Anda di halaman 1dari 22

DAMPAK PERTAMBANGAN PT.

VALE INDONESIA TERHADAP PENGEMBANGAN


WILAYAH SOROWAKO

Windhy Satria Agung (22116023)


Rekayasa Pertambangan

Email : windhysatria@gmail.com

______________________________________________________________________________

ABSTRAK

Pengembangan wilayah (Regional Development) adalah upaya Untuk memacu perkembangan


sosial ekonomi,mengurangi kesenjangan wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Keberadaan tambang di suatu wilayah, secara langsung maupun tidak langsung memberikan
dampak bagi pengembangan wilayah.

Keberadaan PT. Vale Indonesia, Tbk sebagai perusahaan pertambangan Nikel di Sorowako
memberi pengaruh yang besar bagi perkembangan wilayah setempat sekaligus memberikan
kontribusi ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah sekitar tambang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui kesejahteraan masyarakat setelah
masuknya perusahaan tambang nikel di daerah mereka. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai bahan referensi untuk penelitian yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat di
daerah yang memiliki sumber daya alam yang dikelola perusahaan pertambangan dan
kontribusinya.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha
tahun 2010 sampai dengan 2016, sektor pertambangan dan penggalian masih menduduki urutan
teratas dalam perannya untuk menyokong perekonomian di Kabupaten Luwu Timur yang
mencakup desa Sorowako.

Jumlah penduduk miskin yang berada di Kabupaten Luwu Timur menunujukkan tidak adanya
perubahan yang signifikan. persentasi pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Luwu Timur tidaak
berdampak banyak, karena sempat mengalami penurunan drastis dari tahun 2010 ke tahun 2011
hingga menjadi – 4,29%, dan kembali pulih di posisi 5,62% pada tahun 2012, dan mengalami
sedikit peningkatan pada 2016 menjadi 8,11%.

Kata Kunci : Dampak pertambangan, pembangunan daerah, pengembangan wilayah


pertambangan.

1. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sama kayanya,
di mana kekayaan alam ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, seharusnya
Indonesia tidak memiliki kesulitan untuk menggarap dan mengolah semua kekayaan yang dimiliki
dalam usaha untuk meningkatkan kualitas hidup nasional dan kesejahteraan masyarakatnya.

Kekayaan alam yang paling menjanjikan untuk dikelola berada disektor pertambangan mengingat
kita hanya perlu mengambil harta yang ada dari dalam Bumi, menyerap begitu banyak tenaga
kerja, menggairahkan begitu banyak sektor pendukung, dan nilai jual produk yang diambil begitu
bernilai. Wilayah tambang di Indonesia meliputi : tambang batu bara di Pulau Kalimantan, tambang
pasir di Kepulauan Bangka Belitung, tambang minyak dan gas alam di Provinsi Riau, tambang
emas di Papua, tambang batu, tambang aspal, dan tambang mineral lainnya. Kekayaan sumber
daya alam ini menjadikan bahan tambang layak jadikan sumber daya alam utama di Indonesia.
Pertambangan merupakan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengelolaan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang (UU Minerba No.4 2009). Wilayah
pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat
oleh batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tataruang nasional (UU
Minerba No.4 2009).

Kehidupan pertambangan di Indonesia menyerap begitu banyak tenaga kerja dengan berbagai
kualifikasi kemampuan, dari yang tertinggi hingga yang terendah dalam setiap prosesnya. Suatu
kegiatan pertambangan membutuhkan begitu banyak tenaga terlibat di lapangan dan melibatkan
berbagai keahlian yang terkait dengan industri pertambangan. Untuk membangun infrastruktur
yang dibutuhkan, kita membutuhkan ahli teknik sipil. Untuk memastikan para pegawai terhindar
dari risiko kecelakaan kerja, perusahaan membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam
bidang kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Sedangkan Untuk merawat semua mesin-mesin
yang digunakan, perusahaan membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam bidang teknik
mesin.

Perusahaan membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam bidang teknik pertambangan
dan kebumian untuk menentukan prosedur yang tepat,. Untuk memperbaiki kondisi lingkungan
pasca kegiatan penambangan, perusahaan membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam
bidang teknik lingkungan. Kehidupan pertambangan yang berlangsung di daerah terpencil juga
membutuhkan tenaga pendukung kenyamanan pegawai selama mereka tinggal dan bekerja di
sana, meliputi asisten rumah tangga, koki, dan dokter umum.

Setelah mendapatkan harta yang diharapkan, harta tersebut akan diangkut kepada pihak yang
membeli. Proses transportasi ini lagi-lagi melibatkan banyak tenaga, baik dalam dunia transportasi
darat, penerbangan kargo, dan perkapalan. Ke depannya, seiring keinginan Pemerintah kepada
para perusahaan untuk membangun smelter, kegiatan pengolahan produk ini akan melibatkan
lebih banyak tenaga lagi, termasuk di dalamnya buruh pabrik dan ahli industri di bidang fisika serta
kimia.

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 mengamanatkan bahwa “Bumi, air, dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”. Sumberdaya alam tersebut terdiri atas sumberdaya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui
(non renewable resources). Sumberdaya alam senantiasa dikaitkan dengan pengembangan
wilayah di Indonesia karena sumberdaya alam sangat berperan sebagai tulang punggung
perekonomian nasional dan masih akan diandalkan dalam jangka menengah (Salim dalam
Djakapermana, 2010). Pengembangan wilayah dilaksanakan melalui optimasi pemanfaatan
sumberdaya yang dimiliki oleh wilayah secara harmonis, serasi dan terpadu melalui pendekatan
yang bersifat komprehensif, diantaranya aspek fisik, ekonomi, sosial (Djakapermana, 2010).

Pengembangan wilayah (Regional Development) adalah upaya Untuk memacu perkembangan


sosial ekonomi,mengurangi kesenjangan wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Keberadaan tambang di suatu wilayah, secara langsung maupun tidak langsung memberikan
dampak bagi pengembangan wilayah. Ada beberapa pendapat mengenai pengembangan
wilayah (regional development). (Riyadi, 2002) menyatakan bahwa pengembangan wilayah
merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antar
wilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah. Sedangkan menurut Zen
(2001), pengembangan wilayah merupakan usaha memberdayakan suatu masyarakat yang
berada di suatu daerah itu untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terdapat di sekeliling
mereka dengan menggunakan teknologi yang relevan dengan kebutuhan, dan bertujuan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang bersangkutan.

Pemberian izin wilayah konsesi pertambangan seringkali tidak mempertimbangkan Rencana


Tata Ruang Wilayah (RTRW) (Hamzah, 2005). Kemunculan perusahaan tambang di suatu
wilayah menjadi fenomena baru berkaitan dengan pemanfaatan ruang. Harmonisasi
pemanfaatan ruang, penetapan kawasan tambang harus berdasarkan peraturan perundang-
undangan tata ruang (Kusuma, 2010).

RTRW merupakan produk pemerintah yang memiliki banyak fungsi, diantaranya sebagai
landasan untuk pengendali perubahan penggunaan lahan (Pribadi et al. 2006) dan mengatasi
masalah lingkungan suatu wilayah (Albrechts, 2006).

Kehadiran perusahaan tambang di suatu wilayah biasanya diawali dengan konflik lahan seperti
lahan tanah adat. Wilayah tanah adat biasanya diklaim sebagai tanah negara atau dinyatakan
tidak berpenghuni sehingga perusahaan tambang bisa mendapatkan izin dari negara untuk
melakukan penambangan. Keberadaan hutan adat di dalam semua fungsi hutan (konservasi,
lindung, produksi) belum diadministrasikan dan di lapangan keberadaan hutan adat tidak
dipastikan batas-batasnya dengan alokasi hutan negara lainnya (Kartodihardjo, 2012). Kondisi
demikian itu menjadi penyebab terjadinya konflik dengan posisi hutan adat lebih lemah dari posisi
para pemegang ijin maupun pengelola hutan.

Perusahaan tambang yang hadir pada suatu wilayah juga dapat memicu terjadinya mobilitas
penduduk. Keberadaan penduduk pendatang akan berpengaruh terhadap tingkat interaksi antara
penduduk lokal dan penduduk pendatang serta terdapatnya persaingan antara kelompok
masyarakat (Pertiwi 2011). Dalam kehidupan bermasyarakat tidak senantiasa dapat ditemukan
kondisi harmonis, yang mana setiap orang dan keluarga dapat berperilaku sesuai harapan
semua orang atau masyarakat tersebut (Kartodihardjo, 2009). Situasi demikian dapat ditemui
dalam berbagai keberadaan perusahaan tambang di tengah-tengah masyarakat.

Pengembangan masyarakat (community development) menjadi bagian dari pengembangan


wilayah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara mengamanatkan bahwa setiap perusahaan pertambangan berkewajiban untuk
melaksanakan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah
pertambangan. Pengembangan masyarakat (community development) merupakan suatu bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan terhadap masyarakat di sekitar wilayah
kerjanya.

Sorowako merupakan sebuah desa di kecamatan Nuha, Luwu Timur, Sulawesi Selatan,
Indonesia. Berada di ketinggian ± 1388 kaki dpl. Desa-desa di sekitar Sorowako yang termasuk
dalam Kecamatan Nuha adalah: Desa Nuha, Desa Matano, Desa Magani, dan dusun disekitarnya
antara lain: Pontada, Salonsa, Old Camp dan Lawewu.

Sekarang area Sorowako sudah berkembang dan dipecah menjadi 3 desa, yaitu desa Sorowako,
kelurahan Magani dan desa Nikkel. Hingga sekarang dengan adanya perusahaan Vale Indonesia
yang dulu nya PT. INCO, Tbk beroperasi di daerah ini, menjadikan Sorowako yang dulunya
penduduknya sedikit (thn 1968), sekarang (2013) sudah bertambah banyak karena sebagian
besar karyawan berdomisili di daerah ini. Hampir 70% penduduk di Sorowako adalah pendatang
yang berasal dari hampir semua provinsi di Indonesia dan sebagian kecil berasal dari ekspatriat.
Selain itu Sorowako juga mempunyai penduduk asli yang bahasa aslinya adalah Soroako. Di
sekitar Sorowako terdapat 3 buah danau yang terkenal yaitu Danau Matano yang Sorowako
berada persis di pinggirnya, Danau Mahalona dan Danau Towuti. Ketiga danau tersebut
dihubungkan oleh sungai Larona dan bermuara di Malili ibukota Kabupaten Luwu Timur.

Keberadaan PT. Vale Indonesia, Tbk sebagai perusahaan pertambangan Nikel di Sorowako
memberi pengaruh yang besar bagi perkembangan wilayah setempat sekaligus memberikan
kontribusi ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah sekitar tambang. Selain sebagai
penyokong perekonomian, tidak dapat dipungkiri pula bahwa pertambangan menyisakan sekelumit
persoalan khususnya di wilayah di sekitar tambang, diantaranya permasalahan sosial dan
lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah studi untuk mengetahui bagaimana dampak
kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT. Vale Indonesia, Tbk terhadap pengembangan
daerah di sekitar tambang sekaligus untuk mengetahui sejauhmana kontribusi program community
development yang dilakukan oleh PT. Vale Indonesia, Tbk terhadap pengembangan wilayah desa
Sorowako.

2. METODOLOGI
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Sorowako, kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan sekitar area
operasional PT.VALE INDONESIA.,Tbk dengan mengumpulkan sejumlah data sedunder untuk
dianalisa dan agar diperoleh hasil yang dapat dijadikan referensi atau tolak ukur keberhasilan
pengembangan wilayah Soroako akibat aktifitas pertambangan yang dilakukan PT.Vale Indonesia.

PT. International Nickel Indonesia didirikan pada bulan Juli 1968, kemudian ditahun tersebut
PT.VALE dan pemerintah Indonesia menandatangani kontrak karya (KK) yang merupakan lisensi
dari pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan dan pengolahan bijih nikel
di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Secara administrasi Kabupaten Luwu Timur dibagi
menjadi 11 kecamatan yaitu Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur, Angkona, Malili,
Towuti, Nuha, Wasuponda, Mangkutana, dan Kalaena.

Tambang PT.Vale Indonesia terletak pada bagian selatan garis katulistiwa, atau tepatnya di antara
2˚03'00" - 3˚03"25" Lintang Selatan dan 119˚28'56" - 121˚47"27" Bujur Timur, atau secara populer
biasa disebutkan "tepat berada di tengah dua kaki" Pulau Sulawesi. Daerah ini, merupakan
kabupaten paling timur di Provinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Poso -
Provinsi Sulawesi Tengah pada bagian utaranya; dengan Kabupaten Morowali - Provinsi Sulawesi
Tengah di bagian timur; dengan Kabupaten Konawe Utara dan Kolaka Utara - Provinsi Sulawesi
Tenggara di bagian tenggara; dengan Teluk Bone di bagian selatan; dan Kabupaten Luwu Utara -
Provinsi Sulawesi Selatan di bagian baratnya. Luas wilayahnya, adalah 6.944.88 km2 atau sekitar
11,14 persen dari keseluruhan wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, dengan curah hujan yang cukup
tinggi, dengan temperatur konstan berada pada kisaran rata-rata 26,9˚ C menurut data Stasiun
Meteorologi dan Geofisika. Keadaan topografi Kabupaten Luwu Timur sangat bervariasi, dalam
ketinggian antara 0 s/d 1.230 di atas permukaan laut, dengan struktur wilayah yang cukup
lengkap, terdiri atas kawasan pegunungan, dataran rendah, pesisir, laut dan kawasan danau yang
dikenal dunia dengan "Kompleks Danau-danau Malili" (Matano, Mahalona dan Towuti). Secara
umum kelerengan wilayahnya, berada pada kisaran 0-2%, 2-15%, 15-30%, 30-40% dan > 40%.

Berdasarkan kenyataan kondisi geografis dan topografis seperti itu, maka daerah ini dikenal juga
sebagai kawasan yang cukup subur dan potensial untuk pengembangan bidang pertanian dalam
arti yang luas, disamping keberadaan potensi berbagai jenis bahan tambang yang hingga kini
sebagian besar sebgian besar sumberdaya alam di Luwu Timur belum diolah dan dikembangkan
secara optimal.

Gambar 1. Peta Administratif Kabupaten Luwu Timur

Studi ini mengacu pada dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan terhadap
pengembangan wilayah di sekitar tambang batubara PT. Vale Indonesia, Tbk serta peran dan
kontribusi program community development yang dijalankan oleh PT. Vale Indonesia, Tbk
terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Desa Sorowako.

Data-data untuk penelitian ini diperoleh dari data sekunder yang berasal dari studi literatur serta
data-data kuantitatif dan kualitatif yang berasal dari sumber terkait. Pengolahan data dilakukan
dengan melakukan analisis terhadap parameter kesejahteraan masyarakat seperti PDRB, tingkat
pengangguran, kualitas pendidikan dan pertumbuhan ekonomi. Untuk analisis terhadap program
community development yang dijalankan oleh perusahaan dilakukan dengan melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan program community development di sekitar lokasi penambangan PT. Vale
indonesia, tbk.
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran kinerja untuk perekonomian di
suatu daerah provinsi, kabupaten dan kota. Dari sisi supply, nilai PDRB dapat mencerminkan
besaran nilai tambah bruto yang tercipta sebagai akibat proses produksi barang dan jasa yang
dilakukan oleh berbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah.
b. Pengeluaran Per Kapita Penduduk
Pengeluaran per kapita penduduk adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua
anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga. Data
pengeluaran dapat mengungkap tentang pola konsumsi rumaht angga secara umum
menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Komposisi
pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kesejahteraan
ekonomi penduduk, makin rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total
pengeluaran makin membaik tingkat kesejahteraan.
c. Jumlah Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran (Ketenagakerjaan)
Kegiatan ketenagakerjaan sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan
ekonomi tinggi diharapkan akan lebih banyak peluang kerja yang tersedia. Keterlibatan
masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan banyaknya penduduk yang
masuk dalam pasar kerja (bekerja dan mencari kerja). Tingkat pengangguran merupakan
perbandingan antara jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.
d. Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan mempengaruhi tingkat kesejahteraan di suatu daerah. Daerah dengan
kualitas pendidikan yang tinggi akan meningkatkan sumber daya manusia di daerah tersebut.
Penyerapan tenaga kerja akan lebih besar karena tersedianya tenaga kerja dengan keahlian
dan keterampilan yang dibutuhkan. Indikator kualitas pendidikan meliputi angka melek huruf,
rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah.
e. Pengembangan Masyarakat (Community Development)
Program pengembangan wilayah (community development) dilaksanakan sebagai bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan dalam pengembangan wilayah di suatu daerah.

Beberapa aspek yang dikembangkan dalam program community development antara lain :
 Aspek fisik, seperti pembangunan fasilitas umum antara lain pembangunan ataupun
peningkatan sarana transportasi/jalan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana
ibadah, peningkatan/perbaikan sanitasi lingkungan dan lain sebagainya.
 Aspek sosial, merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan
masyarakat seperti pengembangan kualitas pendidikan (penyediaan bantuan guru dan
operasional perusahaan), kesehatan (bantuan tenaga paramedik, obat-obatan,
penyuluhan peningkatan kualitas sanitasi lingkungan pemukiman), keagamaan
(penyediaan tokoh keagamaan maupun kegiatan keagamaan) dan lain sebagainya.
 Aspek ekonomi, meliputi kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan usaha
masyarakat yang berbasiskan sumberdaya setempat (resources based) seperti pelatihan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan manajemen, teknik kewirausahaan, incubator
bisnis, program kemitraan, bantuan permodalan, pemasaran dan promosi.
 Kelembagaan, meliputi pengembangan ataupun penguatan kelompok-kelompok swadaya
masyarakat, organisasi profesi lewat kegiatan lokakarya, seminar, pertukaran pengalaman
dengan lembaga sejenis dan lain sebagainya.
Metode Analisis
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis secara kuantitatif dan kualitatif
terhadap data sekunder yang diperoleh dari sumber-sumber terkait sekaligus melakukan evaluasi
terhadap program community development yang telah dilaksanakan oleh PT. Vale Indonesia, Tbk
di sekitar wilayah penambangan sehingga diperoleh sejauhmana pengaruh dan dampak yang
ditimbulkan oleh PT. Vale Indonesia, Tbk terhadap pengembangan wilayah desa Sorowako, hal ini
akan dilihat dari data statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), jumlah penduduk miskin
dan pertumbuhan ekonomi masyarakat selama perusahaan tambang PT. Vale Indonesia
beroperasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui kesejahteraan masyarakat setelah
masuknya perusahaan tambang nikel di daerah mereka. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai bahan referensi untuk penelitian yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat di
daerah yang memiliki sumber daya alam yang dikelola perusahaan pertambangan dan
kontribusinya.

3. HASIL DAN DISKUSI

Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam, salah satunya hasil tambang
(batubara, minyak bumi, gas alam, timah). Di era globalisasi ini, setiap negara membangun
perekonomiannya melalui kegiatan industri dengan mengolah sumber daya alam yang ada di
negaranya. Hal ini dilakukan agar dapat bersaing dengan negara lain dan memajukan
perekonomiannya. Oleh karena itu, banyak perusahaan dari sektor privat maupun sektor swasta
yang mengolah hasil tambang untuk diproduksi.

Munculnya industri-industri pertambangan di Indonesia mempunyai dampak positif dan dampak


negatif bagi masyarakat dan negara. Dampak positif adanya industri pertambangan antara lain
menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, hasil produksi tambang dapat digunakan untuk
memenuhi permintaan pasar domestik maupun pasar internasional, sehingga hasil ekspor
tambang tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara. Industri
pertambangan juga dapat menarik investasi asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Namun, terdapat masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah, yaitu masalah penambangan
ilegal. Penambangan ilegal dilakukan tanpa izin, prosedur operasional, dan aturan dari
pemerintah. Hal ini membuat kerugian bagi negara karena mengeksploitasi sumber daya alam
secara ilegal, mendistribusikan, dan menjual hasil tambangnya secara ilegal, sehingga terhindar
dari pajak negara. Oleh karena itu, pemerintah harus menerapkan aturan yang tegas terhadap
para pihak yang melakukan penambangan ilegal.

Kemudian, di sisi lain, industri pertambangan juga mempunyai dampak negatif, yaitu kerusakan
lingkungan. Wilayah yang menjadi area pertambangan akan terkikis, sehingga dapat
menyebabkan erosi. Limbah hasil pengolahan tambang juga dapat mencemari lingkungan.
Kegiatan industri tambang yang menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan CO2 yang dapat
menimbulkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Untuk mengatasi dampak negatif tersebut,
maka setiap perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial atau Corporate Social
Responsibility (CSR). Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya).
perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas
dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi,
sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan
berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya
harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi,
misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan
lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi
perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya CSR harus diterapkan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Prinsip
pembangunan berkelanjutan adalah memenuhi kebutuhan sekarang tanpa harus mengorbankan
kebutuhan generasi masa depan.

CSR dapat dilakukan di berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, dan lingkungan. Di bidang sosial,
perusahaan dapat memberikan dana beasiswa pendidikan bagi pelajar, pelatihan bagi karyawan,
dan mendirikan perpustakaan. Di bidang ekonomi, perusahaan dapat membantu usaha-usaha
kecil menengah (UKM) dengan memberikan pinjaman dana untuk mengembangkan usaha
mereka. Kemudian, di bidang lingkungan perusahaan dapat melakukan reklamasi area bekas
tambang, menanam bibit pohon, dan mengolah limbah dengan cara daur ulang. Jadi, tidak hanya
mengambil keuntungan dengan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada, tetapi juga harus
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Dampak dari pertambangan dibagi menjadi dua yaitu, dampak positif dan dampak negatif.

1) Dampak Positif

 Sisi Ekonomi dan Sumber Daya Manusia

Tidak dapat dipungkiri baik secara langsung maupun tidak langsung sebagian besar dengan
adanya kegiatan penambangan dan adanya perusahaan pertambangan disuatu daerah akan
berdampak secara sistematik pada segi ekonomi masyarakat daerah tersebut.

Hal ini dapat terlihat dari peningkatan pendapatan perbulan masyarakat disekitar perusahaan
pertambangan tersebut. Peningkatan pendapatan ini disebabkan oleh adanya penerimaan tenaga
Kerja yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional. Meliputi tenaga
managerial, teknis tambang, teknis operasional dan tenaga kerja pendukung.

 Memasok Kebutuhan Energi.


Kegiatan penambangan oleh perusahaan pertambangan khususnya penambangan bahan-bahan
tambang yang pengunaan akhirnya sebagai sumber energi secara langsung akan berdampak
pada peningkatan dan mpemenuhan permintaan pasokan energi khususnya didaerah tersebut
dan pada daerah lain secara luas.
 Memacu Pembangunan.
Pembangunan didaerah kegiatan penambangan dan perusahaan pertambangan tentunya akan
terus berkembang pesat sejalan dengan kegiatan penambangan itu sendiri. Pembangunan

Insfrastruktur pendukung kegiatan penambangan itu sendiri tentunya akan memicu peningkatan
pembangunan didaerah tersebut guna mendukung kebutuhan perusahaan dan kegiatan
penambangan itu sendiri mulai dari segi sosial, kesehatan, perekonomian dan lain-lain.

Seperti diterangkan sebelumnya kegitan penambangan itu sendiri akan merangsang


pembangunan perusahaan pengguna dari bahan tambang itu sendiri yang akan berimbas secara
berkelanjutan akan kebutuhan insfrastruktur sosial seperti tempat ibadah, ekonomi berupa
perbankan dan pasar, serta sarana pendidikan.
 Industri pertambangan merupakan salah satu pandapatan terbesar dari sebuah Negara,
 Industri pertambangan memproduksi sebagian besar kebutuhan manusia di “DUNIA”.
 Industri pertambangan menyiapkan lapangan kerja bagi masyarakat dan mengurangi
pengangguran.
 Mengangkat nama Negara di kalangan internasional.

2) Dampak Negatif

 Kegiatan penambangan yang terjadi di kawasan hutan dapat merusak ekosistem hutan,
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dalam bentuk pencemaran air, tanah,
dan udara yang disebabkan oleh benda-benda asing sebagai akibat perbuatan manusia,
sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula.
 Usaha pertambangan dalam waktu yang relatif singkat dapat mengubah bentuk topografi dan
keadaan muka tanah (land impact), sehingga dapat mengubah keseimbangan sistem ekologi
bagi daerah sekitarnya.
 Pencemaran akibat debu dan asap yang mengotori udara dan air, limbah air, tailing (ampas
buangan) serta buangan tambang yang mengandung zat-zat beracun.
 Suara bising dari berbagai alat berat.
 Pertambangan yang dilakukan tanpa mengindahkan keselamatan kerja dan kondisi geologi
lapangan, dapat menimbulkan tanah longsor, ledakan tambang, keruntuhan tambang dan
gempa.
 Kebisingan
 Polusi udara
 Menurunnya permukaan bumi
 Kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh proses penambangan
dan penggunaannya.
 Dampak sosial dalam masyarakat
 Terganggunya arus jalan umum, konflik lahan hingga pergeseran sosial-budaya masyarakat.
 Kerusakan lahan bekas tambang.
 Merusak lahan perkebunan dan pertanian.
 Membuka kawasan hutan menjadi kawasan pertambangan.
 Dalam jangka panjang, pertambangan adalah penyumbang terbesar lahan sangat kritis yang
susah dikembalikan lagi sesuai fungsi awalnya.
 Pencemaran baik tanah, air maupun udara.
 Kerusakan tambak dan terumbu karang di pesisir.
 Banjir, longsor, lenyapnya sebagian keanekaragaman hayati.
 Air tambang asam yang beracun yang jika dialirkan ke sungai yang akhirnya kelaut akan
merusak ekosistem dan sumber daya pesisir laut.
 Menyebabkan berbagai penyakit dan mengganggu kesehatan
 Sarana prasarana seperti jalan rusak berat.

Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap Perekonomian di Desa Sorowako.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang
dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah. Penghitungan PDRB
menggunakan dua macam harga yaitu harga berlaku dan harga konstan. PDRB atas harga berlaku
merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada
tahun bersangkutan, sementara PDRB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan
harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar dan saat ini menggunakan tahun 2000.

Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan empat metode pendekatan yakni:

a. Pendekatan Produksi

Pendekatan ini disebut juga pendekatan nilai tambah dimana Nilai Tambah Bruto (NTB) diperoleh
dengan cara mengurangkan nilai output yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan
biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap sektor ekonomi. Nilai tambah merupakan
nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses
produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi
atas ikut sertanya dalam proses produksi.

b. Pendekatan Pendapatan

Pada pendekatan ini, nilai tambah dari kegiatan-kegiatan ekonomi dihitung dengan cara
menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan
dan pajak tak langsung neto. Untuk sektor pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak
mencari untung, surplus usaha (bunga neto, sewa tanah dan keuntungan) tidak diperhitungkan.

c. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai
golongan dalam masyarakat untuk keperluan konsumsi rumah tangga, pemerintah dan yayasan
sosial; pembentukan modal; dan ekspor. Mengingat nilai barang dan jasa hanya berasal dari
produksi domestik, total pengeluaran dari komponen-komponen di atas harus dikurangi nilai impor
sehingga nilai ekspor yang dimaksud adalah ekspor neto. Penjumlahan seluruh komponen
pengeluaran akhir ini disebut PDRB atas dasar harga pasar.
d. Metode Alokasi

Metode ini digunakan jika data suatu unit produksi di suatu daerah tidak tersedia. Nilai tambah
suatu unit produksi di daerah tersebut dihitung dengan menggunakan data yang telah dialokasikan
dari sumber yang tingkatannya lebih tinggi, misalnya data suatu kabupaten diperoleh dari alokasi
data provinsi.

Beberapa alokator yang dapat digunakan adalah nilai produksi bruto atau neto, jumlah produksi
fisik, tenaga kerja, penduduk, dan alokator lainnya yang dianggap cocok untuk menghitung nilai
suatu unit produksi. PDRB yang disajikan secara berkala dapat menggambarkan perkembangan
ekonomi suatu daerah dan juga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam mengevaluasi dan
merencanakan pembangunan regional.

PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu
daerah baik secara agregat maupun sektoral. Struktur perekonomian suatu daerah dapat
dilihat dari distribusi masing-masing sektor ekonomi terhadap total nilai PDRB atas dasar
harga berlaku. Selain itu, pendapatan per kapita yang diperoleh dari perbandingan PDRB atas
dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pada tahun bersangkutan dapat digunakan
untuk membanding tingkat kemakmuran suatu daerah dengan daerah lainnya. Perbandingan
PDRB atas dasar harga berlaku terhadap PDRB atas dasar harga konstan dapat juga
digunakan untuk melihat tingkat inflasi atau deflasi yang terjadi.

Pendapatan Regional Masyarakat

Pendapatan regional masyarakat dalam suatu kawasan dan dilihat pada :

a. Tingkat pertumbuhan ekonomi;

Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan (PDB) tanpa mengaitkannya


dengan tingkat pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk biasanya dikaitkan dengan
tingkat pembangunan ekonomi, atau bahkan tidak jarang dianggap hal yang sama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak terlepas dari permasalahan


kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu
mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan
menengah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum yaitu:

 Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan
penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin
 Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak
pada pasar
 Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehingga mampu
meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai rupiah
 Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat
suku bunga ini juga harus di antisipatif dan diterima pasar
 Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu
membiayai pengeluaran pemerintah

b. Gambaran struktur perekonomian;

Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor


ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai
kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.
Dimaksudkan dengan sektor ekonomi yang dominan atau yang diandalkan adalah sektor ekonomi
yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian terbesar penduduk serta menjadi penyerap
tenaga kerja yang terbesar. Sektor ekonomi yang dominan atau andal dapat juga berarti sektor
yang memberikan sumbangan terbesar terhadap produk nasional dengan laju pertumbuhan yang
tinggi, yang menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.

c. Perkembangan pendapatan per kapita;

Pendapatan Per Kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara pada suatu periode
tertentu. Pendapatan per kapita ini adalah salah satu tolak ukur kemakmuran dari suatu negara.
Negara yang memiliki nilai pendapatan nasional yang tinggi belum tentu lebih makmur bila
dibandingkan dengan negara yang berpendapatan rendah dikarenakan jumlah penduduk pun
menentukan tingkat kemakmuran dari negara tersebut. Maka dari itu meski suatu negara memiliki
pendapatan nasional yang tinggi namun jumlah penduduk nya sangat banyak maka belum tentu
negara tersebut dimasukan sebagai kelompok negara makmur. Begitu pun sebalik nya, bila
pendapatan nasional suatu negara kecil tapi jumlah penduduk nya sedikit maka belum tentu
negara tersebut miskin, malah bisa saja negara tersebut tergolong sebagai negara yang makmur.

d. Tingkat kemakmuran masyarakat;

Merupakan suatu ukuran dalam masyarakat adanya lapisan sosial diantaranya ada sebagian
orang yang berbenghasilan tinggi, menengah dan ada pula yang berpenghasilan lebih rendah atau
sedikit. Penghasilan seseorang merupakan suatu gambaran bagi kemakmuran suatu tempat atau
daerah tertentu, sehingga unguk dapat menentukan makmur atau tidaknya suatu daerah tetentu
terlihat pada penghasilan masyarakt itu sendiri.

e. Tingkat inflasi dan deflasi.

Pengertian inflasi ialah suatu proses atau peristiwa dalam perekonomian diakibatkan karena
terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang atau inflasi yaitu seatu gejala yang
dimana tingkat harga umum sedang mengalami kenaikan yang secara terus menerus. Apabila
kenaikan yang terjadi hanya sekali walaupun persentasi yang cukup besar belum dapat dikatakan
sebagai inflasi karena tidak memiliki pengaruh lanjutan, misalnya kenaikan harga-harga
menjelangn bulan ramadhan atau pada hari besar lainnya hal tersebut belum dikatakan sebagai
inflasi karena tidak memiliki pengaruh lebih lanjut. Kejadian seperti contoh tersebut diistilahkan
sebagai kenaikan tingkat harga dan setiap peristiwa yang cenderung mendorong naiknya tingkat
harga disebut sebagai gejolak inflasi. Sedangkan tingkat persentase kenaikan tingkat harga dan
beberapa indeks harga dari suatu periode ke periode lain disebut denga laju inflasi.
Deflasi ialah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah,
deflasi ialah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di
masyrakat maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar, dimana cara
menaggulanginya ialah dengan cara menurunkan tingkat suku bunga atau yang lebih sederhana
ialah dengan mencetak lebih banyak uang.

Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha.

Tabel 1. PDRB Kabupaten Luwu Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010-2016 (Juta Rupiah)

Kategori PDRB Harga Berlaku


PDRB Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
A.Pertanian, 1842402.21 2124497.25 2321428.3 2649889.96 3189638.08 3726549.6 4156733.95
Kehutanan,Perikanan
B. Pertambangan 7828176.26 9286816.97 10146165.26 10777928.6 12167503.46 11198466.21 10187884.93
dan Penggalian 9
C. Industri 241084.82 278711.03 317826.21 383343.05 466159.87 553484.23 623287.61
Pengolahan
D. Pengadaan Listrik 4174.3 4529.18 5318.27 5180.77 6182.55 6319.67 7364.56
dan Gas
E. Pengadaan Air, 672.84 823.89 855.43 928.99 963.41 1003 1151.31
Pengelolaan
Sampah, Limbah dan
Daur Ulang
F. Konstruksi 735949.57 785834.05 924886.64 1079969.96 1200241.42 1405738.42 1511622.45
G. Perdagangan 325789.01 366209.91 418872.53 454818.95 475484.54 555287.93 627789.34
Besar, Eceran;
Reparasi Mobil
Sepeda Motor
H.Transportasi dan 56359.41 62050.61 68714.06 78297.3 97668.21 119936.33 126788.92
Pergudangan
I.Penyediaan 12362.86 14161.51 18475.9 23878.18 27027.38 30019.85 33255.82
Akomodasi dan
Makan Minum
J. InfoKom 103489.59 122762.88 148561.99 175451.4 187704.13 207000.3 231857.23
K. Jasa Keuangan 61073.18 52134.86 69522.32 86272.81 107367.11 123540.23 141104.33
dan Asuransi
L. Real Estate 137132.34 167373.64 199587.24 242165.1 314814.63 371171.93 416987.06
M,N. Jasa 3892.13 4594.83 5319.75 6311.88 6908.68 7906.96 8777.51
Perusahaan

O. Administrasi 216715.31 250138.58 267695.34 287386.52 318727.6 377955.36 397311.94


Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
P. Jasa Pendidikan 165805.76 195928.17 220504.83 259153.01 284236.85 317299.23 349432.49
Q. Jasa Kesehatan 90232.95 106074.74 121520.78 138793.34 162011.48 191615.8 215415.1
dan Kegiatan Sosial
R,S,T,U.Jasa 8851.6 10050.02 11207.26 12903.62 15291.09 17945.1 20341.75
Lainnya
PDRB 11834164.1 13832692.1 15266462.08 16662673.5 19027930.49 19211240.14 19057106.3
5 4 4

Sumber : BPS Kabupaten Luwu Timur, 2016

Dilihat dari data pada Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
menurut lapangan usaha tahun 2010 sampai dengan 2016, sektor pertambangan dan penggalian
masih menduduki urutan teratas dalam perannya untuk menyokong perekonomian di Kabupaten
Luwu Timur yang mencakup desa Sorowako. Peningkatan nilai PDRB dari sektor pertambangan
dan penggalian di Kabupaten Luwu Timur terjadi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Namun pada tahun 2015 terjadi penurunan persentase PDRB sebesar 9,69 Milyar dan kembali
turun pada 2016 sebesar 1 minyar rupiah. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga Nikel
dipasaran dunia sekitar tahun 2014 sampai 2016. Penurunan persentase nilai PDRB tersebut tidak
terlalu signifikan dan angka tersebut masih tetap menjadikan PDRB dari sektor pertambangan dan
penggalian menjadi sektor yang dominan dari sisi kemampuannya untuk menciptakan nilai tambah
di Kabupaten Luwu Timur dalam suatu waktu tertentu. Nilai presentase Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) di sektor pertambangan dan penggalian terlihat sangat signifikan jika dibandingkan
dengan nilai PDRB yang berasal dari sektor usaha lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi
presentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan lapangan usaha di Kabupaten
Luwu Timur kurang merata. Untuk itu perlu dilakukan pemerataan dengan cara merangsang sektor
usaha lainnya untuk berkembang sehingga perbandingan persentase PDRB antar sektor usaha
tidak terlalu besar. Sektor pertambangan dan penggalian menjadi sektor yang dominan
memberikan kontribusinya dalam perekonomian di Kabupaten Luwu Timur, namun diharapkan
munculnya sektor usaha lainnya yang dapat dijadikan alternatif usaha apabila nantinya industri
pertambangan di Kabupaten Luwu Timur berakhir masa operasinya. Lapangan usaha yang dapat
dijadikan alternatif tersebut antara lain berasal dari sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan,
sektor transportasi, sektor perdagangan, sektor jasa dan sektor usaha lainnya.
Berkembangnya sektor usaha lainnya ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan daerah
terhadap sektor pertambangan dan penggalian sekaligus untuk merangsang kemampuan dan
kreativitas masyarakat untuk dapat berusaha di luar sektor tersebut. Peran serta pemerintah
daerah sangat diharapkan dalam mendorong berkembangnya sektor usaha lain dalam rangka
meningkatkan pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Luwu Timur.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mendorong berkembangnya
sektor usaha lain di Kabupaten Luwu Timur antara lain :

 Memberikan bantuan ekonomi berupa pinjaman modal usaha dan subsidi bagi industri
kreatif lokal.
 Menyelenggarakan program kemitraan dan pendampingan bagi usaha lokal.
 Mengadakan pendidikan dan pelatihan usaha bagi masyarakat, seperti budidaya
perikanan,
peternakan, otomotif, kursus menjahit dan lain sebagainya.
 Menyediakan fasilitas penunjang usaha yang memadai, seperti akses transportasi,
bangunan, mesin
mesin dan lain sebagainya.
 Memberikan kemudahan dalam memperoleh izin usaha.
 Mengikutsertakan industri-industri kreatif lokal dalam ajang pameran baik di tingkat provinsi
maupun tingkat nasional.

Indikator Kesejahteraan masyarakat

Secara Kuantitatif

Kehadiran perusahaan industri di tengah-tengah kehidupan masyarakat agraris secara tidak


langsung mengubah tatanan yang sudah ada di masyarakatnya. Tatanan yang dimaksud yaitu
terjadinya perubahan di berbagai bidang yang diharapkan memberikan dampak positif di
masyarakat. Pola pikir yang agraris atau tradisional berubah menjadi pola pikir yang modern atau
industrialis. Hal tersebut juga mempengaruhi kebiasaan yang ada di masyarakatnya.

Salah satu penyebab perubahan yang ada karena masuknya perusahaan pertambangan di sekitar
wilayah masyarakat di Desa Sorowako. Desa yang dulunya hanya mengenal sektor pertanian dan
perkebunan sekarang beralih lebih menfokuskan pada sektor industri. Banyaknya lapangan
pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan tambang secara tidak langsung menambah
pendapatan masyarakat setempat atau secara lokal. Untuk menjelaskan tingkat kesejahteraan
masyarakat di sekitar area tambang di Sorowako, maka akan dilihat dari beberapa aspek, yaitu
aspek ekonomi, aspek pendidikan, aspek kesehatan, aspek budaya, aspek lingkungan dan
infrastruktur.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Luwu Timur


Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
2011 2012 2013 2014 2015
Luwu Timur 20.4 19.9 22.2 20.78 19.67
Sumber : BPS Luwu Timur, 2016

Pada Tabel.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin yang berada dikabupaten Luwu Timur
menunjukkan tidak adanya perubahan yang signifikan. Hal ini menurut saya tidak lepas dari
pengaruh CSR PT. Vale Indonesia yang belum terasa dampaknya secara signifikan dalam
membina kemandirian masyarakat.

Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Luwu Timur (Dalam Persen)


Kategori Pertumbuhan Ekonomi (Dalam Persen)
2010 2011 2012 2013 2014
Pertumbuhan 13.19 -4.29 5.62 6.3 8.11
Ekonomi
Sumber : BPS Luwu Timur, 2016

Pada Tabel 3 dapat lihat bahwa persentasi pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Luwu Timur
tidaak berdampak banyak, karena sempat mengalami penurunan drastis dari tahun 2010 ke tahun
2011 hingga menjadi – 4,29%, dan kembali pulih di posisi 5,62% pada tahun 2012, dan mengalami
sedikit peningkatan pada 2016 menjadi 8,11%.

Secara Kualitatif

Aspek Ekonomi

Pada masa lalu, aktivitas ekonomi masyarakat di Desa Sorowako, Desa Wasuponda, dan Desa

Wawondula hanya terfokus pada sistem pertanian. Aktivitas dapat dilihat setiap harinya dimana
masyarakat pergi mengelola tanah pertaniannya.Menurut Muchlis (62 Tahun, Wasuponda), bahwa
setiap kepala keluarga memiliki tanah garapan, baik diolah sebagai lahan pertanian tanaman padi
maupun diolah untuk berbagai jenis tanaman palawija.Untuk meningkatkan ekonomi keluarga,
hasil tanaman perkebunan di jual ke pasar tradisional.Aktivitas perdagangan masih sangat
minim.Orang-orang yang datang berdagang berasal dari luar desa mereka, itupun terjadi setiap
hari pasar.

Keahlian yang dimiliki masyarakat sebelum masuknya perusahaan tambang masih didominasi oleh
sektor pertanian. Masyarakat hanya mengetahui cara bercocok tanam, cara mengolah lahan
pertanian, cara membasmi hama tanaman dan sebagainya yang berhubungan dengan
aktivitas pertanian mereka. Usaha-usaha lainnya belum nampak tumbuh secara aktif di
daerah tersebut.

Setelah masuknya perusahaan tambang nikel di Sorowako, masyarakat mulai tertarik dan melihat
peluang di sektor industri.Permintaan tenaga kerja menjadi salah satu alasan masyarakat lokal
lebih memilih aktivitas industri daripada aktivitas pertanian karena adanya upah kerja yang lebih
baik jika dibandingkan dengan harus mengelola lahan pertanian yang belum tentu setiap bulannya
memiliki hasil.Hal tersebut menjadi awal bagi perubahan yang terjadi pada masyarakat lokal di
Desa Sorowako, Wasuponda, dan Wawondula.

Masyarakat di sekitar area tambang secara ekonomi mengalami perubahan. Perubahan tentunya
ke arah yang positif.Dimulai dengan penerimaan tenaga kerja untuk dipekerjaan di area
tambang.Pada masa berdirinya perusahaan tambang nikel, mereka membutuhkan banyak tenaga
kerja, sehingga pada awalnya pendidikan tidak diutamakan. Jika dianggap usia produktif, mereka
bisa bekerja di perusahaan tambang PT. Inco waktu itu. Seiring perkembangan waktu, perusahaan
tambang nikel tersebut mengalami peningkatan dan menjadi daya tarik banyak orang untuk bisa
bekerja di perusahaan tersebut.

Saat ini karyawan PT. Vale berasal tidak hanya dari daerah sekitar, akan tetapi juga berasal dari
luar pulau Sulawesi, seperti dari Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Papua. Selain itu, banyaknya
tenaga kerja asing juga bekerja di perusahaan tambang PT. Vale tersebut.Bertambahnya jumlah
penduduk yang merupakan masyarakat pendatang ke daerah Sorowako, Wasuponda, dan
Wawondula juga mempengaruhi kehidupan masyarakat lokal. Banyaknya kebutuhan akan tempat
tinggal sehingga banyak didirikan rumah kontrakan maupun usaha kos-kosan. Selain itu usaha
perdagangan juga lebih aktif karena banyaknya permintaan akan barang maupun jasa.

Masyarakat sekitar yang menjadi bagian dalam perusahaan tersebut dapat meningkatkan
ekonominya. Jika dibandingkan dengan pekerjaan lain, bekerja di PT.Vale lebih mensejahterakan.
Apalagi untuk kegiatan pertanian, hal tersebut berbeda jauh dalam hal pendapatan.Saat ini,
masyarakat di Sorowako lebih memikirkan bagaimana mereka masuk dan bekerja di perusahaan
tambang nikel.Masyarakat yang bekerja di PT.Vale merasakan peningkatan ekonominya
bertambah.Mereka bisa memiliki rumah yang bagus, memiliki kendaraan pribadi dan dapat
meningkatkan status mereka di masyarakat.

Bagaimana dengan masyarakat yang tidak bekerja di perusahaan tersebut.PT.Vale tidak bisa
menampung semua masyarakat lokal untuk dijadikan karyawan di perusahaan mereka.Community
Development (CD), merupakan salah satu departemen yang berada pada perusahaan tersebut,
yang bertugas untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bukan
karyawan. Community Development didirikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap
masyarakat di sekitar area tambang.Setidaknya pihak Community Development bertindak sebagai
katalisator untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup
mereka.Salah satu usahanya yaitu pemberdayaan masyarakat lokal.

Berbagai program pelatihan diberikan agar mereka bisa mandiri.Seperti pelatihan pengelasan
(bengkel las) bagi penduduk lokal.Pelatihan pengelasan diberikan agar mereka memiliki
keterampilan mengelas, karena lokasi mereka dekat dengan barang-barang industri, maka
permintaan pengelasan sangat tinggi di daerah tersebut.Dengan program tersebut, diharapkan
masyarakat yang terlibat di dalamnya bisa memperoleh pemasukan.

Selain itu, Community Development juga memberikan kesempatan untuk mengolah lahan yang
menjadi wilayah kontrak PT.Vale di sekitar pemukiman penduduk untuk diolah menjadi lahan
pertanian.Karena lahan yang dimiliki oleh PT.Vale luas, dan belum di eksplorasi, maka setiap
penduduk yang ingin mengolah lahan perusahaan bisa mengajukan permintaan pengelolahan
tanaman pertanian dan perkebunan.

Bagi para perempuan, mereka diberikan pelatihan menjahit.Tujuannya agar mereka memiliki
keterampilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.Pelatihan dan pemberian satu unit
mesin jahit untuk satu anggota keluarga diharapkan menjadikan perempuan-perempuan di daerah
tersebut bisa produktif pula.

Selain itu, masyarakat lokal juga mendapatkan penghasilan dari para pendatang dari luar
daerah.Mereka banyak mendirikan tempat-tempat kost bagi para pekerja tambang yang tidak
memiliki rumah atau sanak keluarga di daerah mereka. Permintaan akan tempat kost atau rumah
kost sangat besar sehingga bisnis rumah kost sangat menjanjikan di Sorowako, Wasuponda, dan
Wawondula.

Aspek Sosial Budaya

Hadirnya perusahaan tambang nikel di Sorowako menarik banyak orang untuk mencari nafkah di
daerah tersebut.Gaji yang besar dan tunjangan yang baik menjadi daya tarik orang-orang untuk
bekerja di PT.Vale.Kehadiran pendatang dari luar daerah menyebabkan bercampurnya ragam
budaya yang ada di masyarakat.Daerah yang awalnya hanya milik komunal tertentu (penduduk
lokal), mulai tergerus dengan budaya-budaya luar yang masuk.

Keragaman budaya di wilayah industri menyebabkan budaya lokal tidak terlalu nampak karena
adanya pengaruh dari budaya luar.Seperti di daerah tambang di Sorowako, budaya mereka sudah
mulai memudar dan diganti dengan budaya kebarat-baratan.Hal tersebut terjadi karena pengaruh
budaya luar lebih besar dari budaya lokal.Yang lebih banyak pengaruhnya yaitu budaya dari luar
negeri.Di Sorowako sendiri, masyarakatnya lebih banyak yang mengerti bahasa inggris dari pada
bahasa lokal mereka.Rambu-rambu, spanduk, pamplet lebih banyak menggunakan bahasa asing
daripada bahasa lokal mereka.Model pemukiman juga mengikuti pemukiman dari luar.Swalayan
juga hadir untuk menjawab kebutuhan para orang-orang asing di daerah mereka.Hal tersebut bisa
mengikis budaya lokal di daerah mereka.

Salah satu lembaga adat yang ada di daerah tersebut (Pasitabe) menjadi wadah bagi masyarakat
lokal mempertahankan budaya mereka dan menyuarakan aspirasi terhadap perusahaan tambang
yang hadir di wilayah mereka. Bantuan kerjasama dilakukan agar keberadaan mereka di kampung
sendiri tidak dilupakan.Kerjasama antara penduduk lokal dengan perusahaan terdiri dari :

1. Perekrutan tenaga kerja penduduk lokal di perusahaan PT. Vale. Masyarakat lokal
mengharapkan agar perusahaan mengutamakan perekrutan karyawan dari masyarakat
lokal sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk lokal.
2. Bantuan pengobatan gratis bagi penduduk lokal. Masyarakat lokal yang sakit diberikan
akses untuk berobat di rumah sakit perusahaan dan mendapatkan pengobatan secara
gratis sebagai bentuk kepedulian perusahaan kepada penduduk lokal.
3. Bantuan dalam bidang pendidikan. Program pemberian beasiswa bagi masyarakat lokal
yang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
4. Masyarakat lokal juga mengharapkan agar sarana di tingkatkan seperti sarana olahraga,
hiburan, taman baca, perbaikan jalan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap
perkembangan desa tambang tersebut.

Aspek Pendidikan

Pendidikan merupakan aset penting yang dimiliki oleh setiap orang dalam meningkatkan
pengetahuannya dan untuk memudahkan bagi mereka meraih harapan yang lebih baik di masa
depan. Pada masa lalu, pendidikan di Desa Sorowako masih terbatas.Sarana pendidikan belum
sebaik yang ada sekarang ini.Seperti sebelumnya dikatakan bahwa Desa Sorowako termasuk
desa tertinggal karena letaknya di wilayah timur Sulawesi Selatan yang sulit dijangkau pada waktu
itu sehingga masih kurangnya perhatian pemerintah terhadap desa-desa yang berada jauh dari
wilayah administratif pusat.Jika harus bersekolah setelah tamat Sekolah Dasar, mereka harus
keluar dari desa mereka dan menempuh pendidikan di luar dari kampung mereka.Boleh dikatakan
fasilitas sangat minim.Berbeda ketika perusahaan tambang nikel sudah memasuki wilayah
mereka.Kepedulian perusahaan merupakan suatu tuntutan dari masyarakat agar mereka bisa
diperhatikan terutama dalam hal pendidikan.

Pendidikan merupakan fasilitas penting yang dibutuhkan oleh masyarakat.Dalam bidang


pendidikan, perusahaan memberikan bantuan kepada siswa-siswi berprestasi untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Bantuan juga diberikan kepada setiap sekolah berupa pemberian
beberapa unit computer, adanya taman baca bagi para siswa-siswi di sekolah, perpustakaan, dan
pembangunan gedung bagi sekolah di desa tertinggal.

Untuk memudahkan anak-anak pergi ke sekolah, disiapkan alat transportasi berupa bus
sekolah.Bus sekolah disediakan di beberapa kecamatan di sekitar area tambang yaitu Kecamatan
Wasuponda, Kecamatan Towuti dan Kecamatan Nuha.

Selain itu ada program pelatihan yang diberikan khusus bagi generasi muda (usia produktif) dalam
bidang pertambangan agar mereka memiliki skill untuk bisa bersaing dengan para pencari kerja
dari luar daerah mereka. Program tersebut bernama Program Pelatihan Industri (PPI). PPI
didirikan untuk memberikan pelatihan secara khusus bagi penduduk lokal tentang pekerjaan
tambang, sehingga diharapkan nantinya mereka tidak kalah bersaing dengan orang-orang dari
luar. Hal tersebut juga bisa memberikan kesempatan bagi penduduk lokal untuk bisa ikut serta
dalam kegiatan pertambangan. Pelatihan yang diberikan terdiri dari pengoperasian alat berat
(dump truck, loader, dozer, forklift) untuk kegiatan di daerah mining, kemudian pelatihan di area
warehouse (Supply Chain Management), bagian process plant, and maintenance (equipment).
Semuanya dimaksudkan agar nantinya mereka bisa dipekerjakan di perusahaan PT.Vale.

Salah satu manfaat program dari perusahaan ini untuk meningkatkan keahlian generasi muda
yang ada di daerah sekitar tambang sehingga mereka bisa bersaing dengan masyarakat luas di
luar dari daerah mereka yang ingin masuk ke perusahaan tambang PT. Vale. Dengan program
tersebut, diharapkan perusahaan tidak harus mendatangkan tenaga kerja di luar daerah kontrak
karya, akan tetapi memanfaatkan keahlian dari penduduk lokal yang sudah terlatih terhadap
pekerjaan tambang.

Aspek Kesehatan

Kesehatan merupakan harta yang sangat penting bagi manusia.Manusia senantiasa menjaga diri
agar selalu sehat secara jasmani maupun rohani. Kehidupan masyarakat yang berubah secara
tradisional ke modern secara tidak langsung mengubah cara pandang masyarakat lokal tentang
pilihan pengobatan. Dulunya masyarakat dipengaruhi oleh budaya lokal tentang pengobatan yang
lebih didominasi oleh pengobatan yang dilakukan oleh dukun (sando).Namun saat ini masyarakat
lebih memilih pengobatan secara medis.Hal tersebut berkaitan dengan fasilitas kesehatan yang
tersedia di daerah sekitar pertambangan.Perubahan pilihan disebabkan oleh adanya pengaruh dari
orang di luar wilayah pertambangan yang sangat memberi kontribusi bagi peningkatan kesehatan
secara medis.Oleh sebab itu berbagai fasilitas kesehatan disediakan untuk menjamin masyarakat
lokal bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik.

Perusahaan PT.Vale berusaha untuk bisa memberikan perhatian kepada penduduk lokal sebagai
bagian dari kepedulian masyarakat di sekitar area tambang.Penduduk lokal mendapat jaminan
pengobatan gratis.Selain itu, perusahaan membantu pemerintah setempat dalam pengadaan
peralatan kesehatan serta obat-obatan.Karena letaknya jauh, terkadang perusahaan memberikan
pengobatan gratis dengan mendatangkan dokter ke daerah tersebut untuk memeriksa kesehatan
masyarakat secara gratis.Seperti dokter THT dari Makassar didatangkan untuk mengobati
masyarakat di daerah tersebut, karena dokter THT belum ada.Masyarakat bisa merasakan
manfaat dari berdirinya perusahaan tersebut karena kesehatan mereka terjamin dengan adanya
sarana kesehatan yang disediakan.Selain itu, perusahaan membangun beberapa puskesmas di
sekitar wilayah kontrak karya, yang kemudian disumbangkan kepada masyarakat setempat.

Selain itu, perusahaan mendirikan sebuah rumah sakit untuk bisa melayani masyarakat sekitar.
Perusahaan juga ikut bertanggung jawab dalam hal kesehatan, karena dampak dari pendirian
perusahaan tambang adalah adanya polusi asap pabrik, debu, serta pencemaran lingkungan.
Masyarakat lokal sebagai penghuni daerah tersebut mendapatkan fasilitas kesehatan secara gratis
dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dan menjalin hubungan
harmonis dengan pembangunan perusahaan tambang di wilayah mereka.

Aspek Lingkungan

Lingkungan merupakan paru-paru dunia.Istilah tersebut mengisyaratkan bahwa pentingnya untuk


menjaga lingkungan secara baik, tidak melakukan penebangan hutan secara besar-besaran
sehingga dapat menggangu ekosistem yang terdapat didalamnya.Sebelum tambang hadir di
tengah-tengah masyarakat, kondisi lingkungan sangat asri, sejuk, dan rindang karena daerah
mereka berada diantara gunung dan hutan.

Pendirian perusahaan tambang secara langsung dapat berdampak bagi kelestarian lingkungan di
sekitar area tambang.Asap pabrik dan banyaknya debu karena pengelolahan area eksplorasi
tanah secara kontinu menyebabkan terganggunya lingkungan alam. Pencemaran udara dan
pencemaran tanah bisa merusak tanaman pertanian penduduk lokal. Seperti usaha tanaman
kakao banyak yang rusak karena debu asap pabrik yang merusak tanaman kakao mereka, belum
lagi limbah pabrik yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat seperti ketersediaan air
bersih dan tidak tercemar. Untuk mengatasi persoalan pencemaran tersebut, perusahaan
berupaya agar dampaknya tidak mengganggu masyarakat sekitar.Oleh sebab itu perusahaan
harus berada agak jauh dari pemukiman warga. Polusi udara diatasi dengan melakukan filter debu
dan alat pengisap debu di udara agar tidak berhamburan di udara yang dapat terhirup oleh
manusia. Selain itu untuk mengatasi pencemaran air dan tanah, harus dilakukan sesuai dengan
Amdal sehingga tidak merusak kesehatan manusia.

Eksploitasi hutan secara besar-besaran menyebabkan hutan menjadi gundul.Gerakan penghijauan


harus segera dilakukan setelah lahan eksploitasi sudah di kuras, dilakukan penanaman pohon
baru untuk menghindari terjadinya banjir dan longsor.Secara ekologis kegiatan pertambangan
merusak lingkungan yang ada di daerah tersebut, dan masyarakat merasakan dampak yang buruk
bagi tanaman dan kesehatan.

Pembangunan Infrastruktur

Sebelum masuknya perusahaan tambang di daerah Sorowako, Wasuponda, dan Wawondula,


infrastruktur umum terbilang sangat minim.Kondisi tersebut dikarenakan daerah mereka hanyalah
daerah agraris dan belum nampak secara menggeliat aktivitas-aktivitas penggerak perekonomian
masyarakat.Pembangunan sarana dan prasarana di daerah tersebut lambat.Kondisi infrastruktur
yang cukup lengkap saat ini, di daerah sekitar pertambangan, tidak lepas dari bantuan dari
pemerintah bekerjasama dengan perusahaan tambang nikel.Tidak bisa dipungkiri bahwa
masuknya perusahaan tambang di daerah Sorowako dan daerah sekitarnya sangat membantu
perubahan di dalam masyarakatnya.Tentunya perubahan yang mengarah pada kondisi yang
bersifat positif.

Dengan perkembangan perusahaan tambang di Sorowako, tidak dapat dipungkiri masyarakat di


sekitar area tambang tersebut juga turut merasakan manfaatnya.Seperti pembangunan sarana dan
prasarana yang memadai sebagai bentuk kesejahteraan mereka.pembangunan sarana terdiri dari
sarana pendidikan, kesehatan, sarana olahraga, sarana hiburan dan taman bermain. Sarana jalan
dan transportasi juga sudah sangat baik.Jika tidak ada perusahaan yang hadir di daerah mereka,
masyarakat lokal merasakan pembangunan secara lambat.Mereka mungkin hanya mendapatkan
perhatian yang sedikit dari pemerintah, pembanguan sarana lambat dan masyarakatnya hidup
sederhana.Oleh sebab itu perusahaan tambang nikel di Sorowako banyak memberikan dampak
positif di masyarakat.Masyarakat boleh menikmati beragam fasilitas yang bagus, ekonomi mereka
juga turut meningkat. Selain itu banyaknya fasilitas penginapan seperti hotel dan wisma
menjadikan desa Sorowako dan daerah sekitarnya bisa dikatakan sangat maju jika di bandingkan
dengan desa-desa yang lain.
4. KESIMPULAN (ATAU LESSON LEARNED)
A. Kesimpulan
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usaha tahun 2010 sampai dengan 2016, sektor pertambangan dan penggalian masih
menduduki urutan teratas dalam perannya untuk menyokong perekonomian di Kabupaten
Luwu Timur yang mencakup desa Sorowako.
2. Berdasarkan data statistik jumlah penduduk miskin yang berada dikabupaten Luwu Timur
dari tahun 2011-2015 menunjukkan tidak adanya perubahan yang signifikan.
3. Pertambangan PT.Vale Indonesia telah mengubah budaya ekonomi masyarakat lokal yang
awalnya mengusahakan lahan pertanian, berangsur-angsur menjadi masyarakat industri
dan memberikan kemajuan di desa mereka.Walaupun dampak yang dirasakan tidak hanya
bersifat positif saja, ada juga memberikan dampak yang negative diantaranya belum
meratanyua tingkat kesejahteraan.
4. Secara umum dampak pertambangan PT. Vale Indonesia bagi penduduk lokal belum bisa
dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari data statistik jumlah penduduk miskin yang
relatif tidak berubah dan pertumbuhan ekonomi yang belum menunjukkan ke arah yang
lebih baik.
B. Saran
1. Pihak perusahaan lebih banyak melakukan pembinaan pada masyarakat lokal untuk
meningkatkan daya saing masyarakat lokal.
2. Tingkat pendidikan merupakan hal yang menjadi bagian program CSR yang harus terus
ditingkatkan menuju masyarakat yang mandiri pasca tambang.
3. Desa Sorowako harus menjadi desa percontohan yang menjadi mandiri setelah pasca
tambang.
4. Pihak perusahaan harus melakukan survey secara berkala dan melakukan pembinaan
untuk keberhasilan program CSR kepada masyarakat.

REFERENSI

1. https://www.kompasiana.com/cev19/pertambangan-di-indonesia-dan-perannya-bagi-
negeri-ini_5803ffe38c7e612b078b4569.
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
3. http://market.bisnis.com/read/20160127/94/513341/sempat-jatuh-terdalam-harga-nikel-
diproyeksi-naik-pada-2016-2017
4. https://aisyooong.wordpress.com/2013/04/29/struktur-ekonomi-indonesia/
5. http://pengayaan.com/pengertian-dan-rumus-pendapatan-per-kapita/
6. https://kumpulanmakalahsiswa.blogspot.co.id/2011/05/kemakmuran-dalam-
masyarakat.html
7. http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-inflasi-dan-deflasi-dalam-ekonomi/
8. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/2017/10/31/kesejahteraan-sosial-
masyarakat-di-sekitar-area-tambang-nikel-sorowako/

Anda mungkin juga menyukai