Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pelaksanaan dan Alat Berat dengan
pembahasan Project MRT Jakarta
Makalah ini disajikan sesuai dengan ketentuan agar memudahkan pemahaman para pembaca terhadap
isi dari makalah. Makalah ini dirangkum dari berbagai sumber yang berkaitan dengan pembahasan
tersebut diatas. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan lagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan makalah ini di masa yang
akan dating. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca dan segala pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PEMBAHASAN
A. MRT JAKARTA
B. TAHAP PELAKSANAAN MRT
A. KESIMPULAN
B. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PEMBAHASAN
A. MRT JAKARTA
MRT Jakarta, singkatan dari Mass Rapid Transit Jakarta atau Angkutan
Cepat Terpadu Jakarta sebuah sistem transportasi cepat yang sedang dibangun
di Jakarta. Proses pembangunan telah dimulai pada tanggal 10 Oktober 2013 dan
diperkirakan selesai pada tahun 2018
Jalur MRT Jakarta rencananya akan membentang kurang lebih 110.8 km,
yang terdiri dari Koridor Selatan Utara (Koridor Lebak Bulus - Kampung Bandan)
sepanjang 23.8 km dan Koridor Timur Barat sepanjang 87 km.
Jalur Selatan-Utara merupakan jalur yang pertama dibangun. Jalur ini akan
menghubungkan Lebak Bulus, Jakarta Selatan dengan Kampung Bandan, Jakarta
Utara. Pengerjaan jalur ini dibagi menjadi 2 tahap pembangunan ;
Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan - Utara dari Bundaran HI sampai dengan
Kampung Bandan sepanjang 8.1 km. Tahap II akan mulai dibangun tahap I
beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2020. Studi kelayakan untuk tahap ini
sudah selesai.
Jalur Barat - Timur saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan. Jalur ini
ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024 2027.
Sebagian dari konstruksi jalur MRT Jakarta merupakan struktur layang
(Elevated) yang membentang 10 km; dari wilayah Lebak Bulus hingga
Sisingamangaraja. Dari rute tersebut, terdapat 7 Stasiun Layang, yaitu
Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan
Sisingamangaraja. Sementara Depo kereta api dibangun di area Lebak
Bulus, berdekatan dengan stasiun awal/akhir Lebak Bulus. Seluruh stasiun
penumpang dan lintasan dibangun dengan struktur layang yang berada di
atas permukaan tanah, sementara Depo kereta api dibangun di
permukaan tanah (on ground).
Tipe struktur layang yang akan digunakan adalah Tiang Tunggal (Single
Pier) pada bagian bawah serta Gelagar Persegi Beton Pracetak (Precast
Concrete Box Girder) pada bagian atas. Ketinggian gelagar dari
permukaan jalan telah memperhitungkan persyaratan minimal jarak bebas
vertikal (vertical clearance) 5,0 meter sesuai peraturan yang berlaku
untuk jalan perkotaan.
2. Tahap konstruksi
a. Pembuatan stasiun di awali Pemasangan secant pile untuk memperkuat
lapisan tanah agar proses konstruksi selanjutnya memiliki alas kerja yang
kuat.
* Secant Pile merupakan DPT dari jenis In-situ yang biasanya digunakan
pada area yang sempit karena metode ini tidak membutuhkan area yang
luas untuk membuat konstruksi dan menahan rembesan air. Secant pile
juga bisa diterapkan pada tanah dengan kondisi sulit atau level muka air
yang tinggi.
Struktur secant pile tersusun atas barisan pile beton tak bertulang yang
disebut dengan primary pile dan pile beton bertulang yang disebut
secondary pile. Primary pile dicor terlebih dahulu. Begitu pula dengan
secondary pile yang dicor secara overlap terhadap primary pile. Keduanya
disusun saling menyambung hingga membuat dinding.
Tanah hasil bor akan ditampung di bagian mixing chamber lalu diangkut
menggunakan screw conveyor dan diteruskan ke belt conveyor. Dari belt
conveyor tanah hasil pengerusan diangkut ke workshop menggunakan kereta-
kereta kecil. Alat ini juga bisa memasang segmen beton untuk menyangga
terowongan yang telah dibuatnya
BAGIAN-BAGIAN TBM
Proses persiapan pengeboran atau
lauching shaft dua mal pada sisi Barat
dan Timur terowongan berdiameter 6,7
meter .
a. Cutter Head
Cutter head TBM yang berada di bagian depan ini bisa berputar secara
simultan dan akan menggerus tanah secara perlahan. Mata bor ini bisa
mengeluarkan air agar tanah menjadi lunak dan fleksibel untuk tanah
yang memiliki tekanan berbeda.
b. Mixing chamber
Tempat material penggerusan tanah yang harus dikeluarkan oleh screw
conveyor. bagian ini juga bisa memasang segmen beton untuk
menyangga terowongan yang telah dibuatnya
c. Screw conveyor
mengangkut tanah dari mixing chamber ke belt conveyor
d. Belt conveyor
Dari sini diteruskan hingga material dibuang keluar
e. Erector arm and precast concrete segments
Fungsi erector arm menginstal atau memasang precast concrete
segment . Precast concrete segment dengan spesifikasi sbb:
f. Key segment and segment erection sequence (cont)
Pengunci segment yang terpasang
g. Articulation Jack
h. Shove Jacks
i. Staggered Joind
j. Muck / suppliens train
Screw conveyor, mixing chamber & cutter head bagian-bagian ini berkaitan erat
dengan tekanan didalam tanah. Sehingga Ketiga bagian ini harus di control oleh
sensor tekanan yang menghubungkan ketiga nya.
Ketika TBM dapat menggerus tanah sepanjang 1,2m maka seluruh mesin
pengeboran dihentikan dan pekerjaan dilanjutkan pada pemasangan segment
beton precast.
Segment beton telah dilakukan control kualitas yang tinggi serta dibuat secara
pabrikasi untuk mendapatkan keseragaman ukuran dan kualitas. Segment beton
memiliki ukuran Panjang 1,2m Lebar 4,2m dan tebal 30cm. untuk membuat satu
lingkaran penuh dibutuhkan 6 buah segment beton yang terus di support dengan
suppliens train dan di umpan dari TBM dengan crane khusus pada bagian depan.
Segment beton yang sudah terpasang menjadi tumpuan kekuatan pendorong
tenaga hidrolik TBM dan dikunci pada setiap bagiannya.
Setelah terbentuk lingkaran dinding beton, mesin TBM dengan tenaga hidrolik
kembali mendorong dan memulai proses dari awal. Setiap pekerjaan bor metode
ini di control oleh control cabin TBM.
Para pekerja yang berada di dalam aman dari runtuhan material karena
terlindung oleh bagian luar dari TBM.
Contoh Jika terjadi kerusakan pada bagian cutter head maka sensor dapat
mendeteksi dan segera diganti dengan terlebih dahulu mengosongkan mixing
chamber.