Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Rahayu Ningsi

NIM : D011201065
MID Metode Pelaksanaan Konstruksi A

Review jurnal:
METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI PEKERJAAN STILLING BASIN WALL
RIGHT PADA BANGUNAN PELIMPAH / SPILLWAY
Dede Oman Saputra 1), Eka Juliar 2)
1)Fakultas Teknik Prodi Sipil, Universitas Majalengka
2)Fakultas Teknik Prodi Sipil, Universitas Majalengka
Jurnal ini melakukan studi kasus pelaksanaan konstruksi pada Jembatan Tukad Yeh
Panahan menggunakan metode sistem perancah dan formwork traveller yang awal
pererncanaannya dirancang dengan system balance cantiliver.
Pada bangunan atas untuk jembatan beton, biasanya memiliki tiga alternatif metode
pelaksanaannya seperti:
1. Metode Perancah (Falsework) pada Bangunan Atas Kostruksi Jembatan
Metode ini dilakukan dengan cara balok jembatannya dicor ditempat (cast insitu)
atau dipasangkan di landasan yang didukung sepenuhnya oleh sistem perancah lalu
setelah selesai perancah dibongkar.
2. Metode Peluncuran (Launching) pada Bangunan Atas Konstruksi Jembatan
Pada konstruksi jembatan biasanya dilaksanakan pada bangunan atas. Pada sistem
ini balok jembatan dicor di salah satu sisi jembatan, kemudian diluncurkan dengan
cara ditarik/didorong hingga mencapai sisi lain jembatan.
3. Metode Kantilever (Balance Cantilever) Cast Insitu
Pada sistem ini balok jembatan dicor (cast insitu) atau dipasang (precast), segmen
demi segmen sebagai kantilever di kedua sisi agar saling mengimbangi (balance)
atau satu sisi dengan pengimbang balok beton yang sudah dilaksanakan lebih
dahulu.
Metode pelaksanaan yang digunakan untuk studi kasus pada jembatan tukad Yeh Panahan
yakni untuk bentang antara pilar dengan abutmen digunakan sistem perancah, sedangkan
untuk bentang antara pilar dengan pilar digunakan sistem formwork traveller.
Urutan pelaksanaan terdiri dari:
1. Tahap I
Pelaksanaan pekerjaan pada tahap I adalah pelaksanaan pekerjaan bangunan atas
antara pilar dan aboutment pada masing-masing ujung jembatan. Pekerjaan pertama
yang dilakukan yakni a) Pembongkaran beton existing; b) Pemasangan portbearing
dan pengecoran pada pilar dan aboutment kedua ujung jembatan; c) Pemasangan
perancah dan bekisting balok dan plat lantai dikedua ujung jembatan yang masing
masing menghubungkan abutment dan pilar jembatan; d) Pemasangan pembesian
balok dan plat lantai; e) Pengecoran balok dan plat lantai.

2. Tahap II
Pelaksanaan pekerjaan pada tahap II adalah pelaksanaan pekerjaan bangunan atas
antara pilar dan pilar, dibagi menjadi 7 segmen. Setelah kekuatan beton mencapai
kekuatan yang disyaratkan pada kedua ujung jembatan, maka dapat dilaksanakan
pekerjaan pada tahap II untuk segmen 1. Urutan pekerjaannya yakni a) Persiapan
dan memasang serta menyetel traveling form pada segmen beton yang akan dicor;
b) Pemasangan perancah; c) Perakitan dan pemasangan pembesian; d) Pemasangan
sistem tendon duct; e) Pengecoran; f) Masukkan tendon/kabel prestress ke dalam
segmen beton yang telah selesai dicor.
3. Tahap III
Pelaksanaan pekerjaan pada tahap III adalah pelaksanaan pekerjaan bangunan atas
pada segmen 8 atau yang terakhir. Setelah semua proses proses stressing pada
segmen 7 selesai, maka dilanjutkan pada segmen ini dengan urutan pelaksanaan
sama seperti urutan pada segmen 7.

Kesimpulan:
1. Metode pelaksanaan dengan sistem perancah untuk bentang antara pilar dengan
abutmen dan sistem formwork traveller yang digunakan untuk bentang antara
pilar dengan pilar cukup ideal untuk dipakai dalam pekerjaan ini.
2. Urutan tahapan pelaksanaan pengecoran segmental box girder pada bangunan
atas konstruksi Jembatan Tukad Yeh Panahan dilaksanakan dengan sistem
formwork traveller

Anda mungkin juga menyukai