Anda di halaman 1dari 23

BELUM OPTIMALNYA PEMAHAMAN dan PENGETAHUAN Tentang KEGAWATAN

EKG Pada IGD RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKLAN BUN

DISUSUN OLEH

NAMA : dr. Muhammad Kemal Thoriq Machda Putra

PENGAMPU : H. Kaharap Rudman S.P., M.P.

NIP : 19930118 202203 1 003

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2022


BAB I

LATAR BELAKANG

RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sebelumnya disebut RSU Pangkalan Bun,
didirikan sejak jaman penjajahan Belanda dan berlokasi di Kelurahan Raja yang sekarang
dikenal sebagai Puskesmas Arut Selatan Jalan Pangeran Antasari No.176. pada tahun 1979,
rumah sakit ini diperluas dan dipindahkan ke kota, di lokasi yang sekarang Jalan Sutan
Syahrir No.17. Pada tanggal 18 Maret 1992, RSU Pangkalan Bun diresmikan dengan sebutan
RSUD Sultan Imanuddin oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Adyatma, MPH. Nama
Sultan Imanuddin sendiri adalah nama salah seorang Sultan yang memerintah Kotawaringin
dan memindahkan Pusat Kerajaan dari Kotawaringin Lama ke Pangkalan Bun.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin memiliki Visi dan Misi
dengan mengacu pada visi Kepala Daerah Kotawaringin Barat, maka ditetapkan Visi RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun yaitu Rumah Sakit Mandiri dengan Pelayanan Prima.
Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan Misi yang akan dilaksanakan oleh seluruh jajaran
di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun yaitu :

1. Mewujudkan pengelolaan rumah sakit yang profesional dengan prinsipsosial ekonomi


secara efektif dan efisien serta mampu berdaya saing.

2. Meningkatkan kualitas sumberdaya rumah sakit yang profesional, produktif dan


berkomitmen sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran/kesehatan;

3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat secara cepat,
tepat, nyaman dan terjangkau dengan dilandasi etika profesi

Jenis pelayanan yang terdapat di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun antara lain
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat, Pelayanan Rawat Jalan, Pelayanan Rawat Inap, Pelayanan
Penunjang Medis, Pelayanan Penunjang Non Medis, dan Pelayanan Sarana dan Prasarana.
Pelayanan Penunjang Medis di RSUD Sultan Imanuddin terdiri dari Bedah Sentral, Anastesi
dan Reanimasi, Laboratorium, Radiodiagnostik, Rehabilitasi Medik, Rekam Medis, Farmasi,
Gizi, Gas Medis dan Bank Darah. Penulis adalah CPNS Dokter Umum yang ditempatkan di
unit Instalasi Gawat Darurat RSUD Sultan Imanuddin Kabupaten Kotawaringin Barat
Provinsi Kalimantan Tengah sejak 1 Maret 2022. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Sultan Imanuddin meliputi :
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat 24 jam.
Pelayanan Gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun adalah pelayanan kesehatan 24 jam yang melayani segala penyakit kegawat
daruratan. Instalasi Gawat darurat RSSI dilayani oleh para dokter dan perawat
bersertifikat PPGD, serta para dokter secara profesional.

b. Menerapkan Sistem TRIAGE (sistem seleksi penderita). Pasien dikategorikan sesuai


tingkat kegawatan dan prioritas penanganannya dengan pemberian kode warna merah,
oranye, kuning dan hijau.

c. Tim Emergency (dokter dan perawat jaga, dokter subspesialis Oncall dan spesialis)
yang profesional, terdidik dan terlatih khusus untuk menangani pasien gawat darurat.

d. Ruang tunggu yang luas dan nyaman.

e. Pelayanan mobil ambulan bagi pasien yang memerlukan penjemputan ke rumah atau
tempat kejadian yang siap 24 jam sehari dalam maupun luar kota.

Fasilitas pelayanan Gawat Darurat meliputi :


1. Emergensi24jam
2. Observasi
3. Bedah minor
4. Lain-lain

Berkaitan dengan Pandemi Covid yang tengah melanda, maka beberapa hal yang perlu
perhatian khusus adalah :

a. Jumlah tenaga medis

Total jumlah dokter yang bekerja di instalasi gawat darurat sebanyak 14 orang yang
juga pada keadaan tertentu membantu tugas rangkap, yakni :
 Rangkap tugas ruang perawatan
 Rangkap tugas klinik MCU
 Rangkap tugas klinik spesialis
 Rangkap tugas di screening Covid-19

b. Jumlah tenaga perawat

Tenaga perawat berjumlah 14 orang tenaga bidan 4 orang dan di bantu dengan POS
sebanyak 8 orang, kendala yang sering muncul adalah apabila ada yang berhalangan atau
izin/cuti maka sangat terasa kekurangan tenaga.
c. . Kondisi peralatan

Alat-alat medis yang digunakan relatif cukup namun ada beberapa alat yang sudah mulai
rusak dan jumlah yang kurang karena proses pemeliharaan dan penggunaan tidak
seimbang dibading dengan jumlah pasien.

d. Kondisi lainnya.

Terkait adanya Pandemi Covid-19, diperlukan perhatian khusus untuk keselamatan


petugas dan meminimalisir penularan penyakit, untuk itu diperlukan Alat Pelindung Diri
(APD) level II dan III yang memadai serta alat sterilisasi yang adekuat mengingat IGD
adalah pintu utama penerimaan pasien Covid -19. Pada bulan Februari 2020 telah dibuat
ruang khusus untuk skriining pasien Covid-19 yang dilengkapi dengan anteroom,
sehingga jalur untuk pasien Covid-19 dan umum telah dibedakan. Sebelum terjadinya
pandemi, ada wacana untuk IGD mengadakan pelayanan ODC (One Day care) service dan
Ponek service tetapi Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan yang masih kurang.

Gambar 1.1 Tabel Kunjungan Pasien ke Instalasi Gawat


Darurat Tahun 2021
Sumber : Profil Rumah Sakit Imanuddin

Selama ditugaskan menjadi salah satu Dokter Umum baik di Instalasi Gawat Darurat maupun
di Instalasi Lainnya dalam lingkup RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, ada beberapa
temuan permasalahan yang sering terjadi saat ini, antara lain :

Permasalahan 1 :

Belum Optimalnya Pemahaman Pengetahuan Kegawatan EKG pada Staff IGD


RSUD Sultan Imanuddin
Elektrokardiogram adalah tes untuk mengukur aktivitas elektrik atau kelistrikan
jantung. Dalam setiap detak, impuls atau gelombang elektrik bergerak melalui jantung. Otot
akan menegang dan memompa darah dari jantung akibat adanya gelombang ini. Dari tes EKG
ini bisa diketahui kelainan pada jantung pasien untuk dilakukan langkah selanjutnya.

Penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu di dunia menurut Badan


Kesehatan Dunia (WHO). Deteksi sejak dini dibutuhkan untuk menekan risiko akibat
penyakit ini. Salah satu caranya dengan elektrokardiogram atau biasa disingkat EKG untuk
mengetahui kondisi jantung.

Data yang diporoleh dengan cara Survey langsung kepada dokter IGD di RSUD
Sultan Imanuddin diperoleh data kuantitaif dengan rincian dari 17 dokter umum yang
bertugas di IGD RSUD Sultan Imanuddin diperoleh 4 dokter sudah mengikuti Pelatihan
Kegawatan EKG tetapi 1 dari 4 dokter sudah mengikuti pelatihan EKG sangat lama yaitu
pada tahun 2011 dan 12 dokter sisanya belum pernah mengikuti pelatihan Kegawatan EKG
dan sesuai ketentuan dari PERKI untuk Upgrade atau memperbaharui ilmu tentang cardiologi
biasanya setiap 3 tahun sekali mengingat perkembangan ilmu sekarang ini sangat pesat.

Berdasarkan data diatas dapat di simpulkan sebgaian besar Staff IGD RSUD Sultan
Imanuddin Belum banyak mengikuti Kursus atau pelatihan tentang kegawatan EKG serta
berdasarkan pengamatan langsung sebagian besar sudah lupa tentang tatacara membaca dan
menginterpretasikan EKG dengan baik dan benar sesuai panduan.

Permasalahan ke 2 :

Jumlah Kematian pasien <8 jam di IGD RSUD Sultan Imanuddin yang masih di
bawah standar SPM Rumah Sakit .

Menurut WHO pada tahun 2021 penyebab kematian tertinggi di dunia adalah selain
Covid 19 adalah yang masih menduduki peringkat pertama adalah Penyakit Jantung baik itu
Penyakit jantung Iskemik, Infark Miocard, Gagal Jantung, dll dan disusul dengan penyakit
Stroke dan gangguan pernafasan, tak sedikit juga pasien datang ke Pelayanan Rumah sakit
sudah dalam kondisi DOA atau Death On Arrival. Kondisi sepeti ini dipengaruhi oleh
perubahan gaya hidup yang tidak sehat sepeti junk food, fast food yang sudah banyak tersebar
tidak hanya di kota-kota besar tetapi sampai pedesaan pun ada.
Gambar 1.3 Tabel 10 Penyakit Terbesar RSUD Sultan Imanuddin Tahun 2021
Sumber : Profil Rumah Sakit Imanuddin

Berdasarkan data dari SPM RSUD Sultan Imanuddin baik tahun 2020 dan 2021
jumlah kematian pasien di IGD masih sangat tinggi dari nilai SPM yang di tetapkan rumah
sakit yaitu 0,2% sedangkan capaian SPM di tahun 2020 1,24 % dan di tahun 2021 1,51%
turun dibandingkan capaian SPM di tahun 2020 dan di tambah lagi jumlah kasus-kasus
penyakit jantung masuk dalam daftar 10 besar penyakit tersering di tahun 2021 pada RSUD
Sultan Imanuddin.

Permasalahan ke 3 :

Keterbatasan Petugas Pemberi Pelayanaan ( Dokter Spesialis Radiologi) dalam


melaksanakan ekpertisi ( membaca hasil radiologi) di RSUD Sultan Imanuddin belum
sesuai standart SPM yang di tetapkan Rumah Sakit pada tahun 2021.
Pelayanan Radiologi Klinik adalah pelayanan medik yang menggunakan semua
modalitas yang menggunakan sumber radiasi pengion dan non pengion untuk diagnosis
dan/atau terapi dengan panduan imejing sehingga akan mempermudah kinerja dari klinisi
dalam mendiagnosa dan melakukan timdakan selanjutnya. Pelayanan Radiologi Klinik untuk
diagnostik sebagaimana dimaksud diatas ditujukan untuk pemeriksaan dan mendapatkan
pendapat ahli (expertise) dalam rangka penegakan diagnosa.

Gambar 1.4 Tabel SPM RSUD Sultan Imanuddin Tahun 2021


Sumber : Profil Rumah Sakit Imanuddin

Berdasarkan Data SPM RSUD Sultan Imanuddin Tahun 2021 tentang pelaksanaan Ekspetisi
( pembacaan Hasil Radiologi) oleh dokter Spesialis Radiologi masih belum tercapai, ini di
karenakan dalam 1 Rumah Sakit Bahkan dalam 1 Kabupaten Kotawaringin Barat hanya ada 1
Dokter Spesialis Radiologi, sehingga jumlah ini tidak sebanding dengan banyaknya pasien
yang diberikan pelayanan radiologi oleh karena itu SPM tentang Ekspertisi Radiologi sampai
saat ini belum tercapai.

Permasalahan ke 4 :

Kurangnya jumlah Bed atau Tempat Tidur di Instalasi Perawatan Intensif ( ICU)
Dewasa yang masih belum sesuai Standart sesuai dengan Permenkes Nomor 3 Tahun
2020.

Ruang ICU / intensif care unit merupakan salah satu unit pelayanan rawat inap
dirumah sakit yang memberikan perawatan khusus bagi pasien kritis yang perlu perawatan
intensif dan pengawasan terus menerus. ICU menyediakan tindakan medis yang bersifat kritis
dan sistem pendukung fungsi organ tubuh (life support) pada pasien yang sakit akut atau
terluka parah. Beberapa kondisi pasien yang ditangani di ICU adalah luka besar (major
trauma), luka bakar parah, gagal napas, pasien usai transplantasi organ, operasi kardiotoraks,
dan tulang punggung kompleks. Pasien yang tidak dalam kondisi akut memerlukan
persetujuan dari dokter yang bersangkutan untuk dikirim ke ICU.

Gambar 1.5 Tabel Jumlah Tempat Tidur Rawat Inap RSUD Sultan Imanuddin Tahun 2021

Sumber : Profil Rumah Sakit Imanuddin

Berdasarkan dari data diatas dimana dari total tempat tidur di pelayanan rawat inap di
RSUD Sultan Imanuddin jumlah tempat Tidur untuk ruang rawat intensif (ICU) adalah 6 dari
total 228 tempat tidur. Idelanya jumlah tempat tidur di ruang rawata ICU adalah 5% x Jumlah
total bed rawat inap jadi 5% x 228 bed dan hasilnya 11,4 bed atau kita genapkan jadi 12 bed
sesuai dengan standart permenkes Nomor 3 Tahun 2020.

Berdasarkan Permenkes Nomor 3 Tahun 2020. Tentang Klasifikasi dan Perizinan


Rumah Sakit Pasal 43 ayat 2 yang berbunyi : Jumlah Tempat tidur di ruang perawatan
instensif di rumah sakit umum terdiri atas 5% untuk pelayanan Intensif dan 3% untuk
pelayanan Intensif Lainnya.

Permasalahan ke 5 :

Tidak adanya Obat Kegawata Daruratan (Streptokinase) yang tersedia di IGD RSUD
Sultan Imanuddin Pangklan Bun

Streptokinase merupakan salah satu obat-obatan emergensi yang termasuk ke dalam


golongan Fibrinolitik dimana cara bekerja obat sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan
plasminogen untuk membentuk plasmin, yang mendegradasi fibrin dan kemudian memecah
trombus. Manfaat obat trombolitik untuk pengobatan infark miokard Akut (IMA /STEAMI)
serangan Jantung Mendadak telah diketahui dengan pasti. Streptokinase dan alteplase telah
diketahui dapat menurunkan angka kematian. Berdasarkan pertimbangan manfaatnya untuk
menolong pasien pasien yang mengalami serangan jantung ( Infark Myocard Akut) yang
masuk dalam unit Pelayanan Gawat Darurat Rumah Sakit Sultan Imanuddin ketersediaan obat
ini sangatkan penting dan berdasarkan penglaman penulis selama bekerja di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Sultan Imanuddin bila menjumpai kasus dgn Serangan jantung ( STEAMI)
pasien hanya mendapatkan terapi DAPT (Double Antiplatelet), ISDN, Golongan Statin, serta
antikoagulan (Arixtra) dan belum mendapatkan terapi yang lebih spesifik seperti
Streptokinase.
Gambar 1.7 Tabel Obat Emergency di RSUD Sultan Imanuddin Tahun 2021
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Berdasarkan data diatas bisa di simpukan bahwa setiap pasien yang menderita IMA
belum mendapatkan terapi spesifik yaitu fibrinolitik ( Streptokinase) di Instalasi Gawat
Darurat selama ini karena ketidaktersediaan obat tersebut di IGD RSUD Sultan Imanuddin.

Permasalahan Ke 6 :

Rendahnya Kepatuhan Memakai Masker Pada Pengunjung Pasien di IGD


RSUD Sultan Imanuddin,

Memakai masker sangat penting sebagai upaya mencegah terjadinya penularan


COVID-19, terutama ketika berada di kerumunan atau berdekatan seperti di pasar, stasiun,
transportasi umum , dan tempat-tempat umum lainnya, apalagi seseorang berada di area yang
resiko penularan penyakit yang tinggi seperti di Rumah Sakit yang merawat Penderita Covid-
19. Masker dapat menghalau percikan air liur yang keluar saat berbicara, menghela napas,
ataupun batuk dan bersin sehingga dapat mengurangi penyebaran virus tersebut. Hal ini
disebaabkan oleh banyak macam factor seperti kepercayaan, rendahnya informasi tentang
bahaya Covid 19, dan Pengetahuan tentang pentingnya memakai masker untuk pencegahan
penularan COvid 19.

Gambar 1.8 Tabel Foto Pengunjung Pasien yang tidak memakai Masker di IGD
RSUD Sultan Imanuddin
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Berdasarkan data kualitatif diatas , bisa kita lihat sebagian besar pengunjung pasien
tidak memakai masker, sehingga akan beresiko tertular penyakit Covid 19 atau penyakit yang
penularannya lewat udara dan akan menyebabkan angka kesakitan bahkan kematian tinggi.

Permasalahan ke 7 :

Rendahnya Waktu Tanggap Operasi Seksio Sesarea Emergesi di IGD RSUD Sultan
Imanuddin lebih dari 30 menit

Seksio Seasera adalah suatu tindakan pembedahan di dinding depan Uterus atau
Rahim yang tujuannya untuk mengeluarkan janin dengan cara melakukan sayatan pada
dinding abdomen dan dinding uterus. Penyebab dari dilakukannya dari tindakan SC ini pada
ibu hamil adalah, panggul sempit (CPD), kelainan pada detak jantung janin (Fetal Distress ),
kelainan letak dari plasenta, bekas operasi sebelumnya dll. Pada keadaan Emergensi atau
Gawat Darurat SC harus dilakukan Sesegera mungkin untuk menyelamatkan baik Ibu ataupun
janin yang dikandungnya, di Rumah Sakit Imanuddin di tetapkan Indikator Waktu tanggap
SC Emergensi adalah kurang dari 30 menit.

Gambar 1.9 Tabel Foto Pengunjung Pasien yang tidak memakai Masker di IGD
RSUD Sultan Imanuddin
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Berdasarkan data diatas bisa di simpukan bahwa masih banyak pasien yang dilakukan SC
Emergensi waktu tanggap untuk sampai dilakukan tindakan SC >30 menit di IGD RSUD
Sultan Imanuddin.

Berdasarkan permaslahan di unit kerja saya, maka perlu adanya sebuah gagasan dan
inovasi yang efektif dan efisien agar pelayanan di Instalasi Gawat Darurat di RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat lebih baik lagi sesuai dengan Visi
Rumah Sakit yaitu “Rumah Sakit Mandiri dengan Pelayanan Prima”.

Adapun gagasan dan inovasi yang akan saya lakukan sebagai berikut :

1. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan Staff IGD mengenai Kegawatan EKG di


RSUD Sultan Imanuddin.
2. Mengurangi jumlah kematian pasien < 8 jam di IGD RSUD Sultan Imanuddin
semaksimal mungkin sesuai dengan kompetensi dan sarana dan prasarana yang ada.
3. Mengusulan kepada atasan atau Pimpinan RSUD Sultan Imanuddin untuk menambah
jumlah tenaga Dokter Spesialis Radiologi sesuai dengan alur dan ketentuan yang berlaku.
4. Mengusulkan kepada Atasan atau Pimpinan RSUD Sultan Imanuddin agar bisa
meningkatkan fasilitas (Jumlah Bed) ICU Agar sesuai Standart perturan yang berlaku.
5. Mengusulkan kepada Pimpinan Instalasi Farmasi agar bisa menyediakan Obat
Streptokinase di IGD Agar bisa memberikan Terapi yang Spesifik kepada Pasien yang
mengalami Serangan IMA dan bisa mengurangi angka Kematian.
6. Meningkatkan Pengetahuan dan Memberikan Informasi yang benar kepada pengunjung
pasien akan pentingnya memakai masker untuk mencegah penularan Covid 19.
7. Menurunkan Waktu Tanggap Seksio Sesaria <30 sejak di tetapkan untuk dilakukan
tindakan sampai di mulai insisi operasi di kamar operasi
BAB II
IDENTIFIKASI ISU DAN PENETAPAN ISU
Berdasarkan latar belakang tersebut terdapat 5 (lima) isu yang terjadi di Instalasi
Farmasi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat. Adapun
identifikasi isu tersebut, sebagai berikut :
Belum Optimalnya Pemahaman Pengetahuan Kegawatan EKG pada Staff IGD RSUD
Sultan Imanuddin karena berdasarkan data yang diporoleh dengan cara Survey langsung
kepada dokter IGD di RSUD Sultan Imanuddin diperoleh data kuantitaif dengan rincian dari
17 dokter umum yang bertugas di IGD RSUD Sultan Imanuddin diperoleh 4 dokter sudah
mengikuti Pelatihan Kegawatan EKG tetapi 1 dari 4 dokter sudah mengikuti pelatihan EKG
sangat lama yaitu pada tahun 2011 dan 12 dokter sisanya belum pernah mengikuti pelatihan
Kegawatan EKG. Berdasarkan data diatas dapat di simpulkan sebgaian besar Staff IGD
RSUD Sultan Imanuddin Belum banyak mengikuti Kursus atau pelatihan tentang kegawatan
EKG serta berdasarkan pengamatan langsung sebagian besar sudah lupa tentang tatacara
membaca dan menginterpretasikan EKG dengan baik dan benar sesuai panduan.

Jumlah Kematian pasien di IGD RSUD Sultan Imanuddin yang masih jauh dari
Stadart yang di tetapkan rumah sakit. Berdasarkan data dari SPM RSUD Sultan Imanuddin
baik tahun 2020 dan 2021 jumlah kematian pasien di IGD masih sangat tinggi dari nilai SPM
yang di tetapkan rumah sakit yaitu 0,2% sedangkan capaian SPM di tahun 2020 1,24 % dan
di tahun 2021 1,51% turun dibandingkan capaian SPM di tahun 2020 dan di tambah lagi
jumlah kasus-kasus penyakit jantung masuk dalam daftar 10 besar penyakit tersering di tahun
2021 pada RSUD Sultan Imanuddin.

Keterbatasan Petugas Pemberi Pelayanaan ( Dokter Spesialis Radiologi) dalam


melaksanakan ekpertisi ( membaca hasil radiologi) di RSUD Sultan Imanuddin belum
sesuai standart SPM yang di tetapkan Rumah Sakit pada tahun 2021. Berdasarkan Data SPM
RSUD Sultan Imanuddin Tahun 2021 tentang pelaksanaan Ekspetisi ( pembacaan Hasil
Radiologi) oleh dokter Spesialis Radiologi masih belum tercapai, ini di karenakan dalam 1
Rumah Sakit Bahkan dalam 1 Kabupaten Kotawaringin Barat hanya ada 1 Dokter Spesialis
Radiologi, sehingga jumlah ini tidak sebanding dengan banyaknya pasien yang diberikan
pelayanan radiologi oleh karena itu SPM tentang Ekspertisi Radiologi sampai saat ini belum
tercapai.
Jumlah Bed atau Tempat Tidur di Instalasi Perawatan Intensif ( ICU) Dewasa yang
masih belum sesuai Standart sesuai dengan Permenkes Nomor 3 Tahun 2020. Berdasarkan
dari data diatas dimana dari total tempat tidur di pelayanan rawat inap di RSUD Sultan
Imanuddin jumlah tempat Tidur untuk ruang rawat intensif (ICU) adalah 6 dari total 228
tempat tidur. Idelanya jumlah tempat tidur di ruang rawata ICU adalah 5% x Jumlah total bed
rawat inap jadi 5% x 228 bed dan hasilnya 11,4 bed atau kita genapkan jadi 12 bed sesuai
dengan standart permenkes Nomor 3 Tahun 2020, tetapi RSUD Sultan Imanuddin belum
memenuhinya.

Tidak adanya Obat Kegawatdaruratan (Streptokinase) yang tersedia di IGD RSUD


Sultan Imanuddin Pangklan Bun. Berdasarkan data diatas bisa di simpukan bahwa setiap
pasien yang menderita IMA belum mendapatkan terapi spesifik yaitu fibrinolitik
( Streptokinase) di Instalasi Gawat Darurat karena selama ini karena ketidaktersediaan obat
tersebut di IGD RSUD Sultan Imanuddin.

Banyaknya Pengunjung Pasien yang masih tidak patuh memakai masker atau tidak
memakai masker dengan baik dan benar yang disebabkan dari rendahnya pengetahuan dan
informasi tentang bahaya Covid-19 dan pentingnya memakai masker.

Rendahnya waktu tanggap SC Emergency di IGD RSUD Sultan Imanuddin yang


masih dibawah Standart yaitu lebih dari >30 menit semenjak di putuskan untuk tindakan SC
sampai di lakukan tindakan pembedahan di ruang OK.

Untuk menentukan sumber dan penyebab isu dapat dilihat pada table di bawah ini :
Tabel 2.1
Isu, Sumber Isu, dan Penyebab Isu di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat
No Isu Sumber Isu Penyebab Isu

1. Belum Optimalnya Pelayanan Publik  Banyak Staff IGD yang belum


Pemahaman Pengetahuan mengikuti Pelatihan EKG Dasar
Kegawatan EKG pada Staff atau Kegawatan EKG
IGD RSUD Sultan  Staff IGD sudah mengikuti
Imanuddin pelatihan EKG tetapi lupa untuk
menerapkannya
 Belum adanya lembar khusus
untuk penulisan intepretasi EKG
di Rekam Medik Pasien.

2. Jumlah Kematian pasien <8 Pelayanan Publik  Ketidaktahuan keluarga pasien


jam di IGD RSUD Sultan tentang mana yang kondisi
Imanuddin yang masih di klinis berat atau tidak
bawah standar SPM Rumah  Terlambatnya pasien datang
Sakit sudah dengan kondisi kritis.
 Masih terbatasnya sarana dan
prasaran yang ada di IGD Sultan
Imanuddin.

3. Keterbatasan Petugas Pelayanan Publik  Kurangnya jumlah Dokter


Pemberi Pelayanaan Spesialis Radiologi di RSUD
( Dokter Spesialis Sultan Imanuddin
Radiologi) dalam  Seringnya Dokter Spesilais
melaksanakan ekpertisi Radiologi tidak ada di tempat
( membaca hasil radiologi) karena Keluar kota dengan
di RSUD Sultan Imanuddin alasan penting
belum sesuai standart SPM  Jumlah pasien yang
yang di tetapkan Rumah mendapatkan tindakan radiologi
Sakit pada tahun 2021 yang banyak

4. Kurangnya Jumlah Bed atau Pelayanan Publik  Bangunan ruang ICU masih
Tempat Tidur di Instalasi belum direnovasi untuk
Perawatan Intensif ( ICU) penambahan Jumlah Bed
Dewasa yang masih belum  Anggaran Rumah Sakit yang
sesuai Standart sesuai masih dipakai untuk keperluan
dengan Permenkes Nomor 3 rumah sakit lainnya, seperti
Tahun 2020. penanganan Covid 19
 Waktu pengajuan sarana dan
prasarana yang lama.

5. Tidak adanya Obat Pelayanan Publik  Belum adanya pengajuan obat


KegawatDaruratan tersebut dari DPJP
(Streptokinase) yang  Banyaknya syarat pemberian
tersedia di IGD RSUD obat ini untuk tatalaksana Pasien
Sultan Imanuddin Pangklan yang mengalami IMA.
Bun  Banyakmya efek samping yang
ditimbulkan akibat pemberian
obat ini.

6. Rendahnya Kepatuhan Pelayanan Publik  Rendahnya pengetahuan


Memakai Masker Pada masyarakat tentang bahaya
Pengunjung Pasien di IGD Covid 19
RSUD Sultan Imanuddin  Rendahnya pengetahuan
masyarakat pentingnya
memakai masker dengan baik
dan benar
 Masyarakat masih menganggap
pakai masker akan membuat
tidak nyaman untuk bernafas.

7. Rendahnya Waktu Tanggap Pelayanan Publik  Petugas ruang operasi tidak


Operasi Seksio Sesarea stand by di tempat, tetapi system
Emergesi di IGD RSUD on call
Sultan Imanuddin lebih dari  Tidak adanya ruang OK khusus
30 menit Kandungan, karena biasanya
terjadi antrian bila ada operasi
cito oleh dokter lainnya
 Waktu tunggu hasil
laboratorium yang masih lama.
 Proses administrasi lama karena
menunggu keputusan dari pihak
pasien dan keluarga untuk
dilakukan tindakan.

Berdasarkan identifikasi, sumber, dan penyebab isu maka untuk menentukan isu yang
akan diangkat, penulis menggunakan 2 (dua) metode analisis isu yaitu APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
Metode APKL terdiri dari
A (Aktual) merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan.
P (Problematik) merupakan dimensi masalah yang kompleks.
K (Kekhalayakan) merupakan hal yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak.
L (Kelayakan) merupakan isu tersebut masuk akal atau realistis dan relevan dan dapat
dimunculkan pemecahan masalahnya
Table 2.2
Analisis Isu dengan Metode APKL
KRITERIA APKL
No ISU Keterangan
A P K L

Belum Optimalnya Pemahaman Memenuhi


1. Pengetahuan Kegawatan EKG pada √ √ √ √
Staff IGD RSUD Sultan Imanuddin

Jumlah Kematian pasien <8 jam di Tidak


IGD RSUD Sultan Imanuddin yang Memenuhi
2. √ √ X X
masih di bawah standar SPM
Rumah Sakit

Keterbatasan Petugas Pemberi Tidak


Pelayanaan ( Dokter Spesialis Memenuhi
Radiologi) dalam melaksanakan
3. ekpertisi ( membaca hasil radiologi) X X √ √
di RSUD Sultan Imanuddin belum
sesuai standart SPM yang di tetapkan
Rumah Sakit pada tahun 2021

Kurangnya Jumlah Bed atau Tempat Tidak


Tidur di Instalasi Perawatan Intensif Memenuhi
4. ( ICU) Dewasa yang masih belum X √ √ √
sesuai Standart sesuai dengan
Permenkes Nomor 3 Tahun 2020.

Tidak adanya Obat Memenuhi


KegawatDaruratan (Streptokinase)
5. √ √ √ √
yang tersedia di IGD RSUD Sultan
Imanuddin Pangklan Bun
Rendahnya Kepatuhan Memakai Tidak
6. Masker Pada Pengunjung Pasien di X √ √ √ Memenuhi
IGD RSUD Sultan Imanuddin

Rendahnya Waktu Tanggap Operasi Memenuhi


Seksio Sesarea Emergesi di IGD

7. RSUD Sultan Imanuddin lebih dari √ √ √ √


30 menit

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL 7 (lima) isu di atas, dapat
disimpulkan bahwa hanya tersisa 3 isu memenuhi kriteria APKL yaitu :

 Belum Optimalnya Pemahaman Pengetahuan Kegawatan EKG pada Staff IGD


RSUD Sultan Imanuddin.
 Tidak adanya Obat KegawatDaruratan (Streptokinase) yang tersedia di IGD
RSUD Sultan Imanuddin Pangklan Bun
 Rendahnya Waktu Tanggap Operasi Seksio Sesarea Emergesi di IGD RSUD
Sultan Imanuddin lebih dari 30 menit.

Langkah selanjutnya untuk menetapkan skala prioritas masalah adalah dengan


menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Metode USG merupakan
alat analisis yang dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui tingkat kegawatan,
keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu atau masalah yang dijelaskan pada table 2.3.
Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang antara 1 sampai 5 untuk
tiap-tiap unsur USG, yaitu :

1 : Tidak mendesak/serius/berdampak
2 : Kurang mendesak/serius/berdampak
3 : Cukup mendesak/serius/berdampak
4 : Mendesak/serius/berdampak
5 : Sangat mendesak/serius/berdampak
Tabel 2.3 Indikator USG
No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang ditimbulkan masalah-masalah lain
kalu masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.

Tabel 2.4
Menentukan Skala Prioritas Isu dengan Metode USG
Kriteria USG
No Isu Jumlah Rank
U S G

1. Belum Optimalnya Pemahaman


Pengetahuan Kegawatan EKG pada Staff
IGD RSUD Sultan Imanuddin.

 Banyak Staff IGD yang belum


mengikuti Pelatihan EKG Dasar 5 4 4
atau Kegawatan EKG
38 I
 Staff IGD sudah mengikuti
pelatihan EKG tetapi lupa untuk 5 4 4
menerapkannya

 Belum adanya lembar khusus untuk


penulisan intepretasi EKG di 4 4 4
Rekam Medik Pasien.

2. Tidak adanya Obat KegawatDaruratan 35 II


(Streptokinase) yang tersedia di IGD
RSUD Sultan Imanuddin Pangklan Bun

 Belum adanya pengajuan obat


5 4 4
tersebut dari DPJP

 Banyaknya syarat pemberian obat


ini untuk tatalaksana Pasien yang 4 3 3
mengalami IMA.

 Banyakmya efek samping yang


ditimbulkan akibat pemberian obat 4 3 3
ini.

3. Rendahnya Waktu Tanggap Operasi


Seksio Sesarea Emergesi di IGD RSUD
Sultan Imanuddin lebih dari 30 menit.

 Petugas ruang operasi tidak stand by


5 4 3
di tempat, tetapi system on call

 Tidak adanya ruang OK khusus 30 III

Kandungan, karena biasanya terjadi


3 3 3
antrian bila ada operasi cito oleh
dokter lainnya

 Waktu tunggu hasil laboratorium


3 3 3
yang masih lama.

Berdasarkan dari hasil analisis 3 (3) isu dengan metode USG di atas dapat
disimpulkan bahwa isu prioritas utama yang memiliki skor tertinggi yaitu dengan skor 38
dengan rincian Urgency (14), Seriousness (12) dan Growth (12) sehingga isu yang terpilih
adalah “ Belum Optimalnya Pemahaman Pengetahuan Kegawatan EKG pada Staff IGD” di
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat”.
Analisis Penyebab Isu/Masalah (Fishbone Diagram)
BAB III
PENETAPAN ISU

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL dan USG, maka didapatkan
isu prioritas yaitu “Kurang optimalnya dokumentasi Belum Optimalnya Pemahaman
Pengetahuan Kegawatan EKG pada Staff IGD” di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
Kabupaten Kotawaringin Barat”.sehingga dapat ditetapkan beberapa ide kreatif untuk
mendukung pemecahan masalahnya tersebut, sebagai berikut :
1. Melakukan In House Training Electocardiogram pada Staff IGD (InSTaGram)
2. Melakukan Evaluasi Pengethauan Pre dan Post test tentang EKG (EGGram)
3. Membuat Lembaran Khusus Untuk Penempelan Hasil EKG (LekerGram)
4. Diskusi Kasus antar Sejawat dan Staff IGD (DimsumSAD)
5. Membuat Kuis EKG dgn menggukana Apalikasi QUizizz. (Kugizz)

Anda mungkin juga menyukai