Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2 PERENCANAAN TAMBANG

ELIA EKO PRANOTO BUKIT

NPM : 2310024427041

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

2023
1. Jelaskan perbedaan perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek !

 Perencanaan jangka panjang


Perencanaan jangka panjang adalah perencanaan yang secara umum di lakukan dengan
menekankan kepada umur tambang atau bagian besar tambang. untuk mencapainya, tambang di
evaluasi dengan membagi cadangan menjadi blok geometri yang relatif besar dan memberikan
nilai kadar bijih untuk setiap blok.

Tahapan penambangan yang kemudian dianalisis untuk menetapkan batasan pit keseluruhan dan
tahapan penambangan secara kasar. Perencanaan jangka panjang dapat mengubah umur tambang
berdasarkan kondisi pasar dan teknologi, sehingga rencana jangka panjang perlu diperbarui secara
berkala. Biasanya rencana jangka panjang dihasilkan dari evaluasi beberapa batas pit yang
mungkin dengan menggunakan kadar bijih yang ditentukan dari data lubang bor saat eksplorasi.
Penentuan secara ekonomi dari maksimum stripping ratio yang diperbolehkan umumnya
digunakan untuk menentukan batasan pit. Rasio ini hanya ditentukan berdasarkan nilai ekonomi,
batas akhir pit ditentukan dengan melihat dimana nilai breakeven terjadi yaitu saat margin profit
bernilai nol. Secara matematis.

Secara matematis stripping ratio dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

 Perencanaan jangka pendek


Perencana jangka pendek merupakan suatu skema tahapan penambangan dari blok-blok bijih dan
overburden untuk ditambang hingga 10 bulan ke depan atau beberapa tahun ke depan. Dalam
perencanaan ini lebih memperhatikan pada penentuan kadar dan sifat metalurgi dari blok bijih dan
waste.
Ukuran blok yang lebih kecil normalnya digunakan dalam tahap ini, beserta tambahan data lubang
bor juga dapat digunakan untuk mendapatkan estimasi kadar yang lebih baik. Penentuan kadar
secara komputerisasi normal digunakan, dan geostatistik memegang peranan penting dalam
mengestimasi kadar blok.
2. Jelaskan ruang lingkup dari perencanaan tambang!
 Penentuan batas dari pit ultimate pit limit
Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan ultimate pit limit untuk suatu cebakan bijih,
berarti menentukan berapa besar cadangan bijih tersebut yang akan ditambang seperti tonase dan
kadarnya yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih tersebut.
 Perancangan pushback.

Merancang bentuk-bentuk penambangan minable geometries untuk menambang habis cadangan


bijih tersebut mulai dari titik masuk awal hingga ke batas akhir dari pit. Perancangan
dari pushback atau tahap-tahap penambangan ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit
perencanaan yang lebih kecil dan dan lebih mudah dikelola.

 Penjadwalan produksi.
Menambang secara Jenjang demi jenjang mengikuti urutan pushback, dengan menggunakan
tabulasi tonase dan kadar untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap – tahap dan berpengaruh
dari berbagai kadar batas cut of grade dan berbagai tingkat produksi dan waste dievaluasi dengan
menggunakan kriteria waktu dari uang, misalnya net present value. hasilnya akan dipakai untuk
menentukan sasaran jadwal produksi yang akan memberikan tingkatproduksi dan strategi kadar
batas yang terbaik.
 Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu.
Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan melalui gambar atau peta-peta
rencana penambangan dibuat untuk setiap periode waktu biasanya pertahun. Peta-peta ini
menunjukkan dari bagian mana di dalam tambang datangnya bijih dan waste untuk tahun tersebut.
Rencana penambangan tahun ini sudah cukup rinci, didalamnya sudah termasuk pula jalan angkut
dan ruang kerja alat sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk yang dapat ditambang. Peta
rencana pembuangan lapisan penutup waste dump di buat pula untuk periode waktu yang sama
sehingga gambaran keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat terlihat.
 Pemilihan alat.
Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan lapisan penutup sehingga dapat
dibuat profil jalan angkut untuk setiap perioda waktu. dengan mengukur profil jalan angkut ini,
dapat di ketahui kebutuhan armada alat angkut dan alat muatnya dan dapat dihitung untuk setiap
periode setiap tahun.
 Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital.
Dengan menggunakan tingkat prodeksi untuk peralatan yang dipilih, dapat di itung jumlah gilir
kerja operating shift yang diperlukan. Sehingga ongkos-ongkos operasi kapital dan penggantian
alat dapat dihitung.
3. Apa itu jenjag penangkap ? dan apa tujuan pembuatan jenjang panangkap ?
Jenjang penangkap atau catch bench adalah merupakan jenjang yang berada di antara jenjang
utama yang dibuat guna menangkap material cut yang jatuh atau runtuh dari jenjang sebelumnya.

Gambar jenjang penangkap


Tujuan pembuatan jenjang penangkap adalah untuk mengumpulkan material tanah yang jatuh dari
bench di atasnya dan menahannya agar tidak terjadi longsoran yang fatal, Pada jenjang penangkap
tumpukan material bongkahan berm biasanya terdapat di sepanjang crest. tumpukan tersebut akan
membentuk suatu saluran antara tumpukan dan kaki lereng toe untuk menangkap batuan yang
jatuh.
4. Apa saja bagian yang harus di rancang dari Geometri jenjang
Pertimbangan – pertimbangan yang dipakai dalam merancang geometri jenjang adalah
 Tinggi jenjang
Tinggi jenjang biasanya alat muat yang di gunakan harus mampu pula mencapai puncak atau
bagian jenjang atas, maksimal jangkauan boom heigh excavator harus mampu mencapai
ketinggian maksimum bench. tinggian jenjang juga ditentukan oleh tingkat produksi atau faktor
lain, beserta spesifikasi alat muat yang sesuai. berdasarkan aplikasi dilapangan tinggi bench
umumnya antara 10-20 m

L = Lm x SF
Keterangan :

L : Tinggi jenjang (m)


Lm : Maksimum cutting/dumping height dan tinggi alat muat (m)
SF : Swell Factor
 Jenjang Kerja
Permukaan jenjang yang tersingkap paling bawah disebut dasar jenjang (catch bench), lebarnya
adalah jarak antara crest dan toe yang diukur sepanjang permukaan jenjang bagian atas.
 Kemiringan jenjang
Kemiringan jenjang (bench slope) adalah sudut antara garis horizontal dan garis muka jenjang,
biasanya, pengalian dengan alat mekanis seperti loder tau shovel di permukaan jenjang pada
umumnya menghasilkan sudut lereng antara 60 – 65 derajat.
 Lebar jenjang
Pembuatan jenjang pertama kali biasanya dengan cara membuat satu bukaan biasanya membuat
empat persegi, bukaan tersebut biasanya di buat dengan cara peledakan.
Di bawah ini contoh perhitungan geometri jenjang dengan cara peledakan
5. Jelaskan ukuran jenjang menurut Hustrulid !

Menurut Hustrulid ukuran jenjang pada tambang, terbuka masing – masing jenjang memiliki
permukaan bagian atas dan bagian bawah yang di pisahkan oleh jarak H yang di sebut dengan
tinggi jenjang. Kemudian permukan sub – vertikal yang tersingkap yang di sebut dengan muka
jenjang. Semua itu di gambarkan dengan kaki lereng (toe), puncak (cres ) dan sudut muka jenjang
(face angel ). Sudut muka jenjang ini dapat bervariasi tergantung dari karakteristik batuan, orentasi
jenjang dan peledakan. Pada batuan keras sudut ini bervariasi antara 55o – 80o.

Anda mungkin juga menyukai