Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perbankan sebagai salah satu sub sektor ekonomi sangat besar peranannya

dalam mendukung aktivitas dan pelaksanaan pembangunan yang merupakan alat

di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini

mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah mengingat kedudukannya yang

vital sebagai pembiayaan pembangunan.

Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peran strategis

dalam menyerasikan dan menyeimbangkan pembangunan. Peran strategis tersebut

terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu wahana yang dapat

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang

dengan berasaskan demokrasi ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan

nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf

hidup.

Peranan penting dari dunia perbankan dalam meningkatkan taraf

perekonomian bangsa tidak dapat dipungkiri lagi, bahkan dunia perbankan pada

suatu negara dapat dijadikan sebagai indikator dari perekonomian suatu negara,

dikarenakan oleh dunia perbankan tersebut menyangkut dengan sekian banyak

dana masyarakat.

Pada dasarnya peran hukum sebagai pranata untuk mewujudkan keadilan

sangat penting. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya aktivitas manusia
di berbagai aspek, baik aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, pertahanan

keamanan sains dan teknologi.

Di bidang perbankan, idealnya lembaga-lembaga pembuat undang-undang

harus lebih teliti dan memiliki orientasi jauh ke depan. Sebab dunia perbankan

adalah buah dari perkembangan yang sangat cepat dari kegiatan manusia di

bidang ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu hal menarik

yang berkembang saat ini dan menjadi polemik hukum adalah menjamurnya

berbagai bank dengan berbagai visi. Salah satunya adalah model bank dengan visi

syariah Islam.

Lahirnya bank berdasarkan syariah di Indonesia telah menambah semarak

khasanah hukum dan mempertegas visi tentang kehidupan perbankan di

Indonesia. Betapa tidak, karena sebagian besar bangsa Indonesia beragama Islam,

sehingga kehadiran bank berdasarkan syariah yang nota bene dilandasi pada

unsur-unsur syariat Islam tersebut benar-benar mendapat respon yang cukup baik

dari masyarakat.Apalagi karena sistem perbankan konvensional yang

mengandalkan pada simpanan atau kredit berdasarkan kepada “bunga”, di mana

oleh kelompok tertentu dalam Islam masih dipersamakan dengan bunga uang

yang dilarang oleh hukum Islam. Atau setidak-tidaknya ada keraguan terhadap

halal atau haramnya bunga bank. Sehingga lembaga alternatif berupa bank tanpa

bunga memang benar-benar berdasarkan kepada hukum syariah tentu disambut

dengan hangat oleh masyarakat.

Pesatnya perkembangan lembaga perbankan ini, karena bank Islam dinilai

memiliki keistimewaan-keistimewaan. Keistimewaannya yang utama adalah

Universitas Sumatera Utara


melekat pada konsep yang berorientasi pada kebersamaan. Orientasi kebersamaan

inilah yang menjadikan bank Islam mampu tampil sebagai alternatif pengganti

sistem bunga yang selama ini hukumnya masih menimbulkan kontroversial dalam

masyarakat yang mayoritas muslim.

Namun perkembangan yang pesat industri perbankan ini tidak diimbangi

dengan perangkat perlindungan bagi kepentingan nasabah, khususnya nasabah

deposan. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan hanya

beberapa pasal saja yang mengatur tentang ketentuan-ketentuan yang menyangkut

perlindungan nasabah deposan, sebagian besar pasal-pasal undang-undang

perbankan hanya terfokus pada aspek kepentingan bank, sehingga kedudukan

nasabah sangat lemah.

Dengan adanya transaksi antara nasabah dengan bank, maka akan timbul

hubungan hukum. Hubungan antara bank dan nasabah bukanlah hanya sekedar

hubungan debitur-kreditur namun lebih dari itu terdapat kewajiban dan hak yang

akan timbul pada bank dan nasabah. Dibalik hubungan bank dan nasabah ini,

terlihat berdasarkan hasil penelitian, kedudukan dari deposan mulai dipertanyakan

karena belum memadainya peraturan perundang-undangan di bidang perbankan

2
yang dapat melindungi kepentingan deposan.

Salah satu sebab kurangnya perlindungan hukum bagi para deposan yaitu

karena lemahnya bargaining position yang dimiliki oleh para deposan.

2Ronny Sutma Hotma Bako, Hubungan Bank dan Nasabah terhadap Produk Tabungan
dan Deposito, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995), hal 7.

Universitas Sumatera Utara


Hal ini disebabkan klausul-klausul yang sudah baku yang diterapakan oleh

perbankan terhadap perjanjian baku yang terdapat pada setiap pembukaan

rekening tabungan dan deposito.3

Dalam setiap perjanjian perbankan, lazimnya dibuat dalam sebuah

perjanjian tertulis yang bersifat perjanjian baku. Perjanjian baku adalah perjanjian

yang klausul-klausulnya sudah dibakukan oleh bank dan pihak nasabah tidak

mempunyai peluang untuk merundingkan atau meminta perubahan. Dengan kata

lain yang dibakukan bukan formulir perjanjian tersebut tetapi klausul-klausul yang

4
terdapat dalam formulir perjanjian. Kontrak-kontrak ini telah dibuat dalam

bentuk baku (standart form) atau dicetak dalam jumlah yang banyak dengan

blanko untuk beberapa bagian yang menjadi objek transaksi, seperti besarnya nilai

transaksi, jenis dan jumlah barang yang ditransaksikan dan sebagainya, sehingga

dengan kontrak standar ini tidak membuka kesempatan kepada pihak lain untuk

melakukan negosiasi mengenai apa yang akan disepakati untuk dituangkan dalam

kontrak.

Jika perjanjian yang dibuat memang benar-benar memberikan kedudukan

yang sama kepada para pihak, maka hal ini bukan menjadi masalah. Namun yang

sering terjadi adalah kebalikannya. Perjanjian yang dilakukan dalam kegiatan

operasional perbankan seringkali hanya memandang kepentingan bank, dan

nasabah hanya diberikan pilihan untuk setuju atau tidak.

Untuk itu diperlukan ketentuan hukum yang mengatur tentang

perlindungan nasabah, terutama nasabah bank syariah. Kegiatan bank syariah

3ibid, hal 8
4ibid, hal 11

Universitas Sumatera Utara


merupakan kegiatan yang baru mendapatkan landasan hukum, dengan adanya

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang disempurnakan dengan Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Dalam karya ilmiah ini

diajukan penelitian dengan judul Perlindungan Hukum Nasabah Debitor Dalam

Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Sumut Syariah.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan merupakan suatu persoalan yang harus dicari jawabannya.

Sebagaimana biasanya, suatu karya tulis mempunyai permasalahan yang akan

diangkat dan ditelaah untuk menguraikan dan memecahkannya. Sehubungan

dengan itu dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi permasalahan guna

memudahkan pembahasan agar tidak menyimpang dari materi pokok dari

penulisan skripsi ini. Adapun pokok-pokok masalah dalam penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan hukum antara Bank Syariah dan Nasabah?

2. Apa saja yang menjadi hak dan kewajiban nasabah debitor dalam

pembiayaan mudharabah pada Bank Sumut Syariah?

3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap nasabah debitor dalam

pembiayaan mudharabah pada Bank Sumut Syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Kehadiran Bank Syariah yang dimotori dengan berdirinya Bank Muamalat

Indonesia (BMI) pada Tahun 1992 dengan sistem bagi hasil, telah memberikan

angin segar bagi dunia perbankan Indonesia, apalagi sambutan masyarakat

khususnya umat Islam dengan jumlah yang mayoritas merupakan konsumen

Universitas Sumatera Utara


potensial atas semua produk perbankan Indonesia. Dukungan ini wajar mengingat

sasaran Bank Syariah dengan sistem non-bunganya tidak hanya golongan

ekonomi mapan, tetapi terutama ingin meningkatkan taraf hidup dan kemapanan

serta daya beli golongan ekonomi menengah ke bawah. Namun perkembangan

dalam industri perbankan ini tidak diimbangi dengan perangkat perlindungan bagi

kepentingan nasabah, khususnya nasabah deposan.

Bertitik tolak pada uraian di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan hukum yang dilakukan antara bank dengan

pihak nasabah.

2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi hak dan kewajiban nasabah

dalam pembiayaan mudharabah pada Bank Sumut Syariah

3. Untuk mengetahui apakah nasabah bank syariah sudah mendapatkan

perlindungan hukum.

Sedangkan manfaat penulisan ini dapat diperoleh secara praktis maupun

secara teoritis.

Manfaat secara praktis yang diperoleh adalah:

1) Menambah pengetahuan tentang hubungan hukum yang dilakukan antara

bank dengan pihak nasabah.

2) Menambah pengetahuan tentang hak dan kewajiban nasabah dalam

pembiayaan mudharabah pada bank syariah.

3) Menambah pengetahuan tentang perlindungan hukum bank syariah

terhadap nasabah.

Universitas Sumatera Utara


Manfaat secara teoritis yang diperoleh adalah memberikan pengetahuan

bagi penulis sendiri maupun bagi mahasiswa serta pihak-pihak yang

membutuhkannya.

E. Tinjauan Kepustakaan

Maruluk Pardede mengemukakan bahwa dalam sistem perbankan di

Indonesia, mengenai perlindungan terhadap nasabah penyimpan dana, dapat

dilakukan melalui 2 cara yaitu:5

a) Perlindungan secara implisit (Implicit deposit protection) yaitu

perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank yang efektif,

yang dapat menghindarkan terjadinya kebangkrutan bank. Perlindungan ini yang

diperoleh melalui: (1) Peraturan Perundang-undangan dibidang perbankan, (2)

Perlindungan yang dihasilkan oleh pengawas dan pembinaan yang efektif, yang

dilakukan oleh Bank Indonesia, (3) Upaya menjaga kelangsungan usaha bank

sebagai sebuah lembaga pada khususnya dan perlindungan terhadap sistem

perbankan pada umumnya, (4) Memelihara tingkat kesehatan bank, (5)

Melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian, (6) Cara pemberian kredit

yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah dan (7) Menyediakan

informasi risiko pada nasabah.

b) Perlindungan secara eksplisit (Explicit deposit protection), yaitu

perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang menjamin simpanan

masyarakat sehingga apabila bank mengalami kegagalan, lembaga tersebut yang

akan mengganti dana masyarakat yang disimpan pada bank yang gagal tersebut.

Perlindungan ini diperoleh melalui pembentukan lembaga yang menjamin

simpanan masyarakat.

5Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2005),


hal 123
Universitas Sumatera Utara
Hermansyah, berpendapat bahwa hakikat dari perlindungan hukum

terhadap nasabah adalah melindungi kepentingan dari nasabah penyimpan dan

simpanannya yang disimpan di suatu bank tertentu terhadap suatu risiko kerugian.

Perlindungan hukum ini juga merupakan upaya untuk mempertahankan dan

memelihara kepercayaan masyarakat khususnya nasabah, maka sudah sepatutnya

dunia perbankan perlu memberikan perlindungan hukum itu.

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998 menyebutkan bahwa:

“Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank”

“Deposan adalah nasabah penyimpan dana yaitu nasabah yang menyimpan


dananya kepada bank tersebut dalam bentuk simpanan tabungan dan deposito
6
berjangka”.
Selanjutnya ketentuan pasal 1 angka 17 Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa:

Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank


dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang yang berlaku.

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau


tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
7
imbalan berupa bagi hasil.
Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana
pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lain
(mudharib) menjadi pengelola, dimana keuntungan usaha dibagi dalam bentuk
prosentase (nisbah) sesuai kesepakatan, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola, apabila
kerugian itu diakibatkan oleh kelalaian si pengelola maka si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut

6Ronny Sautma Hotma Bako, Op.cit., hal 11


7Muhammad Syafi’i Antonio

Universitas Sumatera Utara


Bank Syariah adalah bank beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat
Islam yakni bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
8
Islam khususnya yang menyangkut tata bermuamalat secara Islam.

F. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan bersifat deskriptif yang dilakukan dengan

pendekatan yuridis empiris yaitu melihat secara langsung penerapan perlindungan

hukum terhadap nasabah deposan pada Bank Sumut Syariah cabang Medan,

sedangkan data yang diperoleh melalui data primer dan data sekunder yang

berhubungan dengan pembahasan skripsi ini, maka dilakukanlah:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Metode ini dilakukan dengan penelitian atas literatur-literatur, makalah

serta sumber-sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan skripsi penulis.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data di lapangan untuk

mengetahui hubungan hukum antara Bank syariah dan nasabah, untuk mengetahui

hak dan kewajiban nasabah dalam pembiayaan dan untuk mengetahui

perlindungan hukum terhadap nasabah debitor dalam pembiayaan. Adapun data

lapangan diperoleh melalui pedoman wawancara. Mewawancarai seorang

pegawai back office Bank Sumut Syariah yang bernama Yudha Praditya Kartiwa.

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memahami dan lebih mudah menelaah pokok bahasan dalam

skripsi ini, maka penulis menyusun tulisan ini secara sistematis. Keseluruhan

8Karnaen Perwaatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana


Bank Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1992), hal 1-2

Universitas Sumatera Utara


sistematis ini berupa satu kesatuan yang saling berhubungan antara yang satu

dengan yang lain, dimana di dalamnya terdiri dari lima (5) bab dan masing-

masing bab dibagi lagi atas beberapa sub bab yaitu: BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERBANKAN ISLAM

Dalam bab ini membahas tentang sejarah perbankan Islam dan pengertian

perbankan Islam, bank berdasarkan prinsip syariah, jenis-jenis pembiayaan bank

syariah, perbedaan bank konvensional dan bank syariah, transaksi yang dilarang

dalam perbankan Islam.

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH

PADA BANK SUMUT SYARIAH

Dalam bab ini memuat pengertian pembiayaan mudharabah, gambaran

umum tentang bank sumut syariah, pembiayaan mudharabah pada bank syariah,

akad dalam bank syariah.

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH DALAM PEMBIAYAAN

PADA BANK SUMUT SYARIAH

Dalam bab ini membahas tentang hubungan hukum antara bank sumut

syariah dan nasabah, hak dan kewajiban nasabah dalam pembiayaan mudharabah

pada bank sumut syariah, perlindungan hukum terhadap nasabah dalam

pembiayaan mudharabah pada bank sumut syariah.

Universitas Sumatera Utara


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran penulis berkenaan dengan isi

skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai