Anda di halaman 1dari 20

Perencanaan Tambang 05 -

Perancangan Batas Akhir


Penambangan (Pit Limit Design)
Annisa Intan Yustisia Rahmalina, MT
Konsep Dasar
● Data
○ Model Blok Cebakan Bijih
○ Data Tekno - ekonomik (termasuk sudut lereng)
● Kadar Batas Pulang Pokok (Break Even Cut-off Grade) dan Nisbah Pengupasan Pulang Pokok (Break Even
Stripping Ratio) : berdasarkan data ekonomik dan perolehan (recovery) kita dapat menghitung BECOG dan
membuat suatu tabel yang menunjukkan BESR untuk berbagai kadar batas.
● Algoritma Perancangan
○ Metoda penampang (Manual Cross Section / 2-D)
○ Pemrograman dinamik 2 Dimensi (2-D Dynamic Programming atau Metoda Lerchs-Grossmann)
○ Metoda Kerusut mengambang (Floating cone) 3-D
○ Metoda tiga dimensi lainnya :
■ Teori grafik (Graph theory)
■ 3-D Dynamic programming
■ Aliran Jaringan (Network Flow)
PERANCANGAN TAMBANG : DEFINISI DAN DASAR PEMIKIRAN

● Istilah perancangan tambang biasanya dimaksudkan sebagai bagian dari proses perencanaan tambang yang berkaitan dengan masalah-masalah geometrik. Di
dalamnya termasuk perancangan batas akhir penambangan, tahapan (pushback), urutan penambangan tahunan/ bulanan, penjadwalan produksi dan waste dump.
● Aspek perencanaan tambang yang tidak berkaitan dengan masalah geometrik meliputi kebutuhan alat dan tenaga kerja, perkiraan biaya kapital dan biaya operasi.
● Penentuan Batas Penambangan (final pit limit)

○ Tujuan yang ingin dicapai adalah menentukan batas-batas penambangan pada suatu cebakan bijih (yakni jumlah cadangan dan kadarnya) yang akan
memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih tersebut sebelum memasukkan faktor nilai waktu dari uang.
■ Tidak diperhitungkannya nilai waktu dari uang akan menghasilkan bentuk pit yang paling besar untuk suatu set parameter ekonomik tertentu.
■ Dengan menambahkan faktor bunga (interest), besar pit akan berkurang.

○ Mengapa faktor nilai waktu dari uang tidak dimasukkan ? Beberapa alasan :
■ Untuk proyek dengan jangka waktu panjang (misal : lebih dari 15 tahun), tahap-tahap penambangan terakhir akan memiliki dampak yang minimal
terhadap tingkat pengembalian modal atau rate of return.
■ Selain itu, untuk proyek yang berjangka waktu panjang seperti ini, cukup masuk akal bahwa faktor teknologi yang semakin canggih akan
mengimbangi faktor nilai waktu dari uang.

○ Walaupun butir (a) di atas merupakan tujuan yang paling umum, ada beberapa kasus terutama pada cebakan bijih dengan nisbah pengupasan yang
tinggi–dimana nilai waktu dari uang perlu dipertimbangkan pada tahap awal dari evaluasi.
PERANCANGAN TAMBANG : DEFINISI DAN DASAR PEMIKIRAN

● Berapa banyak energi yang harus dicurahkan untuk menentukan batas penambangan?
○ Pada fase kelayakan suatu proyek yang berjangka panjang, tahap-tahap penambangan terakhir akan memiliki dampak yang
minimal terhadap rate of return. Karena itu, mencurahkan terlalu banyak waktu untuk perancangan batas penambangan barangkali
kurang memiliki alasan yang kuat.
■ Usaha yang tidak begitu memakan waktu dapat meliputi penggunaan program floating cone atau 3-D Lerchs-Grossmann
untuk menentukan pit limit, dan melakukan pengecekan awal apakah hasilnya masuk akal.
■ Studi sensitivitas dengan melakukan perubahan-perubahan kecil pada parameter pokok seperti sudut lereng, harga
komodits, ongkos-ongkos, dan lain-lain. Akan membantu dalam pemilihan skenario untuk dasar perancangan.
○ Untuk proyek penambangan dengan jangka waktu yang relatif singkat, misalnya kurang dari 15 tahun, diperlukan energi dan waktu
lebih banyak untuk menentukan batas penambangan, terutama bila lereng akhir ( final pit walls) akan dibuat pada tahap-tahap awal.
Usaha yang lebih serius dapat meliputi perancangan dua geometri pit yang berbeda, lengkap dengan jalan angkutnya dan dengan
lereng akhir pada berbagai posisi yang berlainan, kemudian dipilih alternatif mana yang terbaik.
○ Pada tahap-tahap belakangan, khususnya ketika lereng akhir dengan nisbah pengupasan yang relatif besar akan dibuat, energi
yang besar perlu dicurahkan untuk perancangan pit limit ini. Studi kelayakan yang memakan waktu beberapa bulan dapat
dilakukan. Beberapa alternatif rancangan dapat dibuat untuk melihat detail dari penjadwalan produksi, kebutuhan alat serta
ongkos-ongkos.
Metoda Penampang 2 Dimensi

● Penentuan batas penambangan secara manual membutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya subyektif. Dua orang yang berbeda mungkin akan
memperoleh batas-batas penambangan (pit limit) yang tidak persisi sama.
● Deskripsi metoda penampang (2-D manual cross-sectional method)
○ Mulai dengan model blok (skala horisontal = skala vertikal). Tentukan sudut lereng keseluruhan. Hitung BECOG dan buat tabel yang menunjukkan BESR
untuk berbagai kadar batas.

○ Untuk setiap penampang tentukan batas penambangan (trial pit limit) pada sudut lereng tersebut. Tentukan posisi lereng akhir dimana BESR kumulatif dari
blok-blok bijih akan dapat membayar pengupasan tanah penutupnya.

○ Pindahkan trial pit limit dari penampang vertikal (cross section) ke horisontal (level/plan map). Dalam memindahkan rancangan pit, hanya titik-titik pada
level dimana terjadi perubahan rancangan yang berarti perlu dipindahkan. Level atau jenjang yang penting meliputi bagian atas dan bawah dan lereng
yang panjang, dan jenjang dimana sudut lereng berubah. Tidak semua titik pada setiap jenjang perlu dipindahkan.

○ Buat kontur batas penambangan pada penampang horisontal. Rancangan batas akhir penambangan harus cukup halus. Menghubungkan setiap titik secara
kaku pada level map tidak akan memberikan hasil yang diinginkan. Beberapa titik pada level map ini mungkin harus diabaikan.
○ Untuk penampang-penampang (sections) di dekat ujung cebakan bijih, sudut lereng dapat dibuat sedikit lebih landai.
○ Kuantitas dan kadar cadangan yang terdapat di dalam batas penambangan dapat ditabulasikan dari jumlah, berat dan kadar blok di tiap-tiap jenjang.
Metoda Penampang 2 Dimensi

● Asumsi Implisit metoda penampang 2-D


○ Walau bagaimanapun, penambangan di bagian tengah dari cadangan pasti akan terjadi. Kita hanya perlu menetapkan batas
penambangan yang paling luar saja.
○ Cebakan bijih memiliki bentuk cukup memanjang ke arah yang tegak lurus dari penampang-penampang vertikal yang digunakan.
● Pedoman pokok dalam menentukan batas penambangan
○ Setiap blok bijih yang akan ditambang harus dapat membayar atau mendukung pengupasan ( stripping) dirinya sendiri.
○ Jika sebuah blok bijih dapat ditambang karena kontribusi dari blok-blok bijih lain yang terletak diatasnya (dan pada jalur
penambangan blok ini), maka blok bijih ini harus ditambang. Kontribusi dari tiap-tiap blok dapat dijumlahkan, jadi rata-rata untuk
beberapa blok diperbolehkan.
○ Jika dua blok bijih yang terpisah satu sama lain dapat ditambang karena kontribusi simultan dari pengupasan waste yang sama,
maka kedua blok ini harus ditambang.
○ Tidak ada blok waste yang boleh ditambang kecuali bila ia terletak pada jalur penambangan dari suatu blok bijih yang terletak di
bawahnya.
Pemrograman Dinamik 2-D (Metoda Lerchs-Grossman)

● Pemrograman Linier vs. Pemrograman Dinamik


○ Pemrograman linier (linier programing) dirancang untuk proses suatu tahap. Biasanya di dalamnya tidak terlibat elemen waktu atau urut-urutan berdasarkan waktu ( one
shot decision).

Solusi optimal (yaitu nilai-nilai keputusan) diperoleh dengan mengikuti algoritma simplex. Tujuan : mengoptimalkan R1.
○ Pemrograman dinamik (dynamic programming) ditujukan untuk proses beberapa tahap (multi-stage process). Biasanya melibatkan elemen waktu dari
keputusan-keputusan yang berurutan (sequential decisions). Critical Path Method atau CPM adalah suatu contoh baik. Proses multi tahap merupakan uatu masalah
dimana keputusan yang berurutan harus diambil, dansetiap keputusan akan mempengaruhi ruang lingkup pengambilan keputusan berikutnya.

n
Tujuan : mengoptimalkan R = Σ RI dengan memilih secara tepat
i=1
nilai-nilai variabel keputusan. Solusi optimal diperoleh dengan mengikuti prinsip Optimalitas Dinamik dari Bellman yang intinya: apapun yang telah kita lakukan dimasa
yang lalu, keputusan-keputusan mendatang harus optimal relatif terhadap situasi saat ini. Solusi optimal ini merupakan suatu kumpulan-kumpulan keputusan yang
berurutan, misalnya sebuah kebijakan (policy)
Pemrograman Dinamik 2-D (Metoda Lerchs-Grossman)

● Pemrograman Dinamik 2- Dimensi (Metoda Lerchs-Grossman)


Memiliki motivasi bahwa pada dasarnya penentuan batas penambangan yang ‘optimum’ menggunakan penampang (2-D cross section)
mudah dilakukan.

● Asumsi-asumsi dasar
○ Nilai ekonomik tiap blok diketahui/dapat dihitung.
○ Sudut lereng keseluruhan diberikan sebagai masukan.
○ Tujuan : memaksimalkan keuntungan total (nilai material yang ditambang dikurangi ongkos penambangan)
● Algoritma
○ Sudut lereng
■ Jika ukuran blok dalam model sudah pasti, tentukan jumlah blok ke atas dan ke bawah untuk setiap blok (pada
penampang) yang paling mendekati kendala sudut lereng.
■ Jika ukuran blok masih dapat diatur, pilihlah sedemikian rupa sehingga geometri ukuran blok sesuai dengan sudut lereng.
Pemrograman Dinamik 2-D (Metoda Lerchs-Grossman)

○ Hitung nilai ekonomik dari tiap blok, yaitu pendapatan dari nilai jual dikurangi ongkos penambangan blok tersebut, ongkos
pengolahan dan ongkos G&A (general & administrative costs = overhead). Nilai ekonomik ini kita sebut sebagai nilai pertama dari
blok atau mij. Pada penampang 2-dimensi, blok (i,j) terletak pada baris i dan kolom j.
○ Hitung jumlah nilai ekonomik dari blok-blok yang berada di satu kolom dengan blok (i,j). Ini kita definisikan sebagai nilai kedua dari
blok atau Mij.

○ Pada penampang kita tambahkan baris 0, lalu hitung nilai ketiga dari blok atau Pij sebagai berikut. Poj = 0

Kemudian, untuk tiap kolom mulai dari kolom 1 :


Pij = Mij + max (Pi+k,j-1) untuk k = -1,0,1
Pemrograman Dinamik 2-D (Metoda Lerchs-Grossman)

○ Beri tanda panah untuk menandai maksimum dari blok (i,j) ke blok (i+k,j-1) tanda panah ini harus mengarah dari kanan ke kiri.
■ Untuk kolom pertama (j = 1), buatlah Pij = Mij
■ Pij mewakili nilai paling besar yang dapat diperoleh dari penambangan blok (i,j) dan semua blok di atasnya, serta blok-blok
di sebelah kirinya

○ Pilih jalur optimal (yang akan menandai kontur permukaan tambang atau batas penambangan) dengan mencari kolom j yang
memiliki nilai Pij positif dan terbesar di permukaan (di baris 1).
■ Kontur batas penambangan akan diperoleh dengan mengikuti arah anak panah dari kanan ke kiri, mulai dari blok ini.
■ Jika nilai Pij di permukaan (baris 1) semua negatif, berarti tidak ada blok yang ekonomik untuk ditambang pada penampang
yang bersangkutan.
Pemrograman Dinamik 2-D (Metoda Lerchs-Grossman)

Langkah-langkah tersebut di atas dapat direpresentasikan sebagai berikut.


Pemrograman Dinamik 2-D (Metoda Lerchs-Grossman)
Pemrograman Dinamik 2-D (Metoda Lerchs-Grossman)
Pemrograman Dinamik 2-D (Metoda Lerchs-Grossman)
Metoda Kerucut Mengambang (Floating Cone 3-Dimensi)

● Tujuan ○ Data Ekonomik


○ Menentukan batas akhir satu tambang terbuka (ultimate pit limit) ■ Harga komoditas (Cu, Au, Ag, Mo, ...... dll)
dengan menggunakan analisis ekonomik pulang pokok (break even ■ Semua ongkos-ongkos yang berkaitan dengan penambangan dan
economic analysis). pengolahan bijih :
○ Sasaran yang ingin dicapai dalam penentuan batas akhir ■ Ongkos penambangan per ton bijih
penambangan mengharuskan batas akhir tersebut dihitung ■ Ongkos penambangan/pengupasan per ton lapisan penutup
menggunakan dasar ekonomik pulang pokok. ■ Ongkos pengolahan (penggerusan, milling/leaching) per ton bijih
○ Keuntungan dari menambang tahapan bijih terakhir harus tepat ■ Perolehan (recovery) dari proses pengolahan
membayar biaya pengupasan lapisan penutupnya. ■ Ongkos peleburan, pemurnian dan pengangkutan (SRF) per unit
● Masukan Data Yang diperlukan produk akhir komoditas
○ Model Blok Cadangan Bijih ■ Perolehan (recovery) dari peleburan dan pemurnian
■ Model komputer yang membagi cebakan bijih menjadi ■ Ongkos umum dan administrasi (G&A) per ton bijih
blok-blok yang seragam ■ Ongkos royalti
■ Tiap blok memiliki informasi tentang tofografi, geologi dan
taksiran kadar mineral ○ Data Sudut Lereng
■ Informasi yang disimpan dalam tiap blok cukup untuk ■ Satu sudut lereng yang sama untuk pit , atau
menghitung nilai ekonomiknya dari data ekonomi yang ■ Sudut lereng yang bervariasi dengan zona-zona di pit
ada ○ Lebar Pit Bottom Minimum – cukup untuk ruang kerja peralatan
Metoda Kerucut Mengambang (Floating Cone 3-Dimensi)

● Algoritma floating cone bekerja dalam dua tahap :


○ Pada tahap pertama, taksiran kadar blok dan parameter ekonomik (harga komoditas, ongkos penambangan dan pengolahan, perolehan dan royalti) digunakan untuk
membuat suatu model blok ekonomik. Setiap blok memiliki nilai moneter, blok bijih nilainya positif dan blok lapisan penutup ( waste) negatif. Nilai uang ini mewakili
keuntungan bersih dari penambangan blok yang bersangkutan.
○ Pada tahap kedua analisis kerucut mengambang dilakukan terhadap blok-blok dalam model, dari atas ke bawah. Dasar (bagian lancip) dari suatu kerucut terbalik
diletakkan di pusat setiap blok bijih (blok yang nilainya positif)
■ Suatu analisis ekonomik kemudian dilakukan dengan menjumlahkan nilai uang dari seluruh blok di dalam kerucut terbalik ini. Jika hasilnya positif, semua blok
ini harus ditambang/dikeluarkan dari model dan tidak lagi diperhitungkan dalam analisis berikutnya.
■ Kerucut ini digerakkan secara sistematis dalam model blok hingga semua material yang ekonomis habis ditambang. Kerucut dimulai dari atas dan bergerak ke
bawah, kemudian mulai lagi dari atas model blok untuk mengambil blok-blok yang mungkin sekarang menjadi ekonomis karena pengupasan material waste oleh
blok-blok bijih di bawahnya. Ini akan berlangsung hingga tak ada lagi material yang dapat ditambang.
■ Dinding lereng dari kerucut ini memililki sudut yang sama dengan sudut lereng tambang yang ditentukan.
■ Jari-jari penambangan minimum atau lebar minimum pada pit bottom merupakan salah satu masukan. Biasanya jari-jari ini dibuat berukuran 1,5 kali ukuran
blok, sehingga lebar minimum di pit bottom adalah 9 blok (cukup untuk beroperasinya peralatan).
■ Analisis kerucut mengambang ini menggunakan pendekatan blok utuh terdekat. Jadi, jika pusat blok berada di dalam kerucut maka seluruh blok itu dianggap
berada dalam kerucut.
■ Sembarang bentuk pit dapat didekati dengan membuat kerucut-kerucut overlapping satu sama lain. Overlap dimungkinkan karena blok-blok yang ditambang
pada kerucut sebelumnya berubah statusnya menjadi blok udara, sehingga tidak lagi diperhitungkan dalam analisis ekonomik kerucut berikutnya. Jika semua
kerucut terbalik ini kita gabungkan, sebuah geometri pit akan terbentuk. Selubung paling luardari bentu pit ini berada pada posisi pulang pokok relatif terhadap
data masukan (input) yang kita berikan.
Metoda Kerucut Mengambang (Floating Cone 3-Dimensi)

● Aspek lain : Penerapan metoda kerucut mengambang untuk perancangan penahapan penambangan (pushback)
○ Jika harga komomditas diturunkan, BECOG akan naik dan BESR akan turun. Geometri kerucut mengambang yang diperoleh akan
menjadi lebih kecil dan cadangan tertambangnya lebih kecil pula.
○ Jika harga komoditas terus diturunka, akan diperoleh suatu serial geometri pit (bentuk/geometri open pit dari besar ke kecil).
Proses penambangannya akan mentargetkan dulu blok-blok dengan potensi keuntungan paling besar (untuk harga komoditas paling
rendah). Blok-blok yang merupakan target berikutnya secara bertahap akan ditambang hingga batas akhir dari pit tercapai (pada
harga komoditas yang diproyeksikan)
○ Serial geometri ini menjadi indikator atau pedoman urutan pengambilan bijih. Hal ini amat berguna dalam merancang tahap-tahap
penambangan (phase/pushback design).
Metoda Kerucut Mengambang (Floating Cone 3-Dimensi)

Berikut ini adalah cara mengoptimasi pit limit dengan cara floating cone 3D dengan data nilai ekonomik dari setiap blok model yang sama dengan
pada Lerch-Grossman 2D.
Metoda Kerucut Mengambang (Floating Cone 3-Dimensi)

Pada Gambar 5.18 terlihat bahwa hasil penentuan pit yang optimum
dengan cara floating cone memberikan hasil yang sama dengan cara
Lerchs-Grossman.
Contoh Soal
Dengan menggunakan pendekatan kerucut mengambang (floating cone) yang benar, hitunglah keuntungan bersih yang akan diperoleh dari
penampang tambang terbuka di bawah ini. Tunjukan pula blok-blok yang akan ditambang/tidak akan ditambang.

Net profit = nilai blok 1 + nilai blok 2 - ongkos


penggalian/penambangan
= 80 juta + 100 juta - (12 x 10 juta)
= 180 juta – 120 juta
= 60 juta

Anda mungkin juga menyukai