PENDAHULUAN
Hormon pertumbuhan merupakan molekul protein kecil yang terdiri dari 191
asam amino yang dihubungkan dengan rantai tunggal dan mempunyai berat molekul
22,005. Hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang
mampu untuk tumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan meningkatkan proses
mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel dan diferensiasi khusus dari
beberapa tipe sel tertentu seperti sel pertumbuhan tulang dan sel otot awal. Hormon
pertumbuhan mempunyai circadian variation dimana aktifitasnya meningkat pada
malam hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik, perubahan kadar
gula dan sebagainya.
Defisiensi hormon pertumbuhan (GHD) adalah kondisi medis, disebabkan oleh masalah
yang timbul di kelenjar hipofisis, di mana tubuh tidak cukup memproduksi hormon
pertumbuhan (GH). Hormon pertumbuhan, juga disebut somatropin, adalah polipeptida
hormon yang merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel. Hormon pertumbuhan
diperlukan untuk pertumbuhan normal pada anak-anak.1
a. Epidemiologi
Insiden defisiensi GH diperkirakan mendekati 1: 10000 diseluruh dunia. Kebanyakan
pasien dengan defisiensi GH idiopatik mengalami kekurangan GRH. Beberapa pasien
yang diautopsi mempunyai somatotrop hipofisis dalam jumlah adekuat yang memiliki
persediaan GH yang cukup; perawatan lama pasien-pasien ini dengan GRH dapat
menyebabkan pelepasan GH dan meningkatkan pertumbuhan.3
Pasien-pasien yang mempunyai tumor-tumor hipopisis atau pasien lain yang jarang
dijumpai yaitu yang tidak mempunyai somatotrop dalam hipopisis kongenital. Beberapa
kelainan serupa telah digambarkan bahwa terdapat kekurangan gen GH yang
bertanggungjawab atas produksi GH.3
Sebelum tahun 1986, metode klinis satu-satunya terapi untuk defisiensi GH adalah
memberikan GH manusia (hGH) sebagai pengganti yang berasal dari donor kadaver.
Tahun 1985 dan sesudahnya, penyakit Creutzfeldt-Jakob, sebuah penyakit degeneratif
jarang pada pasien yang sangat muda, telah didiagnosis pada pasien yang telah mendapat
hGH natural 10-15 tahun sebelumnya.3
Growth hormon yang komersial sekarang tersedia dalam rangkaian asam 191-amino
natural (somatropin) dan bentuk asam 192-amino metionil (somatrem). Tidak ada bukti
pasti bentuk yang satu secara klinis lebih baik dari yang lainnya. Sekarang GH tersedia
dalam jumlah tidak terbatas, sehubungan penemuan regimen maka terapi tidak lagi
langka. Namun GH disalahgunakan oleh para atlet dan anak normal yang mana
orangtuanya menginginkan anak tumbuh lebih tinggi dari yang sewajarnya.4
GRF pertama diisolasi dari tumor pankreas yang melepaskan, merangkai dan mensintesa
GH, tapi GRH hipotalamik memiliki stuktur yang sama dengan GRH dari tumor
pankreas. GRH berpotensi dalam diagnosis dan terapi GH defisiensi; pasien defisiensi
GH memperlihatkan sekresi GH rendah atau tidak ada setelah pemberian episodik dosis
GRH telah memperbaiki sekresi GH, produksi insulin like growth hormone, dan
pertumbuhan pada anak dengan idiopatik GH defisiensi.kemampuan pemberian GRH
dalam merangsang sekresi GH lebih jauh menyokong konsep bahwa defisiensi GH
idiopatik adalh penyakit primer hipotalamus, bukan karena kelenjar hipofisis.4
Klasifikasi
Tidak adanya hipopisis secara kongenital yang ditemukan dalam pola autosomal resesif,
mengakibatkan hipopituitari berat, termasuk hipoglikemia dan hipopituitarisme, pasien
yang terkena memiliki sella tursika yang dangkal atau tidak ada, defek ini termasuk
jarang.1
Defisiensi GH herediter digambarkan dalam berbagai cara. Teknik biokimia terbaru telah
menemukan berbagai macam defek genetik pada keluarga yang terkena. Pasien dengan
gen GH abnormal atau tidak ada awalnya memberi respon pada pemberian hGH eksogen,
tapi kemudian terbentuk titer antibodi tinggi yang mengakhiri efek terapi, namun satu
macam yang telah dilaporkan bahwa dia tetap tumbuh dan tidak terbentuk antibodi
penghambat.1
Defisiensi GH tipe IA diturunkan secara autosomal resesif, dan pasien memiliki defek
pada genom GH, tidak seperti pada defisiensi GH sporadis klasik, beberapa anak
digambarkan memiliki panjang lahir pendek. Pasien tipe IB memiliki gen autosomal
resesif defisiensi GH tapi bukan deplesi gen. Pasien tipe II adalah autosomal dominan,
pasien tipe III adalah tipe terangkai X.1
Awitan defisiensi GH yang terjadi pada masa anak-anak lanjut atau adolesen terutama
bila disertai dengan defisiensi hormon hipofisis lain mungkin disebabkan oleh Tumor
hipotalamus-hipofisis. Adanya defisiensi hipofisis anterior menyebabkan hal tersebut
lebih sering terjadi.2
Yaitu kelainan produksi atau kerja GH lain tidak bermanifestasi sebagai suatu bentuk
klasik dari defisiensi GH. Dwarfisme Laron ditandai dengan GH yang tinggi dalam
plasma. Kecepatan pertumbuhan tidak meningkat dan nilai IGF 1 tidak meningkat pada
pemberian hGH eksogen. Namun pemberian IGF 1 meningkatkan kecepatan
pertumbuhan dan menekan konsentrasi GH.2
Pigmi (kerdil) mempunyai kadar GH yang normal dalam plasma, IGF 1 yang rendah dan
IGF 2 yang normal. Pasien-pasien ini tidak memberi respon terhadap pemberian GH
eksogen berupa membaiknya percepatan pertumbuhan. Pasien-pasien ini diduga
mengalami ketidakmampuan kongenital untuk memproduksi IGF 1 yang lebih berperan
besar pada pertumbuhan dibanding dengan IGF 2. Anak kerdil dilaporkan terdapat
kekurangan dalam lonjakan pertumbuhan pubertas, menunjukkan bahwa pigmiEfe, pigmi
terpendek lahir paling pendek secara signifikan di daerah Afrika dan sekitarnya serta
pertumbuhan lebih lambat pada masa kanak-kanak, menunjukkan postur secara progresif
berada pada simpangan baku dibawah rata-rata. Diduga teapi IGF 1 akan meningkatkan
kecepatan pertumbuhan dalam populasi ini selama anak-anak dan pubertas, tapi terapi
semacam itu belum pernah dilaporkan.1,2
b. Etiologi
Gangguan hipotalamus dapat menyebabkan defisiensi GH dengan menggangu sekresi
GRF (GHRH), sedangkan lesi hipofisis atau tangkai hipofisis dapat menyebabkan
defisiensi GH secara langsung. Lokasi pasti dari lesi penyebab sering sulit ditentukan.
Dari sekian banyak penyebab defisiensi GH, hipopituarism idiopatik sejauh ini
merupakan penyebab tersering. Kegagalan pertumbuhan secara tipikal didiagnosis pada
anak dengan kelainan tersebut pada akhir tahun pertama kehidupannya.1
Hingga 70% anak dengan hipopituarism idiopatik memiliki riwayat gangguan perinatal
sehingga dinyatakan bahwa hipoksia akibat perdarahan maternal, persalinan sungsang,
atau asfiksia selama proses kelahiran menyebabkan disfungsi hipotalamus bayi. Akan
tetapi, studi pencitraan magnetik (MRI) telah menunjukkan suatu kelainan tangkai
hipofisis pada sekurang kurangnya 30% pasien ini, dan sekarang banyak diyakini bahwa
beberapa anak yang disebut mengalami hipopituarism idiopatik sebenarnya memiliki
kelainan perkembangan hipofisis dan hipotalamus.1
Kelainan genetik. Beberapa kelainan herediter yang jarang dengan transmisi resesif
autosomal. Kelainan yang paling sering adalah delesi pada gen GH.1
Penyakit hipofisis
Idiopatik: sering berhubungan dengan trauma lahir dan bentuk lain gangguan perinatal.
Bentuk familial:
Tumor hipotalamus
Malnutris energi-protein
c. Patofisiologi
Hormon pertumbuhan (GH;somatotropin) adalah polipeptida dengan 191-asam amino
(BM 21.500) yang disintesis dan disekresi oleh somatotrof hipofisis anterior. Hormon
pertumbuhan berasal dari prekursor peptida yang lebih besar, pre-GH (BM 28.000) yang
juga disekresi tetapi secara fisiologis tidak berguna.1-4
GH beredar terutama tidak terikat dalam plasma dan mempunyai waktu paruh 20-50
menit. Ada orang dewasa normal sekresinya kurang lebih 400 µg/hari (18,6 nmol/hari)
sebaliknya orang dewasa muda mengekskresikan 700 µg/d (32,5 nmol/hari). Pada orang
dewasa konsentrasi GH pada pagi hari pada keadaan puasa kurang dari 5ng/ml (232
pmol/L) dan kadang-kadang kurang dari 2 ng/ml (93 pmol/L). Tidak terdapat perbedaan
nyata antara kedua jenis kelamin.2
Kadar IGF-1ditentukan dengan cara radioreceptor assay maupun dengan cara
radioimmunoassay. Penentuan kadar mediator kerja GH ini menghasilkan penilaian
aktivitas biologis GH lebih akurat.1
Sekresi GH diperantarai oleh dua hormon hipotalamus yaitu growth hormone releasing
hormone (GRH) dan somatostatin ( Growth hormone inhibiting hormone). Pengaruh
hipotalamus ini diatur dengan ketat melalui integrasi sistem saraf, metabolisme dan faktor
hormonal. Karena baik GRH maupun somatostatin tidak dapat diperiksa secara langsung.
Hasil akhir setiap faktor terhadap sekresi GH harus dianggap merupakan jumlah efek
terhadap hipotalamus ini.3
a. GRH
Kedua bentuk GRH 40- dan 44-asam amino dijumpai pada hipotalamus manusia namun
makna fisiologisnya belum jelas. GR merangsang produksi cAP melalui somatotrof dan
merangsang sintesis mapun sekresi GH. Efek GRH sebagian dihambat oleh somatostatin.
Pemberian GRH pada manusia normal akan mengakibatkan pelepasan GH secara cepat
(dalam beberapa menit) kadar puncak dicapai dalam 30 menit dan bertahan untuk 60-120
menit. Hormon peptida lainnya seperti ADH, ACTH dan α-MSH, bila terdapat dalam
jumlah farmakologis yang cukup dapat bertindak sebagai GH-releasing factor. Bahkan
tirotropin-releasing (TRH dan GnRH) sering menyebabkan sekresi GH pada pasien
akromegali, tetapi belum jelas apakah efek ini diperantarai hipotalamus atau efek
langsung terhadap somatotrof.1,4
b. Somatostatin
Suatu tetradekapeptida, adalah suatu inhibitor poten sekresi GH. Somatostatin
menurunkan produksi c-AMP dalam GH-secreting cell dan menghambat sekresi GH
basal serta yang dirangsang. Peningkatan kadar GH dan IGF-1 meningkatkan sekresi
somatostatin. sebuah analog somatostatin kerja panjang, okreotida asetat, telah
digunakan terapi dalam penatalaksanaan kelebihan GH dan kondisi-kondisi seperti tumor
pankreatik dan karsinoid yang menyebabkan diare.1,4
c. Pengaturan saraf
Pengaturan saraf terhadap sekresi basal GH menimbulkan pengeluaran ireguler dan
intermiten yang berhubungan tidur dan berbeda-beda menurut umur. Kadar tertinggi
terjadi 1-4 jam setelah mulai tidur (Selama stadium 3 dan 4). Sekresi puncak pada malam
hari waktu tidur mencapai kurang lebih 70% dari sekresi GH sehari, jumlahnya lebih
besar pada anak-anak dan makin berkurang apda orang tua. Masukan glukosa tidak akan
menghambat pengeluaran ini. Stres, emosi, fisik dan kimia termasuk pembedahan,
trauma, gerak tubuh, tetapi elektrosyok dan pemberian zat pirogen merangsang
pengeluaran GH dan penurunan sekresi yang menyebabkan kegagalan pertumbuhan,
telah dibuktikan pada anak-anak disertai defisiensi pertumbuhan mental yang kuat.1
d. Pengaturan metabolisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi GH adalah semua bahan pokok energi:
karbohidrat, protein dan lemak. Pemberian glukosa peroral atau intravena, merendahkan
kadar GH pada orang normal dan ini merupakan tindakan sederhana yang berguna pada
diagnosis akromegali. Sebaliknya hipoglikemia merangsang pengeluaran GH. Efek ini
tergantung pada glikopenia intrasel, karena pada pemberian 2-deoksiglukosa (analog
glukosa yang menyebabkan defisiensi glukosa intrasel) juga meningkatkan GH. Respon
hipoglikemia ini tergantung pada kecepatan perubahan glukosa dalam darah dan
dicapainya nilai absolut. Protein makanan atau pemberian asam amino intravena
menyebabkan pelepasan GH. Sebaliknya pada keadaan malnutrisi protein-kalori juga
menyebabkan peningkatan GH, mungkin karena berkurangnya produksi somatomedin
dan berkurangnya umpan balik negatif. Asam lemak menekan respon GH terhadap
beberapa rangsangan, termasuk arginin dan hipoglikemia. Puasa merangsang sekresi GH
mungkin sebagai cara untuk mobilisasi lemak untuk sumber energi dan pencegahan
hilangnya protein.1,2,4
e. Pengaruh hormon lain
Respon terhadap rangsangan dihambat pada keadaaan kortisol berlebihan dan selama
hipo dan hipertiroidisme walaupun estrogen meningkatkan sekresi GH sebagai akibat
rangsangan, estradiol dipakai pada terapi akromegali karena menurunkan produksi
somatomedin.1,2
f. Efek zat-zat neurofarmakologis
Banyak neurotransmiter dan zat neurofarmakologis yang mempengaruhi sekresi GH.
Agonis dan antagonis biogenik amina bekerja pada tingkat hipotalamus dan mengubah
pengeluran GRH atau somatostatin. Agen dopaminergik, alfa adrenergik, dan
serotonergik semuanya merangsang pengeluaran GH. Agonis dopaminergik seperti
levodopa, apomorfin dan bromokriptin juga meningkatkan sekresi GH, sedangkan
antagonis dopaminergik seperti fenotiazin menghambat GH. Efek levodopa suatu
prekursor norepinefrin dan dopamin, mungkin diperantarai oleh perubahannya menjadi
norepinefrin karena pengaruhnya dihambat oleh fentolamin antagonis alfa adrenergik.
Bahkan fentolamin menekan pengeluaran GH terhadap rangsangan lain, seperti
hipoglikemia, olah raga dan arginin, menerangkan pentingnya mekanisme alfa
adrenergik dalam mengatur mekanisme sekresi GH. Agonis beta adrenergik menghambat
GH dan antagonis beta adrenergik seperti propanolol meningkatkan sekresi sampai
memprovokasi rangsangan.1-4
d. Manifestasi Klinik
Gejala defisiensi GH pada anak-anak meliputi:1,2
Panhipopituitarisme
f. Different Diagnosis
Hipotiroidisme
Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat
dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-”end organ”, dengan akibat terjadinya defisiensi
hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid. Hipotiroidisme
merupakan suatu sindroma klinis akibat penurunan produksi dan sekresi hormon tiroid.
Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan laju metabolisme tubuh dan penurunan
glukosaminoglikan di interstisial terutama dikulit dan otot.1,2
Disfungsi tiroid pada masa bayi dan anak dapat berakibat kelainan metabolik yang
ditemukan pada masa dewasa, berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, karena
maturitas jaringan dan organ atau jaringan spesifik yang merupakan pengatur
perkembangan bergantung pada efek hormon tiroid, sehingga konsekuensi klinik
disfungsi tiroid tergantung pada usia mulai timbulnya pada masa bayi atau anak. Apabila
hipotiroidisme pada janin atau bayi baru lahir tidak diobati, dapat menyebabkan kelainan
intelektual dan atau fungsi neurologik yang menetap.4
Sedangkan gejala pada anak besar antara lain: dengan goiter maupun tanpa goiter,
gangguan pertumbuhan (kerdil), gangguan perkembangan motorik, mental, gigi, tulang,
dan pubertas, ganguan perkembangan mental permanen terutama bila onset terjadi
sebelum umur 3 tahun, aktivitas berkurang, lambat, kulit kering, miksedema, tekanan
darah rendah, metabolisme rendah serta intoleransi terhadap dingin.1-4
Selain itu kita dapat melakukan pemeriksaan penunjang berupa T3, T4 dan TSH. Pada
hipotiroidisme akan terjadi penurunan dari ketiga hormon tersebut.1
Pada usia 2-3 tahun pertumbuhan berlanjut dengan 5cm/tahun atau lebih. Pemeriksaan
sekresi GH dan pemeriksaan lainnya ada dalam batas normal. Usia tulang lebih
mendekati usia ketinggian dari pada usia kronologisnya. Pertanyaan yang rinci sering
menunjukkan anggota keluarga lain (biasanya satu atau kedua orang tua) dengan riwayat
perawakan pendek pada masa anak, pubertas yang terlambat, dan akhirnya perawakan
normal.1,2
Prognosis anak ini untuk mencapai ketinggian dewasa normal adalah baik. Anak laki-laki
dengan tingkat pubertas yang sangat lambat dapat mendapat manfaat dari pemberian
terapi testoteron jangka pendek untuk mempercepat pubertas setelah berusia 14 tahun.
Penyebab varian pertumbuhan normal ini diduga karena persistensi secara relatif status
hipogonadotropik masa anak.1,2
g. Penatalaksanaan
Pengobatan dengan hormone pertumbuhan manusia
Hormone pertumbuhan dari spesies hewan yang berbeda memilki sifat yang
berbeda satu sama lain, sehingga satu jenis hormone pertumbuhan berfungsi
menimbulkan pertumbuhan hanya pada satu spesies hewan saja atau pada hewan
yang sangat erat hubungannya dengan spesies tersebut. Karena alasan inilah maka
preparat hormone pertumbuhan yang berasal dari hewan tingkat rendah (kecuali
dari beberapa primate tertentu) tidak efek bila di gunakan pada manusia. Oleh
karena itu, untuk membedakan hormone pertumbuhan yang asalnya dari manusia,
jenis hormone pertumbuhan tersebut di sebut hormone pertumbuhan manusia.
GH menimbulkan efek anti insulin. Walaupun diabetes klinis tidak mungkin terjadi
akibat terapi GH, efek jangka panjang yang tidak diketahui berupa sedikit kenaikan
kadar glukosa pada anak yang dikira sehat. Resiko potensial lainnya berupa
kecenderungan dapat terjadi pergeseran epifisis kaput femur dengan terapi.
Organomegali dan perubahan skeletal seperti itu ditemukan pada akromegali sebagai
efek samping yang potensial terjadi pada kelebihan terapi GH.
Penemuan kasus leukemia pada orang dewasa yang dahulu diterapi dengan GH cukup
mengkhawatirkan, tapi sekarang tidak ada hubungan sebab dan efek terbukti. GH tidak
meningkatkan angka rekurensi keberadaan tumor sebelum terapi; jadi pasien dengan
kraniofaringioma, sebagai contoh, bisa menerima GH jika indikasikan, setelah penyakit
ini secara klinis stabil, tanpa kecemasan bermakna akan kemungkinan GH akan
mencetuskan rekurensi. Para klinisi biasanya menunggu 1 tahun setelah menyelesaikan
terapi tumor sebelum memulai terapi GH pada pasien tumor.1,2
Penelitian pada keadaan psikologis pasien dengan postur pendek bercacat karena
kehilangan metode yang konsisten untuk investigasi dan kehilangan studi terkontrol, tapi
beberapa hasilnya tampak menarik. Anak-anak defisiensi GH paling banyak dipelajari
mereka lebih memiliki trait kepribadian pasif daripada anak sehat. Anak-anak ini
mengalami keterlambatan pematangan emosional dan menderita perlakuan kekanak-
kanakan dari orangtua, guru dan kawan-kawannya.2
Kemampuan akademik umumnya dibawah standar walau intelegensia normal, hal ini
berhubungan dengan terlambatnya maturitas emosi atau citra diri buruk, dan postur
pendek. Namun banyak anak-anak ini ketinggalan disekolah karena ukuran tanpa
memperhatikan kemampuan akademiknya. Beberapa tetap mengalami pencitraan diri
bahwa tubuhnya pendek walau tinggi normal telah dicapai dengan terapi.depresi dan
tingkah laku bunuh diri dapat terjadi pada orang dewasa yang terkena karena stress
psikologis dari tubuh pendek dan keterlambatan perkembangan.2
Pertolongan psikologis diindikasikan pada kasus depresi berat atau penyesuaian salah
dan ini sangat membantu pada kasus yang lebih ringan.2
h. Prognosis
Pada umumnya, prognosis short stature sangat baik. Pemberian suplemen zinc yang
dikombinasi dengan GH dapat memperbaiki pertumbuhan penderita short stature menjadi
normal sesuai dengan usia mereka. Selain itu, short stature tidak berhubungan dengan
risiko penyakit kardiovaskuler dan kematian.5
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan dan gejala klinis, hipotesis diterima. Seorang anak
laki-laki berusia 8 tahun memiliki perawakan yang paling pendek di kelasnya, lahir
normal cdan ukup bulan, tidak ada riwayat penyakit yang berarti, dan perkembangannya
sesuai dengan usia. Selain kecil dan pendek, semua pemeriksaan fisik normal. Rasio
segmen badan atas dan bawah didapatkan proporsional. Anak tersebut menderita penyakit
defisiensi growth hormone.
Short stature pada anak dapat fisiologis dapat pula patologis. Salah satu contoh yang
fisiologis adalah karena genetik sedangkan yang patologis misalnya defisiensi growth
hormone, constitutional growth delay dan hipotiroidisme.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri rudolph. Vol 3. Edisi ke
20. Jakarta: EGC; 2006. h. 1851-67.
2. Ranke MB, Price DA, Reiter EO. Growth hormone therapy in pediatrics 20 years of
KIGS. Switzerland : Karger; 2007 .p.38-500.
3. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson. Vol. 3. Edisi
ke 15. Jakarta: EGC; 2002. h.1913-44.