DIBANDING MENGGUNAKAN TEMPORARY SUPPORT STANDARD DITINJAU DARI SEGI BIAYA, WAKTU, METODE ERECTION, STRINGING & RIGGING PLAN PIPA PADA PROJECT EPC-1 BANYU URIP BOJONEGORO.
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Diusulkan oleh :
KAFIT ACHMAD YOGKER (6311030023 )
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMESINAN KAPAL JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2014 ABSTRAK
Pada PROJECT EPC-1 BANYU URIP BOJONEGORO terdapat proses memasukkan pipa ke dalam sub pipe rack. Proses tersebut merupakan proses yang penting dalam project ini. Sebab pipa-pipa tersebutlah yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang akan diproses di Central Processing Facility. Sedangkan pipe rack sendiri berfungsi sebagai penyangga pipa-pipa tersebut. Kendala yang dihadapi adalah prosedur standar yang digunakan pada proyek ini. Prosedurya adalah menggunakan temporary support sebagai alat bantu untuk mempermudah proses memasukkan pipa kedalam pipe rack. Sedangkan pembangunan dan pembongkaran temporary support akan membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Yang menjadi fokus dalam FIELD PROJECT ini adalah bagaimana analisa keuntungan modifikasi existing column & girder sub pipe rack sebagai temporary support dibanding menggunakan temporary support standard ditinjau dari segi biaya, waktu, metode erection, stringing & rigging plan pipa. Dalam fokus bahasan tersebut, bentuk modifikasi yang diterapkan adalah dengan membentuk existing sub pipe rack menjadi menyerupai anak tangga. Kemudian dilakukan analisis keuntung dari segi biaya, waktu, metode erection, stringing & rigging plan pipa. Hasil analisis keuntungan didapat dari pembandingan perhitungan setiap poin pokok bahasan antara modifikasi yang telah dilakukan dengan prosedur standard. Nantinya bisa diketahui metode yang lebih efektif dan murah dalam proses memasukkan pipa kedalam sub pipe rack.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Proyek migas merupakan proyek yang rumit, berbahaya namun memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia saat ini. Dengan adanya proyek migas, maka kebutuhan energi bisa tercukupi. PROJECT EPC-1 BANYU URIP BOJONEGORO ini nantinya diharapkan untuk bisa memenuhi 20% dari kebutuhan energi nasional di bidang migas. Ketika sebelum PROJECT EPC-1 BANYU URIP BOJONEGORO dimulai, proyek ini sudah menemui banyak kendala. Mulai dari pembebasan lahan hingga efek samping proyek ini terhadap kehidupan warga sekitar. Ketika kendala-kendala tersebut sudah bisa diatasi dengan baik, maka dimulailah pengerjaan PROJECT EPC-1 BANYU URIP BOJONEGORO. Pada proses pengerjaan proyek migas banyak hal yang perlu diperhatikan, utamanya adalah keselamatan (safety) dari pekerja yang terlibat dalam proyek tersebut. Selain itu, efisiensi waktu pengerjaan, biaya, dan kualitas pekerjaan juga sangat diutamakan. Dari 4 faktor tersebut, tentu ada kendala yang timbul ketika proyek berlangsung. Salah satunya adalah dalam proses memasukkan pipa ke dalam sub pipe rack. Proses memasukkan pipa ke dalam sub pipe rack merupakan bagian penting pada proyek migas EPC-1 BANYU URIP. Sebab, pipa-pipa tersebutlah yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang akan diproses di Central Processing Facility. Sedangkan pipe rack sendiri berfungsi sebagai penyangga pipa-pipa tersebut. Prosedur standard yang digunakan untuk memasukkan pipa kedalam pipe rack pada PROJECT EPC-1 BANYU URIP BOJONEGORO adalah dengan menggunakan temporay support sebagai alat bantu untuk memudahkan proses memasukkan pipa. Namun, prosedur tersebut memiliki beberapa kekurangan, yaitu proses pembangunan dan pembongkaran temporary support yang membutuhkan waktu cukup lama. Selain itu, pembangunan dan pembongkaran temporary support juga memakan biaya yang tidak sedikit. Dari sudut pandang keamanan (safety), membangun dan membongkar temporary support merupakan penambahan kerja dalam proyek ini, yang juga berarti menambah potensi bahaya. Karena beberapa kendala tersebut, maka direncanakan suatu solusi untuk mengatasinya. Solusi yang direncanakan untuk diterapkan adalah dengan melakukan modifikasi pada sub pipe rack. Dalam perencanaan modifikasi sub pipe rack, bentuk modifikasi sebisa mungkin tidak memerlukan biaya tambahan, namun tetap bisa memudahkan proses memasukkan pipa ke dalam sub pipe rack. Selain itu, modifikasi juga sebisa mungkin tidak memakan waktu yang lama dan bisa dikembalikan ke bentuk semula sub pipe rack. Dikarenakan bentuk sub pipe rack tersebut merupakan desain dari kontraktor utama yang harus dipenuhi.
1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana modifikasi bentuk sub pipe rack yang dapat memudahkan proses memasukkan pipa ke dalam sub pipe rack, tetapi mudah dikembalikan ke bentuk semula? Bagaimana analisa metode erection, stringing & rigging plan pada setelah modifikasi dibanding dengan menggunakan temporary support? Berapa penghematan biaya dan waktu yang mungkin dikurangi dengan modifikasi yang dilakukan pada pipe rack?
1.3 TUJUAN Untuk mengetahui modifikasi bentuk sub pipe rack yang dapat memudahkan proses memasukkan pipa ke dalam sub pipe rack, tetapi mudah dikembalikan ke bentuk semula. Untuk mengetahui metode erection, stringing & rigging plan pada setelah modifikasi dibanding dengan menggunakan temporary support. Untuk mengetahui penghematan biaya dan waktu yang mungkin dikurangi dengan modifikasi yang dilakukan pada pipe rack.
1.4 KEGUNAAN Dapat mengetahui keuntungan dari modifikasi existing column & girder sub pipe rack sebagai pengganti temporary support dari segi biaya, waktu, metode erection, stringing & rigging plan pipa pada PROJECT EPC-1 BANYU URIP BOJONEGORO. Dapat mengetahui metode yang lebih efisien dan murah dalam memasukkan pipa ke dalam sub pipe rack.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pipe Erection Pipe Erection Method Sebelum memasang pipa, temporary support pipa & sliding roller untuk memindahkan pipa harus sudah dibuat. Proses pengangkatan pipa kedalam sub pipe rack dilakukan dengan menggunakan Crane 50 ton dan diturunkan tepat pada sliding roller. Setelah pipa sudah diturunkan pada sliding roller, tarik pipa dengan chain block kemudian pasang pipa di tempat yang sudah ditentukan.
Erection Instrumen Pengangkatan instrumen seharusnya dilakukan setelah dilakukan pressure test dan flushing. Pelindung yang telah ditentukan harus sudah terpasang setelah prroses erection.
2.2 METODE PELAKSANAAN Dalam melakukan problem solving rumusan masalah, maka yang pertama dilakukan adalah merencanakan bentuk modifikasi yang akan dilakukan pada sub pipe rack. Dimana syaratnya adalah modifikasi tersebut tidak memerlukan biaya tambahan yang melebihi biaya pembangunan temporary support. Dan modifikasi tersebut juga harus mudah dikembalikan ke bentuk semula, dikarenakan bentuk sub pipe rack tersebut merupakan desain dari kontraktor utama yang harus dipenuhi. Maka modifikasi yang dilakukan adalah membentuk sub pipe rack asli menjadi bentuk menyerupai anak tangga seperti gambar berikut.
Gambar 2.1 Sub pipe rack sebelum modifikasi
Gambar 2.2 Sub pipe rack setelah modifikasi.
Gambar 2.3 Temporary support (kiri) & sub pipe rack (kanan) pada prosedur standard
Setelah itu dilakukan pembandingan antara prosedur standard memasukkan pipa ke dalam sub pipe rack dibanding dengan metode yang akan diujikan. Pembandingan yang dilakukan adalah membandingkan analisa perhitungan biaya, waktu, metode erection, stringing & rigging plan pipa. Analisa perhitungan biaya meliputi perhitungkan harga material yang digunakan, upah pekerja yang melaksanakan proses memasukkan pipa kedalam sub pipe rack. Perhitungan waktu meliputi tentang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan modifikasi pada sub pipe rack hingga mengembalikannya ke bentuk semula. Sedangkan pembandingnya adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun pondasi temporary support dan perakitan temporary support. Selanjutnya adalah melakukan perhitungan detail metode erection, stringing & rigging plan pipa. Ketika pada prosedur standard maupun setelah modifikasi dilakukan.
No KEGIATAN BULAN KE 1 2 3 1 Pengajuan proposal field project