BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
kupas. Pada elevasi jenjang berapakah nisbah kupas jenjang akan lebih rendah
dari nisbah kupas rata–rata?
Kebutuhan pengupasan pra Produksi adalah jumlah material penutup
yang harus dikupas selama masa pra–produksi merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan. Proses penjadwalan produksi dapat dilakukan dengan
simulasi jumlah material dengan mempertimbangkan pengupasan pada push
back pertama, kedua dan seterusnya. Material bijih yang ditambang selama pra–
produksi biasanya ditumpuk di dekat crusher dan menjadi bagian dari bijih untuk
tahun pertama.
Penjadwalan pengupasan material penutup disesuaikan dengan urutan
tahap–tahap penambangan. Tahap pertama dilakukan penambangan jenjang per
jenjang hingga sasaran produksi bijih untuk tahun pertama tercapai. Persentase
jenjang terakhir yang harus ditambang dihitung untuk mencapai sasaran
produksi. tonase bijih dan waste ditabulasikan waste untuk mengetahui jumlah
material total.
Tahap-tahap penambangan dilanjutkan pada jenjang-jenjang berikutnya
hingga semua bijih dapat terambil. Jumlah ore, waste, dan material total
ditabulasikan untuk setiap tahun.
Jumlah waste yang harus dipindahkan dibagi dengan umur tambang akan
menghasilkan tingat produksi waste per tahun yang terjadwal teratur dan merata.
Setelah ditentukan tingkat produksi bijih dan tingkat
pemindahan/pergerakan material total untuk setiap periode waktu. Langkah
berikutnya adalah menambang dari push back sumber bijih utama dan dari push
back waste yang harus dikupas pada suatu periode waktu untuk mencapai
sasaran produksi. Masalah yang timbul adalah akan ada sejumlah waste di
dalam material bijih dan sebaliknya, sejumlah bijih dalam material waste.
Penjadwalan diupayakan seimbang sehingga jumlah bijih dari semua potensi
dapat memenuhi sasaran, dan jumlah material total dari potensi bijih tersebut
mencapai sasaran pula. Metode yang dapat dilakukan adalah: metode coba–
coba (trial and error), dan menggunakan persamaan serentak (simultaneous
equations).
Setelah bijih dan waste (atau material total) dari tiap push back ditentukan
untuk suatu periode waktu, kadar untuk tahun itu dapat ditentukan sebagai rata–
rata terimbang (berbobot) untuk bijih yang ditambang.
4
Jumlah bijih yang ditimbun selama pra-produksi dan bijih yang ditambang selama
tahun pertama sama dengan sasaran produksi tahun pertama. Untuk pabrik yang
besar, sasaran produksi tahun pertama biasanya sekitar 75% sasaran produksi.
Umumnya kesalahan perkiraan produksi sulit dihindari, sehingga perlu dilakukan
pengecekan berulang kali.
Apabila suatu push back telah selesai, pastikan bahwa material total yang
ditargetkan setiap tahun dari push back tersebut sama dengan jumlah bijih
dan waste untuk push back yang bersangkutan. Evaluasi dilakukan juga pada
jumlah jenjang yang dapat ditambang dari satu push back selama tahun tersebut.
Prosedur penjadwalan produksi dimana software tambang yang
digunakan untuk penjadwalan produksi penambangan misalnya Miner (mine
planning software), sedangkan Gtcomp (grade tonnage computation) dipakai
untuk penaksiran tonase, kadar, dan pendapatan (revenue) berdasarkan nilai
ekonomi tiap blok yang telah didesain.
Prosedur penjadwalan produksi adalah:
1. Tentukan jumlah material yang akan ditambang selama satu
periode waktu (misal kuartal) padapush back sumber bijih utama (push
back produksi) dan pada push back untuk pengupasan waste (stripping
push back).
2. Tentukan jumlah bijih yang akan diproses sesuai dengan
kapasitas mill pada periode waktu tersebut.
3. Hitung jumlah bijih dan kadar yang terdapat di stockpile (untuk tambang
yang sudah beroperasi). Informasi ini sangat penting karena bijih yang
akan diproses tidak selalu berasal dari hasil penambangan melainkan
dapat juga berasal dari stockpile dengan pertimbangan tonase dan kadar
bijih untuk memperoleh produksi logam yang optimal.
4. Membuat cut (daerah yang akan ditambang) baik pada push
back produksi ataupun strippingdengan cara melakukan proses digitasi
pada topografi penambangan. Pada proses ini dibutuhkan model blok
sebagai pedoman penambangan yang menunjukkan variasi kadar bijih
yang akan ditambang (selective mining). Lebar cut sudah
mempertimbangkan ruang kerja alat sesuai dengan desain push back.
5
BAB III
KESIMPULAN
7
8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN