Anda di halaman 1dari 26

BAB V

PERANCANGAN BATAS AKHIR PENAMBANGAN


(PIT LIMIT DESIGN)

5.1. KONSEP DASAR


1) Data yang ada :
Model blok cebakan bijih
Data tekno-ekonomik (termasuk sudut lereng)
Pertanyaannya :
Bagaimana

menentukan

batas

akhir

penambangan

(bentuk/geometri dari final pit) ?


2) Kadar Batas Pulang Pokok (Break Even Cut-off Grade) dan
Nisbah Pengupasan Pulang Pokok (Break Even Stripping Ratio)
: berdasarkan data ekonomik dan perolehan (recovery) kita
dapat menghitung BECOG dan membuat suatu tabel yang
menunjukkan BESR untuk berbagai kadar batas.
3) Beberapa algoritma perancangan (penentuan pit limit)
a. Metoda penampang (Manual Cross Section / 2-D)
b. Pemrograman

dinamik

Dimensi

(2-D

Dynamic

Programming atau Metoda Lerchs-Grossmann)


c. Metoda Kerusut mengambang (Floating cone) 3-D
d. Metoda tiga dimensi lainnya :
Teori grafik (Graph theory)
3-D Dynamic programming
Aliran Jaringan (Network Flow)

V-1

5.2. PERANCANGAN TAMBANG : DEFINISI DAN DASAR


PEMIKIRAN
1) Istilah perancangan tambang biasanya dimaksudkan sebagai
bagian dari proses perencanaan tambang yang berkaitan
dengan masalah-masalah geometrik. Di dalamnya termasuk
perancangan batas akhir penambangan, tahapan (pushback),
urutan

penambangan

tahunan/

bulanan,

penjadwalan

produksi dan waste dump.


2) Aspek perencanaan tambang yang tidak berkaitan dengan
masalah geometrik meliputi kebutuhan alat dan tenaga kerja,
perkiraan biaya kapital dan biaya operasi.
3) Penentuan Batas Penambangan (final pit limit)
a.

Tujuan yang ingin dicapai adalah menentukan batasbatas penambangan pada suatu cebakan bijih (yakni
jumlah

cadangan

dan

kadarnya)

yang

akan

memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih


tersebut sebelum memasukkan faktor nilai waktu dari
uang.
i.

Tidak diperhitungkannya nilai waktu dari uang


akan menghasilkan bentuk pit yang paling besar
untuk suatu set parameter ekonomik tertentu.

ii.

Dengan menambahkan faktor bunga (interest),


besar pit akan berkurang.

b. Mengapa faktor nilai waktu dari uang tidak dimasukkan ?


Beberapa alasan :
i.

Untuk proyek dengan jangka waktu panjang


(misal

lebih

dari

15

tahun),

tahap-tahap

penambangan terakhir akan memiliki dampak yang


minimal terhadap tingkat pengembalian modal atau
rate of return.

V-2

ii.

Selain itu, untuk proyek yang berjangka waktu


panjang seperti ini, cukup masuk akal bahwa faktor
teknologi yang semakin canggih akan mengimbangi
faktor nilai waktu dari uang.

c.

Walaupun butir (a) di atas merupakan tujuan yang


paling

umum,

ada

beberapa

kasus

terutama

pada

cebakan bijih dengan nisbah pengupasan yang tinggi


dimana nilai waktu dari uang perlu dipertimbangkan pada
tahap awal dari evaluasi.
4) Berapa banyak energi yang harus dicurahkan untuk
menentukan batas penambangan ?
a. Pada

fase

panjang,

kelayakan

suatu

tahap-tahap

proyek

penambangan

yang

berjangka

terakhir

akan

memiliki dampak yang minimal terhadap rate of return.


Karena itu, mencurahkan terlalu banyak waktu untuk
perancangan

batas

penambangan

barangkali

kurang

memiliki alasan yang kuat.


i.

Usaha yang tidak begitu memakan waktu dapat


meliputi penggunaan program floating cone atau 3-D
Lerchs-Grossmann untuk menentukan pit limit, dan
melakukan pengecekan awal apakah hasilnya masuk
akal.

ii. Studi

sensitivitas

dengan

melakukan

perubahan-

perubahan kecil pada parameter pokok seperti sudut


lereng, harga komodits, ongkos-ongkos, dan lain-lain.
Akan membantu dalam pemilihan skenario untuk
dasar perancangan.
b. Untuk proyek penambangan dengan jangka waktu yang
relatif singkat, misalnya kurang dari 15 tahun, diperlukan
energi dan waktu lebih banyak untuk menentukan batas

V-3

penambangan, terutama bila lereng akhir (final pit walls)


akan dibuat pada tahap-tahap awal.
Usaha yang lebih serius dapat meliputi perancangan dua
geometri

pit

yang

berbeda,

lengkap

dengan

jalan

angkutnya dan dengan lereng akhir pada berbagai posisi


yang berlainan, kemudian dipilih alternatif mana yang
terbaik.
c.

Pada tahap-tahap belakangan, khususnya ketika lereng


akhir dengan nisbah pengupasan yang relatif besar akan
dibuat,

energi

yang

besar

perlu

dicurahkan

untuk

perancangan pit limit ini.


Studi kelayakan yang memakan waktu beberapa bulan
dapat dilakukan. Beberapa alternatif rancangan dapat
dibuat untuk melihat detail dari penjadwalan produksi,
kebutuhan alat serta ongkos-ongkos.
5.2.1. Metoda Penampang 2 Dimensi
1) Penentuan batas penambangan secara manual membutuhkan
pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya subyektif. Dua
orang yang berbeda mungkin akan memperoleh batas-batas
penambangan (pit limit) yang tidak persisi sama.
2) Deskripsi metoda penampang (2-D manual cross-sectional
method)
a. Mulai dengan model blok (skala horisontal = skala
vertikal). Tentukan sudut lereng keseluruhan. Hitung
BECOG dan buat tabel yang menunjukkan BESR untuk
berbagai kadar batas.
b. Untuk setiap penampang tentukan batas penambangan
(trial pit limit) pada sudut lereng tersebut. Tentukan posisi
lereng akhir dimana BESR kumulatif dari blok-blok bijih
akan dapat membayar pengupasan tanah penutupnya.
V-4

c.

Pindahkan trial pit limit dari penampang vertikal (cross


section)

ke

horisontal

(level/plan

map).

Dalam

memindahkan rancangan pit, hanya titik-titik pada level


dimana terjadi perubahan rancangan yang berarti perlu
dipindahkan.
Level atau jenjang yang penting meliputi bagian atas dan
bawah dan lereng yang panjang, dan jenjang dimana
sudut lereng berubah. Tidak semua titik pada setiap
jenjang perlu dipindahkan.
d. Buat

kontur

batas

penambangan

pada

penampang

horisontal. Rancangan batas akhir penambangan harus


cukup halus. Menghubungkan setiap titik secara kaku
pada level map tidak akan memberikan hasil yang
diinginkan. Beberapa titik pada level map ini mungkin
harus diabaikan.
e. Untuk penampang-penampang (sections) di dekat ujung
cebakan bijih, sudut lereng dapat dibuat sedikit lebih
landai.
f.

Kuantitas dan kadar cadangan yang terdapat di dalam


batas penambangan dapat ditabulasikan dari jumlah,
berat dan kadar blok di tiap-tiap jenjang.

3) Asumsi Implisit metoda penampang 2-D


a. Walau bagaimanapun, penambangan di bagian tengah
dari cadangan pasti akan terjadi. Kita hanya perlu
menetapkan batas penambangan yang paling luar saja.
b. Cebakan bijih memiliki bentuk cukup memanjang ke arah
yang tegak lurus dari penampang-penampang vertikal
yang digunakan.
4) Pedoman pokok dalam menentukan batas penambangan

V-5

a. Setiap blok bijih yang akan ditambang harus dapat


membayar

atau

mendukung

pengupasan

(stripping)

dirinya sendiri.
b. Jika sebuah blok bijih dapat ditambang karena kontribusi
dari blok-blok bijih lain yang terletak diatasnya (dan pada
jalur

penambangan blok ini), maka blok bijih ini harus

ditambang.

Kontribusi

dijumlahkan,

jadi

dari

tiap-tiap

rata-rata

untuk

blok

dapat

beberapa

blok

diperbolehkan.
c.

Jika dua blok bijih yang terpisah satu sama lain dapat
ditambang karena kontribusi simultan dari pengupasan
waste yang sama, maka kedua blok ini harus ditambang.

d. Tidak ada blok waste yang boleh ditambang kecuali bila ia


terletak pada jalur penambangan dari suatu blok bijih
yang terletak di bawahnya.
5.2.2.

Pemrograman

Dinamik

2-D

(Metoda

Lerchs-

Grossman)
1) Pemrograman Linier vs. Pemrograman Dinamik
a. Pemrograman linier (linier programing) dirancang untuk
proses suatu tahap. Biasanya di dalamnya tidak terlibat
elemen waktu atau urut-urutan berdasarkan waktu (one
shot decision).
T (D,S)
Masukan

S
keluaran

Keputusan D

S
Return R1

Solusi

optimal

(yaitu

nilai-nilai

keputusan)

diperoleh

dengan mengikuti algoritma simplex.


Tujuan : mengoptimalkan R1.
b. Pemrograman dinamik (dynamic programming) ditujukan
untuk proses beberapa tahap
V-6

(multi-stage

process).

Biasanya

melibatkan

elemen

waktu

dari

keputusan-

keputusan yang berurutan (sequential decisions). Critical


Path Method atau CPM adalah suatu contoh baik. Proses
multi tahap merupakan uatu masalah dimana keputusan
yang berurutan harus diambil, dansetiap keputusan akan
mempengaruhi ruang lingkup pengambilan keputusan
berikutnya.

Tujuan :
secara tepat

n
mengoptimalkan R =

RI

dengan memilih

i=1
nilai-nilai variabel keputusan. Solusi optimal diperoleh
dengan

mengikuti

prinsip

Optimalitas

Dinamik

dari

Bellman yang intinya: apapun yang telah kita lakukan


dimasa yang lalu, keputusan-keputusan mendatang harus
optimal relatif terhadap situasi saat ini. Solusi optimal ini
merupakan suatu kumpulan-kumpulan keputusan yang
berurutan, misalnya sebuah kebijakan (policy)
2) Pemrograman Dinamik 2- Dimensi (Metoda Lerchs-Grossman)
Memiliki motivasi bahwa pada dasarnya penentuan batas
penambangan yang optimum menggunakan penampang (2D cross section) mudah dilakukan.
3) Asumsi-asumsi dasar
a.

Nilai ekonomik tiap blok diketahui/dapat dihitung.

b.

Sudut lereng keseluruhan diberikan sebagai masukan.

V-7

c.

Tujuan
material

memaksimalkan
yang

keuntungan

ditambang

total

dikurangi

(nilai

ongkos

penambangan)
4) Algoritma
a.

Sudut lereng
Jika ukuran blok dalam model sudah pasti,

i.

tentukan jumlah blok ke atas dan ke bawah untuk


setiap blok (pada penampang) yang paling mendekati
kendala sudut lereng.
Jika ukuran blok masih dapat diatur, pilihlah

ii.

sedemikian rupa sehingga geometri ukuran blok


sesuai dengan sudut lereng.
b.

Hitung nilai ekonomik dari tiap blok, yaitu pendapatan


dari

nilai

jual

dikurangi

ongkos

penambangan

blok

tersebut, ongkos pengolahan dan ongkos G&A (general &


administrative costs = overhead). Nilai ekonomik ini kita
sebut sebagai nilai pertama dari blok atau mij. Pada
penampang 2-dimensi, blok (i,j) terletak pada baris i dan
kolom j.
c.

Hitung jumlah nilai ekonomik dari blok-blok yang berada


di satu kolom dengan blok (i,j). Ini kita definisikan sebagai
nilai kedua dari blok atau Mij.

i
Mij = mkj
k=1
d. Pada penampang kita tambahkan baris 0, lalu hitung nilai
ketiga dari blok atau Pij sebagai berikut.
Poj = 0
Kemudian, untuk tiap kolom mulai dari kolom 1 :
Pij = Mij + max (Pi+k,j-1)

V-8

untuk k = -1,0,1

e. Beri tanda panah untuk menandai maksimum dari blok


(i,j) ke blok (i+k,j-1) tanda panah ini harus mengarah dari
kanan ke kiri.
i.

Untuk kolom pertama (j = 1), buatlah Pij = Mij

ii.

Pij mewakili nilai paling besar yang dapat


diperoleh dari penambangan blok (i,j) dan semua blok
di atasnya, serta blok-blok di sebelah kirinya

f.

Pilih

jalur

optimal

(yang

akan

menandai

kontur

permukaan tambang atau batas penambangan) dengan


mencari kolom j yang memiliki nilai P ij positif dan terbesar
di permukaan (di baris 1).
i.

Kontur batas penambangan akan diperoleh


dengan mengikuti arah anak panah dari kanan ke kiri,
mulai dari blok ini.

ii.

Jika nilai Pij di permukaan (baris 1) semua


negatif, berarti tidak ada blok yang ekonomik untuk
ditambang pada penampang yang bersangkutan.

Langkah-langkah tersebut di atas dapat direpresentasikan sebagai


berikut.

Gambar 5.1. Geometri Badan Bijih Untuk Contoh


Lerchs-Grossman 2-D (Hustrulid & Kutcha,1995)

V-9

Gambar 5.2. Nilai Ekonomik Mula-Mula dari Setiap Model


Blok
(Hustrulid & Kutcha,1995)

Gambar 5.3. Nilai Ekonomik Akhir dari Setiap Model Blok


(Hustrulid & Kutcha,1995)

Gambar 5.4. Perhitungan dari Penjumlahan Kumulatif


Untuk Kolom 6 (Hustrulid & Kutcha,1995)
V - 10

Gambar 5.5. Kumulatif Penjumlahan Yang Lengkap


(Hustrulid & Kutcha,1995)

Gambar 5.6. Prosedur Penentuan Arah Nilai Kumulatif


Maksimum dan Minimum (Hustrulid & Kutcha,1995)

V - 11

Gambar 5.7. Pergerakan Proses penjumlahan Pada Kolom


7
(Hustrulid & Kutcha,1995)

Gambar 5.8. Penentuan Pit dan Nilai Total Dengan Anak


Panah
(Hustrulid & Kutcha,1995)

V - 12

Gambar 5.9. Nilai Blok Individu Untuk Dua Bagian Pit

(Hustrulid & Kutcha,1995)


Gambar 5.10. Proses Penjumlahan Pada Seluruh Bagian
(Hustrulid & Kutcha,1995)

Gambar 5.11. Penentuan Pit Yang Optimum


(Hustrulid & Kutcha,1995)

V - 13

Gambar 5.12. Perpaduan Batas akhir Pit Yang Optimum

Pada Blok Model (Hustrulid & Kutcha,1995)


5.2.3.

Metoda Kerucut Mengambang (Floating Cone 3Dimensi)

1) Tujuan
a. Menentukan batas akhir satu tambang terbuka (ultimate
pit limit) dengan menggunakan analisis ekonomik pulang
pokok (break even economic analysis).
b) Sasaran yang ingin dicapai dalam penentuan batas akhir
penambangan

mengharuskan

batas

akhir

tersebut

dihitung menggunakan dasar ekonomik pulang pokok.


c) Keuntungan dari menambang tahapan bijih terakhir harus
tepat membayar biaya pengupasan lapisan penutupnya.
2) Masukan Data Yang diperlukan
a) Model Blok Cadangan Bijih
i. Model komputer yang membagi cebakan bijih menjadi
blok-blok yang seragam
ii. Tiap blok memiliki informasi tentang tofografi, geologi
dan taksiran kadar mineral
iii. Informasi yang disimpan dalam tiap blok cukup untuk
menghitung nilai ekonomiknya dari data ekonomi yang
ada
b) Data Ekonomik
V - 14

i. Harga komoditas (Cu, Au, Ag, Mo, ...... dll)


ii. Semua

ongkos-ongkos

yang

berkaitan

dengan

penambangan dan pengolahan bijih :


Ongkos penambangan per ton bijih
Ongkos penambangan/pengupasan per ton lapisan
penutup
Ongkos pengolahan (penggerusan, milling/leaching)
per ton bijih
Perolehan (recovery) dari proses pengolahan
Ongkos peleburan, pemurnian dan pengangkutan
(SRF) per unit produk akhir komoditas
Perolehan (recovery) dari peleburan dan pemurnian
Ongkos umum dan administrasi (G&A) per ton bijih
Ongkos royalti
c) Data Sudut Lereng
i. Satu sudut lereng yang sama untuk pit , atau
ii. Sudut lereng yang bervariasi dengan zona-zona di pit
d) Lebar Pit Bottom Minimum cukup untuk ruang kerja
peralatan
3) Algoritma floating cone bekerja dalam dua tahap :
a) Pada tahap pertama, taksiran kadar blok dan parameter
ekonomik (harga komoditas, ongkos penambangan dan
pengolahan, perolehan dan royalti) digunakan untuk
membuat

suatu

model

blok

ekonomik.

Setiap

blok

memiliki nilai moneter, blok bijih nilainya positif dan blok


lapisan penutup (waste) negatif. Nilai uang ini mewakili
keuntungan

bersih

dari

penambangan

blok

yang

bersangkutan.
b) Pada

tahap

kedua

analisis

kerucut

mengambang

dilakukan terhadap blok-blok dalam model, dari atas ke


bawah. Dasar (bagian lancip) dari suatu kerucut terbalik
V - 15

diletakkan di pusat setiap blok bijih (blok yang nilainya


positif)
i.

Suatu analisis ekonomik kemudian dilakukan dengan


menjumlahkan nilai uang dari seluruh blok di dalam
kerucut terbalik ini. Jika hasilnya positif, semua blok
ini harus ditambang/dikeluarkan dari model dan tidak
lagi diperhitungkan dalam analisis berikutnya.

ii. Kerucut ini digerakkan secara sistematis dalam model


blok hingga semua material yang ekonomis habis
ditambang. Kerucut dimulai dari atas dan bergerak ke
bawah, kemudian mulai lagi dari atas model blok
untuk mengambil blok-blok yang mungkin sekarang
menjadi ekonomis karena pengupasan material waste
oleh blok-blok bijih di bawahnya. Ini akan berlangsung
hingga tak ada lagi material yang dapat ditambang.
iii. Dinding lereng dari kerucut ini memililki sudut yang
sama dengan sudut lereng tambang yang ditentukan.
iv. Jari-jari penambangan minimum atau lebar minimum
pada pit bottom merupakan salah satu masukan.
Biasanya jari-jari ini dibuat berukuran 1,5 kali ukuran
blok, sehingga lebar minimum di pit bottom adalah 9
blok (cukup untuk beroperasinya peralatan).
v. Analisis

kerucut

mengambang

ini

menggunakan

pendekatan blok utuh terdekat. Jadi, jika pusat blok


berada di dalam kerucut maka seluruh blok itu
dianggap berada dalam kerucut.
vi.

Sembarang bentuk pit dapat didekati dengan


membuat kerucut-kerucut overlapping satu sama lain.
Overlap
ditambang

dimungkinkan
pada

karena

kerucut

blok-blok

sebelumnya

yang

berubah

statusnya menjadi blok udara, sehingga tidak lagi


diperhitungkan

dalam
V - 16

analisis

ekonomik

kerucut

berikutnya.

Jika

semua

kerucut

terbalik

ini

kita

gabungkan, sebuah geometri pit akan terbentuk.


Selubung paling luardari bentu pit ini berada pada
posisi pulang pokok relatif terhadap data masukan
(input) yang kita berikan.
4) Aspek lain : Penerapan metoda kerucut mengambang untuk
perancangan penahapan penambangan (pushback)
a) Jika harga komomditas diturunkan, BECOG akan naik dan
BESR akan turun. Geometri kerucut mengambang yang
diperoleh

akan

menjadi

lebih

kecil

dan

cadangan

tertambangnya lebih kecil pula.


b) Jika harga komoditas terus diturunka, akan diperoleh
suatu serial geometri pit (bentuk/geometri open pit dari
besar

ke

kecil).

Proses

penambangannya

akan

mentargetkan dulu blok-blok dengan potensi keuntungan


paling besar (untuk harga komoditas paling rendah). Blokblok yang merupakan target berikutnya secara bertahap
akan ditambang hingga batas akhir dari pit tercapai (pada
harga komoditas yang diproyeksikan)
c) Serial geometri ini menjadi indikator atau pedoman
urutan pengambilan bijih. Hal ini amat berguna dalam
merancang tahap-tahap penambangan (phase/pushback
design).
Berikut ini adalah cara mengoptimasi pit limit dengan cara
floating cone 3D dengan data nilai ekonomik dari setiap blok
model yang sama dengan pada Lerch-Grossman 2D.

V - 17

Gambar 5.13. Nilai Ekonomik Model Blok Untuk Floating


Cone
(Hustrulid & Kutcha,1995)

Gambar 5.14. Keadaan Setelah Membuat Floating Cone 2


Baris
(Hustrulid & Kutcha,1995)

Gambar 5.15. Keadaan Setelah Membuat Floating Cone 3


Baris
(Hustrulid & Kutcha,1995)

V - 18

Gambar 5.16. Keadaan Setelah Membuat Floating Cone 4


Baris
(Hustrulid & Kutcha,1995)

Gambar 5.17. Keadaan Setelah Membuat Floating Cone 5


Baris
(Hustrulid & Kutcha,1995)

Gambar 5.18. Keadaan Setelah Membuat Floating Cone 6


Baris
(Hustrulid & Kutcha,1995)
Pada Gambar 5.18 terlihat bahwa hasil penentuan pit yang
optimum dengan cara floating cone memberikan hasil yang sama
dengan cara Lerchs-Grossman.
Contoh Soal :

V - 19

Dengan

menggunakan

pendekatan

kerucut

mengambang

(floating cone) yang benar, hitunglah keuntungan bersih yang


akan diperoleh dari penampang tambang terbuka di bawah ini.
Tunjukan

pula

blok-blok

yang

akan

ditambang/tidak

akan

ditambang.
Permukaan

45o sudut lereng


1

2
3

nilai blok 1 = Rp.

80 juta

nilai blok 2 = Rp. 100 juta


nilai blok 3 = Rp.

20 juta

Ongkos Penggalian/penambangan = Rp. 10 juta/blok


Catatan :
Nilai blok adalah gross income dikurangi biaya pengolahan
dan

biaya

tak

langsung,

tetapi

penambangan.
Jawaban :

2
3

Blok yang ditambang


Blok yang tidak ditambang

V - 20

tidak

termasuk

biaya

Net profit

= nilai blok 1 + nilai blok 2 - ongkos

penggalian/penambangan
= 80 juta + 100 juta - (12 x 10 juta)
= 180 juta 120 juta
= 60 juta

PEKERJAAN RUMAH 4

Topik : Penentuan Ultimate Pit Limit dengan Metode


Manual
Buatlah Resume mengenai Metode Penampang 2 Dimensi Secara
Manual.

PEKERJAAN RUMAH 5
Topik : Penentuan Ultimate Pit Limit dengan Metode
Lerchs-Grossman

V - 21

Suatu penampang blok model dengan Net Value untuk tiap-tiap


blok sebagai berikut
-2
-8
-15
-23

-2
3
1
-7

-2
3
1
-7

-2
3
1
-7

-2
3
1
-7

-2
3
1
-7

-2 -2
3 -8
1 -15
-7 -23

1. Tulis prosedur dasar untuk penggunaan metode Dynamic


Programming (Lerchs-Grossman) bagi penentuan Ultimate Pit
Limit!
2. Berikan komentar atas hasil yang diperoleh!

PEKERJAAN RUMAH 6
Topik : Evaluasi

Ekonomi Pit

dengan metode Kerucut

Mengambang (Floating Cone)


Wakil Direktur operasi suatu perusahaan pertambangan emas
skala kecil meminta Saudara untuk memeriksa kembali pit yang
dihasilkan oleh stafnya dengan mennggunakan metode floating
cone. Data-data ekonomi yang digunakan untuk floating cone
adalah sebagai berikut :
Biaya penambangan per total ton
Biaya pengolahan per ton bijih
Biaya Umum dan Administrasi per ton bijih

V - 22

$ 0.591
$ 1.80
$ 0.50

Perolehan emas
Harga emas per troy ounce
Kemiringan lereng

85.6 %
$ 400
45

Saudara melakukan perhitungan menggunakan metode floating


cone dengan parameter yang sama dan mendapatkan geometri
pit yang lebih kecil. Gambar 1 menunjukkan pit klien anda dan
gambar

menunjukkan

hasil

perhitungan

anda.

Dengan

perbandingan sebagai berikut:


Perbandingan Hasil Floating Cone.

Pit klien
Pit anda

Dengan Cutoff Grade 0.007 oz/ton


Kton bijih
Emas (oz/ton)
Total Kton
3.160
0.0207
11.010
2.656
0.0219
7.686

Saudara sangat yakin bahwa hasil perhitungan saudara betul,


tetapi

perlu didemonstrasikan secara analitis pada kasus ini.

Anda memutuskan untuk melakukan suatu analisis ekonomi pada


material pada pit dan pada selisih perbedaannya.
1. Lakukan analisis ekonomi pada material pit dan increment
dengan melengkapi tabel terlampir. Kadar selisih adalah
0.0144 oz/ton. Darimana kadar selisih tersebut berasal?
2. Apakah pit klien anda memiliki geometri yang layak pada
harga emas $ 400? Jika ya mengapa? Dan jika tidak
mengapa?
Pit
klien
Kton bijih
Kadar emas (oz/ton)
Emas yang dikandung (koz)
Perolehan pengolahan
Emas yang diperoleh (koz)
Kton total yang ditambang
Harga emas ($ per troy oz)
Pendapatan kotor ($x1000)
V - 23

Pit anda

Selisih

Biaya penambangan per total


ton
Biaya pengolahan per ton bijih
Biaya umum & administrasi per
ton bijih
Biaya penambangan total
($x1000)
Biaya pengolahan total ($x1000)
Biaya umum & administrasi total
($x1000)
Biaya total ($x1000)
Keuntungan bersih ($x1000)
Biaya total per oz yang diperoleh
($)

V - 24

Gambar 1.
Pit Klien

V - 25

Gambar 2.
Pit Anda

V - 26

Anda mungkin juga menyukai