Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328878332

PERANCANGAN KONSTRUKSI MONORAIL OVERHEAD CONVEYOR PIPA TIANG


PENERANGAN JALAN UMUM

Article · August 2018

CITATIONS READS

0 203

2 authors, including:

Riky Adhiharto
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung
17 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

RANCANG BANGUN MESIN PLASTIC WASTE SHREDDER DENGAN KAPASITAS 15 KG/HARI View project

All content following this page was uploaded by Riky Adhiharto on 12 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERANCANGAN KONSTRUKSI MONORAIL OVERHEAD CONVEYOR PIPA
TIANG PENERANGAN JALAN UMUM
Riky Adhiharto, ST. MT., Gilman Ansori Firdaus
Jurusan Teknik Perancangan Manufaktur, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, 2017
E-mail: riky@polman-bandung.ac.id

Abstrak -- Monorail Overhead Conveyor untuk tiang penerangan jalan umum adalah alat yang
berfungsi untuk menggalvanis pipa penerangan jalan umum yang telah melalui proses perakitan part
sebelumnya, galvanis adalah salah satu proses akhir untuk pengerjaan penerangan jalan umum. Pada
pengerjaan penerangan jalan umum terdapat beberapa tahapan yang saling berkelanjutan. Proses
keberlanjutan pengerjaan dari masing masing stasiun dihubungkan oleh conveyor jenis chain
conveyor.
Stasiun galvanis mendapatkan benda kerja dari stasiun sebelumnya. Proses penggalvanisan dimulai
dengan mengangkat benda kerja dari conveyor antar stasiun, dengan begitu benda kerja tidak akan
menumpuk selama proses. Setelah benda kerja diangkat maka pipa akan dicelupkan ke bak galvanis.
Setelah setelah pipa berhasil melalui tahap pencelupan maka proses pelepasan pipa akan dimulai,
selama proses pelepasan, benda kerja akan dibawa sesuai dengan arah rel dan nantinya akan terlepas
karena ditahan oleh magazine pipa dan pipa akan menggelinding ke penampungan pipa. Benda kerja
bisa bergerak karena adanya driver unit sebagai penggerak yang dihubungkan pada motor induksi.
Dari motor ke sprocket penggerak, dihubungkan dengan transmisi terlebih dahulu. Transmisi yang
dipakai adalah puli sabuk v dan reducer yang akan memutarkan sprocket.
Setelah benda kerja tergalvanis maka benda kerja akan diturunkan kembali sehingga akan tertampung
pada penampungan pipa akhir. Konstruksi yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan benda
kerja ini adalah rel yang dibuat naik dan turun. Dimana pada bagian ini, ada trolley unit yang akan
ditarik oleh rantai sehingga hook yang membawa benda kerja akan bergerak sesuai dengan relnya.
Kata kunci: Conveyor, Monorail Overhead, Penerangan Jalan Umum, Tiang Pipa

1. Latar Belakang
pengepresan reducing diameter pipa bodi,
Investasi infrastruktur merupakan salah satu pelubangan pipa bodi, perakitan bodi tiang PJU,
prasyarat utama tercapainya pertumbuhan penggalvanisan pipa, perakitan accessories, dan
ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. perakitan bodi dengan accessories-nya.
Ketersediaan infrastruktur mencerminkan adanya Untuk standar jumlah penerangan jalan, diperlukan
investasi dan investasi yang merata mencerminkan penerangan di tiap 50 meter. Sehingga diperlukan
adanya pembangunan infrastruktur yang memadai tiang penerangan jalan umum (PJU) yang sangat
dan mampu memenuhi pergerakan ekonomi. banyak. Dari kebutuhan program pemerintah
Terutama pada bidang tranportasi. Pertumbuhan tersebut, diperlukan kecepatan produksi tiang PJU
infrastruktur di bidang transportasi dapat mencapai 700 tiang/jam. Untuk medukung
mempercepat laju pertumbuhan ekonomi negara. kebutuhan tiang PJU yang sangat banyak itu,
Maka dari itu, Pemerintah Indonesia membuat dalam proses pembuatan tiang PJU tersebut,
program untuk pembangunan infrastruktur diperlukan mesin otomatis agar kecepatan
transportasi dengan pembangunan jalan-jalan produksi menjadi lebih tinggi. Dengan sistem
baru. Terhitung dari tahun 2014 hingga 2025, produksi mesin otomatis, proses produksi tidak
pemerintah membuat program pembangunan jalan perlu membuang waktu terutama dalam
baru. Pembangunan jalan-jalan baru ini diharapkan penyetingan proses produksi dan jumlah operator
dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi menjadi lebih efektif karena dalam satu mesin tidak
Negara Indonesia. Salah satu pendukung diperlukan operator yang terlalu banyak.
pembangunan jalan-jalan baru, yaitu pada PT X merupakan perusahaan yang bergerak dalam
penerangan jalannya. Untuk membangun jalan- bidang steel structure & poles fabrication, dalam
jalan baru yang layak, diperlukan penerangan di menjalankan perannya sebagai perusahaan yang
setiap titik jalannya. Sehingga perlu dipasang memproduksi produk-produk tiang penerangan
tiangtiang penerangan. Sehingga perlu diproduksi jalan umum, perusahaan ini membutuhkan
tiang penerangan jalan umum (PJU). peralatan mesin khusus untuk membantu produksi.
Adapun jenis tiang PJU dibagi menjadi dua, yaitu Seperti contoh, pada saat ini PT X membutuhkan
tiang PJU poligonal (segi banyak) dan tiang PJU sebuah alat khusus untuk menggalvanis pipa
tubular (pipa). Namun pada kasus proyek akhir ini, dengan kecepatan penggalvanisan yang cepat
tiang PJU yang diperlukan yaitu tipe tiang PJU agar dapat memenuhi permintaan produksi yang
tubular. Rangkaian proses produksi tiang PJU banyak. Artinya, dalam menggalvanis pipa tidak
tubular yaitu pemotongan pipa, pemotongan part bisa menggunakan cara manual (karena
(baseplate, stiffener, body, dan accessories), kecepatan menggalvanis secara manual lebih lama
jika dibandingkan menggunakan mesin khusus).
Pada proses penggalvanisan pipa dengan cara
manual dibutuhkan cycle time yang cukup lama
dan membutuhkan jumlah operator yang cukup
banyak dikarenakan ada proses pengikatan pipa
sebelum diangkat, pengoprasian crane, dan
pelepasan pipa setelah digalvanis, semua proses
tersebut membutuhkan operator di setiap
prosesnya. Pada saat ini untuk menghasilkan satu
produk, sebuah alat membutuhkan waktu kurang
lebih 90 detik. Dapat diestimasikan jika
penggalvanisan pipa masih menggunakan cara Gambar 2.1 3D Benda kerja
manual, maka cost dan waktu yang dibutuhkan
akan lebih banyak jika dibanding menggunakan
alat khusus.
Dari uraian diatas penulis diminta merancang
sebuah alat khusus berupa alat penggalvanis pipa
yang dapat mengakomodir semua permasalahan
yang terjadi. Alat yang dapat menggalvanis pipa
dengan cepat, kontinyu, dan membutuhkan sedikit
operator. Gambar 2.2 Benda kerja
2. Proses Perancangan
2.1 Konsep Rancangan
Produk yang akan digalvanis adalah tiang
penerangan jalan umum (PJU), dengan diameter Monorail Overhead Conveyor adalah alat
terbesar 5 inci x 6 meter, dan diameter terkecil 3 pemindah yang berfungsi untuk memindahkan dan
inci x 3 meter sehingga panjang keseluruhan dari sekaligus menggalvanis benda kerja berupa pipa
pipa adalah 7 meter. Pada proses penggalvanisan, PJU dengan diameter 5 inch dari line welding
satu tiang memerlukan waktu kurang lebih sekitar stiffener menuju line assembly. Terdapat dua
1,5 menit didalam bak galvanis, data ini mengacu proses yang dilakukan oleh Monorail Overhead
pada CV.Pratama Tunggal Mandiri sebagai Conveyor, yaitu memindahkan pipa yang selesai
produsen galvanis yang ada di Indonesia. dilas dengan cara dikail menggunakan hook yang
berada pada trolley dan melaju secara carousel
sesuai dengan relnya, dan ditengah proses
pemindahan, pipa akan masuk ke kolam galvanis
untuk penggalvanisan secara otomatis, karena rel
I-Beam dibuat turun pada saat melewati kolam
galvanis.
Gambar 2.3 Line produksi PJU

Gambar 2.4 sketsa layout Monorail overhead conveyor


Gambar 2.5 Detail Pengambilan Pipa Tiang

Proses pengambilan benda dikonsep seperti pada Gambar 2.6 Detail Pelepasan Pipa Tiang
gambar 2.5 dengan meknisame, pipa tiang yang
selesai diproses sebelumnya pada line pengelasan Proses pelepasan benda dikonsep seperti pada
sirip, akan bergerak dan berhenti di titik gambar 2.4 dengan meknisame, pipa tiang yang
pengambilan benda kerja, lalu trolley hook akan selesai diproses galvanis, akan bergerak turun
bergerak sesuai dengan rel nya hingga mengkail sesuai dengan relnya hingga pipa tiang tersebut
pipa tiang tersebut dan membawanya untuk tertahan oleh magazine yang memiliki kemiring
memulai proses penggalvanisan. lebih landai dari pada relnya, sehinggga pipa tiang
akan terlepas dengan sendirinya dan
menggelinding menuju penamppungan akhir.

Berikut adalah daftar tuntutan yang harus dipenuhi


dalam perancangan Monorail Overhead Conveyor.

Berikut merupakan penjelasan fungsi dan merupakan pembahasan konstruksi akhir yang
mekanisme dari konstruksi Monorail Overhead telah dipilih oleh conceptor berdasarkan konsep
Conveyor yang disajikan dalam bentuk tabel FMS yang telah dibuat sebelumnya.
(Fungsi, Mekanisme, dan Struktur). Tabel FMS ini
Tabel 2.2 Diagram FMS (Fungsi, Mekanisme, dan Struktur)

No. Fungsi Mekanisme


1 Rel sebagai lintasan pergerakan trolley Profil I-Beam dengan ukuran 4 inci dibuat menjadi
Unit.. lintasan trolley Unit dan dibentuk sesuai konsep. Pada
sambungan antar rel, digunakan pelat yang dilas ke antar
rel yang akan disambung..
Struktur

Gambar 2.7 Rel konveyor

a Pelat connection sebagai pemegang antara Pelat dengan tebal 10 mm dibentuk dan dilas ke rel
rel dan rangka. untuk mendudukan rel ke beam rangka dengan cara
dibaut.
Struktur
Gambar 2.8 Connection

2 Driver Unit sebagai penggerak rantai dan Motor induksi yang telah menyatu dengan reducer
trolley. dipilih sebagai aktuator, lalu ditransmisikan oleh pulley
menuju reducer kedua yang menjadi out put dari drver
unit.
Struktur

Gambar 2.9 Driver Unit

a Motor induksi sebagai aktuator dari Motor induksi yang menyatu dengan reducer
monorail overhead conveyor. perlambatan 15 kali dipasang pada dudukan driver unit.
Struktur
Gambar 2.10 Motor

b Puli dan sabuk sebagai penerus transmisi Puli dengan diameter penggerak 100 mm dan diameter
dari motor ke reducer. yang digerakan 355 mm dpilih agar memenuhi tuntutan
rasio perlambatan yaitu i = 3.55
Struktur

Gambar 2.11 Puli dan Sabuk

c Reducer sebagai penerus transmisi dari puli Reducer dengan rasio perlambatan 40 kali dipasang
2 ke sprocket. pada dudukan driver unit bersama motor.
Struktur

Gambar 2.12 Reducer


d Sprocket sebagai penarik rantai yang akan Sprocket standar dengan diameter 36 inchi dipasang
membawa trolley. pada poros reducer kedua dan dikencangkan
menggunakan kontra mur.
Struktur

Gambar 2.13 Sprocket

3 Idler sebagai pengencang rantai. Idler standar disimpan di setiap sudut rel dan diatur
untuk mengencangkan rantai conveyor.
Struktur
Gambar 2.14 Idler
a roll sebagai landasan dari rantai . Rool idler dengan diameter 36 inci dipasang pada
dudukan rangka idler lalu diatur untuk mengencangkan
rantai.
Struktur

Gambar 2.15 Roll

4 Trolley Unit sebagai tumpuan dari hook, Trolley Unit berjalan mengikuti rel sambil membawa
dan bergerak sesuai rel. hook yang akan membawa benda kerja.
Struktur
Gambar 2.16 Trolley Unit

a Trolley sebagai tumpuan dari load bar. Trolley standar dengan ukuran 4 inci dipasang pada rel
dan menjepit B-attachment.
Struktur

Gambar 2.17 Trolley

b Rantai sebagai penarik trolley. Rantai type X-458 dipasang dengan cara dijepit pada
trolley, dan.mengelilingi rel.
Struktur
Gambar 2.18 Rantai
c Laod bar sebagai pembagi beban trolley. Load bar standar dipasang diantara kedua trolley, dan
hook dipasang pada load bar.
Struktur

Gambar 2.19 Load Bar


d Bracket sebagai tumpuan dari load bar. B-attachment standar dijepit pada trolley, dan menumpu
load bar.
Struktur
Gambar 2.20 B-attachment

5 Hook sebagai pembawa benda kerja. Pipa dengan diameter 1.25 inchi dibentuk seperti pada
gambar, dan pada kail dibuat dari pelat tebal 10 mm yang
dibengkokan juga diperkuat oleh poros yang dilas pada
bagian bawahnya.
Struktur

Gambar 2.21 Hook

6 Rangka sebagai dudukan dari semua Profil I-Beam 4 inchi dibuat seperti gawang yang diberi
system yang ada pada conveyor. perkuatan berupa bracing dan beam, disusun berjejer untuk
menopang semua komponen conveyor.
Struktur
Gambar 2.22 Rangka

3. Perhitungan Konstruksi

3.1 Beban di setiap Trolley Conveyor

3.2 Daya Motor


3.3 Kontrol Geometri

4. Kesimpulan Mahmudah , Aida. 2000. Gambar Teknik Mesin.


Bandung: Politeknik Manufaktur Bandung.
 Konstruksi yang dibuat dapat memenuhi
POLMAN. 1992. Elemen mesin 3. Bandung :
daftar tuntutan yang diminta.
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
 Setelah dilakukan kontrol melalui
perhitungan, dapat disimpulkan bahwa POLMAN. 2000. STANDAR POLMAN SERI
konstruksi tersebut kuat dan aman, lalu 0.Bandung : Politeknik Manufaktur Negeri
setelah dihitung waktu proses Bandung.
penggalvanisan, konveyor dapat
Yuliyawati, Sri Nur dan Hazma. 2006.
menggalvanis pipa tiang sebanyak 40
Bahasa Indonesia Ilmiah dan Tata Tulis
pipa/jam. Sedangkan kebutuhan waktu
Laporan. Bandung: Politeknik Manufaktur
proses yang diinginkan yaitu 700
Negeri Bandung.
buah/jam, maka jumlah conveyor yang
dibutuhkan untuk memenuhi target produk
tersebut yaitu sebanyak 18 unit.
 Beban yang diterima oleh setiap trolley
adalah 180.183 kg
 Berdasarkan perhitungan motor yang
digunakan sebagai aktuator adalah
Chenta MHFM tipe 47 P : 0.75 HP, N : 101
rpm.

Daftar Pustaka

Engineers Hand Book. 2016. Friction


Coefficients.
http://www.engineershandbook.com/Tables?fri
ctioncoefficients.htm.[3 Mei 2016]
Engineering Tool Box. 2016. Friction
Coefficients.
http://www.engineeringtoolbox.com/friction-
coefficients-d_778.html [3 Mei 2016]
Hakim, Adies Rahman. 2002. Kekuatan bahan
dasar. Bandung: Politeknik Manufaktur
Bandung.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai