Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa kekurangan hormon pertumbuhan (AGHD) sedang diakui
semakin dan telah dianggap berhubungan dengan kematian prematur. tumor
hipofisis adalah penyebab paling umum untuk AGHD. Kekurangan hormon
pertumbuhan (GHD) telah dikaitkan dengan neuropsikiatri-kognitif,
kardiovaskular, neuromuskular, metabolisme, dan kelainan tulang. Sebagian besar
dapat dibalik dengan terapi hormon pertumbuhan. Tes toleransi insulin masih
tetap uji dinamis standar emas untuk mendiagnosis AGHD. hormon pertumbuhan
secara subkutan sekali sehari, dititrasi untuk gejala klinis, tanda-tanda dan IGF-1
(insulin seperti faktor-1 pertumbuhan). Hal ini umumnya ditoleransi dengan baik
di-dosis rendah yang digunakan pada orang dewasa. terapi hormon pertumbuhan
manusia pegylated di cakrawala, dengan nyaman sekali dosis seminggu.

Kelenjar hipofisis merupakan struktur kompleks pada dasar otak, terletak


dalam selatursika, di rongga tulang sphenoid dan terbentuk sejak awal
perkembangan embrional dari penyatuan dua tonjolan ektodermal yang berongga.
Kelenjar hipofisis manusia dewasa terdiri dari lobus posterior atau neurohipofisis
sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan lobus anterior atau adenohipofisis yang
berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis. Bagian anterior
kelenjar hipofisis mempunyai banyak fungsi dan karena memiliki kemampuan
dalam mengatur fungsi-fungsi dari kelenjar endokrin yang lain, maka bagian
anterior kelenjar hipofisis ini dikenal juga dengan nama kelenjar utama (master
gland). Salah satu hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior ini adalah
hormon pertumbuhan atau growth hormone (GH). GH mempunyai pengaruh
metabolik utama, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Pada anak-anak,
hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan somatik. Pada orang dewasa, hormon
ini berfungsi mempertahankan ukuran orang dewasa normal dan juga berperan
dalam pengaturan sintesis protein dan pembuangan zat makanan. Hormon
pertumbuhan memproduksi faktor pertumbuhan-1 mirip insulin (IGF-1) yang
memperantarai efek perangsang pertumbuhan. IGF-1 ini secara struktural dan
fungsional mirip dengan insulin.
Ada beberapa kelainan sekresi hormon pertumbuhan, diantaranya
panhipopituitarisme, dwarfisme, gigantisme, dan akromegali. Pada makalah ini
akan dibahas mengenai defisiensi hormone pertumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan merupakan molekul protein kecil yang terdiri dari 191
asam amino yang dihubungkan dengan rantai tunggal dan mempunyai berat molekul
22,005. Hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang
mampu untuk tumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan meningkatkan proses
mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel dan diferensiasi khusus dari
beberapa tipe sel tertentu seperti sel pertumbuhan tulang dan sel otot awal. Hormon
pertumbuhan mempunyai circadian variation dimana aktifitasnya meningkat pada
malam hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik, perubahan kadar
gula dan sebagainya.

Hormon pertumbuhan terutama mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan


lemak, dengan mekanisme belum jelas. Hormon lain yaitu insulin, glukokortikoid,
katekolamin dan glukagon juga berpengaruh terhadap pengaturan zat-zat ini.
Pengaruh hormon ini pada metabolisme karbohidrat saling berkaitan sehingga sukar
dirinci satu persatu. Hormon pertumbuhan memperlihatkan efek antiinsulin yaitu
meningkatkan kadar gula darah, tetapi disamping itu juga berefek seperti insulin yaitu
mengambat pengelepasan asam lemak dan merangsang ambilan asam amino dalam
sel. Efek ini sebagian besar mungkin diperantai oleh somatomedin c atau didisebut
juga IGF – 1 (insulin like growth factor 1) dan sebagian kecil oleh insulin like growth
factor 2 (IGF – 2).

Efek GH terhadap pertumbuhan terutama terjadi melalui peningkatan produksi


IGF – 1, terutama dibentuk dalam hepar. Selain itu juga GH merangsang
produksi IGF – 1 di tulang, tulang rawan, otot dan ginjal. GH merangsang
pertumbuhan longitudinal tulang sampai epifisis menutup, hampir saat akhir pubertas.
Baik pada anak-anak maupun dewasa GH mempunyai efek anaboli pada otot dan
katabolik pada sel-sel lemak sehingga terjadi peningkatan massa otot dan pengaruh
jaringan lemak terutama didaerah pinggang. Terhadap metaolisme karbohidrat, GH
dan IGF – 1 mempunyai efek berlawanan pada sensitivitas terhadap insulin.
Sekresi hormon pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus.
Hipotalamus menghasilkan faktor pengelepas hormon pertumbuhan (GHRF = growth
hormone releasing factor) yang merangsang sekresi hormon pertumbuhan. Selain itu
dalam hipotalamus juga dijumpai somatostatin (GH-RIH =growth hormone releasing
inhibitory hormone) yang menghambat sekresi. Demikian hipotalamus memegang
peran dwifungsi dalam pengaturan hormon ini. Pada waktu istirahat sebelum makan
pagi kadar hormon pertumbuhan 1-2 ng/mL, sedangkan pada keadaan puasa sampai
60 jam, meningkat perlahan mencapai 8 ng/mL. Kadar ini selalu meningkat setelah
seseorang tertidur lelap. Pada orang dewasa kadar hormon pertumbuhan meningkat
terutama pada waktu tidur, sedangkan pada remaja meningkat pada waktu bangun.
Kadar anak dan remaja lebih tinggi dibandingkan kadar pada dewasa dan kadar
puncak terjadi pada saat remaja, kadar hormon pertumbuhan dapat mencapai 50
ng/mL.1
Defisiensi Growth Hormone

Defisiensi hormon pertumbuhan (GHD) adalah kondisi medis, disebabkan oleh masalah
yang timbul di kelenjar hipofisis, di mana tubuh tidak cukup memproduksi hormon
pertumbuhan (GH). Hormon pertumbuhan, juga disebut somatropin, adalah polipeptida
hormon yang merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel. Hormon pertumbuhan
diperlukan untuk pertumbuhan normal pada anak-anak.1

Pada orang dewasa, hormon pertumbuhan diperlukan untuk mempertahankan jumlah


tepat dari lemak tubuh, otot, dan tulang. Pada orang dewasa, hormon pertumbuhan
yang rendah atau tidak ada juga dapat menyebabkan gejala emosional, seperti
kelelahan dan kurangnya motivasi. Kolesterol juga dapat terpengaruh. Orang dewasa
dengan defisiensi hormon pertumbuhan biasanya memiliki riwayat tumor hipofisis
yang mungkin telah diobati dengan pembedahan atau radiasi.

a. Epidemiologi
Insiden defisiensi GH diperkirakan mendekati 1: 10000 diseluruh dunia. Kebanyakan
pasien dengan defisiensi GH idiopatik mengalami kekurangan GRH. Beberapa pasien
yang diautopsi mempunyai somatotrop hipofisis dalam jumlah adekuat yang memiliki
persediaan GH yang cukup; perawatan lama pasien-pasien ini dengan GRH dapat
menyebabkan pelepasan GH dan meningkatkan pertumbuhan.3

Pasien-pasien yang mempunyai tumor-tumor hipopisis atau pasien lain yang jarang
dijumpai yaitu yang tidak mempunyai somatotrop dalam hipopisis kongenital. Beberapa
kelainan serupa telah digambarkan bahwa terdapat kekurangan gen GH yang
bertanggungjawab atas produksi GH.3

Sebelum tahun 1986, metode klinis satu-satunya terapi untuk defisiensi GH adalah
memberikan GH manusia (hGH) sebagai pengganti yang berasal dari donor kadaver.
Tahun 1985 dan sesudahnya, penyakit Creutzfeldt-Jakob, sebuah penyakit degeneratif
jarang pada pasien yang sangat muda, telah didiagnosis pada pasien yang telah mendapat
hGH natural 10-15 tahun sebelumnya.3

Karena kemungkinan adanya kontaminasi dari donor kelenjar pituitari ditransmisi


kepasien defisiensi GH dan menyebabkan kematian. Seluruh sumber GH natural telah
dipindahkan dari distribusinya.Teknologi rekombinan DNA sekarang bertanggungjawab
sebagai pemasok Growth hormon.3

Growth hormon yang komersial sekarang tersedia dalam rangkaian asam 191-amino
natural (somatropin) dan bentuk asam 192-amino metionil (somatrem). Tidak ada bukti
pasti bentuk yang satu secara klinis lebih baik dari yang lainnya. Sekarang GH tersedia
dalam jumlah tidak terbatas, sehubungan penemuan regimen maka terapi tidak lagi
langka. Namun GH disalahgunakan oleh para atlet dan anak normal yang mana
orangtuanya menginginkan anak tumbuh lebih tinggi dari yang sewajarnya.4

GRF pertama diisolasi dari tumor pankreas yang melepaskan, merangkai dan mensintesa
GH, tapi GRH hipotalamik memiliki stuktur yang sama dengan GRH dari tumor
pankreas. GRH berpotensi dalam diagnosis dan terapi GH defisiensi; pasien defisiensi
GH memperlihatkan sekresi GH rendah atau tidak ada setelah pemberian episodik dosis
GRH telah memperbaiki sekresi GH, produksi insulin like growth hormone, dan
pertumbuhan pada anak dengan idiopatik GH defisiensi.kemampuan pemberian GRH
dalam merangsang sekresi GH lebih jauh menyokong konsep bahwa defisiensi GH
idiopatik adalh penyakit primer hipotalamus, bukan karena kelenjar hipofisis.4

IGF 1 (dahulu somatomedin C) sekarang dihasilakan dari teknologi rekombinan


DNA. Walaupun tidak ada program terapi manusia jangka lama yang pernah
dilaporkan. Kajian pertama menunjukkan bahwa IGF 1 bisa berguna untuk terapi
postur tubuh pendek, terutama pada dwarfisme Laron (pigmi, orang kerdil afrika)
dimana tidak ada terapinya

Klasifikasi

Defisiensi growth hormon kongenital

Defisiensi GH kongenital bermanifestasi dengan panjang tubuh yang normal saat


dilahirkan tetapi terjadi penurunan kecepatan pertumbuhan segera setelah kelahiran.
Kelainan ini dapat diketahui dengan melakukan pengukuran yang teliti ditahun pertama
dan akan menjadi makin jelas pada usia 1-2 tahun. Pasien-pasien yang menderita
defisiensi GH klasik akan nampak sebagai postur pendek, obesitas dengan gambaran
fasial imatur, suara melengking tinggi dan imatur, dan keterlambatan maturasi skeletal.2
Bentuk yang kurang parah dari defisiensi GH parsial. Pria yang mungkin mengalami
defisiensi GH mungkin mengalami mikrofalus, terutama bila keadaan ini diikuti dengan
defisiensi gonadotropin releasing hormone (GnRH).2

Defisiensi GH pada neonatus atau anak-anak dapat pula menyebabkan hipoglikemia


simptosomatik dan kejang-kejang. Bila disertai defisiensi ACTH hipoglikemia biasanya
terjadi dengan lebih hebat. Diagnosis banding hipoglikemia neonatus pada bayi cukup
bulan yang tidak mengalami trauma kelahiran adalah hipopituitarisme neonatal. Jika ada
mikrofalus (pada pria), hipoplasia optikus, atau defek garis tengah fasial lain atau sistem
saraf pusat harus dicatat, diagnosisnya mengarah ke defisiensi GH kongenital.2

Defisiensi GH kongenital secara statistik berhubungan dengan dengan kelahiran


sungsang. Intelegensia normal pada defisiensi GH kecuali bila terjadi pula hipoglikemia
parah berulang yang menghambat perkembangan otak. Bila terdapat pula defisiensi
thyrotropin releasing hormon (TRH) mungkin juga ditemukan tanda-tanda tambahan
hipotiroidisme. Hipotiroidisme sekunder atau tersier tidak selalu berhubungan dengan
retardasi mental. Tapi sedikit kasus dari defisiensi TRH terisolasi dan retardasi mental
telah dilaporkan.2

Defisiensi GH kongenital dapat muncul berupa defek anatomi di”garis tengah”.


Hipoplasia optikus disertai defek visual yang berkisar nistagmus sampai kebutaan telah
digambarkan dalam hubungannya dengan defisiensi hipoyalamus yang bervariasi,
mencakup pula diabetes insipidus, kira-kira limapuluh persen pasien tidak adanya septum
pelusidum pada CT scan atau MRI, mengarah pada diagnosis displasia septo-optik.
Palatum yang terbelah atau bentuk-bentuk lain dari disrafisme berhubungan dengan
defisiensi GH pada 7% kasus sehingga anak-anak ini memerlukan lebih dari sekedar
suportif nutrisi untuk memperbaiki pertumbuhannya.1

Tidak adanya hipopisis secara kongenital yang ditemukan dalam pola autosomal resesif,
mengakibatkan hipopituitari berat, termasuk hipoglikemia dan hipopituitarisme, pasien
yang terkena memiliki sella tursika yang dangkal atau tidak ada, defek ini termasuk
jarang.1

Defisiensi GH herediter digambarkan dalam berbagai cara. Teknik biokimia terbaru telah
menemukan berbagai macam defek genetik pada keluarga yang terkena. Pasien dengan
gen GH abnormal atau tidak ada awalnya memberi respon pada pemberian hGH eksogen,
tapi kemudian terbentuk titer antibodi tinggi yang mengakhiri efek terapi, namun satu
macam yang telah dilaporkan bahwa dia tetap tumbuh dan tidak terbentuk antibodi
penghambat.1

Defisiensi GH tipe IA diturunkan secara autosomal resesif, dan pasien memiliki defek
pada genom GH, tidak seperti pada defisiensi GH sporadis klasik, beberapa anak
digambarkan memiliki panjang lahir pendek. Pasien tipe IB memiliki gen autosomal
resesif defisiensi GH tapi bukan deplesi gen. Pasien tipe II adalah autosomal dominan,
pasien tipe III adalah tipe terangkai X.1

Defisiensi growth hormon didapat

Awitan defisiensi GH yang terjadi pada masa anak-anak lanjut atau adolesen terutama
bila disertai dengan defisiensi hormon hipofisis lain mungkin disebabkan oleh Tumor
hipotalamus-hipofisis. Adanya defisiensi hipofisis anterior menyebabkan hal tersebut
lebih sering terjadi.2

Sindroma sella kosong lebih sering berhubungan dengan abnormalitas hipotalamus-


hipofisis pada masa kanak-kanak daripada dewasa, jadi defisiensi GH dapat ditemukan
pada pasien yang terkena. Beberapa pasien terutama anak laki-laki dengan keterlambatan
konstitusional pada pertumbuhan dan adolesensi mungkin mengalami defisiensi GH
transien dengan pengujian sebelum awitan pubertas sebenarnya, ketika konsentrasi
testoteron mulai meningkat pada pasien ini sekresi GH dan kecepatan pertumbuhan juga
meningkat.2

Penyinaran kranial regio hipotalamus-hipofisis untuk mengobati tumor otak atau


leukemia limfoblastik dapat menyebabkan defisiensi GH 6-24 bulan kemudian,
sehubungan dengan kerusakan hipotalamus atau mungkin hipofisis karena induksi
penyinaran. Pasien-pasien ini harus dengan cermat di observasi untuk gagal pertumbuhan
setelah penyinaran.2

Radiasi abdominal untuk tumor wilm dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan


dengan perkiraan kehilangan tinggi dari megavolt terapi 10 cm untuk terapi 1 tahun umur
dan 7 cm dari terapi 5 tahun umur. Lainnya menerima penyinaran gonadal atau
kemoterapi telah mengalami kegagalan fungsi gonad dan keterlambatan awitan atau
progresi pubertas dan lonjakan pertumbuhan pubertas.2
Defisiensi Growth Hormon Tipe lain

Yaitu kelainan produksi atau kerja GH lain tidak bermanifestasi sebagai suatu bentuk
klasik dari defisiensi GH. Dwarfisme Laron ditandai dengan GH yang tinggi dalam
plasma. Kecepatan pertumbuhan tidak meningkat dan nilai IGF 1 tidak meningkat pada
pemberian hGH eksogen. Namun pemberian IGF 1 meningkatkan kecepatan
pertumbuhan dan menekan konsentrasi GH.2

Defek dasarnya berupa ketidakmampuan untuk memproduksi IGF 1 dalam respon


terhadap growth hormon karena kegagalan atau tidak adanya reseptor GH. GHBP tidak
ada dalam serum. Keadaan ini diturunkan dalam bentuk autosomal resesif.Anak tampak
sangat pendek, pertumbuhan buruk dengan keterlambatan maturasi skeletal, nilai GH dan
IGF 1 normal, dan tidak ada tanda-tanda penyakit organik yang memberi respon terhadap
terapi GH berupa kenaikan kecepatan pertumbuhan yang sebanding dengan pasien
defisiensi GH sebenarnya.2 Pasien-pasien ini bisa memiliki berbagai variasi
keterlambatan konstitusional dalam pertumbuhan atau postur pendek genetik,
abnormalitas yang hampir sama dalam sekresi GH mungkin didapat. Dalam era dimana
banyak sekali pasokan GH, ada peningkatan tekanan untuk mengobati banyak anak
terutama anak laki-laki yang tidak pendek sekali dan tumbuhnya tidak terlalu pelan serta
keterlambatan umur tulang yang tidak terlalu besar. Sementara studi kontrol terapi anak-
anak ini sedang berlangsung sedikit informasi dari data tidak terkontrol saat ini
menyebutkan bahwa tinggi akhir dapat dicapai dengan terapi seperti diatas.2

Pigmi (kerdil) mempunyai kadar GH yang normal dalam plasma, IGF 1 yang rendah dan
IGF 2 yang normal. Pasien-pasien ini tidak memberi respon terhadap pemberian GH
eksogen berupa membaiknya percepatan pertumbuhan. Pasien-pasien ini diduga
mengalami ketidakmampuan kongenital untuk memproduksi IGF 1 yang lebih berperan
besar pada pertumbuhan dibanding dengan IGF 2. Anak kerdil dilaporkan terdapat
kekurangan dalam lonjakan pertumbuhan pubertas, menunjukkan bahwa pigmiEfe, pigmi
terpendek lahir paling pendek secara signifikan di daerah Afrika dan sekitarnya serta
pertumbuhan lebih lambat pada masa kanak-kanak, menunjukkan postur secara progresif
berada pada simpangan baku dibawah rata-rata. Diduga teapi IGF 1 akan meningkatkan
kecepatan pertumbuhan dalam populasi ini selama anak-anak dan pubertas, tapi terapi
semacam itu belum pernah dilaporkan.1,2
b. Etiologi
Gangguan hipotalamus dapat menyebabkan defisiensi GH dengan menggangu sekresi
GRF (GHRH), sedangkan lesi hipofisis atau tangkai hipofisis dapat menyebabkan
defisiensi GH secara langsung. Lokasi pasti dari lesi penyebab sering sulit ditentukan.
Dari sekian banyak penyebab defisiensi GH, hipopituarism idiopatik sejauh ini
merupakan penyebab tersering. Kegagalan pertumbuhan secara tipikal didiagnosis pada
anak dengan kelainan tersebut pada akhir tahun pertama kehidupannya.1

Hingga 70% anak dengan hipopituarism idiopatik memiliki riwayat gangguan perinatal
sehingga dinyatakan bahwa hipoksia akibat perdarahan maternal, persalinan sungsang,
atau asfiksia selama proses kelahiran menyebabkan disfungsi hipotalamus bayi. Akan
tetapi, studi pencitraan magnetik (MRI) telah menunjukkan suatu kelainan tangkai
hipofisis pada sekurang kurangnya 30% pasien ini, dan sekarang banyak diyakini bahwa
beberapa anak yang disebut mengalami hipopituarism idiopatik sebenarnya memiliki
kelainan perkembangan hipofisis dan hipotalamus.1

Kelainan genetik. Beberapa kelainan herediter yang jarang dengan transmisi resesif
autosomal. Kelainan yang paling sering adalah delesi pada gen GH.1

Tabel 1. Penyebab Dwarfisme Hipofisis.1

Penyakit hipofisis

Sindrom genetik: aplasia, hipoplasia, delesi gen GH, panhipopituarism familial

Tumor intraselar: kraniofaringioma, adenoma

Ganggaun hipotalamus-defisiensi GRF

Idiopatik: sering berhubungan dengan trauma lahir dan bentuk lain gangguan perinatal.

Bentuk familial:

Cacat perkembangan pada garis tengah SSP dan wajah

Tumor hipotalamus

Gangguan ketanggapan GH (GH tinggi, somatomedin rendah)


Abnormalitas reseptor

Malnutris energi-protein

c. Patofisiologi
Hormon pertumbuhan (GH;somatotropin) adalah polipeptida dengan 191-asam amino
(BM 21.500) yang disintesis dan disekresi oleh somatotrof hipofisis anterior. Hormon
pertumbuhan berasal dari prekursor peptida yang lebih besar, pre-GH (BM 28.000) yang
juga disekresi tetapi secara fisiologis tidak berguna.1-4

Fungsi utama hormon pertumbuhan (somatotropin) adalah meningkatkan pertumbuhan


linier. Hasil ini dicapai dari pengaruh metabolisme dasarnya, tetapi pengaruh
meningkatkan pertumbuhan terutama diperantarai insulin like growth factor-I (IGF-1;juga
dikenal sebagai somatomedin C).1,2

Hormon pertumbuhan via somatomedin meningkatkan sintesis protein dengan


meningkatkan masukan asam amino dan langsung mempercepat transkripsi dan translasi
mRNA. Selain itu, GH cenderung menurunkan katabolisme protein dengan mobilisasi
lemak sebagai sumber bahan bakar yang berguna. Secara langsung GH membebaskan
asam lemak dari jaringan lemak dan mempercepat perubahan menjadi asetil-KO yang
merupakan asal energi. Pengaruh penghematan terhadap protein adalah mekanisme yang
paling penting dimana GH meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan.1-3

GH juga mempengaruhi metabolisme karbohidrat pada keadaan berlebihan, akan


meningkatkan penggunaan karbohidrat dan mengganggu ambilan glukosa kedalam sel.
Resistensi terhadap insulin karena GH tampak berhubungan dengan kegagalan
postreseptor pada kerja insulin. Kejadian ini mengakibatkan intoleransi glukosa dan
hiperinsulinisme sekunder.1

GH beredar terutama tidak terikat dalam plasma dan mempunyai waktu paruh 20-50
menit. Ada orang dewasa normal sekresinya kurang lebih 400 µg/hari (18,6 nmol/hari)
sebaliknya orang dewasa muda mengekskresikan 700 µg/d (32,5 nmol/hari). Pada orang
dewasa konsentrasi GH pada pagi hari pada keadaan puasa kurang dari 5ng/ml (232
pmol/L) dan kadang-kadang kurang dari 2 ng/ml (93 pmol/L). Tidak terdapat perbedaan
nyata antara kedua jenis kelamin.2
Kadar IGF-1ditentukan dengan cara radioreceptor assay maupun dengan cara
radioimmunoassay. Penentuan kadar mediator kerja GH ini menghasilkan penilaian
aktivitas biologis GH lebih akurat.1

Sekresi GH diperantarai oleh dua hormon hipotalamus yaitu growth hormone releasing
hormone (GRH) dan somatostatin ( Growth hormone inhibiting hormone). Pengaruh
hipotalamus ini diatur dengan ketat melalui integrasi sistem saraf, metabolisme dan faktor
hormonal. Karena baik GRH maupun somatostatin tidak dapat diperiksa secara langsung.
Hasil akhir setiap faktor terhadap sekresi GH harus dianggap merupakan jumlah efek
terhadap hipotalamus ini.3

a. GRH
Kedua bentuk GRH 40- dan 44-asam amino dijumpai pada hipotalamus manusia namun
makna fisiologisnya belum jelas. GR merangsang produksi cAP melalui somatotrof dan
merangsang sintesis mapun sekresi GH. Efek GRH sebagian dihambat oleh somatostatin.
Pemberian GRH pada manusia normal akan mengakibatkan pelepasan GH secara cepat
(dalam beberapa menit) kadar puncak dicapai dalam 30 menit dan bertahan untuk 60-120
menit. Hormon peptida lainnya seperti ADH, ACTH dan α-MSH, bila terdapat dalam
jumlah farmakologis yang cukup dapat bertindak sebagai GH-releasing factor. Bahkan
tirotropin-releasing (TRH dan GnRH) sering menyebabkan sekresi GH pada pasien
akromegali, tetapi belum jelas apakah efek ini diperantarai hipotalamus atau efek
langsung terhadap somatotrof.1,4
b. Somatostatin
Suatu tetradekapeptida, adalah suatu inhibitor poten sekresi GH. Somatostatin
menurunkan produksi c-AMP dalam GH-secreting cell dan menghambat sekresi GH
basal serta yang dirangsang. Peningkatan kadar GH dan IGF-1 meningkatkan sekresi
somatostatin. sebuah analog somatostatin kerja panjang, okreotida asetat, telah
digunakan terapi dalam penatalaksanaan kelebihan GH dan kondisi-kondisi seperti tumor
pankreatik dan karsinoid yang menyebabkan diare.1,4
c. Pengaturan saraf
Pengaturan saraf terhadap sekresi basal GH menimbulkan pengeluaran ireguler dan
intermiten yang berhubungan tidur dan berbeda-beda menurut umur. Kadar tertinggi
terjadi 1-4 jam setelah mulai tidur (Selama stadium 3 dan 4). Sekresi puncak pada malam
hari waktu tidur mencapai kurang lebih 70% dari sekresi GH sehari, jumlahnya lebih
besar pada anak-anak dan makin berkurang apda orang tua. Masukan glukosa tidak akan
menghambat pengeluaran ini. Stres, emosi, fisik dan kimia termasuk pembedahan,
trauma, gerak tubuh, tetapi elektrosyok dan pemberian zat pirogen merangsang
pengeluaran GH dan penurunan sekresi yang menyebabkan kegagalan pertumbuhan,
telah dibuktikan pada anak-anak disertai defisiensi pertumbuhan mental yang kuat.1
d. Pengaturan metabolisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi GH adalah semua bahan pokok energi:
karbohidrat, protein dan lemak. Pemberian glukosa peroral atau intravena, merendahkan
kadar GH pada orang normal dan ini merupakan tindakan sederhana yang berguna pada
diagnosis akromegali. Sebaliknya hipoglikemia merangsang pengeluaran GH. Efek ini
tergantung pada glikopenia intrasel, karena pada pemberian 2-deoksiglukosa (analog
glukosa yang menyebabkan defisiensi glukosa intrasel) juga meningkatkan GH. Respon
hipoglikemia ini tergantung pada kecepatan perubahan glukosa dalam darah dan
dicapainya nilai absolut. Protein makanan atau pemberian asam amino intravena
menyebabkan pelepasan GH. Sebaliknya pada keadaan malnutrisi protein-kalori juga
menyebabkan peningkatan GH, mungkin karena berkurangnya produksi somatomedin
dan berkurangnya umpan balik negatif. Asam lemak menekan respon GH terhadap
beberapa rangsangan, termasuk arginin dan hipoglikemia. Puasa merangsang sekresi GH
mungkin sebagai cara untuk mobilisasi lemak untuk sumber energi dan pencegahan
hilangnya protein.1,2,4
e. Pengaruh hormon lain
Respon terhadap rangsangan dihambat pada keadaaan kortisol berlebihan dan selama
hipo dan hipertiroidisme walaupun estrogen meningkatkan sekresi GH sebagai akibat
rangsangan, estradiol dipakai pada terapi akromegali karena menurunkan produksi
somatomedin.1,2
f. Efek zat-zat neurofarmakologis
Banyak neurotransmiter dan zat neurofarmakologis yang mempengaruhi sekresi GH.
Agonis dan antagonis biogenik amina bekerja pada tingkat hipotalamus dan mengubah
pengeluran GRH atau somatostatin. Agen dopaminergik, alfa adrenergik, dan
serotonergik semuanya merangsang pengeluaran GH. Agonis dopaminergik seperti
levodopa, apomorfin dan bromokriptin juga meningkatkan sekresi GH, sedangkan
antagonis dopaminergik seperti fenotiazin menghambat GH. Efek levodopa suatu
prekursor norepinefrin dan dopamin, mungkin diperantarai oleh perubahannya menjadi
norepinefrin karena pengaruhnya dihambat oleh fentolamin antagonis alfa adrenergik.
Bahkan fentolamin menekan pengeluaran GH terhadap rangsangan lain, seperti
hipoglikemia, olah raga dan arginin, menerangkan pentingnya mekanisme alfa
adrenergik dalam mengatur mekanisme sekresi GH. Agonis beta adrenergik menghambat
GH dan antagonis beta adrenergik seperti propanolol meningkatkan sekresi sampai
memprovokasi rangsangan.1-4
d. Manifestasi Klinik
Gejala defisiensi GH pada anak-anak meliputi:1,2

 Bertubuh Pendek. Anak-anak dengan kekurangan hormon pertumbuhan memiliki


tingkat pertumbuhan yang lambat, biasanya kurang dari 2 inci per tahun.
Pertumbuhan lambat mungkin tidak muncul sampai anak 2 atau 3 tahun. Bahkan
defisiensi GH kongenital biasanya tidak mengganggu pertumbuhan panjang sampai
setelah beberapa bulan pertama kehidupan.
 Kecepatan (speed) pertumbuhan untuk usia pubertas rendah dan bertahap. Defisiensi
GH menyebabkan pematangan fisik tertunda sehingga pematangan tulang dan
pubertas mungkin beberapa tahun tertunda.
 Peningkatan jumlah lemak di sekitar pinggang
 Anak akan terlihat lebih muda daripada anak-anak lain seusia nya walaupun demikian
fungsi intelektualnya tidak terganggu
 Pertumbuhan gigi tertunda dan kematangan seksual tertunda
e. Komplikasi
- Osteoporosis
- Gangguan psikiatrik
- resistensi insulin
- penyakit kardiovaskular prematur
- obesitas dan semua resiko penyertanya
Kelainan akibat defisiensi hormon pertumbuhan

Panhipopituitarisme

Istilah ini berarti penurunan sekresi seluruh hormone hipofisis anterior.


Berkurangnya sekresi ini dapat kongenital(timbul sejak lahir) atau dapat timbul secara
mendadak atau secara perlahan pada masa kehidupan, paling sering di sebabkan oleh
tumor hipofisis yang merusak kelenjar hipofisis.

Panhipopituitarisme pada orang dewasa

Panhipopituitarisme yang pertama kali timbul pada masa dewasa seringkali di


sebabkan oleh salah satu dari tiga kelainan yang umum, dua tumor, yaitu
kraniofiringioma dan tumor kromofob, dapat menekan kelenjar hipofisis sehingga
fungsi sel-sel hipofisis anterior rusak seluruhnya atau hamper seluruhnya. Penyebab
ketiga adalah thrombosis pembuluh darah hipofisis. Kelainan ini kadangkala timbul
pada ibu yang mwnderita syok sirkulasi sesudah melahirkan bayi.

Efek kelainan panhipopituitarisme pada orang dewasa umumnya adalah (1)


hipotiroidisme (2) berkurangnya produksi glukokortikoid (3) tertekannya sekresi
hormone gonadotropin sehingga fungsi seksual hilang. Jadi pasien tampak letargik
(karena hormone tiroidnya kurang) dan berat badanya bertambah (karena
pengangkutan lemak oleh hormone pertumbuhan, adrenokortikotropin, adrenokortikal
dan hormone tiroid menurun) serta semua fungsi seksualnya hilang. Kecuali kelainan
fungsi seksualnya, biasanya pasien ini bisa di obati secara memuaskan dengan
pemberian hormone adrenokortikal dan hormone tiroid.
Dwarfisme

Sebagian besar dwarfisme di sebabkan oleh defisiensi sekresi kelenjar


hipofisis anterior yang menyeluruh (panhipopituitarisme) selama masa kanak-kanak.
Pada umumnya, pertumbuhan bagian-bagian fisik tubuh sesuai satu sam lainnya,
namun kecepatan pertumbuhannya sangat menurun. Seorang anak yang sudah
berumur 10 tahun dapat mempunyai pertumbuhan tubuh seorang anak 4 sampai 5
tahun, sedangkan bila orang yang sama mencapai umur 20 tahun dapat mempunyai
pertumbuhan tubuh seorang anak yang berumur 7 samapai 10 tahun.

Pasien dwarfisme panhipopituitarisme tidak melewati masa pubertas dan


pasien tersebut tidak pernah dapat mensekresikan hormone gonadotropin pada jumlah
yang cukup guna pertumbuhan fungsi seksual dewasa. Akan tetapi, sepertiga pasien
dwarfisme hanya mengalami defisiensi hormone pertumbuhan saja; pasien seperti ini
mengalami pematangan seksual dan adakalanya dapt juga bereproduksi. Pada satu
tipe dwarfisme (yakni pada suku pigmi afrika dan Levi-lorain dwarf), kecepatan
sekresi hormone pertumbuhannya normal atau tinggi, namun pasien mengalami
ketidakmampuan herediter untuk membentuk somatostatin C, yang merupakan
langkah kunci untuk meningkatkan pertumbuhan melalui hormone pertumbuhan.

f. Different Diagnosis
Hipotiroidisme

Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat
dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-”end organ”, dengan akibat terjadinya defisiensi
hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid. Hipotiroidisme
merupakan suatu sindroma klinis akibat penurunan produksi dan sekresi hormon tiroid.
Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan laju metabolisme tubuh dan penurunan
glukosaminoglikan di interstisial terutama dikulit dan otot.1,2

Disfungsi tiroid pada masa bayi dan anak dapat berakibat kelainan metabolik yang
ditemukan pada masa dewasa, berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, karena
maturitas jaringan dan organ atau jaringan spesifik yang merupakan pengatur
perkembangan bergantung pada efek hormon tiroid, sehingga konsekuensi klinik
disfungsi tiroid tergantung pada usia mulai timbulnya pada masa bayi atau anak. Apabila
hipotiroidisme pada janin atau bayi baru lahir tidak diobati, dapat menyebabkan kelainan
intelektual dan atau fungsi neurologik yang menetap.4

Sedangkan gejala pada anak besar antara lain: dengan goiter maupun tanpa goiter,
gangguan pertumbuhan (kerdil), gangguan perkembangan motorik, mental, gigi, tulang,
dan pubertas, ganguan perkembangan mental permanen terutama bila onset terjadi
sebelum umur 3 tahun, aktivitas berkurang, lambat, kulit kering, miksedema, tekanan
darah rendah, metabolisme rendah serta intoleransi terhadap dingin.1-4

Selain itu kita dapat melakukan pemeriksaan penunjang berupa T3, T4 dan TSH. Pada
hipotiroidisme akan terjadi penurunan dari ketiga hormon tersebut.1

Constitutional Delay Growth and Puberty

Keterlambatan pertumbuhan konstitusional merupakan salah satu dari varian


pertumbuhan normal yang biasa dijumpai oleh dokter anak. Ukuran panjang dan berat
badan anak yang terkena adalah normal pada saat lahir, dan pertumbuhan adalah pada
umur 4-12 bulan pertama. Pertumbuhan kemudian melambat sampai dekat atau dibawah
persentil ketiga untuk tinggi dan berat badan.1,2

Pada usia 2-3 tahun pertumbuhan berlanjut dengan 5cm/tahun atau lebih. Pemeriksaan
sekresi GH dan pemeriksaan lainnya ada dalam batas normal. Usia tulang lebih
mendekati usia ketinggian dari pada usia kronologisnya. Pertanyaan yang rinci sering
menunjukkan anggota keluarga lain (biasanya satu atau kedua orang tua) dengan riwayat
perawakan pendek pada masa anak, pubertas yang terlambat, dan akhirnya perawakan
normal.1,2

Prognosis anak ini untuk mencapai ketinggian dewasa normal adalah baik. Anak laki-laki
dengan tingkat pubertas yang sangat lambat dapat mendapat manfaat dari pemberian
terapi testoteron jangka pendek untuk mempercepat pubertas setelah berusia 14 tahun.
Penyebab varian pertumbuhan normal ini diduga karena persistensi secara relatif status
hipogonadotropik masa anak.1,2

Keterlambatan pertumbuhan konstitusional dapat dibedakan dari perawakan pendek


genetik oleh tingkat kematangan skeleton, yang sesuai dengan usia kronologis pada
keadaan yang terakhir. Perawakan pendek genetik biasanya ditemukan pada anggota
keluarga lain. Namun hasil penelitian hormon yang terkait dengan pertumbuhan adalah
normal.1,2

g. Penatalaksanaan
Pengobatan dengan hormone pertumbuhan manusia
Hormone pertumbuhan dari spesies hewan yang berbeda memilki sifat yang
berbeda satu sama lain, sehingga satu jenis hormone pertumbuhan berfungsi
menimbulkan pertumbuhan hanya pada satu spesies hewan saja atau pada hewan
yang sangat erat hubungannya dengan spesies tersebut. Karena alasan inilah maka
preparat hormone pertumbuhan yang berasal dari hewan tingkat rendah (kecuali
dari beberapa primate tertentu) tidak efek bila di gunakan pada manusia. Oleh
karena itu, untuk membedakan hormone pertumbuhan yang asalnya dari manusia,
jenis hormone pertumbuhan tersebut di sebut hormone pertumbuhan manusia.

Dahulu, karena preparat hormone pertumbuhan harus di ambil dari krelenjar


hipofisis manusia, sulit sekali memperoleh hormone pertumbuhan manusia
dalamjumlah yang cukup guna mengobati pasien defisiensi hormone
pertumbuhan, kecuali yang di lakukan untuk penelitian. Namun, sekarang
hormone pertumbuhan sudah dapat di sintesis oleh bakteri Eschericia Coli sebagai
keberhasilan penggunaan teknik DNA rekombinan. Oleh karena itu, hormone ini
sekarang sudah tersedian cukup banyak untuk di pakai dalam pengobatan. Pasien
dwarfisme yang hanya menderita defisiensi hormone pertumbuhan saja dapat
sembuh sempurna bila di obati sejak dini. Tampaknya hormone pertumbuhan
manuusia ini mungkin cukup bermanfaat bagi pengobatan kelainan metabolic
lainnya, sebab hormone ini mempunyai fungsi metabolic yang luas.

Pemberian hormon pengganti

Anak-anak defisiensi GH memerlukan somatropin biosintetik (natural sequence GH)


dengan dosis 0,18-0,3 mg/kg/minggu atau somatrem (GH metionil) dengan dosis 0,3
mg/kg/minggu yang diberikan satu dosis 6-7 kali seminggu selama masa aktif
pertumbuhan sebelum fusi epifisis. Peningkatan percepatan pertumbuhan paling jelas
pada terapi tahun pertama. Anak lebih tua yang tidak memberi respon sedemikian baik
dan memerlukan dosis lebih besar. GH tidak akan meningkatkan kecepatan pertumbuhan
tanpa nutrisi adekuat dan status eutiroid.2
Antibodi terhadap GH dalam jumlah yang dapat diukur diserum anak yang mendapat
GH, sementara itu antibodi lebih sering pada anak yang diterapi dengan somatrem
daripada somatropin, titer antibodi penghambat dengan kapasitas pengikat signifikan
jarang ditemukan dan hanya sedikit pasien yang dilaporkan mengalami henti
pertumbuhan temporer pada terapi somatrem.2

GH menimbulkan efek anti insulin. Walaupun diabetes klinis tidak mungkin terjadi
akibat terapi GH, efek jangka panjang yang tidak diketahui berupa sedikit kenaikan
kadar glukosa pada anak yang dikira sehat. Resiko potensial lainnya berupa
kecenderungan dapat terjadi pergeseran epifisis kaput femur dengan terapi.
Organomegali dan perubahan skeletal seperti itu ditemukan pada akromegali sebagai
efek samping yang potensial terjadi pada kelebihan terapi GH.

Penemuan kasus leukemia pada orang dewasa yang dahulu diterapi dengan GH cukup
mengkhawatirkan, tapi sekarang tidak ada hubungan sebab dan efek terbukti. GH tidak
meningkatkan angka rekurensi keberadaan tumor sebelum terapi; jadi pasien dengan
kraniofaringioma, sebagai contoh, bisa menerima GH jika indikasikan, setelah penyakit
ini secara klinis stabil, tanpa kecemasan bermakna akan kemungkinan GH akan
mencetuskan rekurensi. Para klinisi biasanya menunggu 1 tahun setelah menyelesaikan
terapi tumor sebelum memulai terapi GH pada pasien tumor.1,2

1. Penanganan psikologis dan konsekuensi

Penelitian pada keadaan psikologis pasien dengan postur pendek bercacat karena
kehilangan metode yang konsisten untuk investigasi dan kehilangan studi terkontrol, tapi
beberapa hasilnya tampak menarik. Anak-anak defisiensi GH paling banyak dipelajari
mereka lebih memiliki trait kepribadian pasif daripada anak sehat. Anak-anak ini
mengalami keterlambatan pematangan emosional dan menderita perlakuan kekanak-
kanakan dari orangtua, guru dan kawan-kawannya.2

Kemampuan akademik umumnya dibawah standar walau intelegensia normal, hal ini
berhubungan dengan terlambatnya maturitas emosi atau citra diri buruk, dan postur
pendek. Namun banyak anak-anak ini ketinggalan disekolah karena ukuran tanpa
memperhatikan kemampuan akademiknya. Beberapa tetap mengalami pencitraan diri
bahwa tubuhnya pendek walau tinggi normal telah dicapai dengan terapi.depresi dan
tingkah laku bunuh diri dapat terjadi pada orang dewasa yang terkena karena stress
psikologis dari tubuh pendek dan keterlambatan perkembangan.2

Jadi cara individu pasien defisiensi GH menangkap dunianya tampak menjadi


kepentingan primer dalam konsekuensi psikologis, lingkungan sosial “tinggi” menilai
bentuk fisik dan menjadikannya potensi menuju sukses, menjadi sebuah kepercayaan
yang tidak dapat hilang pada pasien. Sebuah lingkungan suportif dianjurkan pada pasien
defisiensi GH dimana pasien tidak diijinkan bertingkah lebih muda dari umurnya
ataupun mendapat “tempat khusus” dalam keluarga.2

Pertolongan psikologis diindikasikan pada kasus depresi berat atau penyesuaian salah
dan ini sangat membantu pada kasus yang lebih ringan.2

h. Prognosis
Pada umumnya, prognosis short stature sangat baik. Pemberian suplemen zinc yang
dikombinasi dengan GH dapat memperbaiki pertumbuhan penderita short stature menjadi
normal sesuai dengan usia mereka. Selain itu, short stature tidak berhubungan dengan
risiko penyakit kardiovaskuler dan kematian.5

Kesimpulan
 Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan dan gejala klinis, hipotesis diterima. Seorang anak
laki-laki berusia 8 tahun memiliki perawakan yang paling pendek di kelasnya, lahir
normal cdan ukup bulan, tidak ada riwayat penyakit yang berarti, dan perkembangannya
sesuai dengan usia. Selain kecil dan pendek, semua pemeriksaan fisik normal. Rasio
segmen badan atas dan bawah didapatkan proporsional. Anak tersebut menderita penyakit
defisiensi growth hormone.
 Short stature pada anak dapat fisiologis dapat pula patologis. Salah satu contoh yang
fisiologis adalah karena genetik sedangkan yang patologis misalnya defisiensi growth
hormone, constitutional growth delay dan hipotiroidisme.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri rudolph. Vol 3. Edisi ke
20. Jakarta: EGC; 2006. h. 1851-67.
2. Ranke MB, Price DA, Reiter EO. Growth hormone therapy in pediatrics 20 years of
KIGS. Switzerland : Karger; 2007 .p.38-500.
3. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson. Vol. 3. Edisi
ke 15. Jakarta: EGC; 2002. h.1913-44.

Anda mungkin juga menyukai