Anda di halaman 1dari 4

Aktivitas Antibakteri Turunan Senyawa Flavonoid dari Daun Psidium guajava L

sebagai Antidiare

Fira Nur Isnaini

Universitas Negeri Semarang

Pendahuluan

Flavonoid adalah senyawa fenolik yang terdapat hampir pada semua bagian
tumbuhan, kurang lebih ada sekitar 4000 senyawa alami sudah diketahui dan berperan untuk
kesehatan manusia. Flavonoid termasuk kelompok senyawa metabolit sekunder, dan berasal
dari turunan 2-fenil-benzil-γ pyrone. Metabolit sekunder yang disintesis dari tanaman
memberikan tanggapan pada reaksi mikrobial. Oleh karena itu banyak pengobatan yang
berasal dari penggunaan flavonoid (Ozcelik et al., 2008)
Kebanyakan obat dari senyawa flavonoid berkhasiat sebagai antibakteri,
hepatoprotektif, antiinflamasi, antikanker, dan agen antivirus. Sifat antibakteri dari flavonoid
telah digunakan untuk pengembangan pengobatan dari berbagai infeksi mikroba, mengingat
peningkatan resistensi mikroba terhadap antibiotik (Woènicka et al., 2013).

Flavonoid sebagai antibakteri.

Flavonoid telah diketahui memiliki efek perlindungan pada tanaman terhadap


serangan mikroba yang patogen. Flavonoid yang sudah diisolasi memiliki sejumlah aktivitas
biologi penting, yaitu antijamur dan antibakterial (Manimozhi et al., 2012). Penelitian yang
dilakukan oleh Rattanachaikunsopon, et al., (2010) menyatakan bahwa pada daun jambu biji
dapat digunakan sebagai antibakteri pada ikan yang terkena bakteri patogen karena dalam
daun jambu biji mengandung senyawa quercetin yang merupakan salah satu jenis flavonoid.
Daun jambu biji merupakan sumber yang kaya flavonoid, khususnya quercetin, yang
berperan sebagai aktivitas antibakteri. Diantara efek utama dari ekstrak daun jambu biji
adalah aktivitas antibakteri yang mungkin disebabkan terutama untuk sifat antimikroba yang
luas dari flavonoid (Rishika & Sharma, 2012).

Antibakteri sebagai Antidiare

Diare didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi buang air besar, disertai dengan
konsistensi tinja yang cair. Diare berasal dari gerak hiper-peristaltik dari usus kecil atau usus
besar. Jumlah besar Na+ dan K+ dan air keluar dari usus besar dan usus kecil dalam tinja
diare, hal ini menyebabkan dehidrasi dan hipokalemia (Omodamiro & Ibeh, 2014).
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan produk herbal telah meningkat di negara-
negara berkembang. Psidium guajava L merupakan tanaman penting digunakan secara
tradisional untuk tujuan obat di seluruh dunia (Rishika & Sharma, 2012). Dari hasil penelitian
farmakologis ditunjukkan pada kulit, buah, dan daunnya memiliki antibakteri, hipoglikemik,
anti-inflamasi, analgesik, antipiretik, dan spasmolitik. Daun jambu biji banyak digunakan
untuk menghentikan diare, karena adanya kandungan senyawa aktif yaitu quercetin dan
glikosida (Sanches et al., 2005).
Daun jambu biji kaya akan flavonoid, khususnya quercetin. Kebanyakan daun dari
jambu biji memiliki aktivitas terapeutik yang berkaitan dengan flavonoid yang telah
menunjukkan aktivitas antibakteri. Efek terapeutik adalah hasil penanganan medis yang
sesuai dengan apa yang diinginkan, sesuai dengan tujuan pemberian penanganan, baik yang
telah diperkirakan maupun yang tidak diperkirakan. Quercetin pada daun jambu biji diduga
mampu memberikan kontribusi pada efek antidiare yang mampu untuk merelaksasi otot polos
pada usus dan menghambat kontraksi usus (Joseph, 2011).

Gambar 1. Struktur quercentin


Quersetin merupakan komponen utama dari ekstrak daun jambu biji yang berperan
untuk menghambat gerakan usus, mengurangi permeabilitas kapiler di dalam rongga perut
dan penghambatan peningkatan sekresi berair yang terjadi pada diare akut (Rishika &
Sharma, 2012). Quercetin berperan sebagai konstituen aktif utama dari P. guajava dan telah
terbukti memiliki efek spasmolitik dan antidiare dari ekstrak daun jambu biji. Quercetin dapat
melemaskan otot polos dan menghambat kontraksi usus, dengan menghambat kalsium
intraseluler yang dilepaskan dari retikulum sarkoplasma (Ezekwesili et al., 2010).

Antidiare Test

Pada antidiare tes digunakan metode induksi minyak jarak terhadap tikus. Dari hasil
penelitian (Kumar et al., 2010) menunjukkan bahwa ekstrak daun Psidium guajava (50-400
mg/kg) dengan metode induksi minyak jarak memberikan perlindungan terhadap tikus dan
dapat menunda pengosongan pada lambung.
Dalam penelitian Omodamiro dan Ibeh (2014), menyatakan bahwa metode induksi
minyak jarak melibatkan autocoids dan prostaglandin yang merupakan penyebab diare pada
manusia. Asam risinoleat dari hasil minyak jarak dan peradangan mukosa usus menyebabkan
pelepasan prostaglandin, yang merangsang motilitas dan sekresi. Pada dosis 50 dan 100
mg/kg dan 200 mg/kg ekstrak daun Psidium guajava L menunjukkan aktivitas antidiare yang
signifikan terhadap induksi minyak jarak dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh ekstrak P. guajava pada induksi minyak jarak pada tikus.
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak daun P. guajava dapat menunda diare
selama sekitar 2 jam setelah pemberian minyak jarak dalam kelompok III dan 3 jam dalam
kelompok IV dan V. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ekstrak dari daun P.
guajava memiliki sifat antidiare, yang ditunjukkan dalam efek penghambatan terhadap
propulsi gastrointestinal. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak dari daun P. Guajava
dapat digunakan sebagai obat antidiare.

Simpulan

Daun jambu biji banyak mengandung quercentin yang merupakan turunan dari
senyawa flavonoid. Quercetin berperan sebagai konstituen aktif utama dari P. guajava dan
telah terbukti memiliki efek antidiare dari ekstrak daun jambu biji. Dari hasil antidiare test
telah menunjukkan bahwa ekstrak daun Psidium guajava L. adalah agen anti-diarrhoeic
yang ampuh untuk pengobatan diare yang efektif.

Daftar Pustaka
Ezekwesili, J.O., Nkemdilim, N.N. & Okeke, C.U., 2010. Mechanism of antidiarrhoeal effect of
ethanolic extract of Psidium guajava leaves. Journal of Biochemistry, 22(2), pp.85-90.

Joseph, B., 2011. Review On Nutritional, Medicinal and Pharmacological Properties of Guava
(Psidium Guajava Linn.). International Journal of Pharma and Bio Sciences, 2(1), pp.53-69.

Kumar, R. et al., 2010. Pharmacological review on natural antidiarrhoel agents. Der Pharma
Chemica, 2(2), pp.66-93.

Manimozhi, D.M., Sankaranayanan, S. & Sampathkumar, G., 2012. Evaluating the antibacterial
activity of flavonoids extracted from ficus benghalensis. International Journal of Pharmaceuntal and
Biological Research, 3(1), pp.7-18.

Omodamiro, O.D. & Ibeh, R.C., 2014. Evaluation of antidiarrhoeal activities of leaf and fruit of
Psidium guajava L. (Myrtaceae) in experimental animal model. Journal of Medicinal Plant Research,
2(5), pp.58-62.

Ozcelik, B., Orhan, D.D., Ozgen, S. & Ergun, F., 2008. Antimicrobial activity of flavanoids against
extended-spectrum B -lactamase (ESBL)-producing Klebsiella pneumoniae. Tropical Journal of
Pharmaceutical Research, 7(4), pp.1151-57.

Rattanachaikunsopon, P. & Phumkhachorn, P., 2010. Contents and antibacterial activity of flavonoids
extracted from leaves of Psidium guava. Journal of Medical Plants Research, 4(5), pp.393-96.

Rishika, D. & Sharma, R., 2012. An update of pharmacological activity of psidium guajava in the
management of various disorders. IJPSR, 3(10), pp.3577-84.

Sanches, N.R. et al., 2005. An Evaluation of Antibacterial Activities of Psidium guajava (L.). Journal
of Biology and Technology, 48(3), pp.429-36.

Woènicka, E., Kuèniar, A., Nowak, D. & Nykiel, E., 2013. Comparative study on the antibacterial
activity of some flavonoids and their sulfonic derivatives. Acta Poloniae Pharmaceutica n Drug
Research, 70(3), pp.567-71.

Anda mungkin juga menyukai