cara – cara yang sama.
B. Organisasi dan Disiplin
Pelaku – pelaku organisasi, jika telah mendapatkan tugas di satu tempat,
tidak boleh lari dari tugas yang diembannya hanya karena persoalan – persoalan
lain. Intinya, dalam organisasi diperlukan disiplin.
Pada peristiwa perang Uhud, kita melihat bahwa organisasi memang
sangat penting. Kemenangan diberikan kepada kaum muslimin selama mereka
disiplin dengan apa yang telah diatur oleh Rasulullah SAW. Ketika itu Rasulullah
SAW telah mengatur sedemikian rupa sehingga pasukan diabagi atas dua bagian,
ada yang diatas gunung (pasukan pemanah) dan ada pasukan yang dibawah
gunung. Rasulullah SAW mengatakan bahwa semua pasukan harus disiplin untuk
berada di tempat mereka masing – masing. Apapun yang terjadi, pasukan tidak
boleh lari dari posisi yang telah ditetapkan karena hal itu merupakan kewajiban.
Pada peristiwa perang Uhud itu berlangsung, saat semua orang disiplin, semua hal
akan berjalan dengan baik. Akan tetapi, pada saat ada satu orang yang tidak
disiplin, yaitu ketika pasukan pemanah yang berada diatas gunung melihat banyak

3
orang mengambil ghanimah, ada kekhawatiran bahwa mereka tidak akan
mendapatkan ghanimah itu. Akhirnya sebagian besar pasukan pemanah pun turun
sehingga terjadilah malapetaka karena orang – orang kafir menyerang kaum
muslimin.
Khalid bin walid menggunakan kesempatan itu untuk melakukan
serangan, yaitu setelah kelompok pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka.
Pasukan berkudanya yang berposisi di sayap kanan pasukan musyrikin melakukan
gerakan manuver dan menyerang posisi pasukan pemanah yang telah
meninggalkan pos mereka. Ia berhasil memukul sisa pasukan pemanah yang
masih bertahan di pos lantaran sedikitnya jumlah mereka serta ketidakberdayaan
mereka mempertahankan area pertahanan yang luas, sementara jumlah mereka
telah bekurang banyak dan hanya tersisa sedikit.
Perlu diketahui bahwa perang dalam islam bertujuan untuk membela diri
dan melindungi kaum tertindas dan kaum yang lemah (mustadh’afin) dari
ancaman orang – orang kafir yang berusaha melenyapkan Islam dan kaum
muslimin dari muka bumi. Berperang, bagi kaum muslimin semata – mata
didasari oleh ketaatan kepada Allah dan Rasul – Nya. Jadi, bukan karena unsur
lain yang berorientasi keduniaan atau kemegahan. Bahkan kemauan berperang di
jalan Allah menjadi sebuah tolok ukur keimanan dan kesabaran seseorang. Allah
SWT menegaskan dalam surah Ali Imran 142 berikut,

َّ َ‫ْمن َجا َهدُوا الَّذِين‬


‫ّللاُ لَ ِمْ َيع َولَ َّما ال َجنَّةَ تَد ُخلُوا أَن َحسِبتُم أَم‬ ِ ‫ُكم‬
‫صابِ ِرينَ َو َيعلَ َم‬
َّ ‫ال‬
Artinya :

“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata
bagi Allah orang – orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang –
orang yang sabar?” (Ai Imran: 142).

Jihad dapat diartikan secara luas, yaitu menyangkut berperang di jalan


Allah untuk melindungi kaum Muslimin dari ancaman orang – orang kafir,

4
memerangi hawa nafsu, mendermakan harta benda untuk kebaikan dan
kemaslahatan umat, serta memberantas kebatilan dan menegakkan kebenaran.
Dengan perintah berjihad ini, maka akan diketahui siapa yang benar – benar
beriman dan siapa yang imannya hanya sebatas pengakuan di mulut saja.

C. Hambatan Penegakan Disiplin Dalam Organisasi

Hambatan yang pertama adalah motivasi. Orang yang memiliki motivasi


kuat dalam sebuah organisasi yang tujuannya agar organisasi itu maksimal,
biasanya orang itu akan mempunyai sikap yang kuat. Akan tetapi, jika motivasi
seseorang asal-asalan, orang bekerja asal kerja saja, dan tidak mempunyai
motivasi yang baik, maka akan menghasilkan suatu yang tidak baik pula.

Hambatan
Penegakan
disiplin

MOTIVASI PEMAHAMAN

Hambatan kedua berkaitan dengan pemahaman atas tugas masing-masing.


Pemahaman ini sangat diperlukan. Setiap orang harus memahami untuk apa ia
berada di bidang itu. Jika seseorang bekerja di satu bidang tertentu namun tidak
mengerti apa yang harus ia lakukan, biasanya tidak akan baik hasil kerjanya. Hal
itu karena ia tidak memahami. Oleh karena itu, mulai dari bawahan, misalnya
office boy hingga pemimpin, atau dari resepsionis hingga direktur utama, mereka
harus mengerti apa tugas-tugas dan kewajiban masing-masing. Jika hal itu lebih
terorganisasi dengan baik, ingsya allah organisasi ini akan berjalan dengan rapi.

D. Kiat Menciptakan Organisasi yang Islami


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menciptakan organisasi
yang islami:

5
1. Keikhlasan
Keikhlasan adalah hal yang penting, makna keikhlasan dalam hal ini
adalah melakukan suatu kewajiban dengan maksimal atau yang terbaik
dengan niat yang bersih.
2. Kebersamaan
Jika dalam organisasi tidak tercipta rasa kebersamaan, maka hal itu akan
merepotkan pemimpin organisasi karena kebersamaan adalah suatu pekerjaan
yang dilakukan dengan bersama – sama.
3. Pengorbanan
Dalam organisasi diperlukan nilai pengorbanan karena dalam organisasi
tanpa adanya pengorbanan tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
E. Tanggung Jawab Pemimpin dalam Organisasi
Pemimpin merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam sebuah
organisasi. Pemimpin yang baik, selain harus menjalankan organisasi sesuai
dengan tujuan yang direncanakan, juga harus mampu mensejahterakan
bawahannya. Jika organisasi itu dalam bentuk partai, maka bukan sekedar partai
yang besar, tetapi para anggotanya harus sejahtera baik lahir dan batin. Sebagai
contoh, misalnya ketika seorang pemimpin belum menjadi anggota sebuah
organisasi. Ia masih mengutamakan ego pribadinya, tetapi setelah bergabung
dalam organisasi itu, ia hendaknya mampu menjadi orang yang menumbuhkan
kebersamaan pada diri masing-masing anggota.
F. Makna Jabatan dalam Organisasi
Jabatan yang dimiliki manusia merupakan amanah dari Allah yang harus
dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya kelak, sebagaimana dijelaskan dalam
hadist:
” Tidak ada bergeser telapak kaki seorang hamba dari hari kiamat, sehingga ia
ditanya tentang empat hal, yaitu tentang umur nya, bagaimana ia habiskan,
tentang masa mudanya, bagaimana ia lewatkan, tentang hartanya, bagaimana ia
dapatkan dan kemana ia infakkan, dan tentang ilmunya, bagaimana ia
mengamalkannya.” (HR Tarmidzi)

6
“Dari Abu Hurairah, Rasullulah saw. Bersabda, ‘Sesungguh-Nya kamu sekalian
akan rakus terhadap kekuasaan padahal ia akan menjadi penyelesaian dari hari
kiamat. Maka alangkah baiknnya penyusu (penguasa di dunia) dan alangkah
jeleknya pemutus susu (kematian).” (HR Bukhari)
Perhatikan pula Al-Qur’an surah Ali Imran: 26, berikut,

‫ع تَشَا ُء ْ َمن ال ُمل َك تُؤتِي ال ُمل ِك َما ِل َك اللَّ ُه َّم قُ ِل‬ ُ ‫ِم َّمن ال ُمل َك َوتَن ِز‬
‫ِك ْ تَشَا ُء َمن َوتُذِل تَشَا ُء َمن َوت ُ ِعز تَشَا ُء‬ َ ‫ع َلى إِنَّ َك ْ الخَي ُر ِب َيد‬ َ
‫َقدِير شَيء ُك ِل‬
“Katakanlah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki.
Ditanggan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas
segala sesuatu.” (Ali Imran: 26)

Jabatan yang diemban oleh seseorang seharusnya dijadikan sebagai


peluang untuk beribadah kepada Allah, peluang untuk memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya kepada orang lain (Masyarakat), peluang untuk mensejahterakan
kehidupan bersama, dan peluang untuk meningkatkan dakwah islamiah dalam
berbagai kehidupan.

Jabatan yang dimiliki manusia merupakan amanah dari Allah yang akan
dipertanggung jawabkan dihadapan-Nya kelak (hari akhirat).

‫عونَ أ ُ َّمة ِمن ُكم َولتَ ُكن‬


ُ ‫وف يَأ ُم ُرونَ َْو الخَي ِر ِإلَى يَد‬
ِ ‫َويَن َهونَ ِبال َمع ُر‬
َ ‫ال ُمف ِل ُحونَ ُه ُم َوأُولَئِ َك ْ ال ُمن َك ِر‬
‫ع ِن‬

7
Artinya:

“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran: 104).

Umar ibnul Khathab pernah mengatakan, “Saya tidak ingin ada keledai
mati karena kelaparan pada saat saya menjadi khalifah.” Ucapan tersebut
mengisyaratkan adanya tanggung jawab Umar atas tugas kepemimpinannya.

Manajemen Syariah dalam Praktik

Peluang Ibadah Kepada Allah

Peluang Memberi Manfaat Kepada Orang

Jabatan
Peluang Menyejahterakan Kehidupan

Peluang Meningkatkan Dakwah Islam

Cara Agar Jabatan Menjadi Sarana Ibadah


Agar jabatan yang dimiliki sarana ibadah, maka perlu diperhatikan cara
mendapatkannya:
1. Tidak Berlaku Zalim
“…. Kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (Al-Baqarah:
279)
2. Tidak dengan cara yang batil, misalnya suap-menyuap (risyawah),

8
‫ال ُح َّك ِام ِإلَى ِب َها َوتُدلُوا ِلِْ ِبال َباط َبينَ ُكم أَم َوالَ ُكم تَأ ُكلُوا َو َل‬
‫اس أَم َوا ِل ِمن َف ِريقًا ِلتَأ ُكلُوا‬ ِ ‫تَعلَ ُمونَ َوأَنتُم ِب‬
ِ َّ‫الث ِم الن‬
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain
diantara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian
dari harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui.” ( Al-Baqarah: 188)
3. Tidak dengan rekayasa negatif, seperti memfitnah dan cara-cara yang tidak
benar lainnya.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-
olokkan kamu yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan). Dan janganlah pula
wanita-wanita (mengolok-olokan) wanita-wanita yang lain (karena) boleh
jadi waita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olokkan). Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri. Dan
janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sudah iman. Dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Dan janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang
diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” ( Al-
Hujuraat: 11-12).

G. Etos Kerja Muslim dalam Organisasi

9
1. Al – Shalah atau baik atau manfaat.

‫ع ِم َل َمن‬
َ ‫صا ِل ًحا‬ َ ‫َحيَاة ً فَلَنُحيِيَنَّهُ ُمؤ ِمن َو ُه َو أُنثَى أَو ذَ َكر ِمن‬
َ ْ ‫س ِن أَج َر ُهم َولَنَج ِز َينَّ ُهم‬
ً‫ط ِي َبة‬ َ ‫َيع َملُونَ َكانُوا َما ِبأَح‬
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (An-Nahl: 97)
2. Al – Itqan atau kemantapan dan perfectness.
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai jika seseorang melakukan suatu
pekerjaan yang dilakukannya dengan itqan/sempurna (professional).” (HR
Thabrani)
3. Al – Ihsan atau melakukan yang terbaik dan lebih baik lagi.
Kualitas ihsan mempunyai dua makna dan dua pesan.
a. Melakukan yang terbaik dari yang dapat dilakukan. Dengan makna ini
pengertiannya sama dengan itqan. Pesan yang dikandungnya antara lain
agar setiap muslim memiliki komitmen terhadap dirinya untuk berbuat
yang terbaik dalam segala hal yang ia kerjalan, apabila untuk kepentingan
umat.
b. Mempunyai makna lebih baik dari prestasi atau kualitas pekerjaan
sebelumnya. Makna ini memberikan pesan peningkatan yang terus-
menerus, seiring dengan bertambahnya pengetahuan, pengalaman, waktu
dan sumber daya lainnya. Hal ini juga termasuk peningkatan kualitas dan
kuantitas dakwah.
4. Al – Mujahadah atau kerja keras dan optimal.

َ‫سبُلَنَا لَنَه ِديَنَّ ُهم فِينَا َجا َهدُوا َوالَّذِين‬ َّ ‫نِينَ ِْال ُمحس لَ َم َع‬
ُ ْ ‫ّللاَ َوإِ َّن‬
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami.benar-benar
akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabuut: 69)

10
5. Tanafus dan ta’awun atau berkompetisi dan tolong menolong.
“…..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebijakan dan takwa
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelangaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah,sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
(Al-Maa’idah:2)

ُ ‫َيأ ُم ُرونَ ْ َبعض أَو ِل َيا ُء َبع‬


َ‫ض ُهم َوال ُمؤ ِمنَاتُ َوال ُمؤ ِمنُون‬
‫وف‬
ِ ‫ع ِن َويَن َهونَ ِبال َمع ُر‬ َ َ‫ص ََلةَ ون‬
َ ‫ُْويُ ِقيم ال ُمن َك ِر‬ َّ ‫َويُؤتُونَ ال‬
َ‫الز َكاة‬ َّ ُ‫سولَه‬
َّ َ‫ّللاَ َويُ ِطيعُون‬ ُ ‫سيَر َح ُم ُه ُم َكِْأُولَئ ْ َو َر‬ َّ ْ ‫َْإِن‬
َ ُ‫ّللا‬
َّ ‫ع ِزيز‬
َ‫ّللا‬ َ ‫َح ِكيم‬
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Merka itu
akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha pemeriksa lagi
Maha bijaksana.” ( At-Taubah: 71)
6. Mencermati nilai waktu.

BAB III
PENUTUP

11
A. Kesimpulan
Organisasi pada intinya adalah interaksi – interaksi orang dalam sebuah
wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang sama. Dalam islam, organisasi
merupakan sebuah kebutuhan. Organisasi berarti kerja bersama. Organisasi tidak
diartikan semata – mata sebagai wadah. Pengertian organisasi itu ada dua, yaitu
pertama, organisasi sebagai wadah atau tempat. Kedua, pengertian organisasi
sebagai proses yang dilakukan bersama – sama, dengan landasan yang sama dan
juga dengan cara – cara yang sama. Hambatan penegakan disiplin dalam
organisasi yaitu dari motivasi dan pemahaman tugas masing – masing. Kiat
menciptakan organisasi yang Islami yaitu keikhlasan, kebersamaan dan
pengrbanan.
Pemimpin merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam sebuah
organisasi. Jabatan yang dimiliki manusia merupakan amanah dari Allah yang
harus dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya kelak. Etos kerja muslim dalam
organisasi yaitu Al – Shalah atau baik atau manfaat, Al – Itqan atau kemantapan
dan perfectness, Al – Ihsan atau melakukan yang terbaik dan lebih baik lagi, Al –
Mujahadah atau kerja keras dan optimal, Tanafus dan ta’awun atau berkompetisi
dan tolong menolong, dan mencermati nilai waktu.

DAFTAR PUSTAKA

12
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi

http://www.seputarilmu.com/2015/11/pengertian-organisasi-menurut-syariah.html

http://lukmannhakimm.blogspot.co.id/2011/11/manfaat-organisasi-islam.html

https://books.google.co.id/books?id=PRFfhYdzyawC&pg=PA34&lpg=PA34&dq
=makna+jabatan+dalam+organisasi&source=bl&ots=mzWslBW9zH&sig=XA_O
7aCZIYaNbrnqasASS4ELYMQ&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwizv8et9-
nRAhUJKY8KHf6uCyAQ6AEINTAE#v=onepage&q=makna%20jabatan%20dal
am%20organisasi&f=false

http://tafsirq.com/3-ali-imran/ayat-142

http://tafsirq.com/3-ali-imran/ayat-26

http://tafsirq.com/3-ali-imran/ayat-104

http://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-188

http://tafsirq.com/16-an-nahl/ayat-97

http://tafsirq.com/29-al-ankabut/ayat-69

http://tafsirq.com/9-at-taubah/ayat-71

13

Anda mungkin juga menyukai