Anda di halaman 1dari 6

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH BALI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR

TELAAHAN STAF
Nomor: R/TS/     /     /2022/Rumkit

tentang

ANALISIS PENGEMBANGAN LAYANAN KATETERISASI JANTUNG DAN PEMBULUH


DARAH (CATH LAB) RS BHAYANGKARA DENPASAR

I. PERMASALAHAN:

A. Penyakit jantung dan pembuluh darah masih merupakan penyebab utama


kematian di negara kita dan seluruh dunia. Prevalensi penyakit jantung di
Indonesia sekitar 7.2% (Riskesdas 2007) dan angka ini diperkirakan akan
terus naik seiring dengan meningkatnya prevalensi faktor risiko, seperti
hipertensi dan obesitas..

B. Sindrome Koroner Akut (SKA) merupakan suatu masalah kardiovaskular


yang utama karena menyebabkan angka perawatan di RS dan angka
kematian yang tinggi sehingga perlu penanganan serius baik dalam tata
laksana pengobatan dan perawatan serta preventif.

C. RS Bhayangkara Denpasar sebagai Rumah Sakit pada Polri dengan


fungsinya memberikan pelayanan kesehatan kepada Anggota Polri/PNS
Polri, keluarga serta masyarakat umum diharapkan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dengan pengembangan Layanan khususnya bagian
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.

D. Tingginya angka Rujukan RS Bhayangkara Denpasar tahun 2021 dan


Sindrome Koroner Akut (SKA) adalah salah satu diagnosa sebagai alasan
dari pasien di rujuk ke center layanan yang memiliki Cath Lab untuk
penanganan dan koreksi kondisi pasien sebagai akibat dari ketidak
tersedianya layanan tersebut di RS Bhayangkara Denpasar.

II. PRA ANGGAPAN:

A. Ketidak tersedianya layanan Kateterisasi Jantung dan Pembuluh darah


(Cath lab) akan berpengaruh dengan tingginya kasus Rujukan RS
Bhayangkara dengan Diagnosis Sindrome Koroner Akut (SKA) yang
2 TELAAHAN STAF KASUBBIDYANMEDDOKPOL
NOMOR : R/TS/ / /2022/RUMKIT
TANGGAL: MEI 2022

semestinya mampu dikerjakan di RS jika Layanan tersebut ada, sehingga


tidak perlu dirujuk ke center lain. Dengan adanya Cath lab akan
meminimalisasi rujukan pasien serta mampu memberikan penanganan
pada pasien dengan Sindrome Koroner Akut (SKA) dengan cepat.

B. Ketidak tersediaannya Layanan Cath lab akan berdampak terhambatnya


penanganan cepat pada serangan Jantung, sebab prinsip penanganan
Sindrome Koroner Akut (SKA) adalah Semakin cepat sumbatan arteri
koroner diatasi, semakin banyak sel-sel miokard terselamatkan dan daya
pompa jantung dapat dipertahankan. “Time is muscle”! Upaya reperfusi
untuk melancarkan kembali aliran darah arteri koroner yang tersumbat total,
dapat ditempuh melalui pemberian obat trombolitik. Tetapi intervensi
koroner perkutan (percutaneous coronary intervension/PCI) yang dilakukan
di laboratorium kateterisasi Jantung dan Pembuluh darah (Cath Lab)
disertai pemasangan ring (stent), terbukti lebih efektif dalam
menyelamatkan sel-sel miokard yang terancam rusak.

III. FAKTA:

A. Pemeriksaan kesehatan berkala (Rikkes Berkala) anggota Polri/PNS Polri


tahun 2021 memberikan gambaran yang sangat signifikan terhadap potensi
terjadinya Sindrome Koroner Akut (SKA). Gambaran data Rikkes Berkala
Personil Polda Bali di tahun 2021 adalah sebagai berikut :

JUMLAH GANGGUAN
NAMA SATKER
JANTUNG/POTENSI GANGGUAN
JANTUNG (%)
POLRESTA 13
POLRES BADUNG 15
POLRES TABANAN 22
POLRES KLUNGKUNG 20
POLRES GIANYAR 18
POLRES BANGLI 16
BRIMOB POLDA BALI 17
SPN SINGARAJA 21
POLRES JEMBRANA 20
POLRES BULELENG 17
POLRES KARANGASEM 13
POLDA BALI 15
3 TELAAHAN STAF KASUBBIDYANMEDDOKPOL
NOMOR : R/TS/ / /2022/RUMKIT
TANGGAL: MEI 2022

1. Berdasarkan data Rikkes Berkala tahun 2021 Personil Polda Bali


terlihat rata-rata persentase Gangguan jantung yaitu hasil rekam
jantung (EKG) personil yang sudah mengalami gangguan ischemia
dan yang mengalami gangguan elektrisitas, ritme maupun morfologi
jantung adalah 17% dari 35% Personil Polda Bali yang mengikuti
Rikkes Berkala. Gambaran data diatas tidak termasuk faktor
predisposisi (Hipertensi, Diabetes Melitus, dan Obessitas). Dari data
ini terlihat bahwa insiden gangguan jantung pada Personil Polda Bali
terlihat Cukup Tinggi.

2. Data diatas masih belum memberikan gambaran menyeluruh tentang


Profil Kesehatan personil Polda Bali karena baru 35% saja yang bisa
mengikuti Rikkes berkala tiap Tahunnya serta pemilihan range umur
Target adalah diutamakan 40 tahun ke atas serta yang akan
melanjutkan jenjang pendidikan pengembangan pada Polri.

B. Angka Rujukan RS Bhayangkara Denpasar ke Center yang lebih tinggi


untuk kasus Kardiologi dapat dilihat dari data sebagai berikut :
4 TELAAHAN STAF KASUBBIDYANMEDDOKPOL
NOMOR : R/TS/ / /2022/RUMKIT
TANGGAL: MEI 2022

TAHUN PERSENTASE RUJUKAN KARDIOLOGI


2015 15
2016 25
2017 16
2018 29
2019 32
2020 11
2021 18

1. Berdasarkan data Rujukan RS Bhayangkara Denpasar dari tahun


2015 sampai 2021 untuk kasus Kardiologi (Penyakit jantung dan
pembuluh darah) persentase Rujukan tertinggi adalah tahun 2019
dengan kasus Acute Myocard Infark yang memerlukan PCI. Dengan
melihat perkembangan layanan di RS Bhayangkara Denpasar,
Layanan Poli jantung dan dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh
Darah dirintis tahun 2017 yang sebelumnya kasus - kasus Penyakit
jantung dan pembuluh darah masih ditangani oleh dokter Spesialis
Penyakit Dalam. Peningkatan Rujukan ke Center yang memiliki Cath
Lab terjadi peningkatan di tahun 2018 dan 2019, sedangkan tahun
2020 mengalami penurunan karena masa pandemi Covid-19;

2. Dari data diatas terlihat tingginya temuan kasus Sindrome Koroner


Akut (SKA) yang akhirnya dirujuk untuk dilakukan PCI yaitu 29%
ditahun 2018 dan 32% di tahun 2019 dengan harapan mendapatkan
terapi yang lebih cepat, tetapi akan lebih baik jika PCI tersebut dapat
5 TELAAHAN STAF KASUBBIDYANMEDDOKPOL
NOMOR : R/TS/ / /2022/RUMKIT
TANGGAL: MEI 2022

dilakukan di RS Bhayangkara Denpasar tanpa harus merujuk ke


center kesehatan lain.

IV. DISKUSI:

A. Berdasarkan data Rikkes Berkala diatas dapat dilihat bahwa persentase


Gangguan jantung dan potensi gangguan jantung pada Personil Polri cukup
Tinggi sehingga perlu mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perlu ada deteksi dini yang lebih detail tentang potensi gangguan
jantung terutama sumbatan jantung. Pemeriksaan cath lab pada
jantung untuk mengetahui adanya penyakit, penyempitan, sumbatan,
atau pelebaran pada pembuluh darah. Alat yang digunakan dalam
pemeriksaan ini bisa memberikan hasil gambar yang detail. Dengan
demikian, prosedur ini dapat membantu dokter memberikan
diagnosis yang akurat dalam melaksanakan tindakan operasi atau
Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA);

2. Deteksi dini pada Personil yang memiliki riwayat masalah kesehatan


pada jantung, sangat penting dilakukan untuk membantu menekan
angka kematian sebagai dampak dari masalah kesehatan tersebut.

B. Tingginya angka Rujukan Kasus Kardiologi ke Center kesehatan lain perlu di


antisipasi dengan cara :

1. Diperlukan Pengembangan Layanan Jantung dan Pembuluh darah


dengan membentuk Unit Cath lab dengan memperhatikan sarana
dan prasarana yang ada.
2. Melakukan Perencanaan Pengembangan Unit layanan Cath lab
secara detail mulai dari Studi banding, menyusun Kajian
Perencanaan bangunan dengan konsultan perencanaan yang
relevan, merencanakan pengadaan alkes dan menyusun perangkat
Unit Layanan seperti SDM terlatih dan administrasi (pedoman,
panduan, SPO)

V. KESIMPULAN:

A. Persentase Gangguan jantung dan potensi gangguan jantung pada Personil


Polri/PNS Polri cukup Tinggi sehingga perlu ada deteksi dini yang lebih detail
tentang potensi gangguan jantung dengan tindakan atau prosedur medis
kardiologi diagnostic invasive.
B. Pemeriksaan yang memvisualisasikan arteri maupun bilik jantung, mengatasi
stenosis atau masalah kesehatan lainnya dilakukan sebagai tindakan
pencegahan dan kuratif. Prosedur catheterization laboratory (Cath Lab) dapat
dimanfaatkan untuk deteksi dini sebagai tindakan pencegahan terhadap
banyak masalah kesehatan terutama bagian Kardiologi.
C. Tingginya angka Rujukan Kasus Kardiologi RS Bhayangkara Denpasar perlu
diantisipasi dengan Pengembangan Layanan Jantung dan Pembuluh darah
6 TELAAHAN STAF KASUBBIDYANMEDDOKPOL
NOMOR : R/TS/ / /2022/RUMKIT
TANGGAL: MEI 2022

dengan membentuk Unit Kateterisasi Jantung dan Pembuluh darah (Cath Lab)
RS Bhayangkara Denpasar

VI. SARAN:

A. Melakukan Perencanaan Pengembangan Unit Layanan Cath Lab RS


Bhayangkara Denpasar secara detail sesuai dengan Pedoman, kaidah
dan aturan pertahapan.

B. Melaksanakan Studi Banding ke Center Layanan Cath Lab yang selevel


dengan RS Bhayangkara Denpasar guna perencanaan Pengembangan
yang lebih matang dan terarah.

VII. PENUTUP:

Demikian telahaan staf ini dibuat agar dapat dipertimbangkan dan


sebagai bahan pertimbangan bagi Pimpinan untuk mengambil kebijakan lebih lanjut
untuk kelancaran dan kesinambungan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Bhayangkara Denpasar.

Denpasar, 10 Mei 2022

KASUBBIDY
ANMEDDOK
POL

LAMPIRAN: dr. NI
MADE
GITA
INDRA         
YANTHI

PEMBI
NA NIP
198110
022008
122001
1.
... .....
2.
... .....

Anda mungkin juga menyukai