Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

ON JOB TRAINING
PUSKESMAS ABIANSEMAL I

Kelompok I:
Dr. Putu Ayu Ines Lassiyani Surya
Ns. Ni Wayan Indah Permata Dewi, S.Kep
Ida Ayu Gede Mila Cahyanthy, A.Md.Kep
Ni Kadek Ayu Sri Artini, A.Md.Keb
Ni Wayan Amik Giriwati, A.Md.Keb

RSUD BADUNG MANGUSADA


PERIODE 3- 29 JULI 2017
ON JOB TRAINING
PUSKESMAS ABIANSEMAL I
DI RSUD BADUNG MANGUSADA
PERIODE 3- 29 JULI 2017

PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya.
Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
UPT Puskesmas Abiansemal I merupakan puskesmas pendidikan dan rawat inap.
Puskesmas Abiansemal I sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama akan mengalami
perubahan dengan menjadikan Puskesmas Abiansemal I sebagai Rumah Sakit Tipe D
guna mempermudah aksesbilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tingkat
kedua.
Sebagai salah satu syarat pengembangan puskesmas menjadi Rumah Sakit Tipe D,
tenaga medis dan paramedis harus mengikuti On Job Training. Pelaksanaan On Job
Training bertempat di RSUD Badung Mangusada dan berlangsung selama 26 hari.
Pelaksanaan On Job Training oleh peserta selama 26 hari diharapkan mampu
mengaplikasikan apa yg dapat ditiru dari RSUD Badung Mangusada dalam manajemen
pelayanan pasien Gawat Darurat dan Rawat Inap.
HASIL ON JOB TRAINING
NAMA DOKTER: Dr. Putu Ayu Ines Lassiyani Surya

On Job Training dokter dilakukan mulai tanggal 3 Juli 2017, penerimaan dan orientasi
dilakukan keseluruh ruangan dan training dokter dimulai di UGD RSUD 3-16 Juli 2017.
Selama training saya mendapatkan pengetahuan mengenai manajemen pelayanan pasien
gawat darurat, baik dari segi tindakan maupun pencatatan rekam medis pasien. Setiap
tindakan kegawatdaruratan memiliki standar prosedur operasional sehingga tenaga
medis, baik dokter maupun paramedis lainnya dapat menangani setiap kasus gawat
darurat dengan efektif dan efisien. Penerimaan pasien di IGD dimulai dari triage pasien,
lalu diarahkan sesuai katagori triage masing-masing. Ruang IGD terbagi dalam beberapa
bagian sesuai fungsi dan kebutuhan tindakan gawat daruratnya masing-masing. Seperti
halnya ruang resusitasi memiliki fasilitas life saving yang lebih lengkap dan dekat
dengan pintu masuk IGD dan meja dokter. Jumlah tenaga medis yang bertugas
diperhitungkan dengan rata-rata kunjungan IGD tiap bulannya. Setiap pasien yang
memerlukan perawatan di rumah sakit (rawat inap) akan dikonsulkan kepada Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sesuai bidang masing masing. DPJP adalah dokter
spesialis yang bertanggung jawab atas segala keputusan pengobatan pasien selama masa
rawat inap.
Putaran kedua dilakukan di ruang Rawat Inap Cilinaya 17-18 Juli 2017. Ruang
Cilinaya merupakan ruang rawat inap yang khusus merawat pasien anak, namun apabila
kondisi mendesak ruangan ini dapat ditempati oleh pasien dewasa. Ruang Rawat Inap
anak tersebut dilengkapi dengan perpustakaan anak dan ruang bermain, sehingga anak
tidak memgalami kejenuhan ataupun trauma saat berasa di rumah sakit.
Putaran ketiga dilakukan di Ruangan Margapati mulai 19 – 20 Juli 2017. Margapati
adalah ruang rawat inap bagi ibu nifas pasca merlahirkan secara mormal maupun operasi.
Di ruangan ini ibu nifas dapat rawat gabung bersama bayi apabila sudah diijinkan atau
dinyatakan layak oleh dokter.
Pada tanggal 21 – 22 Juli 2017 saya bertugas di Ruang Pendet. Ruang Pendet adalah
ruang rawat inap bagi bayi patologis, atau disebut juga ruang NICU (Neonates Intensive
Care Unit). Di ruangan ini segala perawatan dilakukan secara ketat dan berkala. Setiap
dokter atau tenaga medis lain yang masuk ke dalam ruangan harus seijin kepala ruangan.
Kunjungan pun dibatasi, hanya orang tua atau wali pasien saja yang dapat masuk ke
dalam ruangan. Hal ini dibutuhkan untuk menjaga sterilitas ruangan.
Saya bertugas di Ruang Oleg pada tanggal 24 – 26 Juli 2017. Ruang Oleg dibagi
menjadi dua yaitu Oleg Timur dan Oleg Barat. Pasien yang dirawat adalah pasien yang
mengidap penyakit di bidang interna (penyakit dalam).
Selanjutnya tanggal 27 – 29 Juli 2017 melakukan traning di Ruang Janger. Ruang
Janger ini pasien yang dirawat adalah pasien-pasien dengan kasus bedah mulai dari
persiapan operasi sampai pemulangan pasien post operasi. Tindakan dokteran luka post
operasi juga dilakukan di ruangan selama tidak memerlukan tindakan anestesi.
Selama melakukan On Job Training di ruang rawat inap dari tanggal 17 – 29 Juli
2017, saya memperoleh ilmu mengenai manajemen rawat inap pasien dalam rumah sakit.
Pasien rawat inap adalah pasien rujukan dari IGD dan poliklinik, atau pasien pasca
tindakan medis seperti operasi dan partus (melahirkan). Setiap pasien memiliki DPJP
masing-masing sampai diperbolehkan pulang. Setiap tindakan medis kepada pasien
dilakukan oleh tim rawat inap (perawat, bidan, atau dokter) berdasarkan intruksi dari
DPJP. DPJP wajib melakukan kunjungan langsung kepada pasien setiap hari guna
menilai kondisi dan mempertimbangkan keputusan terapi terhadap pasien.Tindakan
medis yang dilakukan kepada pasien bekerjasama dengan semua komponen rumah sakit
(Farmasi, Radiologi, Laboratorium, dll) demi mengutamakan kesembuhan pasien. Sistem
rujukan yang berlaku bersifat vertikal dan horizontal. Rujukan horizontal dilakukan antar
sesama tenaga medis yang sederajat (Ex. Pasien dengan Diabetes Mellitus yang dirawat
oleh spesialis penyakit dalam dikonsulkan kepada spesialis bedah karena mengalami
Diabetic Foot). Sistem rujukan vertikal berlaku apabila pasien memerlukan penanganan
yang lebih advance di fasilitas yang lebih tinggi (Ex. RSUP Sanglah).
Rekam medis pasien di IGD memiliki perbedaan dengan rawat inap. Rekam medis
IGD hanya meliputi anamnesa sampai evaluasi pasien, sedangkan bila pasien sudah
memasuki rawat inap, rekam medis pasien adalah rekam medis terintegrasi, sehingga
semua tenaga kesehatan terkait akan mengisi rekam medis terintegrasi.
KESIMPULAN
Setelah melakukan On Job Training di RSUD Badung Mangusada saya sebagai
dokter dapat menyimpulkan bahwa pelayanan pasien di rumah sakit memiliki sistem
yang terintegrasi antar komponen sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik
guna menunjang kesembuhan pasien. Manajemen pasien IGD memerlukan SPO yang
tepat sehingga tenaga medis dapat bekerja dengan optimal. Pelayanan di ruang rawat
inap dilakukan dengan kerja tim melibatkan semua komponen rumah sakit dimana segala
keputusan pengobatan pasien ditentukan oleh DPJP. Sistem rujukan diperlukan guna
memberikan pasien perawatan yang optimal.
Di RSUD Badung Mangusada sudah didukung oleh SDM yang berkompeten dengan
jumlah yang sudah mencukupi. Jumlah tenaga dokter juga sangat berpengaruh dalam
kelancaran pelayanan pasien. Dokter yang bertugas di rumah sakit ditempatkan sesuai
kebutuhannya, seperti IGD dan Poliklinik. Tidak lupa juga untuk mempertimbangkan
kesehatan dan kodisi tenaga dokter itu sendiri, sehingga dokter yang sehat rohani dan
jasmani mampu memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien itu sendiri.
HASIL ON JOB TRAINING
NAMA PERAWAT :
1. IDA AYU GEDE MILA CAHYANTHY, A.Md.Kep
2. Ns. NI WAYAN INDAH PERMATA DEWI, S.Kep

On Job Training perawat dilakukan mulai tanggal 3 Juli 2017, penerimaan dan
orientasi dilakukan keseluruh ruangan dan training perawat dimulai di UGD RSUD 3-9
Juli 2017. Selama training kami mndapatkan ilmu dalam tindakan maupun
pendokumentasian gawat darurat. Setiap sip jaga perawat jaga berjumlah ± 6-7 orang
dibagi tiga yaitu triage, medik, dan bedah. Perawat tersebut bertanggungjawab atas
segala sesuatu tentang pasien mulai dari anamnesa pasien datang hingga pasien pulang
atau timbangterima keruang rawat inap.
Roling kedua dilakukan di ruang Rawat Inap Oleg 10-16 Juli 2017, ruang Oleg dibagi
menjadi dua yaitu Oleg Timur dan Oleg Barat. Pasien yang dirawat adalah pasien
interna. Metode yang digunakan adalah Primary Team (modifikasi), dimana akan
tercipta hubungan yang dekat dan berkesinambungan antara pasien dan perawat tertentu
yang bertanggungjawab dalam perencanaan, pemberian dan koordinasi asuhan
keperawatan pasien selama pasien dirawat.
Selanjutnya tanggal 17-23 Juli melakukan traning di Ruang Janger. Ruang Janger juga
menggunakan metode Primary Team (modifikasi) sif jaga dibagi menjadi tiga sif yaitu
sif pagi mulai pukul 08.00-14.00, sore 14.00-20.00, dan malam mulai pukul 20.00-08.00.
pasien yang dirawat adalah pasien-pasien dengan kasus bedah mulai daripersiapan
operasi sampai pemulangan pasien post operasi. Tindakan perawatan luka post operasi
juga dilakukan oleh perawat Ruang Janger guna menjaga kebersihan luka dan mencegah
terjadinya infeksi pada luka post operasi.
Pada tanggal 24-26 Juli 2017 traning dilakukan selama tiga hari di Ruang Kecak.
Ruang kecak merupakan ruang rawat inap yang merawat pasien dengan kasus-kasus
yang tidak spesifik seperti DHF, Febris, Vomiting. Metode yang digunakan adalah
Metode Tim, dimana setiap perawat dapat memberikan asuhan kepada semua pasien
tanpa membedakan tanggungjawab ruangan masing-masing.
Training terakhir dilakukan pada tanggal 27-29 di ruang cilinaya. Ruang Cilinaya
merupakan ruang rawat inap yang khusus merawat pasien anak. Ruang Rawat Inap anak
tersebut dilengkapi dengan perpustakaan anak dan ruang bermain, sehingga anak tidak
memgalami kejenuhan ataupun trauma saat berasa di rumah sakit. Ruang Cilinaya juga
menggunakan Metode Tim.
RSUD Badung Mangusada sangat mempertimbangkan jumlah tenaga perawat di
setiap unit pelayanannya, agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal.
Pembagian sif jaga dan metode yang akan digunakan tergantung juga pada jumlah tenaga
perawat yang tersedia, sehingga mempertimbangkan juga kesehatan dan kesejahteraan
tenaga.
Rekam medis pasien di UGD memiliki perbedaan dengan rawat inap. Rekam medis
UGD hanya meliputi anamnesa sampai evaluasi pasien, sedangkan bila pasien sudah
memasuki rawat inap, rekam medis pasien adalah rekam medis terintegrasi, sehingga
semua tenaga kesehatan terkait akan mengisi rekam medis terintegrasi. Pasien yang akan
menjalani terapi rawat inap akan dilakukan timbang terima baik melalui UGD maupun
Poli.
KESIMPULAN
Setelah melakukan On Job Training selama 26 hari di RSUD Badung Mangusada
kami sebagai perawat dapat menyimpulkan bahwa kenyamanan dan keselamatan pasien
ditentukan oleh petugas kesehatan yang merawat pasien selama menjalani rawat inap.
Status kesehatan pasien akan didukung oleh ketepatan terapi yang diberikan kepada
pasien dan mekanisme koping pasien itu sendiri. Perbedaan metode yang digunakan
disetiap ruangan tidak mengurangi ketepatan kita dalam memberikan asuhan keperawtan
terhadap pasien.
Di RSUD Badung Mangusada sudah didukung oleh SDM yang berkompeten dengan
jumlah yang sudah mencukupi. Jumlah tenaga perawat juga sangat berpengaruh dalam
kelancaran pemberian asuhan keperawatan. Sepertihalnya memperkirakan jumlah pasien
yang ada disetiap ruangan kemudian pembagian tim dalam memberikan asuhan
sehingga mudah untuk mengatur proses keperawatan yang berhubungan dengan sif jaga.
Tidak lupa juga untuk mempertimbangkan kesehatan dan kondisi tenaga perawat itu
sendiri, sehingga perawat yang sehat rohani dan jasmani mampu memberikan asuhan
keperawatan yang optimal bagi pasien itu sendiri.
HASIL ON JOB TRAINING
NAMA BIDAN :
1. NI WAYAN AMIK GIRIWATI, AMd. Keb
2. NI KADEK AYU SRI ARTINI, AMd. Keb.

On Job Training bidan dilakuka nmulai tanggal 3 Juli 2017, penerimaan dan orientasi
dilakukan di ruangan VK, PENDET, MARGAPATI dan training bidan dimulai di VK
RSUD 3-16Juli 2017. Selama training kami mndapatkan ilmu dalam tindakan maupun
pendokumentasian di ruang bersalin. Setiap sip jaga perawat jaga berjumlah ± 5-6 orang.
Terdapat 4 ruangan yaitu ruang vk, ruang tindakan, ruang observasi dan ruangan
gynecology. Metode yang digunakan asuahan saying ibu. Dalam pelayanan di ruang vk
terdapat kerjasama antar tim Dokter SpOG, Residen SpOG, Bidan, dan pasien. Berbagai
macam tindakan kebidanan dilakukan dimulai dari menolong persalianan sesuai APN,
tindakan kuret, persiapan pasien operasi, serta observasi post partum 2jampp sebelum
pasien dibpindahkan keruang rawat inap. Bidan tersebut bertanggungjawab atas segala
sesuatu tentang pasien mulai dari anamnesa pasien datang hingga pasien pulang ataut
imbang terima keruang rawat inap.
Roling kedua dilakukan di ruang Rawat NICU Pendet 17 – 23 Juli 2017, ruang nicu
terbagi 2 yaitu ruangan khusus untuk bayi yang resiko tinggi dan ruangan bayi yang
resiko rendah. Pasien yang dirawat adalah bayi yang mengalami resiko tinggi seperti
BBLR, ikterus dan bayi pasca SC. Selain ruang observasi terdapat pojok asi yang
digunakan untul tempat ibu menyusui bayinya. Terdapat dapur susu dimana digunakan
sebagai tempat penyimpanan susu/ASI, dan pembuatan susu. Metode yang digunakan
dalam ruangan nicu adalah Primary Team (modifikasi) dan Asuhan saying ibu dan anak
dimana akan tercipta hubungan yang dekat dan berkesinambungan antara pasien dan
bidan/perawat tertentu yang bertanggungjawab dalam perencanaan, pemberian dan
koordinasi asuhan saying ibu dan anak selama pasien dirawat.
Selanjutnya tanggal 24 – 29 Juli melakukan traning di Ruang Nifas Margapati. Ruang
nifas dibagi menjadi 2 ruang post partum dan gyn. Menggunakan metode Primary Team
(modifikasi) sif jaga dibagi menjadi tiga sif yaitu sif pagi mulai pukul 08.00-14.00, sore
14.00-20.00, dan malam mulai pukul 20.00-08.00. pasien yang dirawat adalah pasien
post partum dan gynecology. Di Ruangan masing – masing bidan/perawat
bertanggungjawab atas masing – masing ruangan sesuai dengan pembagian masing –
masing. Di Ruangan nifas RSUD tindakan yang dilakukan mulai dari persiapan operasi
sampai pemulangan pasien post operasi sertaperawtan bayi dan ibu nifas. Tindakan luka
post operasi juga dilakukan oleh perawat/ bidan Ruang margapati/nifas guna menjaga
kebersihan luka dan mencegah terjadinya infeksi pada luka post operasi.
RSUD Badung Mangusada sangat mempertimbangkan jumlah tenaga bidan di setiap
unit pelayanannya, agar dapat memberikan asuhan kebidanan secara optimal. Pembagian
sif jaga dan metode yang akan digunakan tergantung juga pada jumlah tenaga bidan yang
tersedia, sehingga mempertimbangkan juga kesehatan dan kesejahteraan tenaga.
Rekam medis pasien di rawat inap. Rekam medis pasien adalah rekam medis
terintegrasi menggunakan SOAP, sehingga semua tenaga kesehatan terkait akan mengisi
rekam medis terintegrasi. Pasien yang akan menjalani terapi rawatinap akan dilakukan
timbang terima baik melalui UGD maupun Poli.
KESIMPULAN
Setelah melakukan On Job Training selama 26 hari di RSUD Badung Mangusada
kami sebagai bidan dapat menyimpulkan bahwa kenyamanan dan keselamatan pasien
ditentukan oleh petugas kesehatan yang merawat pasien selama menjalani rawat inap.
Status kesehatan pasien akan didukung oleh ketepatan terapi yang diberikan kepada
pasien dan mekanisme koping pasien itu sendiri. Perbedaan metode yang digunakan
disetiap ruangan tidak mengurangi ketepatan kita dalam memberikan asuhan kebidanan
terhadap pasien.
Di RSUD Badung Mangusada sudah didukung oleh SDM yang berkompeten dengan
jumlah yang sudah mencukupi. Jumlah tenaga bidan juga sangat berpengaruh dalam
kelancaran pemberian asuhan kebidanan. Seperti halnya memperkirakan jumlah pasien
yang ada disetiap ruangan kemudian pembagian tim dalam memberikan asuhan sehingga
mudah untuk mengatur proses kebidanan yang berhubungan dengan sif jaga. Tidak lupa
juga untuk mempertimbangkan kesehatan dan kodisi tenaga bidan itu sendiri, sehingga
bidan yang sehat rohani dan jasmani mampu memberikan asuhan kebidanan yang
optimal bagi pasien itu sendiri.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai