Ab PDF
Ab PDF
TESIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
RETNO WULANDARI
NIM: S4308003
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PERBANDINGAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT SE-EKS
KARESIDENAN SURAKARTA
Disusun oleh:
RETNO WULANDARI
NIM : S4308003
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak. Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak.
NIP. 19680401 199303 2001 NIP. 19611231 198803 1006
Mengetahui:
Ketua Program Studi Magister Akuntansi
ii
PERBANDINGAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT SE-EKS
KARESIDENAN SURAKARTA
Disusun oleh:
RETNO WULANDARI
NIM: S4308003
Ketua Tim Penguji : Dra. Y Anni Aryani, M.Prof.Acc., Ph.D., Ak. ....................
Mengetahui:
Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi
NIM : S4308003
Surakarta” adalah betul – betul karya saya sendiri. Hal–hal yang bukan karya
saya, dalam tesis ini diberi tanda citiasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
Yang menyatakan
Retno Wulandari
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Setiap coretan pena pada karya ini merupakan wujud dari Keesaan dan Hidayah
yang diberikan Allah SWT kepada hambaNya, dan wujud kesetian sebagai
Setiap detingan waktu terwujudnya karya ini merupakan ketulusan doa Ayah dan
Ibunda yang senangtiasa mengukir jiwa dan raga dengan penuh kasih sayang.
Setiap aura semangat yang menyelimuti diriku merupakan jerih payah Suamiku,
kasih telah memberi warna kehidupan dan inspirasi yang engkau siratkan padaku
Setiap goresan tinta dalam setiap bab dikarya ini merupakan hasil hempasan dan
Dan hasil karya sederhana ini merupakan wujud dari hasil usahaku dan
Almamater
v
HALAMAN MOTTO
v Pada hari ini telah Ku sempurnakan agamamu, Aku cukupkan atasmu nikmat
(Al-Maidah: 3)
v Manusia tidak akan mencapai pada kebahagiaan kecuali dengan ilmu dan
ibadah, seluruh manusia akan binasa kecuali orang–orang yang berilmu, dan
(Imam Ghozali)
v Tidak ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada
(Aa’Gym)
vi
KATA PENGANTAR
menggapai spirit tuk lahirkan ide-ide yang menurut penulis tak mampu tercapai.
Karya yang jauh dari kata mumpuni apalagi sempurna ini, tak akan pernah
bisa usai tanpa bantuan, jerih payah, pengorbanan dan spririt dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
2. Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak., selaku pembimbing II yang telah
vii
4. Semua karyawan dan paramedis Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta, Rumah
Sragen, Rumah Sakit PKU Surakarta, Rumah Sakit Jati Husada Karanganyar,
Rumah Sakit PKU Karanganyar, Rumah Sakit Slamet Riyadi Surakarta dan
5. Ayah Soeyono, Ibunda Tri Sulaminah (Almarhum), Bapak dan Ibu Sudadi
tercinta, terima kasih atas segala pengertian, kasih sayang, bimbingan, kata –
6. Suamiku, Kakakku dan adikku terima kasih atas nasihat, dukungan dan doa
7. Ir. Ari H Ramelan, M.Sc., Ph.D., Dr.Sunarto, M.sc., dan Kim Budi Winarto,
yang sarat dengan ketidaksempurnaan, untuk itu segala saran kritik yang sifatnya
Penulis
Retno Wulandari
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ v
KATA PENGANTAR.......................................................................................vii
ABSTRAKSI .................................................................................................... xv
ix
D. Konsep Balanced Scorcard .................................................................. 16
F. Penelitian Terdahulu............................................................................. 24
A. Populasi ............................................................................................... 33
A. Sampel................................................................................................... 41
D. Pengujian Hipotesis.............................................................................. 45
E. Pembahasan........................................................................................... 51
BAB V PENUTUP........................................................................................... 54
A. Kesimpulan .......................................................................................... 54
B. Keterbatasan ......................................................................................... 54
C. Saran ..................................................................................................... 55
D. Implikasi .............................................................................................. 55
x
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................56
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
ABSTRACT
RETNO WULANDARI
NIM: S4308003
xiv
ABSTRAK
RETNO WULANDARI
NIM: S4308003
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
zaman yang sangat pesat dan cepat ini menuntut adanya penyesuaian dengan
terjadi pada masa tersebut. Salah satu akibat berkembangnya zaman adalah
Salah satu sektor yang juga ikut terkena dampak persaingan yang tinggi
adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas publik yang
bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan bergerak secara berdaya guna dan
Men.Kes/SK/XI/1992).
Rumah sakit tidak sekedar menampung orang sakit, namun harus lebih
memperhatikan aspek kepuasan bagi para pemakai jasanya dalam hal ini pasien.
Jika sebuah rumah sakit ternyata tidak mampu memenuhi keinginan dan
kebutuhan pelanggan maka rumah sakit tersebut akan ditinggalkan para pengguna
jasanya dan beralih ke rumah sakit lain yang memenuhi kebutuhan mereka. Oleh
karena itu, diperlukan peningkatan kinerja atau pelayanan yang diberikan kepada
pengguna jasa atau pasien tersebut. Peningkatan pelayanan tersebut tentu akan
xvi
melibatkan semua pihak yang ada dalam rumah sakit tersebut (Kepres Menkes RI
kualitas jasa layanan yang masih memperhatinkan. Hal ini disebabkan karena
lingkungan eksternal dan internal. Tuntutan eksternal antara lain adalah dari para
yang bermutu dan biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berunjung
pada kepuasan pasien. Tuntutan dari pihak internal antara lain adalah
karena dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu mekanisme pasar, perilaku ekonomi,
sumber daya profesional, dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan
daerah tidak lepas dari pengaruh perkembangan tuntutan tersebut. Di pdanang dari
Sebaliknya dengan rumah sakit swasta. Biaya kesehatan yang cenderung terus
xvii
meningkat dan rumah sakit dituntut untuk secara mdaniri untuk memenuhi
tersendiri bagi rumah sakit pemerintah karena rumah sakit pemerintah meliputi
sakit pemerintah diharapkan menjadi rumah sakit yang murah dan bermutu.
menengah ke bawah dan adanya keterbatasan sumber dana serta berbagai aturan
diperlukan. Kegiatan penilaian suatu instansi seperti rumah sakit memiliki banyak
sakit tersebut. Bagi pemilik rumah sakit baik individu, yayasan dann pemerintah
hasil kegiatan penilaian kinerja tersebut dapat dijadikan acuan kepada siapa saja
2003).
menghadapi kendala antara lain belum adanya indikator kinerja organisasi yang
umumnya. Pencapaian target dari pusat dan propinsi sering dijadikan ukuran
kinerja oleh rumah sakit umum daerah dan puskemas. Seharusnya dalam sistem
manajemen saat ini pengukuran kinerja harus bergeser dari action control menjadi
xviii
pemicu timbulnya motivasi karyawan untuk menjadikan visi dan misi organisasi
Disamping itu dapat juga dilakukan pembdaningan antar organisasi yang bergerak
entitas yang memiliki tanggung jawab kepada shareholder dan stakeholder harus
dan perilaku pasien yang semakin jeli dan kritis dalam memilih pelayanan
kesehatan menjadi pemicu rumah sakit untuk selalu memberikan pelayanan yang
optimal kepada masyarakat. Oleh karena itu faktor keuangan tidak dapat lagi
sakit. Untuk itu diperlukan sebuah konsep yang nyata dan applicable bagi rumah
sakit untuk dapat meningkatkan kinerjanya baik secara keuangan dan non
xix
inovatif yang membantu rumah sakit untuk dapat unggul dan kreatif dalam
menuju masa depan, menghasilkan total bussines plan yang komprehensif dan
scorecard dapat digunakan dalam setiap tahap sistem manajemen strategik mulai
2005).
Penekanan kinerja pada rumah sakit lebih banyak ditujukan pada aspek
pelayanan pada pasien, sebagai masyarakat pengguna jasa daripada aspek kinerja
balanced scorecard oleh Kaplan dan Nortan tahun 1992, perspektif pelanggan
merupakan satu diantara empat perspektif kinerja lainnya yang terdiri dari kinerja
banyak dilakukan di luar negeri misalnya pada organisasi pemerintah dan masing–
xx
masing organisasi ini memiliki balanced scorecard yang berbeda sesuai dengan
ukuran yang di uji dan di evaluasi (arus kas, perputaran asset, mortality,
accupancy dan persontase pendapatan dari perawatan pasien rawat jalan) terdapat
stay, biaya per kasus, accupancy) yang sangat berguna untuk digunakan dalam
mengevaluasi kinerja rumah sakit di Amerika Serikat dan ukuran ini menunjukan
kinerja rumah sakit di Amerika Serikat dan mengidentifikasi kesempatan yang ada
1. Tempat penelitian.
dari penelitian sebelumnya. Hal ini dapat di lihat dari sumber daya
xxi
proses penyelenggaraan organisasi sektor publik termasuk pelayanan kesehatan
hanya dari aspek finansial saja tapi juga dari aspek non finansial. Di samping itu
penulis tertarik untuk memilih topik penelitian ini, karena masyarakat sering
tidak sebdaning dengan rumah sakit swasta. Jika hal ini dibiarkan secara terus
menerus, rumah sakit pemerintah akan ditinggalkan oleh pengguna jasa (pasien).
Oleh karena itu rumah sakit pemerintah harus membenahi diri agar mampu
belum sepenuhnya dapat dengan mudah dijumpai dan diperoleh data yang masih
balanced scorecard.
kinerja organisasi lain yang sejenis (Robertsone, 2002). Dalam penelitian ini
pendekatan balanced scorcard pada rumah sakit pemerintah dan rumah sakit
xxii
B. PERUMUSAN MASALAH
menjadi dua jenis yaitu rumah sakit swasta dan rumah pemerintah. Dalam
siap-siap bersaing dengan rumah sakit swasta. Dengan melihat jumlah penduduk
Indonesia yang sangat besar maka terbuka peluang bagi pengembangan usaha di
Salah satu perbedaan mencolok dari kedua jenis rumah sakit adalah
perbedaan tarif pelayanan kesehatan. Secara umum rumah sakit swasta lebih
pemerintah dan rumah sakit swasta. Masyarakat sering menilai bahwa pelayanan
yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah tidak maksimal dibdaningkan rumah
sakit swasta.
sebagai berikut: apakah ada perbedaan yang signifikan dalam pengukuran kinerja
dalam kerangka balanced scorecard pada organisasi Rumah Sakit Pemerintah dan
xxiii
C. TUJUAN PENELITIAN
penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang
D. MANFAAT PENELITIAN
sehingga diharapkan dapat meldanasi praktik yang ada dan juga diharapkan
hasil penelitian ini dapat menumbuhkan kesadaran bahwa ldanasan teori yang
kuat akan dapat membentuk praktik yang mudah atau dipahami dan
diaplikasikan.
2. Bagi para peneliti yang tertarik dengan organisasi rumah sakit sehingga
penelitian lanjutan atas tulisan ini dapat dikembangkan dan dapat meberikan
manfaat positif bagi pertumbuhan teori dan praktik sektor publik khususnya
xxiv
BAB II
profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
kesehatan lainnya. Rumah sakit yang melayani hampir seluruh penyakit umum,
dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat
suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif
ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas
penyelenggaranya.
Jenis rumah sakit ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah
sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti
2007).
xxv
A.3. Rumah sakit penelitian atau pendidikan
Rumah sakit penelitian atau pendidikan adalah rumah sakit umum yang
suatu universitas / lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai
untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau
teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas
atau perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyarakat atau Tri
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga atau perusahaan untuk
perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan
kegiatan lembaga tersebut (misalnya: rumah sakit militer dan lapangan udara),
bentuk jaminan sosial atau pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak
atau lokasi perusahaan yang terpencil dan jauh dari rumah sakit umum. Biasanya
rumah sakit lembaga atau perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum
2007).
A.5. Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu.
ingin menjalankan praktik pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan.
xxvi
Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik (Jonanthan,
2007).
B. PENGERTIAN KINERJA
Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau
dan kondisi yang ada disebuah perusahaan, hasil kegiatan dari perusahaan ini akan
dianalisis, dimana hasil dari analisis tersebut akan dapat memperlihatkan kondisi
(Srimindarti, 2004)
Kinerja juga merupakan suatu tingkat dimana para individu dan organisasi
dalam suatu perusahaan berusaha untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan
xxvii
efisien. Anthony et al. (1995) dalam buku Yuwono dkk. (2003) menyatakan
manajemen yang terus menerus untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai
pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada
2009).
xxviii
Pengukuran kinerja merupakan tindakan pengukuran yang dilakukan
terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan
non keuangan dan dapat juga berdasarkan pengukuran intern dan ekstern, tipe
informasi keuangan intern antara lain pendapatan operasi, penjualan dan total
aktiva. Sedangkan informasi keuangan ekstern antara lain harga saham. Contoh
departemen, satuan kerja, dan unit kerja diharuskan untuk memberikan laporan
berkala terhadap pelaksanan tugas pokok dan fungsinya, namun pelaporan yang
dihasilkan selama inilebih difokuskan pada input dan output. Sedangkan hasil,
sekarang fokus pengukuran kinerja telah bergeser dari hanya sekedar berapa
jumlah sumber daya yang dialokasikan tapi juga kearah hasil yang dicapai dari
besar filosofi dan kultur dari organisasi dan menggambarkan seberapa baik suatu
pekerjaan telah diselesaikan dengan biaya, waktu, dan kualitas yang optimal
xxix
Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang
diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian
rangsangan pada masing-masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien
(Mulyadi, 2009).
manajemen untuk:
karyawan.
xxx
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa, dan keberdayaan dan
komitmen karyawan dalam menghasilkan produk dan jasa bagi pelanggan. Oleh
karena itu ukuran kinerja keuangan mangdanalkan informasi yang dihasilkan dari
sistem akuntansi yang berjangka pendek, maka pengukuran kinerja yang berfokus
pada keuangan akan berjangka pendek pula. Ide tentang balanced scorecard
xxxi
Balanced scorecard terdiri dari kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced).
Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja
seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang
hendak diwujudkan oleh peronil di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang
menunjukkan bahwa kinerja personil diukur secara berimbang dari dua aspek:
keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan
ekstern. Oleh sebab itu jika kartu skor personil digunakan untuk merencanakan
keuangan, antara kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta antara kinerja
bisnis dapat diukur dengan melihat ROA, ROI dari perusahaan bisnis tersebut.
yang diharapkan oleh pemerintah dan stakeholder yang lain yang menyediakan
(Robertsone, 2002).
ingin dicapai organisasi di masa yang akan datang. Selanjutnya tujuan finansial
xxxii
tersebut dijadikan dasar bagi ketiga perspektif lainnya dalam menetapkan tujuan
dengan profitabilitas yang bisa diukur berdasarkan laba operasi, return on asset
konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat keputusan dan tindakan ekonomi yang di
ambil. Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan fokus dari
keuangan dibedakan pada masing-masing tahap dalam siklus bisnis yang oleh
1. Growth (Berkembang)
Growth merupakan tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan
bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang sama
sekali atau peling tidak memiliki potensi untuk berkembang. Untuk menciptakan
infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta
tahap pertumbuhan mungkin secara aktual beroperasi dengan cash flow negatif
xxxiii
dan tingkat pengembalian atas modal yang rendah. Investasi yang di tanam untuk
kepentingan masa depan sangat memungkinkan memakai biaya yang lebih besar
dibdaningkan dengan jumlah dana yang mampu dihasilkan dari basis operasi yang
ada sekarang, dengan produk dan jasa dan konsumen yang masih terbatas. Sasaran
pasar baru dari konsumen baru dan atau dari produk dan jasa baru.
konsisten. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategi-strategi
jangka panjang. Sasaran keuangan tahap ini lebih diarahkan pada besarnya tingkat
3. Harvest (Panen).
tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk memelihara dan
kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas
xxxiv
yang masuk ke perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest adalah cash flow
dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing. Tujuan yang bisa ditetapkan
digunakan dalam perspektif ini antara lain retensi pelanggan, kepuasan pelanggan,
dua kelompok:
1. Kelompok Inti
xxxv
e. Tingkat profitabilitas pelanggan: mengukur seberapa besar keuntungan
yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para
pelanggan.
2. Kelompok Penunjang.
Tolok ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif, tingkat daya
produksi.
penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh pramuniaga serta
xxxvi
1. Proses inovasi, yang diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan
3. Proses pelayanan, yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu yang
keselarasan dan motivasi. Ukuran yang bisa digunakan antara lain kepuasan
karyawan, retensi karyawan, banyaknya saran yang diberikan oleh karyawan, dan
Setiap tujuan dan ukuran dari setiap perspektif merupakan suatu hubungan
sebab akibat, artinya jika tujuan dari perspektif pelanggan, proses bisnis internal,
sebab akibat dapat membantu memprediksi tujuan finansial yang akan tercapai,
xxxvii
berjalan dan tumbuh. Tujuan dari perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur
kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang, sistem dan prosedur dengan
apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang hdanal. Untuk
1. Karyawan.
Hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja
informasi, dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari
mudah dijalankan. Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi
yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat dan tidak memerlukan waktu lama
xxxviii
E. PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD
memdanang dari aspek finacial saja sudah tidak relevan dalam pengambilan
keuangan). Ukuran keuangan dan non keuangan sangat penting dan merupakan
Rumah sakit sebagai salah satu organisasi sektor publik yang memberikan
(Imelda, 2004).
xxxix
F. PENELITIAN TERDAHULU
uji dan di evaluasi (arus kas, perputaran asset, mortality, complication, leng of in
patient stay, biaya per kasus, accupancy, change in accupancy dan persentase
pendapatan dari perawatan pasien rawat jalan) terdapat 7 ukuran (arus kas,
perputaran asset, mortality, complication, leng of in patient stay, biaya per kasus,
rumah sakit di Amerika Serikat dan ukuran ini menunjukan kinerja rumah sakit di
seperangkat ukuran kinerja yang memberi suatu pdanangan yang sekilas namun
hasil tindakan masa lalu, dilengkapi dengan ukuran operasional seperti kepuasan
pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan orang yang
xl
menghubungkan visi, nilai utama, prinsip inti dan kegiatan operasional sehari-
harinya.
Jones dan Filip dalam Zellman et al. (2003) menekankan pada proses dan
indikator hasil yang menunjukkan bagaimana cara kerja semua anggota tim
perkembangan kepemimpinan.
sebagai perspektif yang seimbang mengenai organisasi untuk digunakan oleh para
baru secara efektif. Ukuran – ukuran yang dipilih merupakan suatu alat bagi
eksternal out comes dan performance drivers untuk mencapai misi dan startegi
organsiasi.
pelayanan kesehatan dan hal ini menyebabkan manajemen tergantung pada sistem
yang hanya mengurus sumber daya yang mengalir masuk dan keluar. Penilaian
xli
pelayanan kesehatan dapat dipahami. Organisasi yang hanya menekankan pada
bertahan.
misi, visi dan strategi organisasi ke dalam serangkaian ukuran kinerja yang
G. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
dari aspek keuangan saja di nilai sudah tidak relevan, karena hal tersebut hanya
xlii
keempat aspek balanced scorecard ini menjadi aspek yang cenderung digunakan
paling dominan dalam pelayanan kesehatan dan hal ini menyebabkan manajemen
tergantung pada sistem yang hanya menguras sumber daya yang mengalir keluar
dapat dipahami.
scorecard telah dikembangkan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi hal
harus dapat memberikan poin rekomendasi bagi organisasi sektor publik (Lapsley
dan Pettigrew, 1994). Demikian pula bagi organisasi sektor publik di Indonesia
sebagai suatu daya tarik yang memungkinkan untuk diterapkan pada organisasi
kesehatan adalah:
xliii
1. Memberikan kekutan bagi pimpinan organisasi untuk mempertimbangkan dan
kemasan terintegrasi.
kesehatan agar dapat di kelola seperti bagian lain pada proses bisnis.
mengukur aspek keuangan namun juga menilai aspek non keuangan. Semua
perspektif atau aspek yang terdapat pada balanced scorecard saling berkaitan dan
dirinya masih berada pada jalan yang tepat. Pengukuran kinerja dapat digunakan
merupakan ukuran yang seimbang antara pelanggan, pegawai, proses internal dan
2003).
xliv
Seperti halnya dengan inovasi lainnya, balanced scorecard dapat
lain, mereka harus memenuhi tantangan yang unik untuk mengadopsi balanced
staf kesehatan dengan kualitas perawatan merupakan atribut yang penting dari
ukuran yang di uji dan di evaluasi (arus kas, perputaran asset, mortality,
accupancy dan persontase pendapatan dari perawatan pasien rawat jalan) terdapat
stay, biaya per kasus, accupancy) yang sangat berguna untuk digunakan dalam
mengevaluasi kinerja rumah sakit di Amerika Serikat dan ukuran ini menunjukan
kinerja rumah sakit di Amerika Serikat dan mengidentifikasi kesempatan yang ada
Menurut Youseff et al. (1996) yang dikuti Lim dan Tang (2001) rumah
sakit memberikan tipe pelayanan yang sama tetapi kualitas pelayanan berbeda.
xlv
Penggunaan pelayanan kesehatan di masa sekarang ini, banyaknya alternatif yang
memenuhi harapan pengguna jasa maka rumah sakit pemerintah harus menyadari
hal ini agar dapat bersaing dengan rumah sakit swasta. Perbedaan tarif antara
perbedaan antara kedua jenis rumah sakit ini dalam kepuasan pasien, proses
Surakarta.
signifikan antara Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta se–
signifikan antara Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta se–
Surakarta.
xlvi
H. KERANGKA PEMIKIRAN
sebagai berikut:
Gambar 1
Perbedaan
Kinerja Rumah
Sakit Swasta
dengan Rumah
Sakit Pemerintah
xlvii
BAB III
METODA PENELITIAN
A. POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah para pimpinan rumah sakit, karyawan,
paramedis dan pasien di lingkungan rumah sakit se- Eks Karesidenan Surakarta.
Jumlah sampel dalam peneltian ini sebanyak 458 responden yang berasal
dari 11 rumah sakit yang terdiri dari 176 orang berasal dari pasien, 176 orang
berasal dari para medis dan karyawan non keuangan serta 106 responden berasal
Tabel 1
Daftar Rumah Sakit Se –Eks Karesidenan Surakarta
No. Nama Rumah Sakit Responden
1. PKU Karanganyar 41
2. Rumah Sakit Jati Husada 48
3. Rumah Sakit Jafar Medica 60
4. Rumah Sakit PKU Surakarta 55
5. Rumah Sakit Kasih Ibu 60
6. Rumah Sakit Triharsi 59
7. Rumah Sakit Slamet Riyadi 48
8. Rumah Sakit Assalam Sragen 49
9. Rumah Sakit Kustati Surakarta 58
10. Rumah Sakit Islam Klaten 53
11. Rumah Sakit Banyudono 54
Total 458
Sumber: Hasil Survay
xlviii
B. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
ini adalah:
orang dan para medis 10 orang, serta Kasubag yang menerima dana/anggaran
maupun karyawan keuangan yang ada di rumah sakit baik pemerintah maupun
swasta
keterbatasan tenaga, maka jumlah sampel yang didapat terbatas hanya pada 2
Surakarta.
data pokok (data primer) dari suatu sampel dengan menggunakan instrumen
Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi dari responden
xlix
dikirim secara langsung kepada masing–masing responden dan
Setiap paket kuisioner terdiri dari dua bagian yang harus dijawab oleh oleh
responden yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, nama rumah
Data–data dalam penelitian ini harus di uji secara verifikatif oleh sebab itu
dahulu dengan menggunakan skala likert. Skala likert adalah salah satu cara untuk
salah satu jawaban yang ada. Skala likert di desainf untuk menelaah seberapa kuat
subyek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik. Interval skor
yang digunakan dalam skala likert penelitian ini adalah sebagai berikut:
l
D. Pengukuran Variabel
menggunakan skala likert. Tipe skala dengan skala 1 (Sangat Tidak Setuju) – 5
(Setuju Sekali)
kepada dokter dan para medis dari masing–masing rumah sakit. Instrumen dalam
li
Nurbahtiar (2003), yang mengadobsi penelitian Chow et al., (1998),
kasubag yang menerima dana dan karyawan keuangan dari masing–masing rumah
E. METODA ANALISIS
yang digunakan ada dua konsep yang digunakan yaitu dengan melakukan uji
validitas dan uji reliabilitas. Jika data kurang reliabel dan kurang valid, maka
kesimpulan yang dihasilkan dari suatu penelitian tersebut akan bias. Menurut
Cooper dan Emory (1995), data penelitian tidak akan berguna jika instrumen yang
validitas.
lii
E.1.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Jadi
Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan uji validitas adalah
analisis faktor. Dalam metode analisis faktor tersebut, validitas diukur dari
variabel dan faktor (Hair, et al.,1998). Menurut Hair et al. (1998) jika factor
loading ³0,50 maka dianggap secara praktis signifikan. Oleh karena itu jika suatu
dinyatakan valid.
pengukuran yang sama. Instrumen dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang
konsisten dan stabil sehingga instrumen ini dapat dipakai dengan aman karena
dapat bekerja dengan baik pada waktu yang berbeda dan kondisi yang berbeda
liii
Menurut Nunnully (1978) bahwa nilai nilai standar untuk reliabilitas Alpha
menghasilkan nilai parameter model penduga yang sahih bila memenuhi asumsi
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%.
balanced scorecard pada rumah sakit se-Eks Karesidenan Surakarta. Oleh karena
itu pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan metode analisis
uji t. Uji t digunakan untuk menguji sampel normal. Uji t merupakan metode
statistik parametik. Jika sampel yang diperoleh jumlahnya relatif kecil dan tidak
liv
terdistribusi dengan normal, maka dilakukan uji Mann–Whitney U test. Mann–
1. Merumuskan hipotesis.
3. Melakukan pengujian
lv
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Sampel
kuisioner adalah 458 sampel yang berasal dari 11 rumah sakit se–Eks Karesidenan
Surakarta. Sampel di ambil secara langsung dari rumah sakit dengan mendatangi
administrasi di isi langsung oleh pasien rawat inap. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan di isi dokter, perawat dan karyawan non keuangan. Sedangkan untuk
karyawan keuangan.
keuangan terdiri dari 6 item pertanyaan. Hasil uji validitas dan realibilitas
instrumen penelitian yang dilakukan pada 458 responden pasien pada rumah sakit
digunakan valid dan reliabel. Hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel 2.
lvi
Tabel 2
Hasil uji validitas
Perspektif Pelanggan
Butir pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
L1 0,684 0,148 valid
L2 0,579 0,148 valid
L3 0,411 0,148 valid
L4 0,493 0,148 valid
L5 0,466 0,148 valid
L6 0,330 0,148 valid
L7 0,384 0,148 valid
Y1 0,497 0,148 valid
Perspektif Pelayanan dan Administrasi
Butir pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
Y2 0,567 0,148 valid
Y3 0,452 0,148 valid
Y4 0,533 0,148 valid
Y5 0,447 0,148 valid
Y6 0436 0,148 valid
Y7 0,480 0,148 valid
Y8 0,408 0,148 valid
Y9 0,456 0,148 valid
Y10 0,574 0,148 valid
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Butir pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
P1 0,381 0,148 Valid
P2 0,710 0,148 Valid
P3 0,615 0,148 Valid
P4 0,753 0,148 Valid
P5 0,657 0,148 Valid
P6 0,545 0,148 Valid
P7 0,692 0,148 Valid
P8 0,687 0,148 Valid
P9 0,632 0,148 Valid
Perspektif Keuangan
Butir pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
U1 0,473 0,195 Valid
U2 0,517 0,195 Valid
U3 0,441 0,195 Valid
U4 0,553 0,195 Valid
U5 0,539 0,195 Valid
U6 0,591 0,195 Valid
Sumber : hasil olah data
Dari tabel 2 menunjukan bahwa taraf signifikasi (a) sebesar 5%. Ukuran
sampel (n) sebesar 176 untuk masing-masing perspektif yaitu perspektif pelaggan,
mempunyai ukuran sampel (n) sebasar 106 responden dengan r-tabel sebesar
lvii
0,195. Apabila koefisien korelasi antara skor butir pertanyaan dengan skor total (r-
hitung) lebih besar dari r-tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan valid. Keempat
perspektif tersebut menunjukkan bahwa r-hitung lebih besar dari r-tabelnya maka
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha N of Item
Perspektif Pelanggan .750 7
Perspektif Pelayanan dan administrasi .806 10
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran .880 9
Perspektif Keuangan .195 6
Sumber : hasil olah data
dapat di lihat pada tabel 3. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat
reliabilitas lebih besar dari r-tabel sehingga variabel tersebut reliabel. Jadi butir-
butir pertanyaan sudah valid dan reliabel untuk pengukuran perspektif yang ada
C. Uji Normalitas
Kolmogorov, dengan uji ini dapat diketahui data yang digunakan terdistribusi
lviii
Tabel 4
Hasil Pengujian Normalitas
Perspektif Pelanggan
N 176
Normal Parameter a,b Mean 27,66
Std. Deviation 3,004
Most Extreme Absolute ,091
Differences Positive ,086
Negative -,091
Kolmogorov-Sminov Z 1,213
Asymp. Sig. (2-tailed) ,105
Perspektif Pelay dan Adm
N 176
Normal Parameter a,b Mean 39,45
Std. Deviation 4,397
Most Extreme Absolute ,092
Differences Positive ,092
Negative -,068
Kolmogorov-Sminov Z 1,223
Asymp. Sig. (2-tailed) ,099
Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran
N 176
Normal Parameter a,b Mean 33,50
Std. Deviation 5,919
Most Extreme Absolute ,068
Differences Positive ,046
Negative -,068
Kolmogorov-Sminov Z ,899
Asymp. Sig. (2-tailed) ,394
Perspektif Keuangan
N 106
Normal Parameter a,b Mean 23,68
Std. Deviation 3,388
Most Extreme Absolute ,102
Differences Positive ,054
Negative -,102
Kolmogorov-Sminov Z 1,054
Asymp. Sig. (2-tailed) ,216
Sumber : hasil olah data
Dari tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov–Sminov Z untuk
perspektif pelanggan adalah 1,213 dan signifikansinya 0.105 lebih besar dari taraf
lebih besar dari taraf signifikan 0,05 sehingga data tersebut berdistribusi normal.
lix
adalah 0899 dan signifikansinya 0.3945 lebih besar dari taraf signifikan 0,05
0.099 lebih besar dari taraf signifikan 0,05 sehingga data tersebut berdistribusi
normal.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS
rumah sakit pemerintah dan swasta se–Eks Karesiden Surakarta digunakan uji t
Hasil perhitungan dari data yang diperoleh secara studi empiris disajikan
Tabel 5
Hasil Pengujian Perspektif Pelanggan
Levene’s Test For
Equity Of Variance
95% Confidences
Interval of the
Differences
F Sig. T df Sig. Mean Std. Error
(2-tailed) Differences Differences
Perspektif Pelanggan Equal variances 1.041 ,039 -,651 174 ,516 -,393 ,603 - ,796
assumed 1,583
Equal variances -,773 51,411 ,443 -,393 ,506 - ,627
not assumed 1,412
Sumber : hasil olah data
sebesar 5 % ternyata nilai sig (0,516) lebih besar dari 0,05 sehingga pengujian I
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata–rata yang signifikan antara rumah
pelanggan.
lx
Tabel 6
Statistik Diskriptif Perspektif Pelanggan
Hal ini dapat ditunjukkan dari besarnya mean, nilai mean kelompok rumah sakit
pemerintah dan rumah sakit sama yaitu sebesar 27,33. Hal ini berarti responden
rumah sakit pemerintah maupun swasta rata- rata memberikan respon yang sama
Surakarta.
rumah sakit pemerintah dan swasta Se-Eks Karesidenan Surakarta digunakan uji t
Hasil perhitungan dari data yang diperoleh secara studi empiris disajikan
lxi
Tabel 7
Hasil uji t :perbedaan perspektif pelayanan dan administrasi
Levene’s Test For
Equity Of Variance
95% Confidences
Interval of the
Differences
F Sig. t df Sig. Mean Std. Error
(2-tailed) Differences Differences
Perspektif Pelayanan Equal variances 3,173 ,077 -2,191 174 ,,029 -1,914 ,872 -3,653 -,193
danadmministrasi assumed
Equal variances -,236 52,273 ,011 -1,914 ,726 -3,371 1, 457
not assumed
Sumber : hasil olah data
ternyata nilai sig (0,029) lebih kecil dari 0,05 sehingga pengujian II menunjukkan
bahwa ada perbedaan rata–rata yang signifikan antara rumah sakit pemerintah dan
Tabel 8
Statistik Diskriptif Perspektif Pelayanan dan Administrasi
Kelompok Rumah Sakit N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
Perspektif Pelayanan RS Pemerintah 30 37,87 3,411 ,623
dan Administrasi RS Swasta 146 39,78 4,514 0,374
Sumber : hasil olah data
Dari tabel 8 menunjukkan bahwa mean rumah sakit pemerintah lebih kecil
sebesar 37,87 dibdaningkan dengan mean rumah sakit swasta sebesar 39,78. hal
ini berarti respon rata–rata responden rumah sakit pemerintah di lihat dari
Tabel 9
Statistik Diskriptif Kelompok Proses Pelayanan dan Administrasi
Crosstabulation
Total
Rendah Sedang Tinggi
Kelompok RS RS Pemerintah Count % within 3 26 1 30
Kelomp. RS 10,0% 86,7% 3,3% 100,0%
RS Swasta Count % within 22 102 22 146
Kelomp. RS 15,1% 69,9% 15,1% 100,0%
Total Count % within 25 128 23 176
Kelomp. RS 14,2% 72,7% 13,1% 100,0%
Sumber : hasil olah data
Katerangan :
lxii
Rendah (jika < m-s) = <35
Sedang ( Jika m-s≤nilai≤ m+s) = 35≤nilai≤44
Tinggi (Jika >m+s) = 44
Dari tabel 9, diketahui bahwa respon dari 86,7% responden pasien rumah
sakit pemerintah menunjukan kategori sedang yaitu total score berkisar antara 35
-44, 10% responden pasien rumah sakit pemerintah menunjukan kategori rendah
yaitu total score kurang dari 35, dan 3,3% responden pasien rumah sakit
pemerintah menunjukan kategori sedang yaitu total score lebih dari 44.
Sedangkan respon dari 69,9% responden pasien rumah sakit swasta menunjukan
kategori sedang yaitu total score berkisar antara 35-44, 15,1% responden pasien
rumah sakit swasta menunjukan kategori rendah yaitu total score kurang dari 35,
dan 15,1% responden pasien rumah sakit pemerintah menunjukan kategori sedang
Hasil perhitungan dari data yang diperoleh secara studi empiris disajikan
lxiii
Tabel 10
Hasil Pengujian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Levene’s Test For
Equity Of Variance
95% Confidences
Interval of the
Differences
F Sig. t df Sig. Mean Std. Error
(2-tailed) Differences Differences
Perspektif Equal variances 9,493 ,002 -3,126 174 ,002 -3,616 1,157 - -1,333
Pertumbuhan dan assumed 5,900
Pembelajaran Equal variances -4147 62,033 ,000 -3,616 ,872 - ,-1,873
not assumed 5,360
Sumber : hasil olah data
Dari tabel 10, dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 5 % ternyata
nilai sig (0,000) lebih kecil dari 0,05 sehingga pengujian III menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara rumah sakit pemerintah dan swasta Se-Eks
Tabel 11
Statistik Diskriptif Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Kelompok Rumah Sakit N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
Perspektif RS Pemerintah 30 30,50 3,902 ,712
Pertumbuhan dan RS Swasta 146 34,2 6,077 0,503
Pembelajaran
Sumber : hasil olah data
Surakarta. Hal ini di lihat dari nilai mean rumah sakit pemerintah sebesar 30,50
Tabel 12
Statistik Diskriptif Kelompok Proses Pertumbuhan dan Pembelajaran
Crosstabulation
Total
Rendah Sedang Tinggi
Kelompok RS RS Pemerintah Count % within 5 25 0 30
Kelomp. RS 16,7% 83,3% 0,0% 100,0%
RS Swasta Count % within 27 90 29 146
Kelomp. RS 18,5% 61,6% 19,9% 100,0%
Total Count % within 32 115 29 176
Kelomp. RS 18,2% 65,3% 16,5% 100,0%
Sumber : hasil olah data
lxiv
Keterangan:
Rendah (jika < m-s) = <28
Sedang ( Jika m-s≤nilai≤ m+s) = 28≤nilai≤39
Tinggi (Jika >m+s) = 39
Dari tabel 12, repon dari 20 % responden tenaga medis dan karyawan non
kurang dari 35; 73,3 % responden pasien Rumah Sakit Pemerintah menunjukan
kategori sedang yaitu total score bekisar antara 35–44 dan 6,7 % responden pasien
Rumah Sakit Pemerintah menunjukan kategori tinggi yaitu total score lebih dari
35. Sedangkan jawaban dari 79,2 % responden pasien Rumah Sakit Kustati
Surakarta menunjukan kategori sedang yaitu total score bekisar antara 35–44 dan
Hasil perhitungan dari data yang diperoleh secara studi empiris disajikan
lxv
Tabel 13
Hasil Pengujian Perspektif Keuangan
Levene’s Test For
Equity Of Variance
95% Confidences
Interval of the
Differences
F Sig. T df Sig. Mean Std. Error
(2-tailed) Differences Differences
Perspektif Keuangan Equal variances 7,106 ,009 -,179 104 ,858 -,170 ,948 -2,,051
assumed
Equal variances -,280 34,723 ,781 -,170 ,607
not assumed
Sumber : hasil olah data
Dari hasil olah data, dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 5 %
ternyata nilai sig (0,858) lebih besar dari 0,05 sehingga pengujian IV
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rumah sakit
Tabel 14
Statistik Diskriptif Perspektif Keuangan
Kelompok Rumah Sakit N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
Perspektif Keuangan RS Pemerintah 15 23,53 1,846 ,477
RS Swasta 91 23,70 3,583 ,376
Sumber : hasil olah data
Dari tabel 14 menunjukan bahwa tidak ada perbedaan perspektif keuangan
disebabkan nilai mean kelompok rumah sakit pemerintah dan rumah sakit sama
yaitu sebesar 14. Hal ini berarti responden rumah sakit pemerintah maupun swasta
rata- rata memberikan respon yang sama sebesar 23 dalam hal keuangan.
E. PEMBAHASAN
harus dimaknai secara hati–hati karena persepsi atas analis kinerja dengan
lxvi
Karesidenan Surakarta yang digambarkan oleh responden harus dipahami dalam
sakit. Pembahasan responden seperti yang diuraikan pada bagian pada bagian
sebelumnya memberikan indikasi yang kuat bahwa ada perbedaan yang signifikan
pemerintah dengan rumah sakit swasta di Karesidenan Surakarta baik di lihat dari
pembelajaran.
Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa pengujian II dan pengujian
sebagai berikut:
a. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rumah sakit pemerintah dengan
b. Ada perbedaan yang signifikan antara rumah sakit pemerintah dengan swasta
kinerja dengan pendekatan balanced scorecard pada rumah sakit pemerintah dan
lxvii
swasta di Kotamadya Kendari. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut
balanced scorecard di lihat dari aspek pelanggan, pelayanan dan administrasi, dan
penelitian sebelumnya dari Grifith et al. (2002) yang melakukan evaluasi dengan
sakit yang didasarkan pada laporan medicare. Hasil yang diperoleh dari penelitian
ini menunjukkan bahwa dari 9 ukuran yang di uji dan di evaluasi (perspektif
keuangan: arus kas dan perputaran asset, perspektif proses bisnis internal:
patient stay, biaya per kasus, accupancy) yang sangat berguna untuk digunakan
dalam mengevaluasi kinerja rumah sakit di Amerika Serikat dan ukuran ini
lxviii
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. H1a di tolak, artinya tidak terdapat perbedaan rata–rata kinerja pelanggan yang
signifikan antara Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta se–Eks
Karesidenan Surakarta.
administrasi yang signifikan antara Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit
4. H1d di tolak, artinya tidak terdapat perbedaan rata–rata kinerja keuangan yang
signifikan antara Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta se–Eks
Karesidenan Surakarta.
rumah sakit pemerintah dan swasta di Kotamadya Kendari ditinjau dari aspek
keuangan. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian sebelumnya dari
lxix
Grifith et al. (2002), yang melakukan evaluasi dengan pendekatan balanced
pada laporan medicare ditinjau dari aspek pelayanan dan administrasi, aspek
B. KETERBATASAN
1. Empat perspektif yang ada dalam penelitian ini hanya digunakan sebatas
C. SARAN
sebagai berikut:
pada organisasi kesehatan dengan cara memperjelas visi dan misi rumah sakit,
organisasi.
lxx
2. Perlu subyektivitas responden dimaknai dengan hati-hati.
D. IMPLIKASI
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan koreksi yang positif bagi
kinerjanya.
Perlu memahami ukuran–ukuran kinerja yang ada agar tidak salah arah dalam
lxxi
DAFTAR PUSTAKA
Aidemarck, Lars L.G., 2001. The Meaning of Balanced scorecard In The Care
Organization. Financial Accoutability dan Management, 117: 1, Februari.
Amaratungga, D., Haigh, R., Sarshar, M., dan Baldry, D. 2002. Aplication of The
Balanced scorecard Concept to Develope a Conceptual Framework to
Measure Facilities Management Performance within NHS Facilities.
International Journal Of Health Care Quality Assurance, April.
Alkatiri, A., Soejitno, S., dan Ibrahim, E., 1997. Rumah Sakit Proaktif Suatu
Permulaan Awal. Dirjen Yanmedik Depkes RI Jakarta.
Birkner, R., Lawrence dan Birkner, K Ruth, 1999. The Health dan Safety
Scorecard. Ocvuputional Hazard, June.
Chow, W.C., Ganulin D., dan Haddad Kwilliamson, J., 1998. The Balanced
scorecard: A Potent Tool For Energizing dan Focusing Healthcare
Organization Management. Journal of Healthcare Management, 43:3.
May/June.
Cooper, D.R. dan Emory, C.W., 1995. Business Research Methods, Irwin. Home
Wood, Illionois, 5th Edition.
Curtright, Jonathan W., Eric S., dan Edell, M.D., 2000. Strategic Performance
Management Development of a Performance Measurement System at the
Management Clinic. Journal of Healthcare Management 45(1): 58-68.
Griffith J.R., Andrew P., dan Jeffrey A.A., 2002. Measuring Comperatif Hospital
Performance. Journal of Healthcare Management.
lxxii
Imelda, R.A.N., 2004. Implementasi Balanced scorecard pada Organisasi Publik.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 06. No.2. Nop. Universitas Petra.
PP. 106-142.
Johson, H.T. dan Kaplan, R.S., 1987. Relevance Lost On The Rise dan Fill of
Management Accounting. Harverd Business School Press.
Jonathan, Sofian. 2007. Workshop Balanced scorecard Untuk Rumah sakit. http:
sisfokampus.com. April
Kaplan, R.S. dan Norton, D.P., 1992. Balanced scorecard Measures That Drive
Performance. Harward Bussiness Review, Jan – Feb.
Kaplan, R.S. dan Norton, D.P., 1992. Using Balanced Scorcard as a Strategic
Management System. Harward Bussiness Review. September – Oktober.
Lapsey, I., dan Petti G.A., 1994. Meeting the Challenge: Accounting for Change.
Financial Accountability Management.
Lim, P.C. dan Tang Nelson K.H., 2000. A Study Of Patients Expectact dan
Satisfaction In Singapore Hospital. International Journal of Health Care
Quality Assurance.
Lusa, Jonatan Sofian. 2007. Balanced scorecard untuk Rumah Sakit. http:
sisfokampus.com. April
Malina, Mary, A., dan Selto, Frank, H., 2001. Communicating dan Controlling
Strategy an Emprical of the Effectiveness of The Balanced scorecard.
Http//www.SSRN. Com, PP.1-32.
lxxiii
Mulyadi dan Johny Setyawan. 1999. Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen. Aditya Media. Yogyakarta.
Yuwono, Sony dan Edy Sukarno. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced
scorecard. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Zellman W.N., Goerge, H.P., Chatherine, B., 2003. Use the Balanced scorecard in
Health Care. Journal of Healthcare Finance. Summer 2003.
lxxiv
lxxv