Anda di halaman 1dari 84

Vanny Mintar Saputra I1000863300

BABII

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

11.1 Tinjauan Umum

II.l.l Pengertian Hotel

Hotel adalah suatu bentuk banguuan, lambang, perusahaan atau badan usaha

ak:omodasi yang menyediak:an pelayanan jasa pengiuapan, penyedia

mak:anan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan

itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di

hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunak:an fasilitas tertentu

yang dimiliki hotel itu.

Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel

, seperti tersebut dibawah ini :

a. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan

pelayanan jasa kamar, penyedia mak:anan dan minuman serta ak:omodasi

dengan syarat pembayaran. (Lawson,l976)

b. Banguuan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas

penginapan untuk masyarak:at umum dengan fasilitas sebagai berikut :

i. Jasa pengiuapan

ii. Pelayanan mak:anan dan minuman

iii. Pelayanan barang bawaan

iv. Pencucian pak:aian

v. Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di

dalamnya.( Endar 8,1997)


c. Pengertian Hotel menurut SK Menteri Pariwisata, Pos, dan

Teiekomunlkasi No. KM 37iPW.346!MPPT-86, adaiah "Suatu jenls

akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk

menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa

penunjang iainnya bagi umum yang dikeioia secara komersiaiY

(Sulastiyono, 2001)

d. Hotel adalah tempat yang memeberikan pelayanan jasa bagi penduduk

yang memeriukan pemodokan smeentara dengan memberiakukan

imbalan biaya tertentu yang dihitung per satuan hari. (Badan Pertanahan

Nasional)

II.l.2 Fungsi dan Peranan Hotel

Daiam buiru Hotel Management; Pengeloiaan Hotel Sihlte

(2000:63) mengatakan "Hotel berfungsi sebagai suatu sarana untuk

memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan atau pelancong), sebagai tempat

tlnggai sementara seiama berada j'auh ciari tempat asainya.;;

Adapun peranan usaha perhotelan dalam menunjang pembangunan bangsa

dan negara, antara lain:

a. Menlngkatkan lndustrl dan pengliasilan masyarakat


b. Menciptakan lapangan kerja sekaligus alih teknologi
11.1.3 Karakteristik Hotel

Perhoteian merupakan saiah satu industd daiam bidang pariwisata.

Namun tak sepert jenis industry lainnya, hotel memiliki karakteristik

tersendiri yang membedakannya dengan yang lain, yaitu antara lain sebagai

berikut:

• Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya

yang artlnya dal-am pengelolaannya memerlukan modal usaha yang

besar dengan tenaga pekelja yang banyak pula.

• Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang teljadi pada sektor

ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan lingkungan dimana

hotel tersebut berada.

• Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat

dimana jasa pelayanannya dihasilkan.

• Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam

peiayanan jasa terhadap peianggan hotel dan masyarakat umum.

• Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan

pelanggan sebagai- partner diuiun usaha karena jasa pelayanan hotel


sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan

fasiHtas hotei tersebut.


Vanny Minter Saputra I1000863300

ll.l.4 Penggolongan dan klasifikasi Hotel


. .
Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar 8,1997),

klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol bintang antara 1-5.

Semakin banyak bintang yang dimiilid suatu hotel, semakin beriruaiitas

hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama 3 tahun sekali dengan tatacara

serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pariwisata.

. Sistem idasifikasi Hotel berdasarkan rating bintang adalah cara

paling akurat untuk mengetahui mutu dan kualitas dari sebuah hotel. Perlu

diketahui, pemberian rating untuk hotel tidak hanya berdasarkan besar dan

luasnya bangunan. Fasilitas yang obyektif dan jasa yang disediakan oieh

masing-masing hotel menajdi variabel yang akan dinilai.

Hotel berbintang adalah usaha yang menggunakan suatu bangunan

atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dan setiap orang

dapat menginap, makan, serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya

dengan pembayaran dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel

berbintang seperti yang Ielah ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah

(Diparda). Ciri khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang berada di

bawah manajemen hotel tersebut.

Hotel berbintang memiliki persyaratan sebagai berikut:

I) Fisik, meliputi lokasi, kondisi, dsb

2) Bentuk pelayanan (service)

3) Kualifikasi tenaga kerja, pendidikan, kesejahteraan


Vanny Mintar Saputra I1000863300

4) Fasilitas olah raga dan fasilitas lainnya

5) Jumlah kamar yang tersedia

(Sumber: Statistiklndonesia, http://www.budpar.co.id)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan

Komunikasi No. KM.37/PW.305/MPPT-90 tentang usaha dan klasifikasi,

hotel digolongkan ke dalam 5 kelas hotel yaitu hotel dengim kelas bintang

satu sampai dengan bintang lima. Hotel dengan kelas tertinggi dinyatakan

dengan tanda. bintang lima dan hotel dengan golongan kelas terendah

dinyatakan dengan tanda bintang satu. Hotel yang tidak memenuhi standart

kelima kelas tersebut atau yang berada di bawah standart minimum disebut

hotel non bintang atayu di Indonesia lebih dikenal dengan "hotel melati".

Hotel bintang yang diklasifikasikan dalam 5 kelas, yaitu :

• Kelas Bintang I (*)

• Kelas Bintang II (**)

• Kelas Bintang ill (***)

• Kelas Bintang IV (****)

• Kelas Bintang V (*****)

KlaslflkaslHotel Persyaratan
BfntaniJ

» Jumlah kamarstandar,minimum 15kamar

* ]i> Kamar inandt di dalam


r t.uaS kamarstandar,minimum 20m2
, Jumlah kam;jrSiaildar,minimum 20 kam

**
l> Kainarsuite minimum 1kamar
l> Kamarmandi eli dalam
' Luas kamarstandar;minimum 22m2 •
; Luas kamar stiite.minimum 44 mz

l> Jumlahkamarstandar,miiiimum30kam
> Kamarsuiteminimum 2kamar

*** '
;
>
Kamarmandididalam
lua5kainarstaridlll';minimum 24 mz
Luas kamarsuJ!e,minimum 48m2

l> Jumlahkamar standar,minimum 50 ka

**** l> Kamar suite niilllmum 3 kamar


i>- Kamar mandldldalam
' Luaskamarstandar,minimum 24m"
;;.. Luas karnarsuite,minimum 48m2

:.> Jumlahkamarstandar.minimum100 ka

*****
l> Kamarsuite minimum 4 kamar
l> Kamarmandididalam
;.. Luaskamar standar,minimum 26 m"
l> Luaskamar suite,minimum 52m 2

Tabel2. Tabel klasifikasi Bintang Hotel


(Sumber : Statistik Indonesia, http://www.budpar.co.id)

Selain menentukan tingkat hunian dan pelayanan, tingkatan bintang

juga menentuka fasilitas hotel tersebut. Berikut tabel mengenai fasilitas hotel

berdasarkan klasifikasi bintang

Fasilitas Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel


Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang
v IV m II I
Kamar Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal
Tidur 100 50 30 20 10
kamar, kamar, kamar, kamar, kamar
4 kamar 3 kamar 2 kamar 1 kamar
suite suite suite suite
Luas Minimal Minimal Minimal Minimal M
2 2 2 2
Kamar 52m 48m 48m 44m 4
Ruang Makan (Restoran) Wajib Wajib Perlu Perlu P
Minimal Minimal Minimal Minimal M
Bar dan 2 2 1 1 1
Cofee Shop
Wajib Wajib Wajib Wajib W
Minimal Minimal Minimal Minimal M
1 1 1 1 1
Function Wajib Wajib Wajib - -
Room Minimal Minimal Minimal
1 1 1

Rekreasi dan Olab Raga Wajib Wajib Wajib Dianjurka D


Perlu + 2 Perlu + Dianjurka n an
jenis 2 jenis n + 2jenis
fasilitas fasilitas
fasilitas
lain
Jain Jain

Ruang yang W!\iib Perlu Perlu Perlu Pe


disewakan Minimal Minimal Minimal Minimal M
3 3 3 1 1
Lounge Wajib Wajib Wajib
Taman Wajib Perlu Perlu Perlu Pe
Tabel3. Fasilitas Hotel berdasarkan klasifikasi bintane:

(Sumber : Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.

PM.10/PW.301/Phb-77, hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan standart hotel

• Hotel Intemasional

• Hotel Semi Intemasioanl

• Hotel Nasional
Venny Mintar Saputra I
1000863300

Penentuan standart hotel tersebut didasarkan pada :

• Management (pengelolaan)

• Room capacity (kapasitas kamar)

• Facilities (fasilitas)

• Employment (penempatan tenaga kerja)

• Administration (administrasi)

2. Berdasarkan ukuran (size)

• Hotel Kecil (small hotel), yaitu hotel yang memiliki 25-99 kamar.

• Hotel Menengah (medium hotel), yaitu hotel yang memiliki 100-299

kamar.

• Hotel Besar (large hotel), yaitu hotel yang memiliki 300 kamar atau

lebih.

3. Berdasarkanjenis tamu yang menginap

• Hotel Keluarga (family hotel), yaitu hotel untuk keluarga

• Hotel Bisnis (business hotel), yaitu hotel untuk pengusaha.

• Hotel Wisata(tourist hotel), yaitu hotel untuk wisatawan.

• Hotel Transit (transit hotel), yaitu hotel untuk tamu yang

transit/menginap sementara waktu.

• Hotel perawatan kesehatan (cure hotel), yaitu hotel untuk tamu yang

herobat.

• Hotel Konvensi (convention hotel), yaitu hotel untuk tamu/grup yang

mengadakan konferensi.
Vanny Mintar Saputra I1000863300

4. Berdasarkan lama tinggal tamu yang menginap

• Transit Hotel, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata

semalam.

• Semi Residential, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari 1

hari tetapi tetap dalam jangka waktu yang pendek.

• Residential Hotel, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama.

5. Berdasarkan lama operasi hotel

• Around the year operation hotel

Hotel yang beroperasi sepanjang tahun.

• Seasonal hotel

Hotel yang beroperasi pada musim-musim tertentu (musim panas,

musim dingin atau musim semi saja).

6. Berdasarkan lokasi

• CityHotel

Hotel yang terletak di kota besar dan biasanya diperuntukan bagi

tamu-tamu yang beristirahat sementara (dalam jangka waktu

pendek). Hotel jenis ini biasanya dihuni oleh para usahawan yang

sedang melakukan kegiatan bisnis.

• Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari

keramaian kota dan polusi udara kota, tetapi mudah mencapai


tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel jenis ini biasanya diperuntukan

bagi keluarga.

• Resort Hotel

Hotel yang terletak di daerah peristirahatan atau daerah wisata.

• Motor Hotel (Motel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang

menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di

pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota

besar.

7. Berdasarkan hargajual

• Economy class hotel, yaitu hotel dengan harga jual terendah.

• First class hotel, yaitu hotel dengan harga jual menengah.

• Deluxe/luxury hotel, yaitu hotel dengan harga jual paling mahal.

Tujuan dari pada penggolongan kelas hotel antara lain :

> Menjadi pedoman teknis bagi caJon investor dibidang usaha

perhotelan.

> Agar caJon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan

yang akan diperoleh di suatu hotel sesuai dengan golongan kelasnya.

> Agar tercipta persaingan yang sehat diantara para pengusaha hotel.
Vanny Minter Saputra I1000863300

11.1.5 City Hotel

City Hotel adalah Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya

diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara

(dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel

karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas

dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut. (Tarmoezi, 2000)

Menurut Aan Surachlan Dimyati, pengertian City Hotel yaitu hotel

yang berlokasi di pusat kota, diperuntukan bagi tamu-tamu beristirahat

sementara dalam jangka waktu pendek yang sering disebut juga sebagai

transit hotel.

Berdasarkan klasifikasi menurut kelas hotel, dari fungsi hotel, segi

kebutuhan fasilitas untuk City hotel, luasan tapak dan potensi pariwisata

lingkungan sekitar kawasan Kota Tua maka dalam perancangan City hotel

ini dipilih kelas hotel yaitu hotel bintang 4 dengan kriteria :

• Merniliki jumlah kamar minimal 50 kamar dan 3 kamar suite dengan

2
luasan minimal48 m •

• Merniliki jumlah restoran minimal2 unit

• Merniliki minimall Bar dan Coffee Shop

• Merniliki minimal 1 Function Room

• Merniliki minimal2 Fasilitas Olahraga

• Merniliki business center dengan minimal 3 ruangan

• Wajib merniliki lounge dan memerlukan taman


Vanny Mintar Saputra I
1000863300

ll.1.6. Karakteristik City Hotel

Berikut ini adalah karakteristik City Hotel yang telah dirangkum dari

beberapa sumber, yakni

• Terletak di pusat kota dan berdekatan dengan pusat bisnis.

• Sasaran Penghuni City hotel umumnya adalah para pengusaha dan para

wisatawan, jadi hotel memiliki fasilitas dan pelayanan pendukung bisnis

seperti ruang rapat, ruang konferensi.

• Memiliki fasilitas yang diperuntukan bagi tamu-tamu yang beristirahat

sementara dalam jangka waktu pendek.

ll.2 Tinjauan Lingkungan Tapak

ll.2.1 Sejarah Kota Tua

Awal sejarah Kota Tua Jakarta dimulai dari sebuah kampung

kecil bernama Jayakarta yang terletak di pinggir Kali Ciliwung.

Kampung ini kemudian berkembang menjadi sebuah kota dagang

besar sejak Jan Pieterszoon Coen, salah seorang petinggi VOC,

mendirikan Batavia sekitar abad 17.

Salah satu sisa kejayaan Batavia adalah bangunan Museum

Sejarah Jakarta atau lebih dikenal sebagai Museum Fatahilah. Dalam

sejarahnya bangunan ini merupakan gedung Stadhuis atau pusat

pemerintahan VOC yang dibangun pada tahun 1707.


Kota Batavia sendiri dirancang dan dibangun dengan pola

kotak-kotak (grid). Pola grid ini dibentuk oleh kanal-kanal melintang

dan membujur saling tegak lurus dai dalam kota. Selain kanal,

pengkaplingan kota ditandai oleh jalan-jalan yang lurus membujur

dan melintang sejajar dengan kanalnya.

Gambar 3. Pembftgian Pola Grid Kota Batavia


(Sumber: Buku Seiarah Kota Tua, 2007)

Sungai Ciliwung membelah kota Batavia menjadi dua bagian

yaitu timur dan barat. Batavia Timur dihuni oleh orang-orang


Belanda dan kelompok etnis lainnya dan menjadi pusat
pemerintahan. Batavia Barat dihuni oleh orang-orang Eropa bukan

Belanda (antara lain Portugis) dan Cina. Pola tata ruang dan tata

letaknya juga sama yaitu kotak-kotak. Batavia Barat dan Timur

dipisahkan oleh Kali Besar (Groote River), dihuni oleh orang Eropa

dan Cina dan penduduk lain dengan kategori sosial menengah ke

bawah. Namun, setelah peristiwa pembantaian orang-orang Cina,

mereka pindah ke luar ke bagian selatan sehingga berkembang

menjadi kampung Cina.

Foto I. Gambaran Kota Batavia Tempo Dulu


(Sumber: Buku Guidelines Kota Tua, 2007)

Sebagai pusat pemerintahan kala itu, di sekitar kawasan

Stadhuis banyak berdiri gedung-gedung lain, dari mulai tempat

ibadah hingga perkantoran. Bangunan-bangunan tua itu sampai

sekarang masih berdiri meskipun beberapa diantaranya mulai rapuh

digerus zaman.
Venny Minter Saputra11000863300

Konon Gubemur Ali Sadikin (1966-1977) mencanangkan

program Revitalisasi Kota Tua yang mencakup wilayah Jakarta Kota

sekitamya, dari seputar Glodok hingga Pelabuhan Sunda Kelapa

untuk menyelamatkan bangunan kuno bernilai historis dan seni

arsitektur tinggi yang tersebar di kawasan Kota Tua.

Saat ini tercatat ada 284 · bangunan bersejarah di sekitar

kawasan Kota Tua. Guna melestarikan sekaligus menumbuhkan

semangat kecintaan dan Sense of Belonging terhadap bangunan

bersejarah tersebut, kini beberapa kelompok masyarakat aktif

melakukan kegiatan wisata sejarah ke kawasan Kota Tua, minimal

sebulan sekali.

II.2.2 Tinjauan Kawasan Kota Tua

Kota Tua saat ini menjadi kawasan eagar budaya Pola kota

kawasan Kota Tua masih sama yaitu kotak-kotak, namun sudah tidak

lagi dibentuk oleh kanal, melainkan oleh jalur-jalur jalan yang

sebelumya adalah kanal.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubemur Provinsi DKI Jakarta

No. 34/2006, kawasan Kota Tua memiliki luas sekitar 846 Ha yang

terletak di kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Wilayah itu

meliputi paling luar Batang dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Paling

Selatan Jalan Gadjah Mada pada titik lokasi bangunan Chandrayana,

sedangkan paling barat dan timur dibatasi sungai.


Vanny Mintar Saputra I
1000863300

• Batas paling Utara adalah sebagian Pelabuhan Sunda Kelapa

• Batas paling Selatan adalah Gedung Arsip Nasional Jalan Gajah

Mada

• Batas paling Barat adalah mesjid tua di Jalan Bandengan

• Batas paling Timur adalah satu blok di belakang Bank BNl Kota.

Gambar 4. Peta Batavia Tahun 1770


Vanny Minter Saputra I1000863300

Ketika era kepemimpinan Gubemur Ali Sadikin (1966-1977),

dicanangkan Revitalisasi Kota Tua sebagai upaya untuk

menyelamatkan bangunan-bangunan kuno di kawasan tersebut

sebagai tempat eagar budaya, melihat tingginya nilai sejarah dan seni

arsitektur yang dimilikinya.

II.2.2.1 Pembagian Zona Kawasan Kota Tua Jakarta

Berdasarkan Rencana Induk Kota Tua Jakarta (DTK

2007), ditengah-tengah Kawasan Cagar Budaya Kota Tua

terdapat zona inti, yaitu area yang memiliki nilai sejarah

yang lebih bernilai yang dahulunya sebagian besar adalah

kota di dalam dinding. Kawasan Cagar Budaya Kota Tua

tersebut dibagi menjadi lima zonasi kawasan pengembangan

yang didasari pada karakter morfologi, yakni :

Zonal:

Sunda Kelapa, yang batasnya ke arah utara dari bentangan

rei kereta api. Karakter zona ini adalah bahari yang

didominasi dengan perkampungan etnik dan pergudangan,

langgam merespon iklim !aut. Visi pengembangannya

adalah menyemarakkan aktivitas kebaharian.


Venny Mintar Saputra I1000863300

Zona2:

Fatahillah, yang batasnya adalah sekitar Taman Fatahillah,

Kalibesar dan Taman Beos. Karakter asal zona ini adalah

kota lama dengan populasi bangunan tria terbanyak. Visi

pengembangannya adalah memori masa lalu, yang memberi

fungsi baru sebagai museum, industri kreatif dan fungsi

carnpuran. Pada zonasi ini dikenakan retriksi yang ketat

demi pelestarian kawasan.

Zona3:

Pecinan, yang batasnya adalah sekitar Glodok Pancoran.

Karakter zona budaya etnik Cina baik kehidupannya

maupun lingkungan arsitekturnya, sedangkan visi

pengembangannya adalah pelestarian bangunannya dan tetap

mempertahankan kehidupan.

Zona4:

Pakojan, yang batasnya adalah sekitar Pakojan, Jembatan

Lima dan Bandengan. Karakter zonanya adalah budaya

religius karena pada zona ini terdapat beberapa masjid tua.

Visi pengembangannya adalah karnpung multi etnis.

ZonaS:

Kawasan Peremajaan, yang batasnya adalah dari Pancoran

ke arab Jalan G!\iah Mada (Gedung Arsip). Visi


Vanny Mintar Saputra I1000863300

pengembangan zonasi ini adalah sebagai pusat bisnis Kota

Tua.

Garnbar 5.Pembagian Zona Kawasan Cagar Budaya Kota Tua Jakarta


(sumber : Buku Guidelines Kota Tua, 2007)

11.2.2.2 Perencanaan Kawasan Utama Cagar Budaya Kota Tua

Zoua 2 (Fatahillah) yang merniliki luas sekitar 87 Ha

(lihat gambar 6), merupakan bagian dari zona inti Kawasan

Cagar Budaya Kota Tua, yang batas-batasnya adalah Sungai

Krukut di sisi barat, Sungai Ciliwung di sisi timur, jalan tol

dan jalan kereta api di sisi utara, serta Jalan Jembatan Batu

dan Jalan Asemka di sisi selatan. Kawasan eagar budaya ini

bukan hanya merniliki bangunan dengan nilai sejarah dan


Vanny Minter Saputra I1000863300

arsitektur yang tinggi, tetapi juga memiliki arsitektur ruang

kota yang perlu dijaga kelestariannya.

Berdasarkan kepada beberapa kriteria yang ada di

Peraturan Daerah No.5 tahun 1999, Zona 2 Kawasan Cagar

Budaya Kota Tua, dibagi menjadi 3 (tiga) goIongan kawasan

eagar budaya yaitu (gambar 6):

1) Lingkungan Golongan I

2) Lingkungan Golongan II

3) Lingkungan Golongan m

• UOIGKUNGAH GCt.ONOAH I
• WIGKUNGAtll GCLONG.All S

- LDIGKIJNGAN GCLONGAN AI

- SUNGid
;;rcc:.': JAl.AN UMUM

Gambar 6. Penggolongan lingkungan di Zona 2 Kawasan Cagar


Budaya Kota Tua Jakarta (sumber : Buku Guidelines Kota Tua)
Vanny Mintar Saputra I 1000863300

• Lingkungan Cagar Budaya Golongan I

Lingkungan eagar budaya Golongan I (lihat gambar

7) berada disekitar Taman Fatahillah dan Jalan

Cengkeh. Kawasan Taman Fatahillah, termasuk Jalan

Cengkeh yang dahulu bernama Prinsen Straat (sumbu

Amsterdam Poort- Stadhuis), merupakan kawasan yang

diutamakan untuk tetap dilestarikan. Lingkungan ini

didominasi oleh bangunan-bangunan eagar budaya

golongan A. Jalan Cengkeh dan Taman Fatahillah

dahulu mempakan aksis

yang merepresentasikan kekuasaan politik kolonial (jalur

darat). Bagian-bagian yang sudah sangat bembah di

dalam bagian ini, dikembalikan seperti keadaan aslinya.

Gambar 7.Lingkungan Cagar Budaya Golongan I


(sumber : Buku Guidelines Kota Tua, 2007)
Venny Mintar Saputra I 1000863300

Cagar budaya lingkungan dan bangunan di kawasan

ini dikendalikan dengan sangat ketat (high control)

dan dilaksanakan oleh pihak pemerintah daerah D.KI

Jakarta.

Lingkungan atau ruang kota Jalan Cengkeh dan

Taman Fatahillah, dipugar kembali dengan karakter

yang sama seperti keadaan pada era "Kota Dinding

Benteng" akhir abad XVII.

Seluruh bangunan tua di sepanjang Jalan Cengkeh dan

sekitar Taman Fatahillah yang kini telah terlanjur

dibangun sebagai bangunan baru, bukan merupakan

bangunan eagar budaya.

Apabila di kemudian hari akan dibangun kembali,

bagian depannya hingga kedalaman 10 meter harus

dirancang dengan karakter yang sama dengan

bangunan asli. Acuan yang digunakan untuk memugar

kembali lingkungan atau ruang kota adalah foto-foto

lama yang dapat dijadikan bukti otentik suasana akhir

abad:XVIII.

Sebagai elemen bersejarah yang berperan penting,

diusulkan untuk merekonstruksi kembali Amsterdam

Poort sebagaimana bentuk semula.


Vanny Minter Saputra I1000863300

• Lingkungan Cagar Budaya Golongan II

Lingkungan eagar budaya Golongan II {lihat gambar 8)

berada diluar lingkungan I. Dahulu, Kali Besar

merupakan aksis yang merepresentasikan kekuasaan

ekonomi, sosial dan budaya kolonialisme (jalur air).

Kawasan sepanjang Kali Besar melebar ke timur

sepanjang Kali Besar Timur 3 eli selatan ke arah barat Jl.

Malaka, sekitar sebelah selatan Balai Kota termasuk BNI

Kota, sekitar Taman Beos, termasuk dalarn lingkungan

ini. Pada lingkungan ini terdapat konsentrasi bangunan-

bangunan eagar budaya golongan B dan beberapa

bangunan eagar budaya golongan A, Toko Merah,

Gedung BI, dan Gedung Bank Mandiri. Dalarn

lingkungan ini, terdapat kebijakan dalarn pelestarian dan

penyelarnatan bangunan-bangunan eagar budaya.

Gambar 8. Lingkungan Cagar Budaya Golongan II


(sumber: Buku Guidelines Kota Tua, 2007)
Vanny Mintar Saputra I1000863300

Penataan lingkungan dilakukan dengan tetap

mempertahankan keaslian unsur-unsur lingkungan

serta arsitektur bangunan yang menjadi eiri khas

kawasan, yaitu mempertahankan karakter ruang-ruang

kota dan melestarikan bangunan-bangunan eagar

budaya yang ada.

Ruang kota di sepanjang Kali Besar, di sepanjang

Jalan Pintu Besar Utara dan di sekitar lapangan

Stasiun Beos dimanfaatkan untuk tempat kegiatan

umum dan komersial terbatas. Penambahan

strukturlbangunan baru untuk fasilitas umum pada

ruang kota dibuat seminimum mungkin dan tidak

merusak ruangnya

Pada bangunan eagar budaya dimungkinkan

dilakukan adaptasi terhadap fungsi-fungsi baru sesuai

dengan rencana kota, yaitu memanfaatkan bangunan

bangunan untuk kegiatan komersial, hiburan, hunian

terbatas/ hotel, dan apartemen.

Penataan papan nama dan papan iklan sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan di dalam pedoman papan

nama dan papan iklan dalam pedoman ini.


Vanny Minter Saputra I 1000863300

• Lingkungan Cagar Budaya Golongan ill

Lingkungan eagar budaya Golongan Ill (lihat gambar 9),

berada eli luar Lingkungan Golongan I dan II, yaitu area

yang berdekatan dengan Sungai Ciliwung eli sisi timur

dan area eli dekat Sungai Krukut (Jelakeng) eli sisi barat.

Pada lingkungan ini terdapat beberapa bangunan yang

· masuk ke dalam kategori bangunan eagar budaya

golongan B. Sedangkan mayoritas bangunan pada

lingkungan ini adalah bangunan bukan bangunan eagar

budaya.

Gambar 9. Lingkungan Cagar Budaya Golongan III


(sumber: Buku Guidelines Kota Tua, 2007)

Untuk memperkuat karakter Zona 2 Kawasan Cagar

Budaya Kota Tua, rancangan Lingkungan Golongan

Ill perlu mengikuti pola bentuk fisik Lingkungan

Golongan I dan II, yaitu elibentuk oleh bangunan


rendah (low rise building) dengan sempadan 0 (nol).

Hanya bangunan-bangunan yang fungsi dan perannya

significant boleh memiliki setback.

Revitalisasi kawasan Jalan Kopi dan Roa Malaka,

sebagai bekas kota Jayakarta melalui penataan ruang

kota dan pemasangan prasasti penanda sebagai tempat

bersejarah.

Penataan papan nama dan papan iklan sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan di dalam pedoman papan

nama dan papan iklan dalam pedoman ini.

Pekerjaan Revitalisasi Kota Tua telah dilaksanakan

sejak akhir 2005, dimulai penataan jalan Pintu Besar Utara

sepanjang 300 meter yang mengganti permukaan jalan

dengan batu andesit dan pelebaran jalan di Pancoran. Pada

tahun berikutuya penataan Taman Fatahillah sekaligus

pembuatan Lighting Heritage agar bangunan tua yang ada

disinari warna-warni cahaya di malam hari. Selain itu ditata

pula pohon-pohon di sepanjang Jalan Pintu Besar Utara dan

Taman Fatahillah.

Tahun 2008 ini pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah

mengalokasikan dana APBD untuk Penataan air Kalibesar,

pedestrianisasi sebagian Jalan Kunir, dan Pencahayaan di

sekitar Sunda Kelapa, Museum Bahari.


Khusus untuk penataan air Kalibesar, perencanaannya

sudah dibuat sedemikian rupa. Kali yang selama ini

difungsikan sebagai drainase dimana limbah rumah tangga

langsung menuju kali tesebut, kelak tidak akan terjadi lagi.

Air Kalibesar akan bebas kotoran dengan dibangunnya 4

buah IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) pada sisi

kanan kiri Kalibesar. Debit air dijaga stabil, agar pada

permukaan kali tersebut kelak diselenggarakan atraksi

atraksi. Pekerjaan fisik ini sebagian besar adalah penataan

infrastruktur, yang tujuannya sekaligus menciptakan daya

tarik dan menciptakan kembali kepercayaan investor utuk

menanamkan modal di Kota Tua.

II.2.3. Karakteristik Kawasan dan Bangunan Kota Tua

Kawasan Kota Tua ditandai oleh jalan dan sungailkanal yang

membentuk blok-blok berupa grid kota dengan dua taman yaitu Taman

Fatahillah yang menjadi pusat kegiatan publik dan Taman Beos yang

dikelilingi oleh kantor-kantor besar dan Stasiun Kereta Api

Bangunan bangunan di zona 2 kawasan eagar budaya Kota Tua

terdiri dari tiga tipe yaitu bangunan besar yang berdiri sendiri pada satu blok

kota atau lebih dari setengah blok kota, bangunan di kavling pojok dan

bangunan-bangunan deret yang membentuk satu blok kota. Keunikan


Vanny Mintar Saputra I1000863300

arsitektur kota kawasan ini adalah letak bangunan yang menepel langsung ke

jalan atau ruang terbuka.

Kawasan ini merupakan peninggalan Belanda, yang terbagi menjadi

empat tipologi bangunan, yang dibedakan sesuai masyarakat dan zamannya,

yaitu:

• Bangunan masyarakat kolonial Eropa (Colonial Indische,

Renaissance, Art Deco, Art Nouveau).

Foto 2. Stasiun Beos yang bergaya Art-Deco


(sumber: Koleksi Pribadi, 1710312010)

Foto 3. Chartered Bank yang bergaya Neo-klasik Renaissance


(sumber: Koleksi Pribadi, 17/03/2010)
Venny Mintar Saputra I 1000863300

• Bangunan masyarakat Cina (Gaya Cina Selatan dan

campuran dengan gaya Kolonial Eropa), yakni bangunan

Cina-oriental dari masyarakat Cina yangn berbentuk Shop

houses (rumah toko) dengan gaya Cina Selatan. Sebagian ada

yang bercampur dengan gaya colonial Belanda.

Foto 4. Rumah bergaya Cina Oriental di n. Malaka 2


(sumber : Koleksi Pribadi, 17/03/2010)

• Bangunan masyarakat priburni (Colonial Indische)

Foto 5. Rumah-rumah Bergaya Melayu


(sumber : Guidelines Kota Tua, 2007)
Vanny Mintar Saputra I
1000863300

• Bangunan modem Indonesia (International Style)

Foto 6. Bangunan Ruko di Jl. Malaka yang Bergaya Modem


(sumber: Koleksi Pribadi, 17103/2010)

Foto 7. Bangunan Markas Militer Tambora yang bergaya Modem


(sumber : Koleksi Pribadi, 17/03/2010)

11.2.4. Visi dan Misi Kota Tua

Visi Kota Tua adalah terciptanya kawasan bersejarah Kota Tua

Jakarta sebagai daerah tujuan wisata budaya yang mengangkat nilai

pelestarian dan memiliki manfaat ekonomi yang tinggi.

Misi Kota Tua, antara lain :

1. Konservasi dan revitalisasi

2. menghidupkan aktivitas seni dan budaya


3. sosial dan kemasyarakatan

4. pengembangan bisnis dan ekonomi

5. peningkatan infrastruktur

6. mengatur hukum dan manajemen perkotaan

7. living in the city-hidup dan kehidupan di kota

(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta)

Dewasa ini citra Kota Tua telah lebih baik dibandingkan sebelum

revitalisasi, terlihat dari tingginya animo masyarakat yang berkunjung ke

Taman Fatahillah. Namun citra kemacetan dan adanya tempat kumuh belum

lepas dari pemikiran setiap pengunjung rnaupun calon pengunjung.

Pasific Rim Council on Urban Development (PRCUD) Forum Tahun

2007 di Jakarta mengemukakan bahwa terdapat 5 masalah utama yang harus

ditangani, yakni (1) Aspek Lingkungan Fisik; (2) Aspek Sosio Kultural; (3)

Aspek Ekonomi Finansial; (4) Aspek Kelembagaan; dan (5) Aksesibilitas

dan Daya Tarik.

Masalah pada aspek lingkungan fisik kini tengah dilaksanakan

penanganannya, yakni dengan penataan Taman Fatahillah, Kalibesar dan

Pancoran Glodok. Sedangkan penanganan aspek kelembagaan, telah

dibentuk UPT KOTA TUA. Aspek aksesibilitas dan daya tarik sedang

ditangani pengaturan trafik dan penyelenggaraan event-event. Tinggal yang

masih harus dipikirkan adalah masalah pada aspek ekonomi finansial, masih

sebatas konsep, yakni konsep ekonomi kreatif.


Vanny Minter Saputra I1000863300

II.2.5. Panduan Restorasi dan Pemugaran Bangunan Cagar Budaya

1. Setiap bangunan eagar budaya golongan A, B, dan C yang berada dalam

kondisi rusak ringan, rusak sedang maupun rusak berat harus dipugar

kembali sesuai dengan golongannya.

2. Ketentuan teknis pelaksanaan pemugaran mengikuti "Petunjuk Teknis

Rehabilitasi dan Restorasi" yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan

dan Permuseuman tahun 2003.

3. Untuk melindungi aset purbakala yang mungkin ditemukan di Zona 2

Kawasan Cagar Budaya Kota Tua. setiap kegiatan pembangunan fisik di

kawasan ini, terutama yang berkaitan dengan penggalian di bawah

permukaan tanah, harus melibatkan ahli arkeologi dan mendapat

persetujuan dari Dinas Kebudayaan dan Permuseuman.

4. Prosedur pelaksanaan pemugaran bangunan eagar budaya dilaksanakan

oleh tim ahli yang memiliki kemampuan handal dalam melaksanakan

kegiatan pemugaran.

5. Aturan lainnya berkaitan dengan restorasi dan pemugaran bangunan

eagar budaya, tercantum dalam tabel dibawah ini:

melebihi ujung atap rnaksimum bagian depan


bangunan eagar budaya di hingga kedalaman 10 meter
sebelahnya. Skala adalah 4 lantai atau 20 meter.
bangunan seeara Ketinggian 20 meter ini
keseluruhan diukur dari
Vanny Mintar Saputra I 1000863300

diri dengan bangunan eagar dengan bagian atas (akhir)


budaya yang ada eli atap bangunan. K.etinggian
sebelahnya memiliki bagian bangunan eli atas
ketinggian yang dipakai kedalaman 10 mete
adalah bengunan eagar mengikuti ketentuan yang
budaya yang tertinggi. telah elitetapkan oleh Dinas
TataKota.
Sempadan Letak bangunan bagian Garis sempadan depan
depan bangunan mengikuti bangunan adalah 0 meter dan
garis sempadan bangunan bangunan harus dibangun
eagar budaya yang ada eli menmpel pada garis batas
sebelahnya atau garis kapling depan.
sempadan depan bangunan
eagar budaya yang
tertinggi.
Atap Bentuk dan material Untuk mendapatkan
menyesuaikan diri dengan kesan/skala manusia dan
bangunan eagar budaya eli suasana seperti lingkungan
sebelahnya. Benda-benda Golongan I dan II, Iebar
pe1engkap seperti water muka bangunan maksimum
tower dan lain-lain yang 10 meter. Bila 1ebar
berada eli atap harus tidak bangunan 1ebih besar 10
keliatan dari jalan. Benda- meter, maka tampak
benda ini harus elitutup bangunan harus elipeeah
dengan dinding berlubang menjadi bagian-bagian yang
masing-masing lebarnya
lebih kecil dari 10 meter.
(lihat gambar lampiran 3).
Variasi raneangan dan
material eliperbolehkan.
Tampak Variasi bentuk dan material Variasi bentuk dan material
Samping eliperbolehkan. eliperbolehkan.
Tampak Variasi bentuk dan material Variasi bentuk dan material
Belakang eliperbolehkan. diperbolehkan.
Dinding batas Dinding batas harus elibuat Dinding batas harus dibuat
pada batas antara pada batas antara bangunan.
bangunan. Pada dinding Pada dinding yang
yang merupakan batas merupakan batas
kepemilikan tidak kepemilikan tidak diizinkan
diizinkan adanya buka- adanya buka-bukaan.
bukaan.
Basement Penggunaan basement Basement diperbolehka
tidak boleh mengganggu sesuai dengan ketentua
kestabilan struktur Peraturan Bangunan.
bangunan eagar budaya
yang ada di sebelahnya.
Pondasi Pembangunan pondasi -
harus memperhatikan
keselamatan bangunan
eagar budaya yang berada
di sebelah bangunan.
Arkade Arkade yang menerus ke Arkade yang menemus ke
bangunan -bangunan yang bangunan-bangunan yang
bersebelahan harus bersebelahan haru
disediakan di bagian depan disediakan di bagian depan
bangunan. Lebar bersih bangunan. Lebar bersih
minimum arcade ini adalah minimum arkade ini adalah
2,5 meter. 2,5 meter.
Ketinggian atau jarak dari Ketinggian atau jarak lanta
lantai ke plafon arkade ke plafon arkade adalab 3,5
adalah 3,5 meter (lihat meter (lihat gambar larnpiran
gambar lampiran 4). 4). Peil dari lantai sedapa
Peil dari lantai arkade mungkin harus sarna dengan
sedapat mungkin harus peil tempat pejalan kak
sarna dengan peil tempat (pedestrian) dan arkade d
pejalan kaki (pedestrian) bangunan-bangunan
dan arcade di bangunan sebelahnya
bangunan sebelahnya. Bila terjadi perbedaan peil
Bila terjadi perbedaan peil lantai maka harus dibuat
lantai maka harus dibuat ramp untuk menghubungkan
ramp untuk lantai arkade dengan lantai
menghubungkan lantai arkade bangunan-bangunan
arkade dengan lantai tetangga dan tempat pejalan
arkade bangunan-bangunan kaki.
tetangga dan tempat Material lantai arkade
pejalan kaki. Material menggunakan bahan dengan
lantai arkade menggunakan tekstur berkesan alami dan
Vanny Minter Saputra I
1000863300

bahan dengan tekstur tidak diperken


berkesan alami dan tidak menggunakan materia
diperkenankan terlalu mengkilap
menggunakan material memberi kesan artificial
yang terlalu mengkilap
atau memberi kesan
artificial.
Lift Lift dapat diletakkan Lift dapat diletakkan di
dimana saja. saja.
Sistem Penempatan unit AC tidak Penempatan unit AC
pendingin tampak dari luar atau tampak dari luar
buatan (AC) sekurang-kurangnya tidak sekurang-kurangnya
mengganggu eksterior mengganggu ek
bangunan. bangunan.
Unit yang tampak Unit yang t
mengganggu facade mengganggu
bangunan harus bangunan
disembunyikan kecuali disembunyikan k
apabila ukurannya kecil apabila ukurannya kec
dan tidak tampak dari tidak tampak darijalan.
jalan.
Unit utilitas Penempatan unit-unit Penempatan unit-unit u
diruang utilitas, seperti mesin lift seperti mesin lift dan
atap dan tangki air di ruang atap air di ruang atap tidak
tidak boleh tampak dari tampak dari luar
luar atau sekurang- sekurang-kurangnya
kurangnya tidak mengganggu ek
mengganggu eksterior bangunan.
bangunan. Unit yang ta
Unit yang tampak mengganggu f
mengganggu ade bangunan
bangunan harus disembunyikan k
disembunyikan kecuali apabila ukurannya kec
apabila ukurannya kecil tidak tampak dari jalan.
dan tidak tampak dari
alan.

Tabel4. Tabel Pemugaran dan Restorasi Cagar Budaya


(Sumber : Buku Guidelines Kola Tua, 2007)
Vanny Mintar Saputra /1000863300

II.2.6. Tinjauan Lok:asi Tapak:

11.2.6.1 Kriteria Pemilihan Tapak:

Dasar-dasar pertimbangan pemilihan lokasi proyek adalah :

• Berada di jalan besar, sehingga strategis dan mudah dalam

pencapaian lokasi.

• Dekat dengan jalan-jalan utama serta dilalui kendaraan umum.

• Dekat dengan fasilitas-fasilitas umum seperti rumah mak:an,

pasar, rumah sakit, perkantoran, dan berbagai usaha lainnya.

• Lokasi proyek memiliki minimal 2 bukaan jalan, sehingga arus

masuk dan keluar kendaraan dari jalan yang berbeda serta

khusus service entrance.

Gambar 10. Alternatif pemilihan Tapak


Vanny Mintar Saputra /1000863300
(Sumber: www.google_eartkcom)
Venny Mintar Saputra I1000863300

Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Luas
Peruntukan

/KLB

Ketinggian Max

Akses 3 arah 2 arah

Keterangan :

I Nilai: >50 (bagus) 30-50 (cukup) 20 (kurang)

Tabel5. Keterangan Altematif Tapak

Kriteria Bobot Alternatif 1 Alternatif 2 Alternat


Nilai Nilai Nilai
Bentuk 20% 80 16 80 16 60

Peruntukkan 15% 40 6 40 6 40

KDB/KLB 20% 30 6 30 6 30

Ketinggian 20% 30 6 30 6 30
max
Akses 25% 30 12,5 50 7,5 20

Total 100% 41,5 46,5

Tabel 6. Perhitungan Bobot Altematif Tapak

Dengan melihat basil perhitungan bobot alternatif tapak, maka tapak

yang dipilih adalah altematif tapak 2.


Vanny Minter Saputra I
1000863300

II.2.6.2 Lokasi Tapak

Gamhar 11 _ Peta T .okasi Tanak di Kecamatan


(Sumber: www.tatakota-iakartaku.net)
DataTapak

Lokasi :n. Kunir, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari,


Jakarta Barat 11110

Peruntukan laban : Wisma karya perkantoran I wisma perdagangan

2
• Luas Tapak : 8500 m

2
• KDB (75 %) : 6375 m

2
• KLB (3) : 25.500 m

• Kelembaban udara pada pagi hari berkisar 80% dan akan turun pada siang hari

sementara suhu udara rata-rata di Jakarta antara 26° C hingga 35° C

• Tingginya tingkat polusi udara di Jakarta, menyebabkan langit nampak cerah

hanya dipagi hari dan cenderung berkabut me)\jelang siang hingga sore hari.

• Garis Sepadan Bangunan (GSB)

Utara (10 meter) dan Barat (5 meter)


Vanny Mintar Saputra I
1000863300

Batas tapak :

Foto 8. Batas Sebelah Utara Tapak


(Sumber: Koleksi Pribadi, 23/0312010)

Timur : Anak Kali Ciliwung dan Permukiman kumuh

Foto 9. Batas Sebelah Tirnur Tapak


(Sumber: Ko/eksi Pribadi, 23/03/2010)

Selatan : Ruko dan Pemadam Kebakaran

Foto 10. Batas Sebelah Selatan Tapak


(Sumber: Koleksi Pribad23103/2010)
Vanny Minter Saputra I1000863300

Barat : Museum Keramik dan Senirupa, Ruko

Foto 11. Batas Sebelah Barat Tapak


(Sumber: Koleksi Pribadi, 23103/2010)

II.2.6.3 Sarana dan Prasarana Sekitar Tapak

• Stasiun Kereta Api Beos

Foto 12.Stasiun Kereta Api Beos


(Sumber: Koleksi Pribadi, 17/03/2010)

Stasiun Beos adalah salah satu stasiun tertua di Jakarta.

Dengan balutan Art Deco yang kental, stasiun rancangan Ghijsels ini

terkesan sederhana meski bercita rasa tinggi, sesuai dengan filosofi

Yunani kuno bahwa kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju

kecantikan.
• Halte Bus Trans Jakarta

Foto 13. Halte Bus Trans Jakarta


(Sumber: Koleksi Pribadi, 17/0312010)

Merupakan halte Bus Trans Jakarta pemberhentian terakhir

dan juga awal keberangkatan. Dengan bus ini, Kita dapat

mengelilingi seluruh kota Jakarta dengan ongkos yang amat murah.

• Museum Keramik dan Seni Rupa

Foto 14. Museum Keramik dan seni Rupa


(Sumber: Koleksi Pribadi, 17/03/2010)

Merupakan bangunan bersejarah bergaya klasik yang mewah.

Museum ini memuat hasil karya keramik dan karya seni rupa di

Indonesia.
• Museum Wayang

Foto 15. Museum Wayang


(Sumber : www.Bataviahotel.com)

Rumah Wayang dibangun pada tahun 1912, Tembok

kenangan yang terletak dalam museum ini merekam jejak pendiri

Batavia, Jan Pieterzoon Coen. Museum ini tidak hanya menjadi tuan

rumah dari berbagai jenis koleksi wayang Indonesia, tapi juga

koleksi boneka dari seluruh belahan dunia. Sekarang museum ini

menyelenggarakan pertunjukkan wayang yang dipadukan dengan

penyanyi dan orkestra gamelanjawa setiap harinya.

• Museum FatahiUah

Foto 16. Museum Fatahillah


(Sumber: www.Bataviahotel.com)
Vanny Mintar Saputra I
1000863300

Museum Fatahillah sekarang dinamakan Museum Sejarah

Jakarta. Bangunan ini dibangun pada tahun 1710 dan digunakan

oleh pemerintah kota sebagai Markas Besar VOC. Museum

Fatahillah adalah salah satu bangunan paling menarik dalam kawasan

Kota Tua. Tema koleksi museumnya mencakup sejarah kota Jakarta

sejak ribuan tahun yang lalu.

• Museum Bahari

Foto 17.Museum Bahari


(Sumber: www.Bataviahotel.com)

Berfi.mgsi sebagai gudang barang Pemerintah Kolonial

Belanda yang dibangun pada tahun 1652. Museum ini sekarang

menjadi tuan rumah dari berbagai koleksi perahu tradisional, Kapal

Keamanan Kelautan dan Angkatan Laut Indonesia serta berbagai

koleksi foto menarik yang memperlihatkan hubungan diplomatik

semasa Perang Donia Kedua.


Vanny Mintar Saputra11000863300

• Pelabuhan Sunda Kelapa

Foto 18.Pelabuhan SundaKelapa


(.<;umber: www.Bataviahotel.com)

Hanya dengan lima menit berjalan kaki dari lokasi tapak, kita

sudah dapat melihat laut di pelabuhan Sunda Kelapa. Tempat ini

merupakan bagian tertua dari Jakarta dan merupakan gerbang masuk

pengunjung yang datang untuk berdagang rempah pada masa

lampau. Untuk melihat keseluruhan pelabuhan, anda cukup menaiki

taksi air.

• TokoMerah

Foto 19.Toko Merab


(Sumber : www.Bataviahotel.com)

Toko Merah ini dibangun pada tahun 1730 sebagai salah satu

tempat kediaman Gubernur Jenderal Van Imhoff beserta keluarga.

Dari lokasi tapak menuju Toko Merah hanya memerlukan waktu 5

menit.
Vanny Mintar Saputra I
1000863300

• Jembatan Kota Intan

Foto 20.Jembatan Kota Intan


(Sumber: www.Bataviahotel.com)

Jembatan merah bersejarah yang terletak di n. Kali Besar

Barat, tepat didepan Hotel Batavia. Jembatan yang sebelumnya

dinamakan Jembatan Pasar Ayam ini dibangun pada tahun 1655 dan

merupakan jembatan tarik terakhir yang masib ada di Kota Jakarta.

Di Amsterdam Belanda, kita masih dapat melibat jembatan yang

sejenis dengannya yang masib berfungsi untuk menyebrangi kana!.

• Ancol

Foto 21. Ancol


(Sumber: www.Bataviahotel.com)
Venny Mintar Saputra I1000863300

Tempat rekreasi keluarga yang terletak eli kawasan pantai

jawa yang nyaman, Ancol elilengkapi dengan wahana permainan

terbaru seperti Disneyland dengan biaya yang termurah. Tempat ini

cukup dicapai dengan 15 menit berkendara dari lokasi tapak.

• ManggaDua

Foto 22. Mangga Dua


(Sumber: www.Bataviahotel.com)

Mangga dua merupakan sentra wisata belanja maupun kuliner

yang amat menarik dan terkenal eli bagian utara Jakarta. Mangga Dua

sendiri termasuk bagian dari Chinatown eli Jakarta.

• Glodok

Foto 23.Glodok
(Sumber: www.Bataviahotel.com)

Dengan 15 menit berkendara dari lokasi tapak, eli daerah

glodok kita dapat menjumpai banyak pasar-pasar pecinan bergaya


Vanny Mintar Saputra I
1000863300

tradisional, bangunan dan kuil-kuil. Glodok sendiri merupakan salah

satu lokasi pecinan terbesar di Jakarta. Pasar tradisionalnya

menawarkan banyak barang-barang bemuansa tionghoa yang

menarik.

Il.3 Tinjauan .Khusus

11.3.1 Karak:teristik Hotel Bintang 4

Bangunan dan pelayanan hotel bintang 4 memiliki karak:ter dan ciri sebagai

berikut:

• Para staf di bintang hotel empat lebih profesional meuanggapi

kebutuhan atau permintaan penghuni hotel dan umumnya menyediakan

informasi mengenai pariwisata di sekitar hotel.

• Bangunan hotel cukup besar dengan layanan terkemuka. Lokasi hotel

dekat dengan pusat perbelanjaan, restoran dan hiburan.

• Fasilitas Hotel yang tersedia cukup banyak, seperti restoran,

housekeeping, valet parking, pusat kebugaran dan seorang concierge

yang selalu siap berada di pintu utama.

• Restoran atau ruang makan terbuka untuk penduduk sekitar dan umum,

tak hanya untuk penghuni hotel saja.

• Hotel menyediakan menu sarapan yang beragam dari bahan-bahan

segar untuk dimasak dan disajikan dengan tingkat perawatan yang

cukup tinggi.
II.3.1.1 Kamar Tidur Hotel Bintang 4

• Kamar di hotel berbintang empat mulai terbagi sesuai fasilitas

yang akan didapatkan.

• Seluruh kamar hotel yang disediakan memiliki kamar mandi

pribadi di dalamnya.

• Tempat tidur dan furniture yang tersedia di hotel berkualitas

tinggi.

II.3.2 Art Deco

11.3.2.1 Pengertian Art Deco

Art. Deco adalah sebuah gerakan seni yang melibatkan

campuran unsur dekoratif modem, art deco ini dikenal luas sekitar

tahun 1920-1930an, dimana mempunyai ciri khas yang didapat dari

para pelopor pelukis sekitar awal tahun 1900an. Art deco adalah

sebuah pekeljaan yang menunjukan aspek kubisme, Russian

constructivism dan Italian fUturism, dengan ciri abstrak, distorsi, dan

simple, terutama bentuk - bentuk geometris dan memakai banyak

warna, yang dipakai untuk menunjukan tingginya tingkat

perdagangan, teknologi dan kecepatan.

(Sumber: http://www.artlex.com/ArtLexla/artdeco.html dan

http://bandungheritage.org)
Vanny Mintar Saputra11000863300

Gaya Art Deco adalah penyambutan atas tibanya masa

dimana dunia seolah bergerak lebih cepat,lebih banyak dan lebih

jauh disebabkan oleh perkembangan teknologi transportasi. Hal ini

tercermin dari pengadopsian bentuk-bentuk ramping dan streamline.

(Sumber: http:l/irani.ngeblogs.com/2009/ll/24/art-deco/)

Art Deco adalah langgam yang menggunakan ornament

omamen historikal dan tradisional, sehingga Art Deco bisa dikatakan

sebagai langgam yang memiliki muatan lokal. Setiap negara yang

menerima langgam Art Deco selalu mengembangkanya sendiri

sendiri. Art deco disuatu tempat akan berbeda dengan Art deco di

tempat lain, namun secara keseluruhan mereka memiliki semangat

yang sama yaitu keterbukaan pada sesutu yang baru, sehingga karya

Art deco hampir selalu inovatif dan eksperimentatif (Sumardji

1995:67).

Arsitektur Art Deco adalah konsep arsitektur yang sukar

untuk dijelaskan, Hal ini merujuk pada gaya dekoratif yang

tradisional dan inovatif, dimana menyerap pengaruh dari berbagai

sumber maupun pergerakan sekitar dan memperkenalkan hal yang

baru tersebut ataupun juga mengimprovisasi material untuk

memperkaya perbendaharaan arsitektur. (Bayer, 1999; p.7)

Art Deco menginduk pada modernisme hanya saja lebih

fokus pada berbagai variasi dekoratif dalam berbagai produk.

Karakter yang paling utarna adalah bentuk Geometrik murni dan


Vanny Mintar Seputra I1000863300

Kesederhanaan (Simplicity); acapkali dengan warna-warna

cemerlang dan bentuk sederhana untuk merayakan hadirnya dunia

komersial dan teknologi. Dari sinilah lahir Art Deco yang menjadi

penanda jaman dalam bentuk-bentuk Arsitektur yang anggun.

Sesuai dengan klasifikasi yang ada, arsitektur langgam Art-

Deco dibedakan menjadi empat, yaitu Floral Deco , Streamline

Deco, Zigzag Deco, dan Neo-Clossical Deco. (Mauro Rahardjo,

2004). Di Indonesia, banyak dijumpai bangunan dengan langgam

Floral Deco dan Streamline Deco dibandingkan langgam Art Deco

yang lain.

Foto 24. Ornament Floral Deco pada Dinding


(Sumber: http://l.bp.blogspot.com/)

Foto 25.Gaya Floral Deco pada Fasade pada Tulsa Fire Alarm Building
(Sumber : http://artdecobuildings.blogspot.com)
Vanny Mintar Saputra I1000863300

Foto 27. Gaya Streamline Deco pada


Fasade Hotel Grand Preanger, Bandung
(Sumber: Koleksi Pribadi, 2010)

Foto 26. Gaya Streamline Deco pada dinding


(Sumber: http://www.ayipbali.com/)

Foto 28.Gaya ZigZag Deco dan ''V" pada Eastern Columbia Building
(Sumber:
http:/llaplaces.blogspot.com/2009/071)

Langgam Zigzag Deco, dan Neo-Classical Deco banyak kita


Vanny Mintar Saputra I1000863300
jumpai di luar negeri khususnya Negara Eropa.
Vanny Minter Saputra I 1000863300

Foto 29. Gaya Neo Classical Deco pada Tanjong Pagar Railway Station,
Singapore
(Sumber : http://www.skyscrapercity.com/)

II.3.2.2 Sejarah Art Deco

Art Deco lahir di masa-masa pennulaan Perang Dunia

pertama (1914) dan masukke masa depresi dunia di tahun 30-an, Art

Deco membuktikan bahwa semangat hidup justru harus tetap

berkobar di masa sulit, dan berusaha hidup bangkit kembali. Hal ini

terlihat khususnya di bidang seni.

Art Deco juga bisa dikatakan bersumber dari kesadaran akan

kebutuhan untuk menyederhanakan bentuk bentuk rumit Art

Nouveau. Art Nouveau sendiri adalah suatu gerakan seni yang

popular pada tahun 1894-1914 tidak lagi bisa bertahan lama karena

basil karya mereka kurang fungsional, penuh dekorasi dan harganya

sangat malta!.

Tokoh-tokoh yang dianggap sebagai pelopor gaya kesenian


Vanny Minter Saputra I 1000863300
Art Deco adalah antara lain perancang pakaian Paul Poiret (1879-
Venny Mintar Saputra I1000863300

1944) dan pengrajin kaca warna bemama Rene Lalique. Di bidang

lain seorang produser tari ballet Rusia Sergei Diagbilev juga

merancang dekor panggungnya dengan gaya ini.

Anehnya garis-garis menerus Art Deco kemudian

berkembang menjadi lebih geometris dan lebih linear ketika objek-

objek Art Deco semakin dibuat secara massal. Art Deco menemukan

sarana ekspresinya di produk-produk industri seperti lokomotif,

radio, jukebox,pesawat udara, kapal pesiar dan juga pencakar langit.

Di bidang arsitektur sendiri, ekspresi Art Deco yang paling

fenomenal adalah Chrysler Building di kota New York yang

dirancang oleh William van Allen.

Foto 30. Chrysler Building, New York


(Sumber: http://www-tc.pbs.org/)

Art Deco berangsur-angsur hilang setelah tahun 1935 uamun

seperti dihidupkan kembali di tahun 1960-an bahkan di tahun 1973


Vanny Mintar Saputra I1000863300

suatu wilayah di Miami Beach, negara bagian Florida Amerika,

ratusan bangunan yang terdiri dari hotel hotel dan bangunan

komersial lainnya yang bergaya Art Deco diselamatkan dan

direnovasi. Kawasan tersebut kemudian dijadikan semacam suaka

Art Deco dan menjadi daya tarik pariwisata.

II.3.2.3 Art Deco di Indonesia

Saat puncak kegairahan Art Deco yang melanda dunia kala

itu, bangunan-bangunan publik di Indonesia seperti stasiun, hotel,

dan jenis bangunan lain, sedang dibangun oleh Pemerintah Hindia

Belanda kala itu. Art Deco bagaikan wabah atau bagaikan api yang

menjalar mencapai negeri kita melalui arsitek-arsitek dari Negeri

Belanda seperti Prof.Ir. Charles Proper Schoemaker dengan karyanya

Hotel Preanger dan Villa Isola di Bandung, dan Albert Frederik

Aalbers yang merancang Hotel Savoy Homan.

Foto 31. Villa Isola karya Schoemaker


(ht11J:/Iwww.fotodetik.com/)
Dalam desain bangunan Villa Isola dan Hotel Preanger karya

Schoemacker terlihat bahwa karya beliau memiliki karakteristik art

deco, streamline, inconsistent, dan concoct. Bangunan tampak

mewah nan elegan namun sederhana. Bentuk lengkung maupun

dinamis pergerakan yang menjadikan kesan mewah.

Foto 32. Hotel Savoy Homann, Bandung


(Sumber: Koleksi Pribadi. 2010)

Wl\iah depan hotel Savoy Homann memiliki arsitektur kuno

Artdeco dengan ciri khas lekuk-lekuknya dinding dan streamline

yang terasa sangat kental. Hampir semua bangunan fisik dalam hotel

mulai dari kamar, penyekat dinding, lorong-lorong penghubung satu

kamar ke kamar yang lain tampak sentuhan Art Deco, dimana tetap

dipertahankan hingga sekarang sehingga terkesan romantis, klasik.

Nuansa yang terbangun juga lebih akrab dan romantis, sebab hampir

semua sudut ruangan penuh foto-foto Bandung tempo dulu. Hal ini

jugalah yang menjadikan hotel ini mampu bertahan dan tetap


digemari di Bandung, ditengah serbuan bangunan hotel modern yang

baru.

Jejak Art Deco di Jakarta diantaranya adalah Stasiun Kota

karya arsitek Belanda Johan Lowrens Ghijsels (1882-1947). Bioskop

Metropole (Megaria) yang dirancang oleh Liauw Goan Seng (1949),

Kantor Berita Antara (1937). Pada tahun 90an kita bisa menyaksikan

semangat dan elemen-elemen Art Deco kembali di adopsi seperti

yang terlihat pada Gedung Niaga (Bank Niaga) di jalan Sudirman

Jakarta karya biro Arsitek Amerika Kohn Pedersen Fox dibantu oleh

kantor Arsitek lokal Wiratrnan.

Foto 33. Bioskop Metropole, Jakarta pada tahun 2010


(httn:/lwww.fntndetik.cnmll

Foto 34. Gedung Bank Niaga, Jakarta


(http://www,fotodetik.com/)
Foto 35. Kantor Berita Antara, Jakarta
(httv:llwww.fotodetik.com/)

Sebagian besar karya Bangunan Art Deco di Indonesia telah

dipengaruhi arsitektur tropis yang sesuai dengan iklirn Indonesia,

sehingga bangunail yang diciptakan tak hanya megah dan terlihat

murah tetapi juga bangunan yang tepat guna. Tak ayal, langgam Art

Deco menjadi primadona arsitektur yang arnat disukai kala itu.

Popularitas Art Deco merupakan spirit dan semangat yang

menjiwai karya-karya arsitektur di masa sekarang. Dapat diramalkan

Arsitektur langgam Art-Deco ini menjadi daya tarik yang makin

besar. Art Deco Look akan menjadi gerakan "lama" yang bam dan

menjadi pendorong bagi investor untuk menghasilkan karya-karya

yang dapat dinikmati oleh masyarakat Kota Bandung dan masyarakat

yang lebih luas.


Venny Mintar Saputra I1000863300

Il.3.2.4 Ciri-ciri Art Deco

• Mempresentasikan kemewahan, extravaganza, glamour, kejayaan

akan permesinan, konsmnerisme dan kecepatan.

• Bentuk-bentuk geometris dan kurva-kurva, streamline, motion

line dan lampu-lampu mesin.

• Mengutamakan kesederhanaan peletakan elemen-elemen desain,

seperti filosofi Yunani kuno "Kesederhanaan adalah Jalan

Tersingkat menuju Kecantikan".

Il.3.2.5 Karakteristik Art Deco

• Karakter-karakter teknologi yang menggambarkan kecepatan

diaplikasikan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung

dan zig-zag.

• Gaya desain art deco bersifat dekoratif namun dengan garis-

garis yang simple, karena terbentuk dari suatu bentuk: yang

geometris, bukan seperti art nouveau yang bersifat dekoratif

dinamis dengan sulur- sulur.

• Geometris, bentuk yang bertingkat-tingkat.

• Warna-warna yang cerah.

• Ujung yang tajam, sudut yang membulat.

• Material-material yang mahal, misal : enamel, ivory, tembaga,

dan batu poles.


• Material-material yang diproduksi, misal krom, gelaslkaca

berwama, Bakelite.

Lengkungan,gaya KROM
bertumpuk, dan zig
zag pada fasade
bangunan
mempresentasikan
kesan glamour

- - -I KACA I
Foto 36. Penggunaan krom dan gelaslkaca pada
fusade bangunan Chrysler, New York
(http://wwwfotodetik.com/)

II.3.3 Arsitektur Tropis

11.3.3.1 Pengertian Arsitektur Tropis

Arsitektur Tropis adalah rancangan spesifik suatu karya

arsitektur yang mengarah pada pemecahan problematik iklim tropis.

(artikel Kenyamanan Suhu dalam Arsitektur Tropis oleh Tri Harso

K; 1999)

Arsitektur Tropis yakni kemampuannya mengakomodasi

keadaan iklim setempat sehingga bisa menambah kenyamanan

penghuninya atau penghematan energi. (artikel Rumah Tradisional


Tropis untuk Rumah Tinggal Urban oleh Saptono Istiawan SK !AI;

3-8-2006)

113.3.2 Karakteristik Iklim di Indonesia

Iklim memegang peranan penting di dalam perancangan dan

perencanaan bangunan, perencana diwajibkan mempergunakan

pertimbangan-pertimbangan seperti: aspek-aspek penghawaan,

kenyamanan, ventilasi, orientasi, penetrasi panas, dan refleksi sinar

matahari untuk pencahayaan alarni. Aspek-aspek tersebut

selanjutnya akan mempengaruhi parancangan bangunan dan

pemilihan bahan bangunan yang hendak digunakan.

Iklim yang berlaku di Indonesia adalah iklim tropis

lembab/basah. Ciri-ciri iklim tropis basah, anatara lain :

• Curah hujan tinggi

• Kelembaban tinggi

• Temperatur udara panas sampai dengan nikmat

• Angin (aliran udara) sedikit

• Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar

sepanjang tahun)

• Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah

jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap.

Selain ciri-ciri umum tersebut, ada pula beberapa daerah yang

mempunyai keadaan iklim yang sedikit berbeda, misalnya daerah


Vanny Mintar Saputra I1000863300

pegunungan, seperti Bandung dan Malang lebih sering texjadi

hujan, atau di daerah Nusa Tenggara Timur yang paling jarang

texjadi hujan, sehingga disana banyak terdapat sabana atau padang

rumput dan semak-semak.

Masalah umum dan masalah bangunan yang dapat timbul

pada iklim tropis diantaranya : (Lippsmeier 1997,p18)

• Panas yang sangat tidak menyenangkan.

• Penguapan sedikit karena gerakan udara lambat.

• Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan,

serangga.

• Di sekitar lautan juga diperlukan perlindungan terhadap angin

keras.

Perencanaan bangunan harus dapat menanggulangi hal-hal

negatif yang ditimbulkan oleh jenis iklim ini, seperti rasa silau dan

panas yang dirasakan oleh penghuni bangunan atau angin yang

sangat kencang. Atau sebaliknya, bagaimana memasukkan cahaya

pada rnang-rnang di dalam bangunan, dan mengalirkan udara segar

ke tiap rnang yang ada pada bangunan tempat tinggal mereka.

Terdapat berbagai permasalahan iklim tropis basah, berikut

beberapa solusinya terhadap bentuk desain bangunan :

1. Curah hujan tinggi diatasi dengan kerniringan atap curam


Venny Mintar Saputra I
1000863300

2. Kelembaban tinggi, diatasi dengan:

• Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut

menyerap uap air di dalarn ruangan dan meningkatkan

kenyarnanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang

melewati celah-celah dinding, mendinginkan perrnukaan

bangunan,

• Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan

tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari.

3. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun

shading agar panas tidak terakurnulasi dipakai bahan yang

kapasitas panasnya kecil. Pada rnalarn hari, udara lembab

akan mengernbun dan jenuh, yang akan menirnbulkan rasa

panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time

lag rendah (cepat panas, cepat dingin).

4. Pada siang hari, radiasi tinggi, bahan bangunan harus

mempunyai konduktivitas panas rendah dan isolasi panas

dengan udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di

perrnukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dirnensi

dan berat kecil agar tidak menyirnpan panas. Pagi hari, suhu

udara terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran

panas dari dalarn bangunan.

5. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah

mernbuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan


Vanny Mintar Saputra I1000863300

mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan

udara mengalir eli kolong bangunan.

11.3.3.3 Ciri dan Karakteristik Arsitektur Tropis

Berikut ini adalah karakteristik bangunan yang mempunyai

konsep Arsitektur Tropis :

1. Plafon elibuat tinggi untuk sirkulasi udara karena udara panas

terangkat ke atas meuarik udara segar dari luar ke dalam, dan

menjadikan ruang lebih sejuk serta memudahkan cahaya

matahari masuk secara maksimal.

2. Atap berlapis dengan over stek yang panjang untuk menahan

hujan dan menahan sinar matahari langsung.

3. Ada teras sebagai peralihan ruang dalam dan luar. Antara

ruangan buatan dan kehijauan eli luar, juga sebagai penahan

udara panas tidak langsung ke bangunan.

4. Pengolahan ruang luar dengan taman yang maksimal untuk

menyerap radiasi sinar matahari dan dengan mendapatkan

udara segar dari embusan angin yg melewati taman.

5. Banyak menampilkan bahan-bahan primer alam seperti kayu,

batu alam, dan bata kareua bagaimana pun bahan bahan yang

alami seolah memberi ikatan yang dalam antara bangunan dan

alam. (artikel Rumah Tradisional Tropis untuk Rumah

Tinggal Urban oleh Saptono lstiawan SKW; 3-8-2006)


Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah :

1) Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup

antara masing-masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi

udara yang baik.

2) Orientasi bangunan sebaiknya ke utara-selatan, untuk

mencegah pemanasan fasade yang lebih Iebar.

3) Lebar bangunan untuk mendapatkan ventilasi silang.

4) Ruang sekitar bangunan diberi peneduh, tanpa mengganggu

ventilasi udara.

5) Persiapan penyaluran air hujan dari atap dan halaman.

6) Bangunan ringan dengan daya serap panas yang rendah.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kenyamanan dan kemampuan mental dan fisik penghuni :

(Lippsmeier 1997,pl9)

• radiasi matahari

• kesilauan

• temperatur dan perubahan temperatur

• presipitasi (curah hujan)

• kelembaban udara

• gerakan udara

• pencemaran udara
Strategi utama untuk bangunan dengan Arsitektur Tropis, yakni :

Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan

sun shading (pembayang sinar matahari)

Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan

pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)

Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar

aliran udara

Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang

mengenai tubuh manusia.

Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai

karena akan menambah panas lingkungan dan mengurangi

penerapan kelembaban dan penguapan.

Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil

(ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil,

berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara

sekitar dan konduktivitas panas rendah.

II.3.3.4 Ventilasi Silang

Ventilasi silang (cross ventilation) merupakan salah satu

karakteristik utama bangunan tropis. Sistem pertukaran udara ini

memungkinkan udara mengalir menyeberangi ruangan sehingga

ruangan terasa lebih sejuk tanpa bantuan pendingin ruangan.

Berdasarkan pendapat Lippsmeier (1997,pp102-103), udara yang


Venny Mintar Saputra I1000863300

bergerak menghasilkan penyegaran terbaik, karena dengan

penyegaran yang baik terjadi proses penguapan, yang berarti

penurunan temperatur pada kulit. Udara lembab yang tidak jenuh

menyentuh tubuh, kelembaban kulit (keringat) berkurang dan tubuh

merasakan pendinginan.

A a
Gambar 12.Cross Ventilation
(Sumber: Bangunan Tropis (Lippsmeier, 1997,pp104-105)

Pada gambar A, kecepatan aliran udara akan menjadi lebih besar hila

lubang masuk udara lebih kecil dibandingkan lubang keluar. Sedangkan

pada gambar B, posisi lubang masuk yang digeser sedikit menjauh dari

lubang keluar akan mengubah arah aliran udara.


Venny Mintar Saputra11000863300

.c)

A B

Gambar 13.Cross Ventilation Tampak Samping


(Sumber: Bangunan Tropis (Lippsmeier, 1997, pp104)

Pada gambar A, aliran udara bergerak sesuai dengan kondisi tekanan

pada lubang masuk. Sedangkan pada gambar B, distribusi aliran udara

akan lebih baik dengan bantuan lamella (pelindung matahari yang terbuat

dari semen ashes).

Konsep arsitektur wilayah tropis ada yang berhasil diterapkan secara

praktis seperti pada fasade gedung Wisma Dharmala Sakti dan pemasangan

kanopi tambahan seperti sirip-sirip pada gedung Arthaloka. Ini membuktikan

bahwa konsep dan Fa ade bangunan gedung tinggi di Indonesia bukan berarti

tidak bisa menerapkan konsep Arsitektur Tropis.


Vanny Mintar Saputra I
1000863300

Foto 37. Sirip-sirip kanopi Wisma Dharmala Sakti


(Sumber: www.dharmala_intilandcom; 5-9-2008;15:39)

Pada bangunan Wisma Dharmala Sakti kanopi dapat menghalau panas

matahari dan hujan. Selain itu terdapat juga beberapa bangunan yang

menerapkan desain atap pelana ataupun perisai yang juga menunjukkan

arsitektur tropis.

Foto 38. Sirip-sirip Gedung Arthaloka


(Sumber: www.arthaloka.co.id; 5-9-2008;15:42)

Sirip -sirip yang terdapat pada gedung arthaloka berfungsi sebagai

lapisan pelindung dari radiasi panas matahari (sunscreen). Kini tampilan

sunscreen pada bangunan-bangunan sekarang lebih menarik tidak hanya

sekedar sirip teritisan ataupun kisi-kisi.


Vanny Minter Saputra I1000863300

11.4 Studi Banding Hotel

1!.4.1 Survei Lapangan

Tabel 7. Studi Perbandingan Lapangan

Nama Hotel Lokasidan Kelas Bintang Konsep Bangunan


lantai

****
n.Kali Besar
Barat No. 44-46,
Jakarta Barat Gaya Kolonial
BeIanda,
(Slantai) penggabungan
antara elemen klasik
dan tradisional

Sasaran penghuni :
Masyarakat umum,
wisatawan asing,

**** (Business&Resort)

GayaArt
Deco(streamline),
dengan sentuhan
(3 lantai) etnik pada bagian
Interior
Hotel Savoy Homann
Sasaran penghuni :
wisatawan asing,
wisatawan lokal

n. Asia Afrika
****
Hotel
811220 (Business&Resort)
Bandung,
Indonesia Gaya Indische
Empire, dengan
pola-pola Art Deco

Sasaran penghuni :
(10 lantai) wisatawan asing,
Hotel Grand Preanger
wisatawan lokal
Nama Hotel JenisKamar Amenities HargaSewa

HotelOmni 1 Batavia Apartment •AC Rp.800.000 ,-


Batavia 2 Club Suite • fasilitas broadband internet hingga
47 Continental Deluxe King • meja ukuran eksekutif Rp.3.000.000,-
16 Continental Deluxe Twin • telepon IDD
23 Deluxe King • mini barlkulkas
3 Deluxe Twin • mesin pembuat tebl kopi
4 Junior Suite • TV Cable
1 President Suite • Pengering rambut
1 Residential Apartement • Layanan pemesanan
King makanan dalam kamar.
1 Residential Apartement • Personal save deposit box,
Twin • Bathtub
7 Residential Deluxe Garden • High security room key card
King • Televisi layer datar 29 inci
7 Residential Deluxe dalam setiap kamar tipe
GardenTwin residential,
5 Residential Deluxe King • Pengaturan temperatur dalam
5 Residential Deluxe Twin rnang,
60 Superior King • Lampu Meja,
145 Superior Twin • Meja kopi & peralatan kamar
yang lengkap.

Hotel Savoy 126 Deluxe Rooms • Koran harlan Rp.680.000 ,-


Homann 41 Executive Rooms • Meja tulis hingga
15 Suite Rooms • Bakmandi Rp.2.450.000,-
3 Homann Suites • Mini bar
• Balkon/teras
• Pembuat kopilteh
• Pengering rambut
• Penyejuk udara
• Shower
• Shower dan bak
mandi terpisah

Hotel Grand • Akses internet Rp.775.000 ,-
Preanger • Kotak penyimpanan hingga
137 Superior rooms dalam- kamar Rp.9.000.000,-
46 Executive rooms • Mini bar
5 Suites Rooms • Pembuat kopilteh
1 Presidential Suite • Pengering rambut
• Penyejuk udara
• Tv satelitlkabel
Vanny Mintar Saputra I 1000863300

Nama Galery Foto Kamar

Hotel Savoy
Homann

Hotel Grand
Preanger
Venny Mintar Saputra I
1000863300

Nama Restoran Ballroom


Hotel
Hotel • Pool Deck Grill &
Omni Bar
Batavia • Dapoer Roti
Batavia
• Restoran Pasar
Rempah
• Waroeng Teh & • Batavia Ballroom (lOOOorg)
Kopi • Areal Serba Guna (SOOorg)
• Restoran Super Star • Sunda Room (200org)
: , ·-:: • Island Room (Meeting room)
i
..- -" "'"_,
'.;u.u_ '·
• VIP Room(Terdapat 4 ruang)
-- • Rotterdamsehe Room (15 org)

-;_ ' :l ,j _.._ 6 ' I I

Hotel
• Batavia Bar and Lounge
Savoy • Garden Restaurant
Homann Side walk Cafe

Emperor Meeting
Room
Jasmine Room
Orchid Room
Room Bougenville Room
Meeting Room
ICa1lSar Meetin: Room Kapasitas I 5-IOOOorg

Hotel
Grand
• Conference
Preanger room(s)
• Meeting
room
• Ballroom(s)
• Preanger • Wedding
Restaurant services
Total kapasitas
• Ristorante 15-IOOOorg
Italiano
• Ramayana
• Cyber
Lounge
Vanny Mintar Saputra I
1000863300

Nama Fasilitas
Hotel
Hotel • Sentra Fitness dan spa
Omni • Garden Jogging Track
Batavia • Swimming Pool
• Hotspot 24 jam
• Sentra Bisnis
• Bar/Pub
• Layanan laundry
• Deposit.Box

Hotel
Savoy • layanan laundry/dry
Homann • bar/pub
• fusilitas rapat
• salon
• kotak penyimpanan
• toko
• tur
• layanan kamar 24 jam
• gym/fasilitas kebugaran
• pijat
• kolam renang (Juar ruangan)
• spa
• GamesRoom

Hotel
Grand
Preanger
• layanan laundry/dry cleaning
• bar/pub
• restoran
• fasilitas rapat
• kotak penyimpanan aman
• layanan kamar 24 jam
• gyrnlfasilitas kebugaran
• pijat
• kolam renang (Juar ruangan)
• spa
Venny Mintar Saputra11000863300

Nama Hotel Sistem Keamanan Akses Vertikal AreaParkir


HoteiOmni Security 24 jam, CCTV, Lift dan Tangga Outdoor
Batavia Security alert (200 Parkir)
Hotel Savoy Security 24 jam, CCTV, Lift dan Tangga Outdoor
Homann Security alert (500 Parkir)
Hotel Grand Security 24 jam, CCTV, Lift dan Eskalator Outdoor
Preane:er Security alert (620 Parkir)

Keunggulan Kekurangan

• Menghadirkan • Bangunan tidak


nuansa nostalgia bagi terawat, cat dinding
para penghuni hotel terkelupas, bocor,
• Letak Hotel dekat kusam.
dengan banyak tempat
wisata sejarah maupun • Jumlah Parkir yang
Batavia pusat perbelanjaan disediakan amat
• Menghadirkan nuansa terbatas.

• Letak yang sangat • Untuk beberapa bagian,


(Padahigh strategis, dekat dengan tampak kusam.
season/week pusat perkantoran dan
end) perbelanjaan • Luasan Lobby kurang
• Memiliki nilai sejarah luas, dan penempatan
30-40% dan pembentuk meja receptionist yang
Hotel Savoy (saat identitas kota Bandung kurang pas,dan sedikit
Homann lainnya) • Suasana hotel mampu tersembunyi.
menghadirkan nuansa
nostalgia • Toilet pada lantai lobby
• Harga yang relatif sempit
teljangkau
• Memiliki balkon
• Letak yang sangat • Tempat parkir sangat
(Padahigh strategis, dekat dengan kecil, dipaksakan
season/week pusat perkantoran dan untuk paralel
end) perbelanjaan
• Memiliki nilai sejarah • Pelayanan front desk
Hotel Grand 30% dan pembentuk kurang ditingkatkan
Preanger (saat identitas kota Bandung
lainnya) • Menghadirkan suasana • Desain Interior sudah
nostalgia bagi terkesan tua dan harus
hotel disesuaikan
Venny Mintar Saputra I1000863300

II.4.2 Survei Literatur

Tabel8. Studi Perbandingan Literatur

Keterangan

Surabaya

Boutique Hotel

ll.Tunjungan Plaza 65, 62 Orchard Road, 33 Erskine Road


Embong, Malang Singapore Singapore 069333

Bangun

Gaya Art Deco Tropis Tradisional Oriental Gaya Oriental-Art


dan Modem Deco

lapis 2-3lantai 3-4lantai 4lantai

62kamar 80Kathar
Vanny Mintar Saputra I 1000863300

JenisKamar Teras)

Executive Room
(17 rooms)
16-20sqm
Executive Room
with balcony
(8 rooms)
18-24sqm
Premium Room
(14rooms)
26-30sqm
Venny Mintar Saputra I1000863300

36sqm

Lavish Suite
42sqm

Swank Suite
33 sqm

Passion Suite
Terrace area
25 sqm&32 sqin

Grand Suite
Splendour

TarifKamar Garden Teras


Hotel Rp.l.SOO.OOO,- S$265++ S$320
Deluxe Deluxe Room S$350
Executive Suite
Executive Room
Rp.2.290.000,- S$350++
S$380
Deluxe Superior
Majapahit Suite Executive Room
$ 350++ with Balcony S$420
Rp.5.000.000,-
Exclusive Premium Room
Presidential Suite S$470
S$435++
EksklusifS Suite-Swank S$780
$435++ Suite -Opulent
S$780
Balcony
Suite -Passion
S$525++
S$880
BalkonS Suite-Lavish S$980
$525 ++ Grand Suite-
S$1180
Sasaran umum,
Penghuni wisatawan lokal wisatawan asing maupun wisatawan asing
lokal maupun lokal
Vanny Mintar Saputra I 1000863300

FASILITAS FASILITAS FASILITAS


Fasilitas
PERTEMUAN PERTEMUAN
Penunjang PERTEMUAN
The Sanctum
Dalai Adhika Ruang Pertemuan
(8-10 org)

Ruang Konferensi
(300 org terbagi atas 8

RESTORAN DAN
BAR

Poolside
(200org)

Sarkies Seafood and


Restaurant

Indigo Resort & Bar Breeze


Alfresco Seafood
Deli Cake and Pastry Bar and Grill
(80 orang)
Lobby Lounge Room Service
24hours
FASILITAS REKREASI
FASILITAS
Swimming Pool
REKREASI
Health & Wellnes
(Gym dan Fitness Center)
Vanny Mintar Saputra I 1000863300

Fitness Center Soda


Spa dan Sauna, Jacuzzi
(kolam renang dan
Tennis Court
Jacuzzi)
Flaunt
Taman

Konsepdan Interior dan Furniture Gaya oriental modern Pewarnaan,


Detail Interior bergaya Kolonial-Art yang dipadukan pencahayaan dan
Deco. Pewarnaan lembut dengan pewarnaan interior yang tegas,
berpadu dengan yang tegas dan berani, dramatis,
pencahayaan yang pencahayaanromantis romantik, dan bebas
romantis

Anda mungkin juga menyukai