TUGAS
RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN
Oleh:
NAMA : SENDI AKBAR P.P.
NPM : 112.180.048
KELAS :A
Dimana :
CMUG : Cost Mining With Underground (Biaya Penambangan Bawah
tanah),US$/ton.
CMSM : Cost Mining With Surface (Biaya Penambangan dengan Tambang
terbuka),US$/ton.
CSOB : Cost Stripping Overburden (Biaya Pengupasan Tanah Penutup),
US$/ton.
Untuk menganalisa kemungkinan metoda penambangan yang akan
digunakan baik tambang terbuka maupun tambang bawah tanah, maka sangat
penting mengetahui nilai BESR. Jika nila BESR lebih besar dari nilai SR
maka metoda penambangan yang digunakan adalah tambang terbuka, apabila
nilai BESR lebih kecil dari nilai SR maka metoda penambangan yang
digunakan adalah tambang bawah tanah apabila hal tersebut masih
memungkinkan untuk dilakukan dengan kondisi cadangan yang ada dan
kondisi ekonomi yang berlaku.
Dimana:
RevM = Revenue Mining (Pendapatan atau harga jual dari 1 ton cadangan)
US$/ton.
CL = Cost Loading (Biaya Pemuatan), US$/ton.
CP = Cost Prepare (Biaya Pengolahan), US$/ton.
CT = Cost Trading (Biaya Pengangkutan), US$/ton.
CH = Cost Harbour (Biaya Pelabuhan Untuk Pengapalan), US$/ton.
CO = Cost Office (Biaya Non Teknis/Administratif), US$/ton.
Dalam perhitungan stripping ratio ini, biaya produksi adalah total dari
seluruh biaya untuk mendapatkan cadangan/ton, yaitu biaya penambangan,
biaya pemuatan, biaya pengolahan, biaya pengangkutan, biaya pengapalan dan
biaya non teknis. Namun biaya pengupasan tanah penutup tidak dihitung
sebagai biaya produksi. Untuk mengetahui laba yang diperoleh dari tambang
terbuka Profit Surface Mining (PSM), maka dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dimana :
2. Metode Spencer
Metode Spencer sebenarnya mempunyai kesamaan dengan metode
Morgenstern & Price. Pada awalnya metode Spencer dibuat untuk analisa
stabilitas pada bidang berbentuk lingkaran, namun seiring berjalannya waktu
dapat diadaptasikan kedalam bentuk bukan lingkaran. Gaya-gaya antar
segmen diasumsikan nilainya sejajar. Keakurat dari metode ini dapat diterima
baik untuk analisa kesetimbangan gaya dan kesetimbangan momen.
C. Kemantapan Lereng
Terdapat beberapa standard yang mengartikan nilai faktor keamanan. Dalam
penelitian pengartian nilai dari faktor keamaan menggunakan dua refrensi yaitu
berdasarkan bowles dan berdasarkan SKBI-2.3.06,1987. Bowles memberikan
makna terhadap nilai faktor keamanan seperti pada tabel 1.
D. Stuktur Geologi
Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja
kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping
itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi
tektonik.
Cabang geologi yang menjelaskan struktur geologi secara detail disebut
GEOLOGI STRUKTUR,dimana geologi struktur merupakan cabang ilmu
geologi yang mempelajari mengenai bentuk arsitektur kulit bumi.
Kekutan Tektonik dan orogenik yang membentuk struktur geologi itu berupa
stress (Tegangan).
2. Differential stress
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah saja dan
bisa juga dari atau ke segala arah,tetapi salah satu arah kekuatannya ada yang
lebih dominan.
Pengenalan struktur geologi secara tidak langsung dapat dilakukan melalui
cara-cara berikut ini :
a. Pemetaan geologi dengan mengukur strike dan dip.
b. Interprestasi peta topografi,yaitu dari penampakan gejala penelusuran
sungai,penelusuran morfologi dan garis kontur serta pola garis konturnya.
c. Foto Udara
d. Pemboran
e. Geofisika,yang didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh batuan,yaitu
dengan metode :
1. Grafity
2. Geo Listrik
3. Seismik
4. Magnetik
Adanya gaya-gaya yang bekerja menyebabkan batuan terangkat dan terlipat-
lipat serta apabila terkena pelapukan dan erosi,maka batuan tersebut akan
menjadi tersingkap dipermukaan bumi.
1. STRUKTUR KEKAR ( JOINT )
Hampir tidak ada suatu singakapan dimuka bumi ini yang tuidak
memperlihatkan gejala rekahan.Rekahan pada batuan bukan merupakan
gejala yang kebetulan.Umumnya hal ini terjadi akibat hasil kekandasan
akibat tegangan (stress),karena itu rekahan akan mempunyai sifat-sifat
yang menuruti hukum fisika.
Kekar adalah Struktur rekahan dalam blok batuan dimana tidak ada atau
sedikit sekali mengalami pergeseran (hanya retak saja),umumnya terisi
oleh sedimen setelah beberapa lama terjadinya rekahan tersebut.Rekahan
atau struktur kekar dapat terjadi pada batuan beku dan batuan sedimen.
Pada batuan beku,kekar terjadi karena pembekuan magma dengan sangat
cepat (secara mendadak).
Pada batuan sedimen,Kekar terjadi karena :
a. Intrusi/ekstrusi
b. Pengaruh iklim/musim
2. STRUKTUR SESAR ( FAULT )
Sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran
sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan
dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan.Hal ini terjadi apabila
blok batuan yang dipisahkan oleh rekahan telah bergeser sedemikian rupa
hingga lapisan batuan sediment pada blok yang satu terputus atau terpisah
dan tidak bersambungan lagi dengan lapisan sediment pada blok yang
lainnya.Ukuran panjang maupun kedalaman sesar dapat berkisar antara
beberapa centimeter saja sampai mencapai ratusan kilometer.
Berdasarkan pada sifat geraknya,sesar dapat dibedakan menjadi 3 jenis
yaitu :
a. Sesar Normal (Gravity Fault),yaitu gerak relatif Hanging Wall turun
terhadap Foot Wall.Disebut juga sebagai Sesar Turun.
b. Sesar Naik (Reverse Fault),yaitu gerak relatif Hanging Wall naik
terhadap Foot Wall.Posisi Hanging Wall lebih tinggi daripada Foot
Wall.Namun jika Hanging Wall bergeser naik hingga menutupi Foot
Wall,maka sesar tersebut.
c. disebut Thrust Fault yang bergantung pada kuat stress horizontal dan
dip (kemiringan bidang sesar).
d. Sesar Mendatar (Horizontal Fault),yaitu gerak relative mendatar pada
bagian-bagian yang tersesarkan. Hanging Wall dan Foot Wall bergeser
Horizontal yang diakibatkan oleh kerja shear stress.
Disamping itu juga terdapat sesar-sesar yang lain ,diantaranya :
a. Strike Dip Fault,yaitu kombinasi antara sesar turun dan sesar horizontal
b. Hing Fault,yaitu Sesar Rotasional
3. LIPATAN ( FOLDING )
Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang
ditunjukkan oleh lengkungan atau melipatnya batuan tersebut akibat
pengaruh suatu tegangan (gaya) yang bekerja pada batuan tersebut yang
umunya refleksi perlengkungannya ditunjukkan oleh perlapisan pada
batuan sedimen serta bisa juga pada foliasi batuan metamorf .
Secara umum,jenis-jenis lipatanyang terpenting adalah sebagai berikut :
1. Antiklin,yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah
kemiringan yang saling berlawanan.
2. Sinklin,yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah
kemiringan yang menuju ke satu arah yang sama.
Beberapa defenisi tentang lipatan :
a. Sayap Lipatan,yaitu bagian sebelah menyebelah dari sisi lipatan
b. Puncak Lipatan,yaitu titik atau garis yang tertinggi dari sebuah lipatan
c. Bidang Sumbu Lipatan,yaitu suatu bidang yang memotong
lipatan,membagi sama besar sudut yang dibentuk oleh lipatan
tersebut.
d. Garis Sumbu Lipatan,yaitu perpotongan antara bidang sumbu dengan
bidang horizontal.
e. Jurus (Strike),yaitu arah dari garis horizontal dan merupakan
perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang
horizontal.
f. Kemiringan (Dip),yaitu sudut kemiringan yang tersebar dan dibentuk
oleh suatu bidang miring dengan bidang horizontal dan diukur dengan
tegak lurus dengannya.
E. Dimensi Jenjang
Karena letak batubara atau mineral berada di lapisan bawah dari permukaan dan
tertutup oleh lapisan tanah penutup, maka untuk mencapai lapisan bijih itu
biasanya dibuat jenjang/bench. Suatu jenjang yang dibuat harus mampu
menampung dan mempermudah pergerakan alat-alat mekanis pada saat aktivitas
pengupasan tanah penutup dan pengambilan bijih.
Dimensi suatu jenjang dapat ditentukan dengan mengetahui data produksi yang
diinginkan, peralatan mekanis yang digunakan, material yang digali, jenis
pembongkaran dan penggalian yang dipergunakan dan batas kedalaman
penggalian atau tebalnya lapisan batubara, serta data sifat mekanik dan sifat fisik
batuan untuk kestabilan lereng. Dimensi dari jenjang adalah sebagai berikut:
1. Panjang Jenjang
Panjang jenjang tergantung pada produksi yang diinginkan dan luas dari areal
penambangan atau dibuat sampai pada batas penambangan yang
direncanakan. Pada dasarnya adalah alat-alat mekanis yang digunakan
mempunyai ruang gerak yang cukup untuk bermanuver dalam aktivitasnya.
2. Lebar Jenjang
Lebar jenjang dirancang sesuai dengan jarak yang dibutuhkan oleh alat
mekanis dalam beroperasi, dalam hal ini alat gali/muat dan alat angkut.
Untuk perhitungan lebar jenjang yang sangat dipengaruhi oleh alat-alat
mekanis yang digunakan, metode yang dipakai untuk penentuan dimensi
jenjang adalah “US Army Engineers (1967)” dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
W min = Pm + Pa + JA
Dimana :
DAFTAR PUSTAKA
1. http://miningengineeringscience.blogspot.com/2015/03/rancangan-teknis-
penambangan.html
2. https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2015/11/makalah-pengertian-stripping-
ratio-dan.html
5. http://info-pertambangan.blogspot.com/2012/10/struktur-geologi.html