Anda di halaman 1dari 58

METODE PELAKSANAAN

PAKET PEKERJAAN

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sekunder Kiri dan Pembuang


D.I.Cibaliung

(Paket II) Kab. Pandeglang

OLEH: KONTRAKTOR
PT. KARUNIAGUNA INTI SEMESTA

TAHUN ANGGARAN 2020


A. PENDAHULUAN

Dalam Metode pelaksanaan pekerjaan kami sampaikan sebagai


persyaratan dokumen penawaran teknis akan kami uraikan
metode meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai
akhir secara garis besar, dan uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang/sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama, yang dapat
kami pertanggungjawabkan secara teknis dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sekunder Kiri dan Pembuang D.I.Cibaliung
(Paket II) Kab. Pandeglang, Lokasi Pekerjaan meliputi rehabilitasi
bendung, dan jaringan irigasi untuk areal seluas + 4303 ha di
daerah Irigasi Cibaliung. Lokasi daerah irigasi berada di Kecamatan
Cibaliung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten terbagi menjadi
beberapa lingkup pekerjaan yang akan kami buat uraian metode
pekerjaan pada masing – masing lingkup pekerjaan yang meliputi
meliputi :

PEKERJAAN SALURAN SEKUNDER CILEUNGSIR


PEKERJAAN SALURAN
Pekerjaan Tanah
Galian tanah biasa
Buang Tanah ke Disposal sejauh 3 km
Timbunan tanah dari borow diangkut sejauh 10
km dan dipadatkan
Pekerjaan Lining Beton
Bongkaran pasangan
batu Beton K-225
Pembesian besi polos atau ulir
Lantai kerja Beton K-125
Bekisting cor lining saluran
Penutup sambungan
(aspal+pasir) PEKERJAAN
BANGUNAN Pekerjaan Tanah
Galian tanah biasa
Timbunan tanah atau urugan tanah kembali ( dgn
manual ) Pekerjaan Pasangan
Bongkaran pasangan batu
Beton K-225
Beton K-175
Pembesian besi polos atau ulir
Lantai Kerja Beton K-100
Pasangan batu kali ( 1 : 4
) Bekisting multiplek 12
mm Plesteran 1 : 3
Pengadaan Tiang Pancang beton tulang 20x20 cm L=6m
Pemancangan tiang
pancang Water stop PVC
(w=20 cm) PEKERJAAN
PINTU
Pintu Sorong baru termasuk pengiriman suku cadang dan
pemasangan
B = 50 cm, H = 60 cm, TR = 160
cm B = 40 cm, H = 50 cm, TR =
190 cm PEKERJAAN JALAN
INSPEKSI Perkerasan Jalan
Inspeksi PEKERJAAN PENDUKUNG
Peilskaal/mistar duga muka air
Patok Hektometer

PEKERJAAN SALURAN CANGKORE


PEKERJAAN SALURAN
Pekerjaan Tanah
Galian tanah biasa
Buang Tanah ke Disposal sejauh 3 km
Timbunan tanah dari borow diangkut sejauh 10
km dan dipadatkan
Pekerjaan Lining Beton
Bongkaran pasangan
batu Beton K-225
Pembesian besi polos atau ulir
Lantai kerja Beton K-125
Bekisting cor lining saluran
Penutup sambungan
(aspal+pasir) PEKERJAAN
BANGUNAN Pekerjaan Pasangan
Bongkaran pasangan batu
Beton K-225
Pembesian besi polos atau
ulir Pasangan batu kali ( 1 :
4 ) Bekisting multiplek 12
mm Plesteran 1 : 3
Water stop PVC (w=20
cm) PEKERJAAN PINTU
Pintu Sorong baru termasuk pengiriman suku
cadang dan pemasangan
B = 50 cm, H = 80 cm, TR = 190 cm
B = 50 cm, H = 80 cm, TR = 170 cm
Pintu Sorong perbaikan termasuk pengiriman
suku cadang dan pemasangan
Perbaikan Pintu B dibawah 1 m
Pintu Romijn termasuk pengiriman suku cadang
dan pemasangan
B = 80 cm, H = 35 cm, TR = 441 cm
B = 50 cm, H = 35 cm, TR = 441 cm
B = 30 cm, H = 35 cm, TR = 441 cm
B = 30 cm, H = 30 cm, TR = 441 cm
PEKERJAAN JALAN INSPEKSI
Perkerasan Jalan Inspeksi
PEKERJAAN PENDUKUNG Peilskaal/mistar duga muka air Patok
Hektometer

PEKERJAAN PEMBUANG CICANGKORE


Pekerjaan Tanah
Galian tanah biasa
Buang Tanah ke Disposal sejauh 3 km
Pembersihan/stripping/korsekan (dgn alat )
Timbunan tanah dari borow diangkut sejauh 10
km dan dipadatkan

PEKERJAAN PEMBUANG CIPEDESAN


Pekerjaan Tanah
Galian tanah biasa
Buang Tanah ke Disposal sejauh 3 km
Pembersihan/stripping/korsekan (dgn alat )
Timbunan tanah dari borow diangkut sejauh 10
km dan dipadatkan

PEKERJAAN PEMBUANG CIBALAGUNG


Pekerjaan Tanah
Galian tanah biasa
Buang Tanah ke Disposal sejauh 3 km
Pembersihan/stripping/korsekan (dgn alat )
Timbunan tanah dari borow diangkut sejauh 10
km dan dipadatkan

Kami selaku calon Kontraktor akan menyelesaikan kegiatan


pekerjaan sebelum atau sesuai denganmasa pelaksanaan pekerjaan
dan pemeliharaan sesuai dengan yang telah di tentukan dalam
kontrak perjanjian kerja.
Jenis dan Kapasitas Peralatan Yang Di tawarkan pada Paket ini
B. LINGKUP PEKERJAAN

1. UMUM

Metoda Pelaksanaan ini dibuat dengan tujuan memenuhi


persyaratan Penawaran agar kontraktor pelaksana dapat
memahami dan mengerti terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan melalui dokumen pelaksanaan seperti Daftar
Kuantias, Spesifikasi Teknis, Gambar pelaksanaan, Waktu
Pelaksanaan, Managemen Proyek, Administrasi, ruang lingkup
pekerjaan, perlakuan dan tata cara kerja. Dengan metoda
pelaksanaan ini, kontraktor pelaksana dapat melaksanakan
seluruh item pekerjaan dengan kualitas baik sesuai dengan
yang disyaratkan dan dapat menyelesaikan permasalahan
Teknis maupun Non Teknis dilapangan. Sehingga dalam
pelaksanaannya akan tepat waktu, tepat biaya sesuai yang
diharapkan dan pada akhirnya dapat diterima dengan baik oleh
pihak Pemberi Tugas.

2. Maksud

Penyusunan metode pelaksanan pekerjaan ini sebagai syarat


dan kewajiban Kontraktor saat akan melakukan
penawaran suatu pekerjaan, dan bertujuan untuk
menjelasakan secara garis besar dan detai tentang rencana
dan pelaksanaan pekerjaan tersebut.

3. Pemahaman terhadap Spesifikasi Teknis yang telah ditentukan

Kami akan konsisten mengikuti spesifikasi sepanjang tidak


ditentukan dan keputusan lain, maka kesesuaian spesifikasi
teknis pekerjaan mengikuti apa apa yang telah dicantumkan
dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat yang tercantum
dalam Dokumen Pelelangan dan Addendum serta Berita Acara
Risalah Aanwijzing yang menjadi dasar acuan dalam penentuan
spesifikasi teknis dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Persayarata pelaksanaan pekerjaan

Kontrak dan
SPK

Gambar Rencana yang telah disyahkan oleh Pemberi


Tugas

Rencana Kerja dan Syarat-syarat, termasuk Rencana Anggaran


Biaya

Gambar & Berita Acara Penjelasan


Pekerjaan

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang telah mendapat


persetujuan

Direksi lapangan Keputusan Direksi


lapangan.

Gambar Kerja yang telah disyahkan / mendapat persetujuan


dari

Direksi (Shop
Drawing).

Buku harian yang berisi perintah kerja, peringatan dan


komentar dari Direksi lapangan.

5. Penyusunan Rencana Kerja

Penyusunan rencana kerja akan disiapkan begitu kami


ditetapkan sebagai pelaksana pekerjaan ini, langkah atau
tahapan yang harus kami siapkan adalah menyiapkan tata
cara pelaksanaan pekerjaan setiap divisi pekerjaan. Setelah
rencana tata cara kerja ditetapkan, maka disusun rencana
jadwal pelaksanaan secara keseluruhan dan jadwal
pelaksanaan per tahap dan per jenis pekerjaan yang mengacu
kepada waktu yang tersedia. Untuk membuat rencana kerja
tersebut maka perlu diidentifikasikan berbagai hal yang dapat
mendukung dan berbagai permasalahan baik teknis maupun
non teknis dalam penyelesaian pekerjaan

6. Metode Percepatan Pelaksanaan Pekerjaan

Mengantisipasi ketersediaan waktu pelaksanaan, dalam


pelaksanaan pembangunan proyek ini, kami akan melakukan
percepatan berupa :
a. Menempatkan / menyiapkan peralatan dan tenaga kerja
lebih awal

b. Melaksanakan lembur dengan shift kerja yang berbeda


dengan pekerja pada siang hari.
c. Memesan material alam dan Pabrikan di awal pekerjaan tetapi
tetap di stok quary / distributor, sedangkan pengiriman
ke lokasi disesuaikan dengan jadwal kebutuhan bahan.
Peralatan kerja disiapkan cadangannya.
B. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Perbaikan
Pintu

Pekerjaan perbaikan pintu lama pada jaringan irigasi primer dan


sekunder diperlukan pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar atau
diperintahkan
Direksi

dengan tujuan guna memulihkan fungsinya seperti semula sebagai


pengatur,
pembagi, pembilas, penguras dan lain-lain, termasuk penyediaan dan
pemasangan komponen pintu air yang baru karena rusak atau hilang,
pengecatan, penyetelan alat/ batang pengangkat, pelumasan
dan
sebagainya.
Pekerjaan pintu air harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. yang
sesuai dengan Spesifikasi . Kontraktor wajib menyerahkan
usulan metoda kerja perbaikan pintu air kepada Direksi guna mendapat
persetujuan sebelum dilaksanakan yang termasuk gambar kerja,
rencana
kerja,

metoda kerja dan jadwal kerja dan lain-lain.

Tahapan Pekerjaan

1. Persiapan

2. Memeriksa pintu sesuai dengan gambar atau yang ditunjuk oleh direksi
Pemeriksaan ini dilakukan sebelum tahapan pekerjaan perbaikan, ini
dimaksudkan apabila ada komponen pintu yang harus di pesan,
kontraktor sudah siap dengan komponen pengganti pada saat
pengerjaan perbaikan
3. Mengganti komponen yang rusak

4. Pelumasan pada bagian-bagian mekanikal

5. Pengecetan dengan cat anti karat


2. Galian Tanah Biasa (DAB)
Metode Pekerjaan galian biasa dilakukan sesuai gambar kerja. Penggalian
dapat dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu
ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi.

Ilustrasi Galian
Biasa
Kemudian dilakukan pembersihan lokasi dari rintangan atau
halangan yang akan mengganggu, pekerjaan galian tanah.

Cara penggalian dengan menggunakan excavator atau


menggunakan tenaga manusia dengan linggis dan blencong untuk
daerah-daerah yang tidak dapat digali dengan Excavator. Tanah
hasil galian dibuang menggunakan Dump Truck ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan.

Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan galian


biasa : Persiapan
 Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
 Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing)
kepada Direksi Pekerjaan.
 Cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan adanya
pipa-pipa air, kabel listrik, kabel telpon dll.
 Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada
perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
 Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya
pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
 Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk
mengatasi kondisi khusus.
 Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
 Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
 Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.

Persiapan Pekerjaan Galian.


 Cek kondisi existing lahan/tanah yang akan digali. Pasang Patok-
patok batas galian dan penggalian yang akan dilaksanakan.
 Buatkan titik pemantauan kelongsoran dan tempatkan pada
daerah yang benar-benar aman. Sehingga apabila terjadi
pergerakan bidang galian dapat segera diketahui.
 Serahkan Gambar Detil seluruh struktur sementara yang
diusulkkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti
penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam dan dinding
penahan rembesan (cutoff wall).
 Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan menjaga
keselamatan pekerja, maka galian yang lebih dari 5 meter
harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter.
 Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan
penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau
orang lain terjatuh kedalamnya.
 Galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu
jalan, harus diberi rambu tambahan pada malam hari
berupa Drum/penghalang (barikade) yang dicat putih
beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan
pengguna jalan.
 Siapkan Pompa air utk dewatering pada penggalian tanah
dibawah elevasi muka air tanah.

Penggalia
n
Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan
elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh
Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan material/bahan
dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu
bata, beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan
lama yang sudah tidak dipakai lagi.
Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator
untuk daerah galian tanah yang dalam. Sedang untuk galian
yang bersifat pemotongan tanah, lebih baik dilakukan dengan
menggunakan Bulldozer atau Motor Grader. Untuk lahan/daerah
yang tidak bisa dijangkau oleh alat berat
(Excavator/Bulldozer/Motor Grader), lakukan penggalian
secara manual.
 Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil
galian tersebut keluar area
kerja.
 Dorong dan ratakan buangan hasil galian/tanah dengan
Bulldozer.
 Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai
batas galian dan elevasi yang sudah ditentukan.
 Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari
segala bahan yang lepas yang akan menjadi berbahaya
setelah pekerjaan selesai.
 Permukaan lereng hasil galian/pemotongan agar diusahakan
dalam keadaan stabil.

Pemeriksaa
n
 Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang
direncanakan.
 Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk
melakukan pengendalian dan perbaikan pengukuran saat
proses.Pastikan dilakukan pengecekan permukaan akhir dengan
alat ukur.
Cek kesesuaian
 Seluruh permukaan hasil galian harus rata.
 Kemiringan lereng galian/pemotongan harus sesuai dengan
elevasi yang direncanakan.
 Tidak ada material terlepas seperti batu pada permukaan hasil
galian pada hasil akhirnya.

Perbaikan
 Jika hasil galian/pemotongan belum sesuai dengan elevasi
yang direncanakan, lakukan penggalian ulang sehingga elevasi
hasil galian sesuai dengan rencana.
 Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran, segera
hentikan pekerjaan
 Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan
perbaikan turap yang ada ataupun penambahan turap yang
baru. Jika ada gangguan air, maka air harus segera
dikeringkan/disalurkan
 Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah
galian maupun material lainnya.

Peralatan
 Excavator
 Dump Truck
 Alat Bantu
 Alat ukur

Kesehatan dan keselamatan kerja


 Alat pelindung diri
 Rambu peringatan
 dll
Tenaga Kerja
 Pengawas lapangan
 Juru Ukur
 operator
 Lalulintas
3. Timbunan Tanah dari Borrow diangkut sejauh 10 km dan
dipadatkan

- Bersama direksi melakukan pemeriksaan titik titik


timbunan

- Sebelum melakukan penimbunan permukaan tanah digaruk


sampai kedalaman yang lebih besar dari retak retak yang
ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar
air dari tanah yang digaruk selalu dijaga secara baik.
- Penimbunan dilakukan secara lapis demi lapis dengan
ketebalan maksimumhamparan sebelum dipadatkn 30 cm.
Penghamparan pada sisi kemiringan luar atau dalam
dilebihkan minimal 30 cm dr garis rencana agar setelah
perapihan didapatkan kepadatan yang sama. Dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat stampler.
- Sekelompok pekerja merapikan hasil timbunan

- Selama proses pengerjaan petugas lalu lintas memasang


rambu peringatan adanya pekerjaan dan mengatur lalu
lintas.
- Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.
4. Pemasangan dinding Saluran (Panel BetonPracetak t=8cm)

Adukan beton untuk lining saluran harus dipadatkan untuk


mencapai kuat desak dan kepadatan (density) tidak kurang
98% dari nilai yang dicapai pada uji coba campuran beton
dengan tipe yang sama. Beton harus bebas dari ”sarang
tawon”, perhatian khusus pada tepi luar lining harus
dilakukan untuk menjamin beton telah dipadatkan dengan
baik. Pemadatan beton untuk lining saluran dapat
dilaksanakan dengan alat getar cetakan (external
vibrator) mekanik atau manual. Metoda pemadatan dan
alat yang dipergunakan harus diusulkan oleh Kontraktor
kepada Direksi untuk dipelajari dan disetujui sebelum
digunakan.
Tahapan pekerjaan

1. Membuatan cetakan untuk dinding saluran

2. Ukuruan cetakan telah disesuaikan dengan gambar

3. Membuat atau memesan adukan dengan komposisi


sesuai dengan spesifikasi dan disetujui oleh direksi
4. Sebelum adukan dituang ke cetakan pastikan cetakan
dan tempat terbebas dari dari debu, pencetakan harus
dilakuakn di tempat yang rata

Ilustrasi gambar pembuatan beton pra cetak

5. Setelah beton cukup umur dan atas persetujuan direksi,


beton pra cetak diangkat menggunakan truck ke tempat
yang telah ditentutukan
6. Pemasangan panel pracetak di atas pondasi harus
diturunkan secara perlahan diatur sehingga tidak
terjadi kontak antara permukaan bidang oanel untuk
menghindari kerusakaan pada tepi panel beton pracetak.
7. Setiap panel beton pracetak harus ditempatkan pada
garis akhir dan garis tepi terdepan yang ditetapkan
sebelumnya. Ujung panel terdepan adalah ujung dengan
batang ruji melintang yang menonjol. Sebelum
menempatkan panel, slot terbalik untuk batang rujidan
batangh pengikat harus diperiksa untuk memastikan
bahwa keduanya bebas dari kotoran, minyakm, atau
bahan lainnya.
8. Untuk menghindari chipping atau spalling tepi panel
pracetak
baru, harus dilakukan pasak kayu atau perangkat sejenis
untuk membimbing panel ke posisi sebenarnya.
9. Pembongkaran serpihan di tepi panel tidak
diperkenankan menggunakan batang baja. Daerah yang
terkelupas, gompal atau spalled harus diperbaiki.
10.Penempatan panel harus sejalan dengan
arah longitudinal dan mengacu
pada centerline panel. Centerline setiap panel harus
ditandai di tepi atas permukaan. Tepi-tepi panel tidak
digunakan untuk menyelaraskan panal saat perakitan.
11Centerline panel harus disesuaikan dengan garis pada
permukaan tanah dasar yang diatur oleh teknisi
sufveyor sebelum pemasangan panel pracetak.
12.Bila panel mempunyai lidah atau alur yang harus
dipasangakan sebagai sambungan melintang, permukaan
bidang yang mempunyai lidah dan alur harus diberi bahan
pengisi
5. Beton K225

1. Persiapan

Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan


struktur beton tiap bagian.
Approval material yang akan
digunakan. Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-225,( apabila
pakek readymix) besi beton, kawat beton, semen PC, pasir,
multiplek, paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump,
vibrator, kompresor, cutting well, theodolith, waterpass,
meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, dll.

2.
Pengukuran

Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith


melakukan pengukuran dan marking area untuk titik
penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling.
Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara
berurutan mengikuti alur pekerjaan struktur beton yang akan
dikerjakan.

3. Fabrikasi besi
tulangan

Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang


cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan
membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah
disetujui.
Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan
diameter

(spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja dan


RKS.

Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar


kerja. Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan
penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang
waktu untuk saat akan dipasang.
Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru
setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.
Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting
dikerjakan dahulu baru setelah itu dilanjutan dengan pembesian
tulangan.
4. Fabrikasi
bekesting

Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk


memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya,
karena angkutan bekesting menjadi dekat.
Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan
tanah, maka bekesting dapat menggunakan multiplek atau
pasangan batako : Sebelum bekesting batako dipasang,
lakukan pengukuran dengan theodolith untuk kesikuan dan
leveling pondasi.
Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga
hasil pengecoran beton dapat baik.
Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada
waktu pengecoran pasangan dinding batako tidak
ambruk/runtuh.
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan
tanah seperti : kolom, balok, plat lantai dan tangga
menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan
balok/kaso dan alat perancah schafolding :
Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur
yang akan dicor dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.-
Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom
dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga agar kolom
tetap tegak lurus dan siku.
Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke
dalam bekesting.
Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan
sesuai kebutuhan.
Cek elevasi dan kerataan pemasangan
bekesting.
5. Pengecoran
beton

Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu


kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan
komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu
beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang
telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun
pengawas lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk
pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-
225.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui
untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan
pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi,
semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan
disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari
kotoran dan sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada
saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan
dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon.
Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor
belum siap.

6. Curring
Beton
Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian
luar disemprot air lalu dicure dengan curing compound.
Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering
dinding disemprot air lalu dicure dengan curing coumpound
construction joint dicure dengan air.
Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin
selama ± 1 minggu.
Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai
umurnya
6. Pembesian besi Polos Atau Ulir

Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya


tergantung yang ditentukan. Yang penting harus
dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan sah.
Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak / lemak, asam,
alkali dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang
besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-
1971).

Ilustrasi besi
SNI

Pabrikasi besi beton berdasarkan ukuran gambar kerja dan


direksi pengawas lapangan.
Kontraktor wajib menyerahkan gambar pembesian berikut
dengan daftar besi dan pembengkokannya kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya di
lokasi pekerjaan.
Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai
dengan
ukuran/dimensi yang ditunjukkan pada gambar pembesian yang
telah disepakati.
Besi tulangan harus dipasang pada lokasi dan posisi yang
tepat sesuai dengan
gambar dan diikat kuat pada cetakan beton.

Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu


dengan yang lain sebagai
suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah
berubah bentuk dan
diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan
tidak mudah
bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton.

Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah


dalam adukan beton,
tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton.

Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari


beton pra- cetak dengan
kuat desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang,
dengan tebal sesuai

dengan desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan


dengan kawat dan
disiram air sesaat sebelum beton dituang.

Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan


harus dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli
atau sisa beton hasil
pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan
lainnya yang
dapat melemahkan ikatan dengan beton.

Kontraktor memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam


sebelum pelaksanaan penuangan beton, kepada Direksi
untuk melakukan pemeriksaan
kesiapan pelaksanaan secara menyeluruh dan memberi
persetujuan bila
semuanya sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi.

emua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan


panjang seperti pada
gambar kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Direksi.
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan
besi tulangan
lainnya tidak diperkenankan tanpa persetujuan Direksi.
Penyambungan harus
dilakukan dengan overlap sepanjang mungkin.

Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung


harus sesuai
dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang
overlap harus
tidak kurang dari 30 (tiga puluh) diameter besi tulangan.
Untuk penyambungan
dengan cara overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat
dengan kawat
sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap memenuhi
ketentuan
7. Lantai Kerja Beton K(125)

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.


 Approval material yang akan digunakan.

Persiapan lahan kerja.


 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran,
waterpass,
cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang
air, dll.

Pengukuran

 Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan


theodolith untuk menentukan leveling lantai kerja.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi
warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja

 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai


rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat
urugan
pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.

 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau
kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat
kepalaan
dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun
sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan
cara melakukan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.
8. Penutup Sambungan
(Aspal+Pasir)

Tidak lebih dari 4 jam sebelum menempatkan bahan-bahan


penutup sambungan yang terdiri dari aspal dan pasir, dinding
sambungan harus dibersihkan untuk menghilangkan material yang
tidak dikehendaki seperti tanah dan komponen lainnya.
- Setelah pembersihan sambungan, air sambungan panel
harus

- Prosedur pengeringan yang berakibat dapat meninggalkan


residu atau lapisan di dinding sambungan tidak boleh digunakan.
Segera setelah sambungan bersih dan kering, bahan
penutup
dituangka
n

- Tekanan harus digunakan dengan memadai untuk memastikan


bahwa bahan penutup menyebar merata dan kontak penuh
dengan dinding sambungan dan berkesinambungan.
- Permukaan yang sudah selesai ditutup harus sesuai
dengan dimensi dan toleransi yang diizinkan dan semua bahan
penutup yang berlebih pada permukaan lining harus dibersihkan
9. Beton
K225

1.Persiapa
n

Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan


struktur beton tiap bagian.
Approval material yang akan
digunakan. Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-225,( apabila
pakek readymix) besi beton, kawat beton, semen PC, pasir,
multiplek, paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump,
vibrator, kompresor, cutting well, theodolith, waterpass,
meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, dll.

2.
Pengukuran

Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith


melakukan pengukuran dan marking area untuk titik
penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling.
Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara
berurutan mengikuti alur pekerjaan struktur beton yang akan
dikerjakan.

3. Fabrikasi besi
tulangan

Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat


yang cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton
dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang
telah disetujui. Besi beton yang dipakai untuk proyek ini
mutu dan diameter

(spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja


dan RKS.

Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai


gambar kerja. Rangkai besi beton dengan menggunakan
kawat beton.
Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan
penempatannya, supaya tidak
membingungkan/membuang waktu untuk saat akan
dipasang.
Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu
baru setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.
Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting
dikerjakan dahulu baru setelah itu dilanjutan dengan
pembesian tulangan.
4. Fabrikasi
bekesting

Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk


memudahkan pengukuran dan mempercepat
pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah
permukaan tanah, maka bekesting dapat menggunakan
multiplek atau pasangan batako : Sebelum bekesting
batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith
untuk kesikuan dan leveling pondasi.
Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas
permukaan tanah seperti : kolom, balok, plat lantai dan
tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan
menggunakan balok/kaso dan alat perancah schafolding :
Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar
kerja. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area
struktur yang akan dicor dengan perkuatan balok/kaso dan
schaffolding.
Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.-
Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga
hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.
Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan
besi beton atau besi plat siku untuk menjaga agar kolom
tetap tegak lurus dan siku.

Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke


dalam bekesting.
Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan
sesuai kebutuhan.
Cek elevasi dan kerataan pemasangan
bekesting.
5. Pengecoran
beton

Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu


kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan
komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu
beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula
yang telah dibuat kontraktor
diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk
disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur
menggunakan beton readymix mutu K-225.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui
untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan
pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi,
semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan
disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas
area pengecoran.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari
kotoran dan sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada
saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan
dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon.
Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor
belum siap.

6. Curring
Beton

Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian


luar disemprot air lalu dicure dengan curing compound.
Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering
dinding disemprot air lalu dicure dengan curing coumpound
construction joint dicure dengan air.
Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama
± 1 minggu.
Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai
umurnya
10. Beton K175

Pekerjaan ini mencakup pengadaan material, pencampuran antara


semen portland, agregat halus, agregat kasar dan air pembentuk
massa padat. Mutu beton yang digunakan pada pekerjaan ini
adalah mutu K-175 seperti yang ditunjukkan pada gambar
rencana dan spesifikasi pekerjaan. a. Persiapan :
Permohonan ijin pelaksanaan kepada Direksi/pengawas
Material : Pasir pasang, Semen, Air bersih, batu 2/3
Gambar konstruksi
Peralatan kerja : Mesin molen/concrete mixer, kotak
takaran, kotak
tempat adukan, cangkul, sekop, ember, penampung air, gerobak
dorong, cetok, alat perata adonan dan peralatan lain yang
diperlukan
Persiapan tenaga kerja : Tenaga/pekerja, tukang batu,
kepala tukang batu, mandor

b.Pelaksanaan :
Penyelesaian pekerjaan ini dengan menggunakan material
semen, pasir, krikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan menggunakan concrete mixer, Beton di cordalam
bekisting yang telah disiapkan. Untuk menjaga mutu beton
maka dilakukan curingagar kuat tekan beton di dapatkan
sesuai dengan rencana.

BAHAN
Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus sesuai
dengan gambar rencana dan atau Dokumen Pengadaan.
1)Agerega
t
Ageregat halus harus memenuhi AASHTO M6 dan pasal 7.1.2.
(3)dari spesifikasi selain yang di sebabkan di bawah ini. Ageregat
halus harus terjadi dari bahan yang bersih, butiran yang dilapisi
oleh apapun dengan mutu yang seragam, dan harus :
a) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM
No.4(4,75mm)
b) Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat)
pasir alam
c) Jika duajenis agregat halus atau lebih di campur, maka setiap
sumber harus
memenuhi ketentuan-ketentuanyang disetujui pengawas / staff
teknis. d) Setiap variasi agregat harus buatan halus terdiri dari
batu pecah yang memenuhi pasal
sifat sifat agregat kasar

Sifat Ketentuan Metode


Kehilangan akibat Tidak melampuhi 40% pengajuan
SNI 2417 :
abrasi untuk 500 putaran 2008
los angles
Berat isi lepas Minimum 1.200 SNI 03-4804-
kg/m 1998
Berat jenis Minimum 2,1 SNI 19970
:2008
Penyerapan oleh air Ampas besi : maks 6% SNI 1970 :2008
Lainnya : maks 2,5 %
Bentuk partikel pipih Masing masing maks ASTM D-4791
dan 25%
lonjong pecah
Bidang dengan rasio
(2 atau Minimum 80% ASTM D-5821
lebih)

2)Seme
n
Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam
pekerjaan struktur beton dan pasangan beton; Agar daya
ikat semen tidak mengalami penurunan, maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
 Semen harus terlindung dari hujan dan udara
lembab;
 Penumpukan zak semen diusahakan minimum 25 cm dari dinding
gudang, dan
disusun diatas balok-balok kayu minimum 20 cm diatas lantai;
Tumpukan semen dibatasi maksimum 12 zak. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari pengerasan semen akibat berat diatas
tumpukan semen
tersebu
t;
 Penumpukan diatur berurutan sesuai urutan
datangnya;
 Pemeriksaan terhadap kualitas semen di lapangan dilakukan
dengan
car
a
meremas butiran semen memakai tangan, jika semen telah
menggumpal atau
mengeras tidak boleh dipakai;
 Pengawas berhak menolak dan atau menghentikan pekerjaan
apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan Kontraktor menggunakan semen yang
tidak memenuhi
persyaratan
 Semen yang dipakai harus Porland Cement dari segala merk yang
ada di perdagangan dan yang dalam segala hal memenuhi
persyaratan beton
tersebu
t di
atas;

3)Ai
r
Kontraktor harus menyampaikan kepada Pengawas tentang air
kerja yang akan
dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan;
 Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak,asam, alkali, garam, bahan-bahan organik
atau bahan-bahan lain yang merusak betondan atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum;

 Apabila terdapat keraguan mengenai air, Kontraktor


diharuskan mengirimkan
contoh air ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui atau
yang direkomendasi oleh Pengawas dan staff teknis untuk
diselidiki sampai seberapa banyak air itu mengandung zat-zat yang
dapat merusak beton dan atau baja tulangan. Dalam hal yang
demikian pekerjaan beton harus dihentikan sampai di dapat
keputusan yang pasti mengenai air yang dapat dipakai untuk
konstruksi beton dan penghentian pekerjaan ini tidak
membebaskan rekanan dari waktu pelaksanaan seluruh pekerjaan
yang telah ditetapkan;

 Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton


ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat setepat-
tepatnya;

URUTAN PEKERJAAN BETON K-175


Bahan-bahan untuk adukan beton harus dicampur dalam batch
mixer atau “Molen”, tidak kurang dari 15 menit sesudah seluruh
bahan-bahan (kecuali untuk air dengan jumlah yang penuh) didalam
mixer. Waktu pengadukan ditambah apabila kapasitas mixer melalui
1,5 M 3.

 Pekerjaan beton k-175 dilaksanakan apabila material


yang dipergunakan sudah standby baik dari segi volume
maupun kualitas material disamping itu juga pekerjaan
pembesian yang telah dilaksanakan sebelumnya telah selesai
difabrikasikan pada saat akan
melakukan pengecoran.
 Pekerjaan beton K-175 dimaksud untuk memberi
pembayaran mencakup pekerjaan untuk lantai, dinding (lining)
dan sheet pile serta
pekerjaan beton lainnya yang tercantum dalam gambar rencana.
 Sebelum dilakukan pengerjaan beton K-175, kontraktor
terlebih dahulu mengirimkan Job Mix Formula (JMF) yang telah
disyahkan oleh
laboratorium sebagai jaminan campuran yang sesuai dengan
yang disyaratkan dan disetujui oleh pengguna jasa.
 Semen yang dipakai adalah semen Portland sesuai dengan SKSNI-
S-
04-1989-F dan SH-0013-81
 Bahan pasir dan kerikil yang digunakan harus sesuai dengan
SKSNI- S-04-1989-F : 6.1
 Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton harus bebas
dari
Lumpur dan bahan organik lainnya, dan sesuai dengan SKSNI-S-
04-
1989-F : 4.1
 Alat pengaduk beton harus memakai mesin pengaduk atau
lainnya, dan yang disetujui oleh direksi.

Sebelum pengecoran beton K-175 dilakukan, pastikan semua


kondisi bekisting telah dipasang dengan baik sesuai dengan gambar
detail.

Pekerjaan
bekisting

Bekisting (formwork) adalah konstruksi bantu/ cetakan yang


bersifat sementara yang digunakan untuk menahan beton
selama beton dituangkan, dibuat sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang ditetapkan spesifikasi dan gambar.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting yaitu :

pabrikasi
bekisting

Pabrikasi bekisting dibuat kokoh (kuat), rapat (agar tidak bocor),


mudah untuk penyetelan dan pembongkaran dengan ketelitian
(presisi) ukuran (siku, lurus, dimensi tepat) sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran, yang ditetapkan spesifikasi dan gambar.

Pabrikasi bekisting meliputi :

 pemasangan kaso horizontal 5/7 cm pada sisi samping


bawah papan bekisting
 memasang penguat 5/7 cm pada bekisting agar dapat
menahan gaya tekan ke arah luar yang diakibatkan oleh
berat bahan adukan yang dituangkan.
 pemasangan klos pengikat 2/3 cm

Pemasangan bekisting

 membersihkan permukaan bekisting dari kotoran seperti


serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan lain-lain.
 melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan
minyak bekisting
 bekisting diletakkan pada tempat yang telah diberi
tanda
 pemasangan pasak 5/7
cm
 pemasangan penopang/ penyangga 5/7 cm di salah satu
sisi bekisting kemudian dipaku ke pasak.

Peralatan yang dipergunakan :


meteran
 segi tiga siku-
siku
 gergaji
 palu
 benang
 besi
pemberat

Pekerjaan kontrol
kualitas.

Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas


yang terdiri atas dua tahap yaitu :

Sebelum
pengecoran.

Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap :

 Posisi dan kondisi bekisting.


 Posisi dan penempatan pembesian.
 Jarak antar tulangan.
 Panjang penjangkaran.
 Ketebalan beton decking.
 Ukuran baja tulangan yang digunakan.
 Posisi penempatan water stop

Pada saat pengecoran.

Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete


mixer truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut
ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi. Pekerjaan
kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan
konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara
pengesahan kontrol kualitas.
Pekerjaan
pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu
dengan menggunakan concrete pump truck. Pengecoran yang
berhubungan dengan sambungan selalu didahului dengan
penggunaan bahan bonding agent.
Pekerjaan
curing

Curing dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai


dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/ dikontrol untuk tetap
dalam keadaan basah.
Beton yang dirawat dengan air harus tetap basah
sekurang- kurangnya selama 24 hari berturut-turut
setelah pengecoran. Perawatan harus dimulai segera setelah
beton cukup mengeras untuk menghindari kerusakan. Curing
harus dengan penetapan bahan suatu system dengan pipa-
pipa atau metode lain yang disetukui yang akan menjaga agar
semua permukaan yang dirawat secara kontiniu tetap basah
(tidak periodik). Air yang digunakan untuk curing harus
memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi yang digunakan
untuk mengaduk beton.
Personil yang
dibutuhkan :

 Pelaksana
 Pekerja
 Tukang
 Kepala tukang
 Mandor
peralatan yang
dipergunakan :

 Concrete
mixer
 Concrete
vibrator
 Gerobak
sorong

waterpass

waterpump
 poly tank

meteran
 segi tiga siku-
siku
 gergaji
 palu
 Gunting baja
 Pembengkok besi dan
benang
11. Pembesian besi Polos Atau Ulir

Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya


tergantung yang ditentukan. Yang penting harus
dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan sah.
Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak / lemak, asam,
alkali dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang
besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-
1971).
Pabrikasi besi beton berdasarkan ukuran gambar kerja dan
direksi

pengawas
lapangan.
Kontraktor wajib menyerahkan gambar pembesian berikut
dengan daftar besi dan pembengkokannya kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya di
lokasi pekerjaan.
Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai
dengan ukuran/dimensi yang ditunjukkan pada gambar
pembesian yang telah disepakati.
Besi tulangan harus dipasang pada lokasi dan posisi yang
tepat sesuai dengan
gambar dan diikat kuat pada cetakan
beton.

Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu


dengan yang lain sebagaisuatu rangkaian/anyaman yang kokoh
yang tidak mudah berubah bentuk dan
diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan
tidak mudah
bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton.

Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah


dalam adukan beton,
tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton.

Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari


beton pra- cetak dengan
kuat desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang,
dengan tebal sesuai

dengandesain tebal selimut beton diikat kuata cetakan dengan


kawat
pad dan
disira
m air sesaat sebelum beton dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan
harus dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli
atau sisa beton hasil
pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan
lainnya yang
dapat melemahkan ikatan dengan beton.
Kontraktor memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam
sebelum pelaksanaan penuangan beton, kepada Direksi
untuk melakukan pemeriksaan
kesiapan pelaksanaan secara menyeluruh dan memberi
persetujuan bila
semuanya sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi.

emua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan


panjang seperti pada
gambar kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Direksi.
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan
besi tulangan
lainnya tidak diperkenankan tanpa persetujuan Direksi.
Penyambungan harus
dilakukan dengan overlap sepanjang mungkin.

Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung


harus sesuai
dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang
overlap harus
tidak kurang dari 30 (tiga puluh) diameter besi tulangan.
Untuk penyambungan
dengan cara overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat
dengan kawat
sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap memenuhi
ketentuan

12. Pasangan batu kali ( 1 PC : 4 PP )

Pasangan batu kali adalah suatu konstruksi perkuatan yang


terdiri dari batu kali yang direkat dengan adukan portland
cement dan pasir Dalam pelaksanaan harus mengikuti
semua ketentuan dan persyaratan, kecuali jika ada yang
karena khusus untuk jenis pekerjaan tertentu dirubah oleh
Direksi.

A. Susunan adukan

Adukan mortar untuk pasangan batu kali menggunakan spesi


campuran PC dan pasir dengan perbandingannya terdiri dari 1
PC : 4
Psr dalam
volume.

B. Adukan

Cara dan alat yang dipakai untuk mengaduk spesi harus


sedemikian rupa, sehingga dapat menentukan dan
mengatur banyaknya masingmasing
bahan secara terpisah dengan tepat. Jika dipakai mesin
pengaduk, maka lamanya pengadukan setelah semua bahan
dimasukan ke dalam mesin pengaduk, harus tidak kurang dari
2 (dua) menit kecuali jika banyak mengandung air. Adukan
harus dibuat hanya dalam volume yang cukup untuk pekerjaan
yang segera dilaksanakan, semua adukan yang telah tercampur
selama 30 menit tidak boleh dipakai (harus
dibuang).Mengencerkan kembali adukan tidak diperkenankan.
Semua peralatan pengaduk dan pengangkut harus dicuci
bersih tiap hari selesai bekerja.

13. Plesteran ( 1 PC : 3PP )

Semua sisi bagian atas yang horizontal dari pasangan batu kali
dan bagian atas yang miring selebal 20 cm puncak pasangan
serta sisi- sisi luar lainnya dari pasangan batu kali harus
diplester dengan susunan adukan 1 PC : 3 Psr dalam
perbandingan volume

Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8-10cm


untuk bangunan kecil dan 15cm untuk bangunan besar
sedang pada samping kusen pintu-pintu sorong, diplester
tegak selebar 20cm plesteran juga dilakukan pada alur skot
balok. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang
dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran
harus rata, lurus, rapi dan halus Setelah pekerjaan
plesteran cukup kering kemudian harus dipelihara dengan
siraman air secara rutin.
Plesteran dibuat setebal 1-1.5 cm dan dilapis / diaci
dengan air sement, sehingga permukaan rata, licin dan rapi
14. Water Stop PVC

Kontraktor harus menyediakan dan memasang waterstops


yang terbuat dari
bahan polyvinyl-chloride dengan bentuk dan ukuran/ dimensi
sesuai dengan
lokasi pekerjaan dan berdasarkan gambar kerja atau perintah
Direksi. Untuk
mempermudah pelaksanaan pemasangan waterstop dalam
cetakan beton dapat
dilakukan dengan memakai waterstop dengan sayap atau flange
yang terpisah,
tetapi, sebelum beton untuk bagian akhir sambungan
dituang/ dicor, bagian
sayap atau flange tersebut harus disambungkan terlebih
dahulu dengan metoda
yang disetujui Direksi sehingga tidak ada beton atau mortar
mengalir ke celah di
antara 2 (dua) flange tersebut.

Pembuatan

Kontraktor harus menyediakan material, peralatan dan


sumber daya listrik
yang diperlukan untuk sambungan flange dan pemasangan
waterstop. Sambungan flange yang dibuat kerja dapat dilakukan
dengan
a. Memotong waterstop sesuai dengan
keperluan, b. memanasi ujung-ujungnya
sehingga meleleh
dan menyambungnya kembali sesuai dengan yang
direncanakan.

c. Pemanasan ujung sambungan harus dikerjakan dengan


peralatan untuk
penyambungan yang telah memperoleh rekomendasi dari
produsen waterstop
bersangkutan atau dengan peralatan thermostatically
controlled electric
lain yang disetujui oleh direksi

d. Waterstop yang akan dipasang di lokasi dimana


terdapat perubahan arah/
sumbu harus dipotong dan disambung di lokasi tersebut
untuk mencegah
distorsi dan tekukan pada web atau flange.

e. Pemasangan waterstop khususnya di tempat pertemuan 2


(dua)

lembar

waterstop harus dikerjakan dengan hati-hati sehingga


kedua sumbunya
berimpitan.

f. Kontraktor harus merawat, menjaga dan mengamankan


waterstop selama
pelaksanaan seluruh pekerjaan sedang berlangsung.

g. Bila sesudah penuangan/ pengecoran beton selesai


dikerjakan, dijumpai
perubahan posisi atau bentuk waterstop, beton di
sekitar waterstop harus
dibongkar untuk membetulkannya dan selanjutnya beton dicor
ulang dengan biaya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Material

a. Waterstop harus terbuat dari bahan senyawa


elastometric plastic, 100% PVC
(polyvinyl-chloride). Produk tersebut harus padat, homogen
(serba sama),
tidak berongga/ berlubang atau cacat lainnya.

b. Waterstop yang dipakai harus memenuhi syarat fisik


sebagai berikut :
c. Waterstop yang dipakai harus memenuhi syarat fisik
sebagai berikut :
- Specific gravity : 1,33 ± 0,03, pada temperatur 230C

- Tensile strength : 1,55 ~ 1,76 kg/cm², pada temperatur

230C

- Ultimate elongation: 360% ~ 400%, pada temperatur


23 0C
- Brittleness : - 480C

- Durometer : 65 - 75

d. Menyerahkan rincian material yang akan dipakai


kepada

Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum pengadaan


material

PVC waterstop tersebut.

15. Pintu Sorong Termasuk Pengiriman Suku Cadang dan

Pekerjaan Pintu meliputi, Pengadaan dan Pemasangan Pintu


Air Sorong Baja Dimensi dari pintu air yang diperlukan
ditunjukkan pada gambar. Untuk pintu air menggunakan Pintu
Air Sorong Baja, dipakai type standar, sebagai yang ditunjukkan
pada Gambar Standar Pintu Pengatur Air.
PEKERJAAN PINTU AIR

a) Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan dengan


tangkai, dan kunci, gear, serta kopling.
Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh keras dari 10 kg untuk
membuka atau menutup pintu dan las roda setang harus pada
elevasi 0,90 m diatas bangunan atau platform dimana operator
akan berdiri.

b) Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat.


Gear harus dari besi tulang atau selubung/rangka las dilengkapi
tutup untuk pemberian pelumas dari gear.

b) Pintu sorong harus seluruh shop-assmembled (rakitan pabrik)


ukuran plat dan profil pintu harus sesuai dengan gambar.
Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya,
plat dinding, rangka, ambang, tangkai ulir gear dan alat
material lain yang dibutuhkan.
c) Pengecekan dari semua bagian pada pintu harus
cocokdengan gambar kontrak/standar.
d) Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat
kuat pada bangunan dengan baut berjangkar dari semua
rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi
mortar dengan spesi 1 PC : 3 Psr.
e) Memastikan pembuatan konstruksi pintu harus sesuai
dengan rencana sedemikian sehingga pintu bebas dari puntiran,
bengkok dan deformasi lain. Pengadaan pintu termasuk
pelumasan pada bagian- bagian pintu yang harus diberi
pelumasan, agar operasional pintu sesuai dengan fungsinya.
Adapun Pintu Sorong yang dibuat
adalah : Saluran Cieuleungsir
1. B = 50 cm, H = 60 cm, TR = 160 cm
2. B = 40 cm, H = 50 cm, TR = 190 cm

Saluran Cangkore

1. B = 50 cm, H = 80 cm, TR = 190 cm


2. B = 50 cm, H = 80 cm, TR = 170 cm
16. Pintu Sorong Perbaikan, termasuk pengiriman suku cadang
dan pemasangan Pekerjaan perbaikan pintu lama pada
jaringan irigasi primer dan sekunder diperlukan pada lokasi
yang ditunjukkan dalam gambar atau diperintahkanDireksi
dengan tujuan guna memulihkan fungsinya seperti semula
sebagai pengatur, pembagi, pembilas, penguras dan lain-lain,
termasuk penyediaan dan pemasangan komponen pintu air
yang baru karena rusak atau hilang, pengecatan, penyetelan
alat/ batang pengangkat, pelumasan dan sebagainya.
Pekerjaan pintu air harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan. yang sesuai dengan Spesifikasi . Kontraktor wajib
menyerahkan usulan metoda kerja perbaikan pintu air kepada
Direksi guna mendapat
persetujuan sebelum dilaksanakan yang termasuk gambar
kerja, rencana kerja,
metoda kerja dan jadwal kerja dan lain-lain.

Tahapan Pekerjaan

- Persiapan

- Memeriksa pintu sesuai dengan gambar atau yang ditunjuk oleh


direksi
Pemeriksaan ini dilakukan sebelum tahapan pekerjaan
perbaikan, ini dimaksudkan apabila ada komponen pintu yang
harus di pesan,

kontraktor sudah siap dengan penggant pada saa


komponen i t
pengerjaan perbaikan

- Mengganti komponen yang rusak

- Pelumasan pada bagian-bagian mekanikal

- Pengecetan dengan cat anti karat

Adapun pintu yang memerlukan perbaikan adalah

Saluran Cangkore
1. Perbaikan Pintu B dibawah 1 m

Ilustrasi perbaikan pintu


17. Pintu Romijn Baru termasuk pengiriman suku cadang
dan pemasangan

a. Pekerjaan Pintu Romijn


1) pengadaan pintu baru termasuk pemasangannya dan
pengecatan baru dimana sebelum pengacatan pokok harus
dicat dasar (meni) terlebih dahulu adapun cat yang
diapakai adalah cat besi, untuk merek dan warna cat
sesuai dengan petunjuk direksi lapangan.

2) Pembuatan harus dibuat dengan kontrsuksi las sempurna.


Daun pintu untuk bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat
ukuran. Palang sisi dan horizontal harus di lem kuat
pada permukaan plat
sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas jarak
antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm. Bagian
batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus
menerus didua sisi, sedemikian hingga tidak ada air yang
bocor diantara bagian-bagian tersebut.

3) Sebelum pitu diserahkan pengecekan harus dilakukan


apakah bagian-bagiannya komplit dengan segala
kelengkapannya, plat dinding, rangka, ambang, tangkai ulir
gear dan alaterial lain yang dibutuhkan. Semua bagian dari
pada pintu harus cocok dengan gambar kontrak/standar.
4) Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat
pada bangunan dengan baut berjangkar dari semua
rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi
mortar dengan spesi 1 PC :
3
Psr.
5) Semua pembuatan konstruksi pintu harus sesuai dengan
rencana sedemikian sehingga pintu bebas dari puntiran,
bengkok dan deformasi lain.
6) Pengadaan pintu termasuk pelumasan pada bagian-bagian
pintu yang harus diberi pelumasan, agar operasional pintu
sesuai dengan fungsinya.
Adapun pintu romijn yang dibuat adalah
Saluran Cangkore

1. B = 80 cm, H = 35 cm, TR = 441


cm
2. B = 50 cm, H = 35 cm, TR = 441
cm
3. B = 30 cm, H = 35 cm, TR = 441
cm
4. B = 30 cm, H = 30 cm, TR = 441
cm
18. Pintu Romijn Perbaikan, Termasuk Pengiriman Suku Cadang dan
Pemasangan

Pekerjaan perbaikan pintu lama pada jaringan irigasi primer dan


sekunder diperlukan pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar
atau diperintahkanDireksi
dengan tujuan guna memulihkan fungsinya seperti semula
sebagai pengatur, pembagi, pembilas, penguras dan lain-lain,
termasuk penyediaan dan pemasangan komponen pintu air yang
baru karena rusak atau hilang, pengecatan, penyetelan alat/
batang pengangkat, pelumasan dan sebagainya.
Pekerjaan pintu air harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
yang sesuai dengan Spesifikasi . Kontraktor wajib menyerahkan
usulan metoda kerja perbaikan pintu air kepada Direksi guna
mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan yang termasuk
gambar kerja, rencana kerja,
metoda kerja dan jadwal kerja dan lain-
lain.

Tahapan Pekerjaan

- Persiapan

- Memeriksa pintu sesuai dengan gambar atau yang ditunjuk oleh


direksi Pemeriksaan ini dilakukan sebelum tahapan pekerjaan
perbaikan, ini dimaksudkan apabila ada komponen pintu yang harus
di pesan, kontraktor sudah siap dengan komponen pengganti pada
saat pengerjaan perbaikan
- Mengganti komponen yang rusak

- Pelumasan pada bagian-bagian mekanikal

- Pengecetan dengan cat anti karat

Adapun pintu yang memerlukan perbaikan


adalah

Perbaikan Pintu B < 1


m
19. Pengadaan Tiang Pancang beton Tulang 20x20 cm L=6m Tahapan

Pelaksanaan

1) Sebelum melakukan pemesanan maka dilakukan pengeboran


investigasi

(Sondir) dan uji pemancangan di lapangan yang disetujui


direksi sebelum pengadaan. Kontraktor menyerahkan
rincian rencana
2) Selanjutnya meminta persetujuan dari direksi

Pengukuran tiang pancang beton pracetak dilakukan


berdasarkan ukuran satuan panjang, meter, terhadap jumlah
panjang tiang pancang yang tersedia di lokasi pekerjaan dan
sudah mendapat persetujuan Direksi.
3) Setelah mendapatkan persetujuan dari direksi pemesanan
dapat dilakukan sesuai dengan ukuran jumlah dan kualitas yang di
setujui
20. Pemancangan tiang Pancang

Setelah tiang pancang yang dipesan tiba di lokasi pekerjaan


maka pekerjaan pemancangan dapat dilakukan adapun tahapan
pekerjaanya sebagai berikut
1.
Persiapan

- Gambar (shop Drawing)

- Mempelajari letak tiang pancang terhadap as

- Menempatkan tumpukan tiang pancang terhadap titik


pancang

- Memastikan lahan bebas dari gangguan/hambatan

- Marking /menegecek posisi Bouw plank

- Chek as memanjang dan melintang

- Mengukur titik pancang /patok-patok

- Memonitor pemancangan

2.
Pelaksanaan

- Meletakan alat pancang yang pas dengan titik pancang

- Mengambil tiang pancang

- Mendirikan tiang pancang tepat pada titik yang ditetapkan

- Tegak liurus tiang pancang di cek dengan theodolit dari dua


arah

- Apabila tiang pancang telah tegak lurus, mulai


dilaksanakan pemancangan
21. Perkerasan jalan
Inspeksi

Kontraktor wajib menyerahkan metoda kerja untuk


penempatan penyebaran dan pemadatan material perkerasan
jalan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
pekerjaan dilaksanakan. Penyiapan fondasi pekerjaan
perkerasan jalan harus diselesaikan dan disetujui Direksi lebih
awal sepanjang paling sedikit 100 m sebelum material
perkerasan jalan dihampar dan dipadatkan. Kerusakan atau
cacat yang diakibatkan oleh aliran air, atau kegiatan
pelaksanaan pekerjaan atau sebab yang lain harus segera
diperbaiki sesuai dengan ketentuan dan kualitas yang
disyaratkan dengan biaya ditanggung Kontraktor, sebelum
pekerjaan perkerasan jalan dikerjakan.
Tahapan Pelaksanaan

 Bila tebal lapisan material perkerasan jalan 150 mm


atau kurang, penghamparan dan pemadatan harus
dikerjakan dalam 1 (satu) lapisan saja. Untuk tebal
lapisan material perkerasan
jalan lebih dari 150 mm, penghamparan dan pemadatan
material dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal yang
kurang lebih sama tetapi tidak boleh lebih dari 150 mm
untuk setiap lapisan.

 Pemadatan perkerasan jalan dikerjakan mulai dari


tepi/pinggir perkerasan dan berlanjut ke bagian tengah
sepanjang jalur yang diperkeras menggunakan peralatan
yang sebelumnya sudah
disetujui
Direksi.

 Pemadatan harus dikerjakan sehingga kepadatannya lebih


dari

95% kepadatan kering maksimum (maximum dry


density) harus dicapai sesuai dengan ketentuan AASHTO
Method D. Permukaan perkerasan jalan yang
bergelombang/tidak rata harus diperbaiki, dikupas
atau kupas dan ganti perkerasan sehingga permukaan
jalan rata dan seragam.
 Uji kepadatan dan kelembaban/kandungan air dari
perkerasan jalan
Dilakukan setelah pemadatan dalam satu sisi bagian
selesai dilaksanakan, ini dimaksudkan untuk efisiensi
pekerjaan, apabila kepadatan belum sesuai ketentuan
maka akan segera dan langsung dilakukan pemadat
ulang sampai dengan tercapainya standar kepadatan
berdasarkan standar AASHTO T191.
 Setelah kepadatan tercapai maka akan dilakukan
perkerasan jalan sesuai dengan spesifikasi dan
persetujuan direksi
ALUR PEKERJAAN
PENGENDALIAN TEKNIS
SERAH TERIMA PEKERJAAN (PHO)

Setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan 100%, penyedia jasa


akan melakukan serah terima pekerjaan kepada Direksi pekerjaan
dan apabila pekerjaan dinyatakan selesai serta diterima dengan
baik oleh Direksi
untuk dibuatkan berita acara serah terima pekerjaan (PHO),
sebelum dilakukan serah terima pertama pekerjaan ini
Kontraktor telah menyelesaikan secara administrasi dan
teknis (gambar Back Up, As Built Drawing, MC 100, Dokumentasi
0%, 50%, dan 100%) dll.

PEMELIHARAAN

Pemeliharaan setelah selesai pelaksanaan pekerjaan akan


terus dilakukan pemeliharaan sesuai ketentuan dalam
Dokumen Kontrak. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dilakukan
terhadap semua item pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan dengan jangka waktu pemeliharaan selama 270
(dua ratus tujuh puluh) hari kalender sejak Berita Acara Serah
Terima Pertama Pekerjaan (PHO)

PENUTUP

Metode pelaksanaan yang kami usulkan pada Pekerjaan ini


adalah sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan pekerjaan
dilapangan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan pada
Spesfikasi Teknik atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan secara
sistematis agar dalam penyelesaian pekerjaan ini sesuai
dengan tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya sehingga akan
tercapai kinerja yang sinergis dengan jadwal waktu yang telah
ditentukan.

Jakarta, 10 Januari
2020

PT. Karuniaguna Inti Se


mesta

Ir Hj Ade Sophia

Direktur

Anda mungkin juga menyukai