Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan kegiatan penambangan pada lokasi atau lahan baru perlu
dilakukannya proses perencanaan penjadwalan produksi guna mencapai target
produksi suatu perusahaan. Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut maka
parameter-parameter dalam perencanaan penjadwalan produksi harus diperhatikan
yaitu kondisi dan situasi daerah penambangan, mengetahui cadangan akan ditambang,
keadaan topografi dan geologi, metode penambangan dan rancangan pushback
penambangan yang akan menunjukkan bentuk-bentuk penambangan bagaimana
suatu pit akan ditambang dari titik awal masuk hingga bentuk akhir pit. Tujuan utama
dalam kegiatan perencanaan penjadwalan produksi adalah untuk membagi seluruh
volume yang ada dalam pit ke dalam unit-unit perencanaan yang lebih kecil sehingga
mudah dilakukan.
Perencanaan penjadwalan produksi yang dipakai dalam penelitian ini adalah
penjadwalan produksi jangka pendek yang mana umur tambang pada blok penelitian
berdasarkan hasil estimasi hanya selama 3 bulan. Penjadwalan produksi tersebut
dibuat berdasarkan hasil desain pushback yang akan memberikan informasi mengenai
waktu penambangan, target elevasi atau jenjang, jumlah tonase overburden dan ore,
kadar bijih nikel, overall stripping ratio dan peta kemajuan tambang.

4.1 Estimasi Sumberdaya Terukur Endapan Nikel Laterit


Sumberdaya terukur merupakan bagian dari sumberdaya mineral dimana
kuantitas, kadar atau kualitas dapat disetimasi dengan tingkat keyakinan geologi
tinggi berdasarkan kajian eksplorasi yang dilakukan. Penentuan sumberdaya terukur
dilakukan untuk lebih meningkatkan prospek terhadap bahan galian yang akan
diproduksi.

Gambar
Departemen Eksplorasi PT. Appolo Nickel Indonesia telah melakukan
kegiatan eksplorasi rinci pada blok X dengan luas area 4 Ha. Kegiatan eksplorasi
yang dilakukan termasuk kegiatan eksplorasi rinci berupa pemboran dengan jarak
spasi 25 meter × 25 meter dan tersebar sebanyak 38 titik. Tujuan Kegiatan pemboran
adalah untuk mengetahui profil dan bentuk sebaran nikel laterit serta untuk
mengetahui kualitas kadar pada blok penelitian dan hasil pengujian menunjukkan
bahwa lokasi penelitian sangat prospek dengan kadar Ni sesuai dengan standar
perusahaan.

4.3 Blokmodel Ore dan Material Tertambang


Cadangan mineral merupakan bagian dari sumberdaya terukur yang dapat
ditambang secara ekonomis. Penentuan jumlah cadangan sangat dipengaruhi
beberapa factor dalam hasil kajian teknis yang dilakukan pada pembuatan pit limit
penambangan. Dalam kajian tersebut, keputusan pengambilan pertimbangan untuk
memperoleh endapan nikel laterit tentu berkaitan pula dengan factor penentu jumlah
cadangan seperti sosial, ekonomi, hukum dan teknologi.

Kegiatan produksi untuk pengupasan overburden atau waste bulan pertama dilakukan
pada elevasi 157-118 meter di atas permukaan laut yaitu sekitar 39 meter ke bawah
dengan total volume overburden sebesar 78.771,27 ton. Untuk kegiatan produksi
limonit dilakukan pada elevasi 154-115 meter dari atas permukaan laut dengan total
volume limonit sebesar 22.040,01 ton. Sedangkan untuk kegiatan produksi ore
dilakukan dari elevasi 153 meter sampai elevasi 120 meter di atas permukaan laut
dengan total volume ore sebesar 23.589,72 ton. Sehingga material tertambang pada
bulan pertama sebesar 124.401 ton. Dari hasil analisis data diperoleh nilai stripping
ratio (SR) yaitu 1:1,7 dengan rata rata kadar limonit 1,19 Ni% dan rata –rata kadar
ore 1,4% Ni.

4.3. Penjadwalan Produksi


Penjadwalan produksi menjadi salah satu kegiatan utama dalam eksploitasi
mineral dimana mengambil material dari tanah untuk dikumpulkan dalam satu
tempat atau lebih. Penjadwalan produksi dilakukan untuk bisa memenuhi target
produksi perusahaan dengan menentukan blok mana yang akan ditambang terlebih
dahulu guna memaksimalkan net present value (NPV). Blok yang dijadwalkan
produksinya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu blok ore dan waste yang telah
disesuaikan dengan kadar rata-rata terendah yang masih ditambang oleh pihak
perusahaan. Blok ore merupakan blok yang memiliki pendapatan penjualan yang
lebih besar dari biaya produksinya sedangkan blok waste merupakan blok yang
memiliki pendapatan kurang dari biaya produksinya, tetapi waste harus ditambang
untuk mendapatkan akses ke semua blok ore.
Pembagian pushback penambangan dalam setiap sequence dalam penjadwalan
produksi menjadi langkah awal untuk mempertimbangkan kadar dan keadaan
topografi. kegiatan produksi dijadwalkan dari elevasi tertinggi pada suatu pushback.
Dalam perencanaan penjadwalan dilakukan kegiatan produksi yang mana kegiatan
pengupasan overburden dan ore getting secara bersamaan karena memiliki
keuntungan lebih besar. Alasannya karena pengupasan overburden dan ore getting
secara bersamaan dapat memaksimalkan nilai Net Present Value (NPV). Penjadwalan
pada bulan pertama sampai bulan ketiga sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai