DISUSUN OLEH:
AULIA RAHMADANI
21802003
DOSEN PENGAMPU:
FAKULTAS TEKNIK
2022
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA,sebagai pencipta atas segala
kehidupan yang kita lihat,kita dengar, dan kita rasa yang senantiasa memberikan rahmat,hidayah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, semoga allah senantiasa membalas dengan kebaikan
yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
megharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, guna membantu
perbaikan dimasa yang akan dating. Harap penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
[Aulia Rahmadani]
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Perhitungan Kadar Batas
2. Perhitungan Kadar Ekivalen
3. Model Blok
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
A. KADAR BATAS
Ada 2 pengertian tentang cut off grade, yaitu : 1) Kadar endapan bahan galian terendah
yang masih memberikan keuntungan apabila ditambang. 2) Kadar rata-rata terendah dari
endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan tersebut
ditambang. Cut off grade inilah yang akan menentukan batas-batas atau besarnya cadangan,
serta menentukan perlu tidaknya dilakukan mixing/blending
BECOG =
c. Biasanya hanya biaya atau ongkos operasi langsung yang diperhitungkan dalam
penentuan cut-off grade. Ongkos-ongkos kapital dan biaya tak langsung seperti
penyusutan (depresiasi) pada umumnya tidak dimasukkan. Untuk keperluan
perancangan batas akhir penambangan (pit design) asumsi yang diambil adalah
bahwa umur tambang cukup panjang sehingga depresiasi tidak lagi merupakan faktor
yang penting. Karena pada tahap terakhir dari penambangan dimana batas lereng
akhir dari tambang telah dicapai, kapital dan peralatan telah terdepresiasi secara
penuh.
B. KADAR EKIVALEN
1. Dalam cebakan bijih Terdapat lebih dari satu mineral (mineral utama dan ikutan).
2. Dalam kadar ekivalen : NSR (Net Smelter Return) sebagai nilai kotor dari satu ton
bijih setelah dikurangi dengan ongkos-ongkos smelting, refining dan freight (SRF).
a. Hitung NSR dari 1 ton (atau 1 tonne) tembaga yang berkadar bijih 1%
b. Hitung NSR dari 1 ton (atau 1 tonne) mineral ikutan, misal moly dengan kadar 1 %
(atau emas dengan kadar 1 oz/ton atau 1 gr/ton, dst)
c. Hitung faktor ekivalensi sebagai nisbah (ratio) antara NSR untuk mineral ikutan
terhadap NSR untuk mineral utama.
d. Jadi Cu ekivalen = total Cu + Faktor x moly
e. Jika kadar total Cu dan kadar moly (emas, perak, dst) dalam blok diketahui, maka
kadar Cu ekivalen dari blok tersebut dapat dihitung.
C. MODEL BLOK
Model blok adalah model computer yang membagi cebakan bijih menjadi
blok-blok yang seragam. Permodelan dan penaksiran sumberdaya mineral secara
computer didasarkan pada kerangka model blok. Metode ini membagi seluruh daerah
sasaran penambangan yang diinginkan menjadi suatu blok besar yang terdiri dari banyak
sub blok yang lebih kecil dengan ukuran tertentu, ukuran blok merupakan fungsi
geometri endapan bahan galian di daerah penelitian dan sistem penambangan yang akan
digunakan sedangkan peubah (variable) yang diperlukan untuk permodelan yaitu
topografi daerah penelitian (topo), informasi geologi, kadar bijih atau batubara, jenis
batuan (rock), massa jenis (density), tonase setiap blok. (Waterman, 2004).
Biasanya permodelan sumberdaya mempunyai batas koordinat: ke arah utara misal 0 N –
1300 N, ke arah timur misal 150 E – 600 E, dan ketinggian misal 1075 m – 1400 m. Di
bawah ini adalah contoh sketsa model blok 3D dengan ukuran blok (10 x 10 x 1) m.
Aspek yang paling penting dalam perhitungan cadangan adalah metode
penaksiran, terdapat bermacam-macam metode penaksiran yang bisa dilakukan yaitu
metode klasik yang terdiri dari NNP (Neighborhood Nearest Point) dan IDW (Inverse
Distance Weighting) serta metode non klasik yaitu penaksiran dengan menggunakan
Kriging. Metode Kriging adalah yang paling baik dalam hal ketepatan penaksirannya
(interpolasi), metode ini sudah memasukkan aspek spasial (posisi) dari titik referensi
yang akan digunakan untuk menaksir suatu titik tertentu. Salah satu keunggulan dalam
memperhatikan posisi dalam metode Kriging adalah adanya proses screening, yaitu titik
referensi yang terletak tepat di belakang suatu titik yang lebih dekat akan diabaikan.
Kelebihan ini tidak mungkin ditemui pada metode klasik yang selama ini digunakan.
Setelah data-data hasil uji kualitas dari conto dimasukkan ke dalam basis data, kemudian
dilakukan penaksiran data kualitas pada titik-titik (grid) yang belum mempunyai data
kualitas. Nilai data hasil taksiran tersebut merupakan nilai rata- rata tertimbang
(weighting average) dari data contoh yang telah ada.
Dalam penaksiran data kadar (kualitas) ini dilakukan teknik-teknik pembobotan yang
umumnya didasarkan pada :
Letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak data conto, Kecenderungan
penyebaran data kualitas,
Orientasi setiap contoh yang menunjukkan hubungan letak ruang antar contoh.
Neighborhood Nearest Point (NNP), memperhitungan nilai di suatu blok didasari oleh
nilai titik yang berada paling dekat dengan blok tersebut. Dalam kerangka model blok,
dikenal jenis penaksiran poligon dengan jarak titik terdekat (rule of nearest point), yaitu
nilai hasil penaksiran hanya dipengaruhi oleh nilai conto yang terdekat (lihat Gambar 9),
atau dengan kata lain titik (blok) terdekat memberikan nilai pembobotan satu untuk titik
yang ditaksir, sedangkan titik (blok) yang lebih jauh memberikan nilai pembobotan nol
(tidak mempunyai pengaruh).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
a. Hitung NSR dari 1 ton (atau 1 tonne) tembaga yang berkadar bijih 1%
b. Hitung NSR dari 1 ton (atau 1 tonne) mineral ikutan, misal moly dengan kadar 1 % (atau
emas dengan kadar 1 oz/ton atau 1 gr/ton, dst)
c. Hitung faktor ekivalensi sebagai nisbah (ratio) antara NSR untuk mineral ikutan terhadap
NSR untuk mineral utama.
d. Jadi Cu ekivalen = total Cu + Faktor x moly
e. Jika kadar total Cu dan kadar moly (emas, perak, dst) dalam blok diketahui, maka kadar
Cu ekivalen dari blok tersebut dapat dihitung
Model blok adalah model computer yang membagi cebakan bijih menjadi blok-blok
yang seragam. Permodelan dan penaksiran sumberdaya mineral secara computer didasarkan
pada kerangka model blok.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/334588344/Perhitungan-Kadar-Batas
https://www.scribd.com/presentation/421264275/Perhitungan-Kadar-Ekivalen
https://www.scribd.com/document/337518324/Metode-Model-Blok
https://www.scribd.com/doc/293195419/Model-Blok-Desain
BAB II
PEMBAHASAN
A. KADAR BATAS
Ada 2 pengertian tentang cut off gr ade, yaitu : 1) Kadar endapan bahan galian terendah yang masih
memberikan keuntungan apabila ditambang. 2) Kadar rata-rata terendah dari end h dari endapan bahan
galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan tersebut ditambang. Cut off grade inilah
yang akan menentukan batas-batas atau besarnya cadangan, serta menentukan perlu tidaknya
dilakukan mixing/blending
1. Kadar Batas Pulang Pokok [ Break Even Cut-Off Grad Break Even Cut-Off Grade = BECOG)
a. Dalam teori ekonomi, analisis pulang pokok terdiri dari penentuan nilai parameter yang parameter
yang diinginkan [misalnya diinginkan ]misalnya : berapa : berapa 'umlah produk 'umlah produk yang
harus yang harus dijual) sedemikian rupa sehinga pendapatan tepat sama dengan ongkos atau biaya
yang dikeluarkan keuntungan = 0)
b. Dalam pertambangan, pertambangan, yang ingin kita ketahui ketahui adalah berapa kadar bijih yang
menghasilkan angka yang sama yang sama antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan bijih tadi
dengan biaya yang dikeluarkan untuk menambang serta bang serta memprosesnya. Kadar ini Kadar ini
dikenal dengan nama kadar batas pulang pokok atau break even cut-off grade.