RSUD
SIBUHUAN
2015
: a.
Bahwa upaya peningkatan mutu pelayanan merupakan salah satu tujuan penting
pembangunan kesehatan.
b.
Bahwa dalam upaya menuju peningkatan mutu pelayanan RSUD Sibuhuan perlu
adanya arah sebagai petunjuk pelaksanaan berupa uraian tugas (job description) dan
standar operasional prosedur.
c.
Bahwa dalam penggunaan uraian tugas dan standar operasional prosedur yang
dimaksud pada point b perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur.
Mengingat
: 1.
2.
3.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
Menetapkan Uraian Tugas dan Standar Operasional Prosedur Unit Gawat Darurat
RSUD Sibuhuan sebagimana terlampir
Kedua
Ketiga
: Sibuhuan
:
Direktur,
Dr. Elni rubianty daulay
Tembusan:
1. Kepala Bidang Medis
2. Kepala Bidang Perawatan
3. Ketua Panitia Akreditasi
4. Sekretariat
5. Arsip
KATA PENGANTAR
Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal terarah dan terpadu bagi setiap anggota
masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat merupakan tujuan dari system
penanggulangan penderita gawat darurat di UGD.
Salah satu upaya yang dilakukan supaya dapat meningkatkan penanggulangan penderita
gawat darurat yaitu dengan mengadakan / membuat suatu Standar Operasional Prosedur atas
semua kegiatan dan tindakan yang dilakukan di UGD Rumah Sakit Umum Daerah Sibuhuan.
Kami menyadari bahwa Standar Operasional Prosedur UGD ini masih banyak kekurangan
baik isi maupun cara menyampaikannya, untuk itu kami dengan senang hari akan menerima
segala bentuk saran dan masukan teman sejawat sekalian.
Sebagai akhir kata kami sampaikan ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga tersusunn Standar Operasional
Prosedur ini.
Sibuhuan,
Kepala Unit Gawat Darurat,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
FALSAFAH DAN TUJUAN
SOP Standar Operasional Prosedur UGD (Tujuan)
SOP Tentang Sistem PPGD di RSUD Sibuhuan
SOP Tentang Pasien Yang Tidak Tergolong Akut dan Gawat
SOP Tetap Datang Berobat Ke UGD
SOP Pelayanan Pasien Gawat Darurat
SOP Penerimaan Pasien
SOP Tentang Observasi Pasien Oleh perawat di UGD
SOP Penanganan Pasien Yang Pulang / Berobat Jalan
SOP Pasien Yang Akan Dirawat Inap
SOP Penanganan Pasien Gawat Darurat
SOP Pasien UGD Bermasalah Yang Memerlukan Rawat Inap
SOP Pasien Meninggal di Unit Gawat Darurat
SOP Pasien Yang Datang Sudah Meninggal (DOA)
SOP Cara Pembayaran
SOP Kuisoner / Angket
SOP Penanggulangan Disaster Yang Terjadi di Dalam RSUD Sibuhuan
SOP Pembagian Tugas Bila Terjadi Musibah Massal di RSUD Sibuhuan
SOP Kebakaran di Rumah Sakit
SOP Musibah Massal di Luar Rumah Sakit
SOP Identifikasi Penderita Secara Sistematis Mengacu Pada Pedoman Rekam Medis
SOP Tetap Pemberian Identitas dan Penomoran Pasien di UGD
SOP Tentang Triase
Alur Penanganan Kasus Obstetri
SOP Tentang Pasien Yang Perlu Dirujuk / Alih Rawat ke Rumah Sakit Lain
SOP Pendampingan Penderita Yang di Transportasi
SOP Konsultasi Spesialis
SOP Permintaan Darah Ke PMI
SOP Penyediaan A, B, H, P, Linen, Alat, dan Kain Steril
SOP Permintaan Obat Narkotik
Struktur Organisasi di UGD
SOP Uraian Tugas
SOP Pertemuan UGD
SOP Tentang Surat Cuti
RSUD SIBUHUAN
FALSAFAH DAN TUJUAN
No. Dokumen
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Sibuhuan
dr. Elni Rubianti Daulay
VISI
MISI
MOTTO
RSUD SIBUHUAN
TENTANG SISTEM PPGD DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIBUHUAN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1 dari 1
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
10 januari 2011
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Sibuhuan
PROSEDUR
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Sibuhuan
dr. Elni Rubianti Daulay
e. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi intraksi berbagai faktor yang datangnya mendadak,
tidak dikehendaki sehingga menimbulkan secera (fisik, mental, sosial)
Pasien yang datang berobat tidak gawat atau darurat akan diarahkan ke Poliklinik
pagi jam 07.00-14.00, sore jam 14.00-21.00. selanjutnya diluar jam poliklinik UGD
dapat melayani pasien yang datang berobat diluar jam poliklinik.
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Sibuhuan
dr. Elni Rubianti Daulay
Kemudian dokter membuat resep untuk dipergunakan selama satu hari dan
menyarankan kepada pasien untuk kembali berobat pada esok hari ke
poliklinik pagi / sore atau dokter / RS lain yang sudah ditentukan oleh
perusahaan dari pasien tersebut/
PENGERTIAN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Sibuhuan
dr. Elni Rubianti Daulay
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Sibuhuan
dr. Elni Rubianti Daulay
Gawat Darurat
R. Resusitasi
Meninggal
Rawat
R.Bedah
Rawat
Pulang
R.Observasi
Pasien / Triase
Rawat
R.Non Bedah
Jam Kerja
Diteruskan / dirujuk ke
poliklinik pagi / sore
Ruang Triase:
R.Bedah
Kecelakaan
Diberikan pelayanan
medis sesuai dengan
kewenangan profesi
SMF
R.Non Bedah
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Sibuhuan
dr. Elni Rubianti Daulay
PASIEN BARU
PENDAFTARAN
KAMAR PERIKSA
TIDAK GAWAT
TERAPI
GAWAT DARURAT
DIKONSULTASIKAN
KE DOKTER SPESIALIS
TIDAK
DIKONSULTASIKAN
PULANG
PULANG
RAWAT
PULANG
RAWAT
RSUD SIBUHUAN
PENERIMAAN PASIEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Sibuhuan
dr. Elni Rubianti Daulay
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Segera setelah penderita berada diteras UGD, petugas ruang triase menyeleksi
1. Penderita yang bisa berjalan, langsung masuk keruang triase kemudian keluarga
penderita mendaftar ketempat pendaftaran sesuai jam kerja.
2. Penderita yang tidak dapat berjalan, akan dijemput oleh petugas triase dari
kendaraan yang berada diteras UGD dengan menggunakan kursi roda, kemudian
keluarga penderita mendaftar ketempat pendaftaran sesuai jam kerja.
Pada tempat pendaftaran UGD akan dilakukan:
1. Pencatatan data-data penderita pada DMK UGD dari nomor kartu s/d ada
tidaknya permintaan VER
2. DMK dibawa keruang triase untuk selanjutnya dianamnase oleh petugas triase.
a. Penderita yang dinyatakan boleh pulang maka:
1. Diberi terapi dan ditulis di DMK
2. Diberikan penyuluhan / saran-saran
3. Diberi kartu kecil bila berobat lagi ke RSUD Sibuhuan
4. Dibuatkan slip/pemakaian alkes kemudian dibayar ke kasir
b. Penderita yang dinyatakan masuk rumah sakit atau pasien kiriman dokter
spesialis maka:
1. Petugas UGD menunjukan daftar tarif ruangan
2. Petugas menanyakan ruangan yang diinginkan penderita
3. Bila ruangan penuh pasien dialih rawat di rumah sakit lain
4. Data-data penderita dicatat pada buku register UGD
5. Keluarga penderita membayar di kasir
PENERIMAAN PASIEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Sibuhuan
dr. Elni Rubianti Daulay
Setiap pasien yang memerlukan observasi ketat, dapat dilakukan oleh perawat
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Keadaan umum
b. Cairan infuse
c. Obat-obatan
d. Produksi urine (dengan pemasangan + urine bag)
e. Laboratorium :
Darah lengkap
Kimia darah
Urine lengkap
f. Radiologi
Selama dilakukan observasi paisen, jika ada hal-hal yang mengkhawatirkan maka
perawat melaporkan ke dokter jaga dan diteruskan ke konsulen oleh dokter jaga.
Hasil pemeriksaan penunjang segera dilaporkan ke dokter jaga dan diteruskan ke
konsulen untuk memperoleh tindakan selanjutnya.
PENANGANAN PENDERITA YANG PULANG / BEROBAT JALAN
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Setelah pasien yang di observasi dalam keadaan stabil, maka perawat melaporkan
ke dokter jaga dan dokter juga mengontrol kembali kembali keadaan pasien.
Kemudian selanjutnya dilaporkan ke konsulen, untuk penentuan dimana pasien
tersebut akan ditempatkan.
Bagi penderita yang telah selesai menjalankan pemeriksaan dan pengobatan, dan
telah di injinkan untuk berobat jalan, maka wajib diberikan keterangan mengenai:
1. Hal-hal yang berhubunga dengan sakit
2. Pengobatan yang telah diberikan, dan akan diberikan dalam resep
3. Cara makan obat, jumlah item obat yang diberikan dan dosis obat.
4. Anjuran dan keharusan untuk kontrol keesokan harinya (terutama untuk kasuskasus flase emergency), diruang unit mana, jam berapa. Karena itu resep hanya
diberikan seperlunya saja, maksimal 3 hari tergantung hari berobatnya (minggu,
libur).
5. Kemungkinan perlunya pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
6. Dalam status dicatat dalam kolom resep:
7. Bila dalam kurun waktu setelah selesai berobat dan menunggu waktu kontrol,
terjadi hal-hal yang bersifat emergency untuk si penderita, maka dipersilahkan
untuk kembali ke UGD kapan saja untuk mendapat pertolongan.
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Dewasa : 2 liter
Anak : 1 liter
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Bermasalah diartikan :
a. Penderita identitas dengan / tanpa pengantar
b. Penderita identitas tanpa keluarga / domisili diluar Balikpapan
c. Penderita tak mampu dengan / tanpa keluarga
Di UGD penderita dilayani dan atasi kegawatannya, dan selanjutnya didalam
pengawasan bila perlu dirawat:
1. Maka petugas UGD memberikan tahu / menginformasikan masalahnya kepada
admitting office (kantor penerima penderita) untuk dikonsultasikan ke
Ka.Bid.Yanmed dan atau pejabat sejajar diatasnya guna diambil suatu kebijakan
untuk rawat inap bagi penderita yang bermasalah: bila dipandang perlu
Ka.Bid.Yanmed dapat diminta tanda tangan surat persetujuan tindakan (tindakan
medis / rawat):
a. Penderita tanpa identitas dengan / tanpa pengantar:
diberitahu
tentang
keadaan
penyakitnya
dan
dimintai
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
mengurus
surat
keterangan
dari
RT/RW/Kelurahan
(domisili
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Pembunuhan
Bunuh diri
Kecelakaan
Untuk pasien yang meninggal wajar dibuatkan surat keterangan meninggal oleh
dokter UGD yang sedang tuags.
Untuk pasien yang meninggal dengan prasangkaan tidak wajar atau tidak jelas,
dibuatkan surat keterangan meninggal dan berisi tulisan bahwa ada prasangkaan
kematian tidak wajar / tidak jelas oleh dokter UGD yang sedang tugas.
Bila diperlukan otopsi oleh polisi maka dirujuk ke RSU Dr. Kanujoso Djatiwibowo
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Tubuh kaku
b.
Acral biru-pucat
c.
Tidak panas
d.
e.
Reflek-reflek negatif
Cornea, Pupil
Ocula Cephalic
Ocula Vestibul
Gag
CARA PEMBAYARAN
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Pasien
Pasien
Kasir
Unit Ybs
Setor ke Bank
Kasir
Setor ke Bank
KUISIONER / ANGKET
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
TUJUAN
SASARAN
SISTEM KERJA
KUISIONER
No. Dokumen
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
===================================================================================================
1. Petunjuk arah / keterangan yang menunjuk ke Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit RESTU IBU
Balikpapan :
a. Jelas
b. Cukup jelas
c. Tidak Jelas
2. Prosedur pendaftaran :
a. Sederhana
b. Berbelit-Belit
b. Cukup Simpati
c. Kurang Simpati
c. Kura ng Baik
c. Kurang baik
6. Sikap perawat
a. Ramah
c. Kurang Ramah
b. Cukup Ramah
7. Sikap Dokter
a. Keramahan
1) Baik
2) Cukup
3) Kurang
b. Penjelasan / nasehat yang diberikan :
1) Baik
2) Cukup
3) Kurang
c. Ketelitian pemeriksaan :
1) Baik
2) Cukup
3) Kurang
8. Kebersihan ruangan
a. Bersih
b. Kotor
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Bencana ialah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba menimbulkan korban jiwa
manusia dalam jumlah besar, disertai kerugian material relatif besar yang
memerlukan pertolongan medis segera, baik yang terjadi karena gejala alam,
maupun yang disebabkan oleh ulah manusia atau karena faktor lainnya.
Korban bencana ialah:
Korban meninggal dan penderita akibat terjadinya musibah / bencana dengan
berbagai klasifikasi berdasarkan kegawatdaruratannya dan memerlukan pelayanan
medik baik dilokasi kejadian, dalam perjalanan evaluasi dan ditempat
penanggungan / Rumah Sakit.
I. Penanggulangan korban bencana dibagi menjadi 2 bagian:
I. Korban bencana dengan kasus bedah (siaga bedah)
II. Korban bencana dengan kasus medik (siaga medik)
I. Siaga bedah terdiri dari:
1. Siaga I : jumlah korban 5-10
2. Siaga II : jumlah korban 10-20
3. Siaga III : jumlah korban >20
Ad.1. Persiapan untuk menanggulangi siaga I (bedah)
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Memberitahu Ka.Bid.Yan.Med
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
III.
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
VI.
Tatalaksana korban
1. Setelah di triase , setiap korban diberi label yang sesuai, status, yang melekat
di korban
2. Dilakukan pemeriksaan dan atau tindakan sesuai label dan diatasi
kegawatdaruratannya
3. Korban dapat:
Rawat inap
Observasi
Resusitasi
Meninggal
VII.
Pelaporan
Anggaran
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Tugas-tugas :
1. Mengkoordinasikan kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan yang
diperlukan bagi pasien.
2. Menghubungi pihak-pihak yang terkait untuk memperoleh alat dan obatobatan tersebut
3. Menyiapkan alat angkut seperti kursi roda dan brancard
IV. Evakuasi
Ketua : Dokter jaga IGD
Anggota : Kepala jaga sift
Tugas-tugas :
1. Mengecek apakah rumah sakit lain sudah dihubungi
2. Mempersiapkan alat-alat transportasi untuk evakuasi
3. Mempersiapkan tempat evakuasi di Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan
V. Komunikasi
Ketua : Koordinator Perawat IGD
Anggota : Staff IGD
Tugas-tugas :
1. Mempersiapkan alat-alat komunikasi agar siap pakai
2. Memberi bantuan komunikasi dengan cepat kepada mereka yang
memerlukan
No. Dokumen
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
No. Dokumen
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Setiap karyawan Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan perorangan bila melihat ada
bahaya kebakaran, maka:
2. Segera menghubungi :
Pemadam kebakaran
Satpam
Waskowat
3. Petugas diruangan / lokasi yang terkena kebakaran harus siap siaga, dan berusaha
menyelamatkan wilayahnya sementara menunggu datangnya bantuan dari team
kebakaran
4. Segera selamatkan pasien:
Anak / bayi
Ibu hamil
Dan lain-lain
No. Dokumen
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
10.
No. Dokumen
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Bila terjadi musibah massal diluar Rumah Sakit dan ada permintaan tenaga
kesehatan ke Rumah SakitRESTU IBU, maka Rumah SakitRESTU IBU
akan mengirimkan satu tim kesehatan dari petugas jaga di IGD, tim terdiri dari:
Satu orang dokter jaga IGD dan dua orang perawat IGD. Tim akan dilengkapi
dengan alat dan obat-obatan yang diperlukan
No. Dokumen
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Kolom nomor untuk diisi sesuai nomor dari kartu pengenal, nama pasien
Ada lembaran ringkasan riwayat klinik, tertera logo Rumah Sakit Restu Ibu
Balikpapan, nomor sesuai nomor kartu pengenal, nama penderita / umur /
kelamin (Lihat RM)
Kartu pengenal dibawa oleh penderita sebagai kartu identitas, untuk memudahkan
pengambilan status rawat jalan bilasewaktu-waktu penderita ingin berobat kembali /
kontrol
Status rawat jalan setelah lengkap diisi / selesai pemeriksaan penderita pulang, akan
dikumpulkan / disimpan dikantor Rekam Medis Sub Rawat Jalan.
Semua penderita yang berobat ke IGD akan dicatat dibuku besar IGD Medik, terisi
nama / kelamin / umur / alamat / diagnosa / status perawatan tindakan /
keterangan pulang observasi rawat.
Pencatatan Rekam medis dilakukan oleh petugas Rekam Medis.
No. Dokumen
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
TENTANG TRIASE
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Triase adalah suatu sistem seleksi pasien yang menjamin setiap pasien untuk
mendapatkan pelayanan penanganan Gawat Darurat secara cepat akurat
Pasien yang masuk dalam sistem triase, segera dapat diarahkan ke ruang periksa
sesuai kasusnya, berdasarkan dari sifat kegawatan penyakit dan jenis pertolongan
yang dibutuhkan.
Bila pasien dalam jumlah banyak, atau ada disaster untuk memudahkan ,
menyeleksi pasien maka dipergunakan label.
Ada beberapa jenis label, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
Petugas triase adalah : Dokter jaga IGD dibantu pelaksanaan harian perawat senior
Pasien dari sistem triase segera diarahkan ke ruang yang telah ditentukan sesuai
kasusnya.
A. Pasien dengan label merah masuk dalam ruang bedah, untuk dilakukan
pemeriksaan / tindakan
Pasien dapat pulang dan / kontrol di rawat jalan
Pasien dapat rawat inap
Pasien dapat dirujuk
Apabila selama diruang merah terjadi / perlu suatu tindakan emergency
resusitasi, maka pasien segera diarahkan ke ruang resusitasi
Apabila memerlukan tindakan observasi, maka pasien diarahkan ke ruang
observasi
TENTANG TRIASE
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
B. Pasien dengan label hijau masuk dalam ruang Non Bedah, untuk dilakukan
pemeriksaan / tindakan
Pasien dapat pulang semuh / kontrol rawat jalan
Pasien dapat rawat inap
Pasien dapat dirujuk
Apabila terjadi emergency, segera diarahkan ke ruang resusitasi
Apabila memerlukan tindakan observasi, maka paisen diarahkan ke ruang
observasi
C. Pasien dengan label kuning masuk dalam ruang observasi, untuk dilakukan
tindakan observasi, selama diobservasi pasien dibawah pengawasan dokter jaga
saat itu.
D. Pasien dengan label putih masuk dalam ruang resusitasi, segera dilakukan
tindakan resusitasi jantung pulmonal, dan atau resusiatasi otak / cairan dsb.
Bila perlu dapat dilakukan defibrilasi / cardioversi
Pasien dapat dirawat inap
Pasien dapat dirujuk (persyaratan rujuk dipenuhi)
Pasien meninggal, dst. Diarahkan keruang jenazah
E. Pasien dengan label hitam :
Bisa langsung dibawa pulang oleh keluarganya
Dirujuk ke RSU Dr. Kanujoso Djatiwibowo
TRIASE SCORE
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
VARIABEL
DEFINISI
SCORE
Usaha bernafas
Normal
Dangkal
Retraksi
Tidak ada
Segera (<2)
3
0
Membuka mata
Lambat (>2)
Spontan
2
0
Terhadap suara
Terhadap nyeri
Reaksi verbal
Tidak ada
Baik
3
0
Kacau
Reaksi motonik
Tidak bereaksi
Menurut permintaan
4
0
Dengan tarikan
nyeri
Flexi
Extensi
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
I.
II.
III.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
3. Pasien yang telah diperiksa oleh Dokter Jaga UGD dan dianggap perlu
untuk dikonsultasikan ke Dokter Spesialis maka:
2.
3.
dan
menyetujui
serta
menandatangani
surat
permintaan rujukan.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Transportasi dibagi:
Dalam Rumah Sakit:
Kondisi siap antar
Menuju ruangan rawat inap
Menjalankan rujukan pemeriksaan radiologi ( CT scan kepala / USG)
Menjalankan rujukan ke Unit Bedah untuk pelaksanaan tindakan yang
membutuhkan peralatan yang lebih lengkap
Diantar oleh 1 orang perawat dan 1 orang pengantar penderita
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Tata laksana:
Menyerahkan ke Instalasi terkait
Tanda terima pasien
Surat jawaban dari Rumah Sakit yang dirujuk / wali rawat
Mencatat alat dan obat yang diberikan
Membuat laporan pelakasanaan tugas
Syarat pendamping:
Ada dari pihak Rumah Sakit dengan identitas lengkap
KONSULTASI SPESIALIS
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Pasien yang telah diperiksa oleh dokter jaga UGD dan dianggap perlu untuk
dikonsultasikan ke dokter spesialis maka:
a. Dokter konsulen akan dihubungi melalui telepon atau pager oleh dokter jaga UGD.
Bila dalam waktu 15-30 menit tidak ada jawaban maka dokter jaga berhak
memberikan kepada konsulen dokter spesialis urutan kedua dan seterusnya.
b. Bila ada jawaban dari dokter konsulen melalui telepon maka dokter jaga menulis
instruksi dokter konsulen ke dalam dokumen medis yang didampingi seorang perawat.
Selanjutnya bila dokter konsulen datang harus menandatangani instruksi tersebut.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
I.
Permintaan cairan, obat dan bahan habis pakai dilakukan setiap hari kerja ke
instalasi
UGD
Rumah
Sakit
RESTU
IBU
Balikpapan
dengan
memperhitungkan sisa cairan, obat dan bahan habis pakai pada hari tersebut.
Perhitungan cairan obat dan bahan habis pakai di ruangan Resusitasi, tindakan
bedah, tindakan Non Bedah dilakukan oleh petugas UGD
II. Bila hari libur permintaan cairan, obat dan bahan habis pakai dilakukan dengan
cara memperhitungkan jumlah kebutuhan hari libur beikutnya.
III. Yang membuat daftar permintaan obat ialah Seksi Logistik kemudian ditanda
tangani koordinator perawatan UGD dan diketahui oleh Ka. UGD, kecuali:
1. Bilamana Ka. UGD berhalangan (tidak hadir / tugas luar) penandatanganan
dapat di delegasikan ke Dokter Jaga UGD
2. Bilamana Ka. UGD berhalangan (tidak hadir/tugas luar) penandatangan
dapat di delegasikan kepada koordinator perawatan UGD
IV. Daftar cairan, obat, bahan habis pakai, a;at, linen dan kain steril yang
disediakan:
1. Persediaan cairan antara lain:
Cairan RL : 20 Kolf
DD : 20 Kolf
Dextrose 5% : 20 Kolf
Martos 10 % : 20%
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Morfin : 5 Ampul
Adrenalin : 5 Ampul
Dextamethason : 5 Ampul
Aminophilin : 5 Ampul
Lasic : 2 Ampul
Nifediphin 10 mg : 15 Tablet
Adrenalin : 5 Ampul
Amynophilin : 5 Ampul
Dexamethason 5 mg : 5 Ampul
Dophamin 50 mg : 1 Ampul
Phenobarbital 50 mg : 5 Ampul
Meylon : 5 Flc
PENYEDIAAN CAIRAN, OBAT, BAHAN HABIS PAKAI
ALAT, LINEN DAN KAIN STERIL DI UGD
RUMAH SAKIT RESTU IBU BALIKPAPAN
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Transamin : 2 Ampul
Ephedrin : 3 Ampul
Papaverin : 5 Ampul
Lasic : 5 Ampul
Diazepam 10 mg : 5 Ampul
Kortison : 2 flc
A.T.S : 20 Ampul
T.T : 5 Vial
SABU : 2 Vial
Lidocain 2% : 20 Ampul
Pchacain : 20 Ampul
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
5. Persediaan Linen
Bila kebutuhan linen sudah tidak mencukupi lagi, maka dibuat daftar
permintaan ke logistik umum.
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
X ray lamp
Perban
Plester
Bila alat hilang / rusak, dibuatkan berita acara dan dimintakan untuk
mendapatkan ganti ke logistik umum.
THT set
Traction Kit.Skin
Gips
HB sahli
Acutrend
Sonde lambung
Folcy katcter
Partus kid
PERMINTAAN OBAT NARKOTIK
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Pemakaian obat narkotik dicatat dibuku pemakaian dan ditanda tangani dokter yang
bersangkutan
Penulisan permintaan obat narkotik :
a. Cara pemakaian harus jelas
b. Nama dan jumlah obat jelas, ditanda tangani dokter, jumlah ditulis dengan angka
romawi dan huruf
c. Nama, umur, dan alamat penderita serta unit yang meminta harus jelas
d. Hanya dapat diambil di apotik Rumah Sakit
e. Resep ditulis oleh Dokter Jaga UGD, nama ,alamat, No.telepon dan SIPnya harus
dicantumkan jelas dan ditanda tangani (tidak boleh diparaf)
Permintaan ini diteruskan kebagian Instalasi Farmasi atau Apotik Rumah Sakit.
Pelaksanaan pengambilan oleh kepala jaga perawat shift
Penyimpangan atau pengambilan obat narkotik:
Obat narkotik disimpan dilemari troli yang terkunci
Penanggung jawab atau pengambilan obat narkotik dibebankan oleh kepala jaga
perawat shift
Obat narkotik yang telah dipakai harus segera diganti, lalu obat dikembalikan
ketempat semula.
STRUKTUR ORGANISASI
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
KEPALA UGD
KOORDINATOR KEPERAWATAN
DOKTER JAGA
PEMERIKSAAN PENUJANG
1. LABORATORIUM
2. RADIOLOGI
SEKSI
SEKSI
LOGISTIK
PENCATATAN &
PELAPORAN
GARIS KOORDINASI
GARIS KOMANDO
URAIAN TUGAS
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
II.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
III.
IV.
V.
Catatan medis
Asuransi
penyakit
URAIAN TUGAS
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
NAMA PETUGAS
JABATAN
JENIS PELATIHAN
PARA MEDIS
JENIS
WAKTU
TEMPAT
PELATIHAN
1.
2.
3.
DAFTAR DOKTER JAGA RSRESTU IBU BALIKPAPAN
NO.
1.
2.
3.
NAMA DOKTER
JABATAN
JENIS PELATIHAN
PERTEMUAN UGD
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Pertemuan atau rapat UGD dilakukan paling sedikit 2 kali dalam sebulan yaitu pada minggu pertama dan
minggu ketiga setiap bulannya.
2. Pertemuan dihadiri oleh Direktur Rumah Sakit, Pelayanan Medis, Ka. UGD, seluruh dokter beserta
perawat UGD (kecuali yang bertugas pada waktu itu)
3. Pertemuan diadakan dikantor UGD/ruang pertemuan Rumah Sakit RESTU IBU
4. Waktu pertemuan yaitu pukul 14.00 s/d selesai
5. Setiap peserta rapat harus mengisi daftar absensi dan menandatangani pada absensi tersebut.
FORMAT ABSENSI RAPAT UGD
NO.
1.
2.
3.
NAMA
TANDA TANGAN
1.
2.
3.
MASALAH
PEMECAHAN
PENANGGUNG
MASALAH
JAWAB
EVALUASI
1.
2.
3.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1.
2.
3.
SISTEM KOMUNIKASI
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Komunikasi yang ada di UGD Rumah Sakit RESTU IBU Balikpapan mengunakan:
1. Telepon yang bisa langsung keluar dalam kota (0542) 22706
2. Telepon intern atau intercome
3. Komunikasi tertulis
a.Penggunaan Telepon
Telepon 22706 (telepon Unit Gawat Darurat) terutama digunakan untuk
keperluan yang berhubungan dengan pelayanan Gawat Darurat:
1. Menghubungi unit / bagian yang ada diluar Rumah Sakit ( ke DKK, RST.
Kepolisian, dll)
2. Melakukan konsultasi dengan dokter spesialis
3. Setiap menggunakan telepon UGD 22706 harus mengisi pada buku
pemakaian telepon
4. Telepon intercome dipergunakan untuk komunikasi di dalam Rumah sakit
5. Buku panduan telepon Rumah Sakit harus selalu siap di dekat pesawat telepon
b.
Penerimaan Telepon
Bila ada telepon berdering 2 (dua) kali dan selambat-lambatnya 3 (tiga0 kali
sudah harus diterima oleh pegawai UGD (dokter/perawat)
1. Penerima pasien menerima informasi tentang pasien yang masih berada di
UGD, keadaan pasien yang sedang dirawat di UGD, bila untuk pasien yang
dirawat diruangan kita beri nomor telepon diruangan jaga perawat.
2. Kalau pesan yang diterima ditujukan petugas UGD yang tidak berada di UGD
saat itu, maka pesan tersebut ditulis pada lembar pesan yang tersedia, kemudian
diantar ke alamat yang dituju (kalau pesan itu penting), kalau tidak penting
pesan ditulis dibuku penerimaan telepon.
3. Kalau telepon yang diterima ditujukan ke bagian perawatan, bagian
administrasi dll. Maka penelpon dianjurkan untuk menghubungi bagian
tersebut.
SISTEM KOMUNIKASI
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
NAMA PENELPON /
ALAMAT / NO. TELEPON
ISI PESAN
YANG MENERIMA
TELEPON
c. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis dilakukan terutama untuk konsultasi pasien pada dokter
spesialis.
1. Komunikasi tertulis dilakukan dengan mencantumkan secara lengkap datadata mengenai pasien pada DMK atau lembar konsultasi
2. DMK atau konsultasi dibawa oleh perawat UGD ke dokter spesialis terkait
3. Dokter spesialis yang dikonsultasikan menulis jawaban konsultasi pada
DMK dan sesuai dengan kepentingannya bisa datang untuk memeriksa
pasien.
4. Bila dokter spesialis belum dapat dihubungi, dokter jaga dapat melakukan
tindakan sesuai PDT dan fasilitas yang ada.
PEMAKAIAN AMBULANCE
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
I.
PEMAKAIAN AMBULANCE
Ambulance atau petugas harus berada di lingkungan UGD selama 24 jam
dalam 3 shift.
Fungsi ambulance adalah:
a. Menjemput pasien gawat darurat (yang memerlukan pertolongan segera)
b. Konsultasi ke dokter konsulen
c. Mengantar pasien
d. Mengambil darah
e. Menghubungi keluarga pasien
a. Menjemput pasien
1. Keluarga penderita datang ke UGD atau menelpon melalui 22706
2. Petugas ambulance mengisi buku pemakaian ambulance
3. Petugas ambulance pergi menjemput pasien didampingi perawat UGD
4. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance lapor ke UGD
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
d. Mengambil darah
Caranya:
1. Perawat ruangan memberitahu perawat UGD
2. Perawat UGD memberitahu petugas ambulance
3. Perawat UGD, petugas ambulance bersama keluarga dengan membawa
sample darah dan surat permintaan darah pergi ke PMI
4. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance lapor ke UGD
e. Menghubungi keluarga pasien
Kalau ada pasien yang gawat / meninggal, sedangkan saat itu keluarga
penderita tidak berada di Rumah Sakit maka ambulance dipergunakan
untuk menghubungi keluarga penderita tersebut.
Caranya:
1. Perawat UGD / perawat ruangan bagi pasien ruangan menghubungi
petugas ambulance
2. Petugas ambulance menulis di buku pemakaian ambulance
3. Perawat dan petugas ambulance pergi ke alamat yang dituju
4. Sekembalinya dari menjemput petugas ambulance lapor ke UGD
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
a. Tujuan
Agar alat diruangan Resusitasi, ruangan tindakan non bedah, ruang tindakan
bedah selalu tersedia setiap hari:
1. Alat-alat
Ruang Resusitasi
o Suction
o Oksigen (O2)
o Respirator
o Defibrilator monitor
o EKG
o Laringoscope
o Magyl Forceds
o Pipa nasotracheal
o Pipa endotracheal
o Oropharingeal Air Way (Gudel)
o Bag Valve Mask Ventilation (Ambu bag)
o Gunting besar
o Tracheostomy set
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
2. Persediaan obat-obatan:
Adrenalin
Aminophilin
Atropin sulfat
Catapres
Dexamethason
Ephineprin
Meylon-Nabic
Phenobrbital
Diazepam
Transamin
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Klopromazin
Morfin
Cal. Glukonas
Papaverin
Lasix
Cartison
Pehacain
Lidocain 2%
Isosorbid Dinitrat 10 mg
Nifedipin tab 10 mg
3. Persediaan cairan
DD
Dextrose 5%
Dextrose 105
Dextrose 40%
Ringer laktat
NACL 0,9%
Martos 10%
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Tujuan :
Agar alat dalam keadaan bersih, baik dan siap pakai setiap saat
a. Alat dibersihkan setiap kali setelah dipergunakan
b. Pengecekan alat dilakukan setiap 1 minggu secara keseluruhan
c. Alat-alat tersebut berupa
1. Monitor Defibrilator (terlampir)
2. Resusitator Set (Ambu bag) anak dan dewasa (terlampir)
3. Laryngoscope (terlampir)
4. Suction (terlampir)
5. EKG / Cardioline (terlampir)
6. Reflolux (terlampir)
7. Nebulizer (terlampir)
8. Neck Collar
2. A. Penggunaan obat sesuai dengan instruksi dokter
B. Obat disediakan dalam jumlah yang cukup untuk 1 hari
C. Kalau hari libur obat disediakan berdasarkan perhitungan jumlah hari libur
dikalikan dengan persediaan perhari
D. Obat dicek dalam seriap pergantian dinas (Dinas pagi, sore, malam)
E. Obat yang dipergunakan oleh pasien dicatat dalam buku catatan pemakaian
obat
TINDAKAN SHOCK
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. PERSIAPAN ALAT
Seperangkat alat Cardiopag
Jelly
Kain kassa
2. PERSIAPAN PENDERITA
Jelaskan pada keluarga penderita / orang sakit tentang maksud dan tujuan
tindakan DC Shock
Atur posisi penderita telentang tanpa bantal
Buka baju (atur privacy penderita)
3. LANGKAH-LANGKAH
Saklar dihubungkan dengan stop kontak (meskipun sudah di charge) PLN /
ACCU
Tekan tombol power (on) amati hingga di layar timbul gelombang EKG
Atur knop Energy Delivered sesuai dengan instruksi dokter (satuan joule)
Tekan charge (warna kuning) amati hingga dilayar monitor timbul angka
jumlah joul
Tes dengan menekan tombol merah pada pegangan masing-masing untuk
mengetahui alat layak pakai
Setelah dinyatakan siap pakai, baru kemudian digunakan pada penderita
dengan menekan charge kembali
Letakkan pegangan tangan kiri pada sterum dan tangan kanan pada Apex
Hindarkan orang lain memegang penderita
Setelah siap tekan tombol merah bersama-sama
Pekerjaan diatas dapat diulang / menaikan jumlah joul sampai tercapai efek
terapinya
Setelah DC shock dipakai, alat masih dapat digunakan untuk memonitor EKG
Bila sudah tidak dipakai lagi, tombol power ditekan off
AMBU BAG
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Ambu bag adalah alat yang memberikan udara atau oxygen kepada penderita yang
memerlukan bantuan pernafasan dengan cepat, ketika melakukan ventilasi.
Dapat juga dipergunakan waktu pemasangan respirator atau melakukan suction
(biasanya penderita terbatuk)
Masker harus bisa digunakan secara langsung, meskipun tidak ada oxygen. Untuk
paru-paru terbatas.
Daya tekanan yang bisa diberikan.
Yang perlu diperhatikan:
1. Masker harus rapat pada muka penderita dan meliputi hidung dan mulut
2. Extensi leher / kepala harus benar
3. Pastikan bahwa valve (tutup) mengeluarkan nafas bekerja dengan otomatis
4. Pastikan tidak ada udara keluar melalui celah karena masker kurang rapat, dapat
didengar dari suara rembesan udara
5. Bagian yang bisa dilepas semua dicuci dan bisa disterilkan dengan autoclavable
(134c)
Cara menggunakan:
1. Rapatkan dahi dan dagu bawah dengan tangan menekan dagu bawah ke arah atas
2. Pada posisi seperti itu tangan sebelah memegang E valve Ambu Bag
3. Masker dipasang dimuka, tekan masker dengan tangan kearah dagu bawah
4. Masker ditekan pakai ibu jari dan jari telunjuk kemudian angkat dagu bawah
dengan jari tengah, jari manis dan jari kelingking. Jalan nafas diupayakan lurus
5. Dengan tangan yang lain menekan ambu bag dengan kira-kiran 10-15 kali per
menit
PENGGUNAAN LARYNGOSCOPE
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan alat:
Seperangkat alat laryngoscope
1. Perawatan / Penyimpanan
a. Bagian laryngsocope yang dimasukkan kedalam mulut direndam dan
didesinfektan
b. Pegangan tangkai dibersihkan dengan alkohol
2. Cara menggunakan
a. Siapkan alat-alat
b. Membuka mulut, memasukkan laryngoscope dari mulut
c. Setelah ujung laryngoscope dimasukkan ke atas epiglottis, diarahkan ke atas
d. Kalau melakukan berhitu, kelihatan glottis
e. Endotracheal tube dimasukkan ke tengah golttis
f. Masukkan bite blok dan mendengarkan bunyi nafas denga stetoscope
g. Setelah memastikan letak endotracheal tube benar, balon digembungkan
dengan mengisi udara sebanyak 5 cc-10 cc (pakai spuit)
h. Kalau tidak bernafas, menggunakan respirator atau ambu bag
SUCTION
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Cara menggunakan:
1. Masukkan air bersih dan cairan antiseptik dalam botol suction sampai garis
paling rendah dengan perbandingan campuran : air 100cc : antiseptik (Lysol) 1 cc
2. Menyambung tube ke tiap pipa sambung
3. Menekan tombol sumber tenaga listrik untuk memastikan alat tersebut dapat
bekerja baik dan kontrol tombol pembetulan daya tekanan
4. Pipa suction dilipat, ventilasi dihentikan, setelah itu kontrol daya tekanan suction
sambil memutar tombolnya.
- Daya tekanan : 120 200 mmHg Dewasa
- Daya tekanan : 100-120 mmHg Anak-anak
- Daya tekanan : 60-100 mmHg Bayi
5. Pada saat memasukkan kateter kedalam mulut /hidung, kateter dilipat dahulu,
tanpa melakukan penghisapan, kedalam canula sesuai kebutuhan / kondisi pasien
6. Kemudian lipatan kateter dilepas
- Pada saat melakukan suction katater diputar-putar untuk menghindari
kerusakan mukosa, lakukan berulang-ulang sampai lendir bersih.
- Waktu menggunakannya antara 10-15 detik Dewasa
5-10 detik bayi dan anak-anak
Kalau lebih O2 dalam paru-paru akan berkurang
Kalau penderita batuk keras, suction dihentikan dan melihat keadaan
umumnya.
7. Ketika mengeluarkan kateter, mengeluarkan pelan-pelan sambil diputar-putar
8. Kemudian bilas selang suction dari kotoran (slym) dengan air
9. Kateter direndam dalam cairan lysol 1 jam kemudian bilas air bersih
SUCTION
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
10. Tube suction, botolnya dan tutup botol diambil dan dicuci dengan cairan
antiseptik
11. Mesinnya dibersihkan dengan kain yang diberi cairan antiseptik, kemudian
dilap dengan lap kering
12. Setelah suction dipakai harus mencuci tangan
Pemeliharaan:
1. Setelah dipakai, alat-alat (botol dan selang) dibersihkan, bila perlu direndam
dengan cairan lysol. Dan mesin di lap dengan lap yang sudah diberi cairan
antiseptik
2. Kabel dan selang diperiksa kalau ada yang bocor
3. Kemudian botol diisi kembali dengan cairan antiseptik botol (secukupnya)
dengan perbandingan air 100cc : antiseptik 1 cc. Kemudian selang dipasang
kembali.
4. Alat ditutup agar terhindar dari debu
5. Voltese harus sesuai dengan kebutuhan
6. Bila tidak dipakai alat tetap dicek setiap hari, agar selalu siap pakai
ELECTROKARDIOGRAPHY
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan alat-alat:
1. Mesin ECG beserta kertas ECG
2. Jelly elektroda
3. Kertas tissue
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan alat:
1. Accutrend alpha
2. Test stips / stick dalam talang
3. Lanset
4. Kapas alkohol
5. Plester
Cara kerja:
1. Cuci tangan dan keringkan
2. Beri penjelasan kepada pasien / keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
11.
12.
Pemeliharaan:
1. Bersihkan alat setelah pemeriksaan dengan kapas alkohol, jangan sampai
mengenai lampu
2. Apabila alat tidak digunakan cek baterai tiap minggu satu kali (1x) , sehingga
siap pakai
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lepaskan penutup dan lancet yang telah digunakan akan terlepas setelah anda
menekan tombol penekan.
PENGGUNAAN BEROCARE
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan alat:
Seperangkat alat berocare
Cara menggunakan:
1. Pasang power input
2. Hubungkan ujung pipa karet ke alat berocare dan ujung yang lainnya hubungkan
dengan tabung penampungan obat
3. Tuangkan obat ke dalam tabung penampungan (Dosis dan jenis obat sesuai
permintaan dokter)
4. Hubungkan tabung obat pada masker
5. Pasang masker pada penderita
6. Hidupkan pesawat
7. Setelah dipakai tabung penampungan obat dibersihkan dan dikeringkan.
NECK COLLAR
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Neck collar adalah alat yang berfungsi sebagai fiksasi leher agar tidak terjadi
PENGERTIAN
pergerseran pada tulang servical pada penderita. Pertolongan darurat dimana perlu
dilakukan resusitasi.
Mekanisme:
Penderita diarahkan pad posisi telentang cek ABC kemudian awasi kesadaran
berbicara ada / tidak, periksa pad bagian dada simetris / tidak, lalu pasang neck
collar. Tindakan yang selalu menggunakan neck collar adalah:
PROSEDUR
NASO PHARYNGEAL
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Cara pemasangan :
1. Siapkan alat dan jelly
2. Naso pharyngeal diukur besarnya dengan jari kelingking kiri
3. Naso pharyngeal diukur panjangnya dari pangkal cuping hidung sampai cuping
telinga
4. Selalu usahakan masuk dilubang hidung kanan walapun lubang kiri juga boleh,
naso pharyngeal selalu diolesi dengan jelly lalu dimasukkan perlahan ke
belakang, bila ada hambatan langsung ditarik keluar dan dicoba disebelahnya.
5. Fiksasi supaya jangan lepas (stabil)
Perawatan / penyimpanan
Naso pharyngeal sesudah dipakai direndam dengan desinfektan lalu dikeringkan
dan disimpan ditempat khusus
ORO TRACHEAL
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan:
Penderita tidur terlentang
Lokasasi:
1. Vena saphena dipergelangan kaki atau lipat paha
2. Vena antecubital, V basilica atau V cephalica
3. Vena cephalica di lekuk deltopectoral
4. Vena jugularis externa
5. Vena jugularis interna
Teknik vena seksi : (V saphena pergelangan kaki)
1.
2.
3.
Infilitrasepsis lidocain 1%
4.
Insisi kulit dan jaringan subkutis dengan arah tegak lurus dari vena
5.
6.
7.
8.
Tusukan jarum dengan cannulanya kearah proximal dari insisitasi lalu tariklah
jarum keluar
9.
Buatlah venotomy dengan membuat irisan kecil pada vena bagian distal dan
superficial
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
13. Aspirasi ulang dan bilas ulang cannula untuk menyakinkan patency
14. Jahit luka irisan vena seksi dan cannula dijahitkan ditempat keluarnya pada
kulit
15. Perhatikan kelancaran cairan
16. Tutup luka dengan salep povidone iodine dan kassa steril
17. Lepaskan semprit pembilas dari pangkal cannula dan pasangkan set infuse
18. Alirkan cairan infuse sesuai dengan tetesannya.
KOMPLIKASI VENA SEKSI
1.
Infeksi
2.
Thrombophlebitis
3.
Arterial cannulation
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan:
1. Tentukan vena perifer dilengan bawah / punggung tangan
2. Pasanglah tourniquet pada lengan atas
3. Penderita mengepal kontiju berulang kali untuk mengembangkan vena
4. Bersihkan kulit diatas vena dengan kapas beralkohol atau povidoneiodine
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Pasang pembalut steril dengan tulle antiobiotik atau salep pocidoneiodine, lalu
rekatkan dengan plester.
Pergunakan bidai pada lengan bawah atau pergelangan tangan bila perlu
Persiapan:
1. Tentukan vena perifer dilengan bawah / punggun tangan
2. Pasanglah tourniquet pada lengan atas
Pilihlah dan siapkan butterfly needle yang sesuai yang sudah diisi cairan (tak
ada gelombang udara)
2.
Regangkan kulit diatas vena dengan ibu jari tangan kiri untuk memfiksasi vena
dengan jaringan sekitarnya
3.
Rapatkan kedua sayap jarum kupu-kupu dengan tangan kanan, bevel jarum
menghadap keatas
4.
5.
Tusukkan jarum menembus dinding vena segera terlihat darag mengalir kearah
pangkal jarum, lalu lanjutkan memasukkan ujung jarum dalam lumen vena
kearah proksimal. Pertahankan posisi jarum. Bila terbentuk hematom, hentikan
penusukan jarum dan tariklah jarum keluar, longgarkan tourniquet dan carilah
tempat lain
PERIPHERAL INTRAVENOUS CANNULATION
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
6.
Longgarkan tourniquet
7.
8.
Pasang pembalut steril dengan tulle antibiotik atau salep pocidoneiodine, lalu
rekatkan dengan plester.
9.
Pergunakan bidai pada lengan bawah atau pergelangan tangan bila perlu
PEMASANGAN INTUBASI
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan alat-alat:
1.
2.
Handle laryngoscope
3.
4.
5.
Arteri klem
6.
Mandarin
7.
8.
Refraktor
9.
Spuit 20cc
14. Jeli
Persiapan obat-obatan:
1.
Adrenalin
2.
Atropin sulfas
3.
Ca Cl
4.
Ca Gluconas
5.
Bicnat
6.
xylocard 100mg
7.
Xylocard 500mg
8.
Isupril 0.2mg
PEMASANGAN INTUBASI
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
9.
10. Isoptin
11. Valium
12. Pavulon
13. Dormicum
14. Cairan Infuse
15. Cairan for injection
16. Xylocain spray
Persiapan penderita:
1.
Pasien / keluarga pasien diberi tahu maksud dan tujuan tindakan intubasi
2.
Mengatur posisi penderita telentang dengan leher dalam fleksi dan kepala
ekstensi
3.
PEMASANGAN CHATETER
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan alat-alat
1. Tempat tidur
2. Chateter (tergantung kebutuhan / nomor yang dikehendaki
3. Urine bag
4. Xylocain jeli 2%
5. Pincet anatomis
6. Spuit 10cc
7. Larutan aquadest + 30cc
8. Bethadine + 10cc untuk antiseptik
9. 5 lembar kassa steril
10.
Duk lobang
11.
Sarung tangan
Persiapan penderita
1. Penjelasan kepada penderita tentang tindakan chateter
2. Mengatur posisi tidur penderita
3. Menanggalkan pakaian bagian bawah penderita
Langkah-langkah:
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Mengdesinfektan sekitar alat vital penderita dari arah dalam ke luar
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
6. Mulai dengan tindakan pasang chateter dengan penis posisi tegak lurus / dorsum
plexi + 10cm
7. Kemudian posisi penis diarahkan ke lipat paha sambil chateter terus di dorong
sampai + sisa chateter diluar 10 cm
8. Coba pungsi melalui chateter, bila urine sudah keluar langsung dihubungkan
dengan urine bag
9. Balon di isi dengan air 20-30 cc
10. Chateter tarik sampai ada tegangan tutup kassa steril sekitar ujung penis
11. Hitung urine yang keluar
12. Membereskan alat-alat
13. Mencuci tangan
Sikap:
1. Menunjukan sikap yang nyaman terhadap
2. Teliti
3. Hati-hati
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan alat-alat:
1. Tabung oksigen (O2)
2. Manometer / untuk mengetahui isi O2 dalam tabung
3. Botol pelembab yang sudah di isi dengan aquadestilata sampai batas yang
ditentukan
4. Pengukur aliran untuk mengetahui jumlah O2 yang diberikan permenit
5. Pipa saluran O2 / corong khateter hidung
6. Alat tulis
Persiapan penderita:
1. Memberikan dan menjelaskan pada penderita
2. Menempatkan alat-alat ke dekat penderita
Langkah-langkah:
1. Mengatur dan menenangkan penderita
2. Isi tabung diperiksa dan dicoba
3. Memasang pipa oxygen sesuai instruksi dokter
4. Memasang masker O2 / kateter hidung pada hidung penderita
5. Mengawasi keadaan penderita, apakah sesaknya berkurang
6. Bila penderita tak memerlukan O2 lagi, maka saluran di tutup
7. Mencatat:
a. Keadaan penderita sebelum dan sesudah pemberian O2
b. Waktu pemberian
c. Jumlah pemberian O2 / menit
d. Periksa tensi, nadi, pernafasan
e. Nama perawat yang menunjukan
KUMBAH LAMBUNG
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan alat-alat:
1.
2.
3.
4.
5.
Stetoscope
6.
Pinset Anatomis
7.
Nierbeken
8.
Plester
9.
Spuit 20cc
KUMBAH LAMBUNG
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
MENJAHIT LUKA
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan alat:
1.
2.
3.
Benang jahit sutera / cut gut / jenis lain sesuai dengan kebutuhan
4.
Nierbeken
5.
Gunting, plester
6.
7.
Sarung tangan
8.
9.
2.
3.
MENJAHIT LUKA
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Langkah-langkah:
1.
2.
Membersihkan luka
3.
4.
5.
Memberikan patirasa
6.
Menjahit luka:
7.
8.
9.
2.
Teliti
3.
Hati-hati
PENGGUNAAN BRANCARD
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
PENGERTIAN
Brancard adalah alat yang dipergunakan untuk mengangkut pasien dan terdapat
diruang UGD
TUJUAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Batasan
Hipertensi Borderline : sistolik 140-159 mmHg
: diatolik 90-94 mmHg
Hipertensi Definitif : 160 / 95 mmHg
: 15-20 % di negera-negara Barat.
Mekanisme dari Hipertensi primer belum jelas
Mekanisme dari Hipertensi sekunder:
1. Peningkatan sekresi katekolamin (feokromostitoma)
2. Peningkatan pelepasan renin (renal artery stenosis)
3. Peningkatan volume Na dan darah dalam tubuh
Gejala klinis
Keluhan:
1. Tidak ada
2. Tidak khas : sakit kepala, pusing, rasa cepat lelah
3. Sakit kepala : - Subosipital
- Paling berat pagi hari, lalu berkurang
4. Penyulit-penyulit dari hipertensi :
a. Jantung : gagal jantung kiri
Angina pektoris, infark miokard
b. Ginjal : hipertensi maligna, kegagalan faal ginjal
c. Otak : sakit kepala confusion
Konvulsi, koma, gangguan penglihatan, gejala-gejala syaraf
Dapat terjadi sekonyong-konyong bila tekanan darah meningkat
secara mendadak, seperti pada ensefalopati hipertensi
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(HIPERTENSI)
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Feokromositoma
Ginjal polikistik :
Kelainan laboratorium
Urine:
Darah:
Elektrokardiogram:
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Foto toraks:
Pembendungan di paru
Komplikasi:
Penatalaksanaan :
1. Tindakan umum
2. Obat-obatan
Tindakan umum :
1. Diit : pembatasan NaCl
Diabetes melitus
Lemak bila ada hiperkolesrelomia
2. Exercise
3. Mengurangi berat badan bila ada obesitas
4. Rokok dihentikan
5. Hidup denga tenang rekreasi
Obat-obat
Obat-obat antihipertensi yang diberikan oral
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Diare diartikan sebagai buang air besar dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cair.
PENGERTIAN
Diare akut adalah diare yang jelas mulainya dan kemudian dapat sembuh kembali
dengan normal dalam waktu yang relatif singkat
Diare kronik adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal diare
TUJUAN
KEBIJAKAN
Patofisiologi diare
Diare terjadi bila terdapat gangguan transport terhadap air dan elektrolit pada
ukuran cerna. Mekanisme gangguan tersebut ada 5 (lima) kemungkinan:
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
Motilitas usus yang meninggi / hiper peristalsi, atau waktu transit yang pendek
5.
keringat dingin
pusing
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
fase diare :
Mules
Pusing
Fase penyembuhan :
Mules berkurang
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
3. Laboratorium
a. Tinja
b. Darah
c. Kultur tinja maupun darah
4. foto endoskopi
penatalaksanaan
penatalaksanaan secara garis besar sebagai berikut:
1. Penerangan pada penderita
2. Diit
3. Simtomatis
4. Antibiotik / anti parasit
5. Mengobati akibat diare : air, elektrolit, dan nutrisi
Mengobati akibat diare:
Diare mengakibatkan kehilangan air dan elektrolit. Air dan elektrolit harus
diberikan berupa oralit diberikan 1 bungkus dalam gelas air pada tiap diare. Perlu
diperhatikan banyaknya oralit jangan melebihi diarenya. Bila perlu infuse dapat
diberikan RL atau NaCl 0.9% bergantian denga bikabornat natrikus 1,5% dalam
perbangingan 2:1. Bila diberikan infsue, maka harus diberikan kalium klorida
(KCL) 4x500 mg. Dosis cairan infsue dapat diperhitungkan dengan score rehidrasi
kolera.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
PENGERTIAN
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat
Patofisiologi :
Patofisiologi terjadinya kejang demam belum jelas
Gejala klinis :
Ada 2 bentuk kejang demam:
1. Kejang demam sederhana
a. Umur diantara 6 bulan 4 tahun
b. Lama kejang < 15 menit
c. Kejang bersifat umum
d. Kejang terjadi pada waktu 16 jam, setelah timbulnya demam
PROSEDUR
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Diagnosis banding:
1. Meningitis
2. Ensefalitis
3. Abses otak
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Penatalaksanaan:
Pengobatan:
1. Pemberian diazepam
PROSEDUR
3. Pengobatan penyebab
4. Penanganan suportif
a. Bebaskan jalan asam
b. Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
c. Pertahankan tekanan darah
Pencegahan:
1. Pencegahan berkala (Intermiten untuk kejang demam sederhana)
Beri diazepam dan antipiretika pada penyakit-penyakit yang disertai demam
2. Pencegahan kontinyu untuk kejang demam komlikata
Dapat digunakan:
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Demam dengue (dengue fever (DF) adalah penyakit yang utama terdapat pada anak
remaja atau orang dewasa. Demam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
ETIOLOGI
Virus dengue tergolong arbovirus dan dikenal ada 4 serotipe, berbentuk batang
bersifat termolabil. Sensitif terhadap in aktivitas oleh Estileter dan natrium
dioksikolat stabil pada suhu 70 c.
PATOSIOLOGI
Penyakit dengue di Indonesia merupakan penyakit endemis dan vektor utama
dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes Aegepti. Virus dengue masuk kedalam
tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama kali mengkin memberi gejala
DF. Reaksi yang amat berbeda akan tampak bila seorang mendapat infeksi berulang
dengan tipe virus dengue yang berlainan. Berdasarkan hal ini timbullah yang
disebut the secondary heterallogous infection. Reinfeksi ini akan menyebabkan
suatu reaksi anamnestik dan antibodi sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks
antigen antibodi yang tinggi.
GEJALA KLINIK
Masa inkubasi 3-15 hari rata-rata 5-8 hari
DF : Suhu meningkat, tiba-tiba sakit kepala, nyeri otot dan tulang, mual,
muntah, dan batuk ringan. Eksantem / ruam mual-mual pada muka dan
dada (initial rash) selama beberapa jam. Kemudian mulai hari 3-6 terbentuk
makula-makula besar pada lengan dan kaki, kemudian keseluruhan tubuh.
PROTOKOL KASUS-KASUS PENYAKIT TERTENTU
(DENGUE)
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukopeni terlihat pada hari ke2 dan
ke3
DHF : gejala awal seperti pada DF, awalnya mulai timbul perdarahan pada hari
ke 3-5 berupa petekie, purpura ekimosis, hematemesis melena dan
epiktasis. Hati membesar dan nyeri tekan, tidak dijumpai ikterus. Pada
pemeriksaan
laboratorium
dijumpai
trombositopemia
dan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Perbaikan (+)
Ht (2x)
Nadi / TD stabil Diuresis cukup (2 ml/kg/jam)
Tetesan kurangi
Monitor tanda
vital
Ht/trombo 46jam
Perbaikan
Memburuk lagi
Perbaikan (-)
Ht (tetap tinggi)
Frek.nadi, isi kurang
Tek.nadi <20mmHg
Diuresis kurang
DHF gr III-IV
(tatalaksana)
Perburukan
Ht
Pemeriksaan tambahan
- Serologi = blot / Hi test
- Perdarahan massif = Hb
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Shock teratasi
Belum teratasi
RL 20 ml/kg BB
Guyur dalam 10 menit
Belum
teratasi
Shock
teratasi
Line 1
RL 1 tetes/kg
BB/menit
Line 2
Kolid sintetik
10 ml/kg BB
Dalam 10menit
Shock teratasi
-
Belum teratasi
kesadaran baik
nadi teraba kuat
TD sistol > 80 mmHg
Sianosis (-)
Extremitas hangat
Siuresis cukup
DBD IV
Evaluasi ketat
Cairan Rumatan
Line 1 RL
Line 1 DD
Tanda vital
Diuresis
Perdarahan
Hb/Ht/Trombosit
1 tetes/kg BB/menit
1 tetes/kg BB/menit
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
CVP
Cairan Rumatan
(lihat DBD III)
Koloid sintetik
Dosis maksimal
* Kontra indikasi
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
2. ASIDOSIS METABOLIK
pada DBD IV
- adanya nafas dalam (Kussmaul) diberikan Nabic 7.4% 1 mg (1cc)/kg
BB
bolus iv diencerkan 2x
kecepatan 1 mg/menit
3. DSS + PERDARAHAN MASIF
1. Melena
2. Hematemesis
3. Epitaksis profue
Hb
DIC
Bila : CT/BT
PT/PTT
Fibrinogen
FDP
TT
Heparinisasi
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Contoh :
DBD gr II
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
PENGERTIAN
Asma adalah suatu penyakit obstruktif jalan nafas yang merata (difus) dan
reversibel
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Patofisiologi:
Obstruksi jalan nafas pada asma disebabkan oleh sembab mukosa sekresi
berlebihan dan spasmus otot polos.
Gejala klinis:
Batuk,bersin, hidung buntu batuk hebat, sesak, suara mengi (wheezing)
Bila serangan hebat : gelisah, tersusuk, bekeringat mungkin sianosis
Dada mengembang, hiperinflasi, ekspirasi memanjang, otot-otot interkostal,
supraklavikuler dan sternokleido
Perkusi : hipersonor
Auskultasi : suara mengi, ronki kering musikal, ronki basah sedang,
X-foto dada : atelektasis tersebar :hyperaerated
Diagnosis Banding:
Infeksi virus atau bakteri, berupa bronkitis, bronkiolitis dan bronkopneumoni.
Benda asing jalan nafas
Komplikasi:
1. Atelektasis
2. Pneumotoraks
3. Emfisema mesiastinalis / kutis
4. Kejang-kejang karena anoksia
5. Gagal nafas
Penatalaksanaan:
1. Serangan asma angkut:
a. Adrenalin 0.1-0.2 ml larutan 1:1000 subkutan
Bila perlu dapat diulang setiap 20 menit sampai 3 kali
b. Dianjurkan / disertai salah satu obat tersebut dibawah ini (per oral)
a. * Efedrin : 0.5-1 mg/kg/dosis, 3 kali/24 jam
* Salbutamol : 0.1-0.15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
* terbutalin : 0.075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
PROSEDUR
keadaan mental
c. Periksa : * LED, Hb, Lekosit, hitung kenis
EKG
X-foto dada
d. Beri zat asma dengan nose prong 2-3 L/menit
e. Cairan
f. Aminofilin : 4-5 mg/kg/dosis, iv selama 20 menit tiap 6 jam
Hidrokortison : 4-10 mg/kg/dosis, iv tiap 4-6 jam
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Berat ringannya cedera kepala dibagi berdasarkan skala koma Glasgow (SKG)
SKG 13-15 = cedera kepala ringan
SKG 9-12 = cedera kepala sedang
SKG 3- 8 = cedera kepala berat
PROSEDUR
Semua pasien cedera kepala yang datang ke Gawat Darurat dalam keadaan sadar
diobservasi 2 jam. Bila tidak ada pingsan, muntah atau pusing pasien
dipulangkan dan diberi pesan-pesan yaitu : bila pasien mengantuk / tidur, sakit
kepala hebat, muntah > 4x, kejang, lumpuh tangan / kaki, penglihatan terganggu,
harus datang ke Gawat Darurat secepat mungkin untuk tindakan selanjutnya.
Pasien cedera kepala yang tidak sadar, dirawat. Pasien dengan tingkat kesadaran
(SKG) 13-15 dirawat di IRNA dan SKG kurang dari 13 dirawat di ICU semua
pasien yang dirawat ini diobservasi tingkat kesadarannya, besar pupil dan tandatanda vital lainnya. Bila memburuk dan atau perlu diambil tindakan operasi
secepatnya yaitu dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah umum (di Balikpapan
belum ada tenaga dokter spesialis bedah saraf)
Pemeliharaan:
Lakukan pemeriksaan umum / tanda-tanda vital, jelas dikepala atau ditempat lain,
tingkat kesadaran dan pemeriksaan neurologis lainnya.
Diagnosis:
CKR, CKS, CKB, Cedera Kepala terbuka
Penanganan :
1. Pasang infuse Ringer Laktat
2. Antibiotika sesuai indikasi
3. Nootropik sesuai indikasi
4. Foto kepala AP/L jelas
5. Laboratorium (DL)
6. Obat-obata lain sesuai indikasi
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
CEDERA KEPALA
OBSERVASI 2 JAM
RAWAT
PULANG DENGAN
PESAN
TIDAK PINGSAN
TIDAK MUNTAH
TIDAK PUSING
PINGSAN (+)
SAKIT KEPALA MUNTAH
PESAN :
TIDUR / NGANTUK
SAKIT KEPALA HEBAT
MUNTAH > 4X
KEJANG
LUMPUH TANGAN /
KAKI
PENGLIHATAN TERGANGGU
ICU
TINDAKAN (+)
IRNA
OBSERVASI SKG PUPIL
TANDA-TANDA VITAL
BEDAH
OPERASI
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Bila penderita rawat jalan, dokter UGD memberi informasi pada keluarga atau
penderita tentang cara penularan dan bagaimana mencegah menularnya penyakit
tersebut.
2. Bagi penderita yang rawat inap, pasien ditempatkan diruang khusus (isolasi)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Dan bila pagi dokter obsgyn tidak ada ditempat, pasien dialih rawatkan ke RSU
Dr.Kanujoso Djatiwibowo untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya
3. Hasil pemeriksaan VER dibuat dan ditandatangani oleh dokter obsgyn dan dokter
jaga UGD kemudian diberikan kepada petugas yang berkepentingan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Semua anak yang berumur dibawah 12 tahun, bila dicurigai ada penyiksaan maka
dapat dilakukan pemeriksaan oleh Dokter jaga bila perlu dikonsultasikan ke dokter
bedah dan diberikan tindakan yang diperlukan, kemudian memberitahukan
kebagian KIE.
Bagian KIE akan memanggil pekerja sosial yang dikenal / untuk pendekatan kepada
orang tua dengan korban.
VISUM ET REPERTUM
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Permintaan visum yang dilayani hanya dari POLRI / Polisi Militer dengan
membawa surat permintaan visum yang ditanda tangani oleh polisi dengan
pangkat sekurang-kurangnya pembantu letnan
2. Surat permintaan visum harus diantar oleh petugas berseragam dinas
3. Surat permintaan visum yang diantar penderita atau bukan petugas yang tidak
dilayani.
4. Permintaan visum secara lisan oleh petugas POLRI / Polisi mIliter berseragam
dinas yang membawa korban dapat dilayani dengan catatn bahwa surat
permintaan visum menyusul paling lambat 2x24 jam setelah korban diantar ke
IRD
5. Permintaan visum oleh polri / polisi militer untuk sesuatu kasus paling lambat 2
x 24 jamsetelah korban dibawa ke IRD, bila waktu lewat 2 x 24 jam baru ada
permintaan visum, hasil pemeriksaan terhadap korban disesuaikan dengan
keadaan korban pada saat / tanggal permintaan visum.
6. Surat permintaan visum diterima oleh petugas IRD untuk selanjutnya dokter jaga
akan melaksanakan pemeriksaan sesuai permintaan visum
7. Surat visum ditanda tangani oleh Dokter jaga yang telah melaksanakan
permintaan visum tersebut.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Dokter jaga ruangan bertanggung jawab terhadap seluruh ruangan rawat inap
di Rumah Sakit RESTU IBU termasuk ICU
2. Dokter jaga ruangan hanya mengawasi, pasien yang sedang dirawat inap dan
tidak melakukan visite.
3. Melakukan tindakan medik dalam pertolongan darurat
4. Memberikan terapi simpotomik sementara sebelum dilaporkan kepada Dokter
Spesialis yang merawat
5. Dokter jaga ruangan tidak dibenarkan mengganti terapi Dokter Spesialis yang
merawat
6. Bila dipandang perlu, memberikan informasi data dan keadaan pasien kepada
dokter spesialis, atau pihak keluarga sebatas tidak bertentangan dengan dokter
spesialis yang merawat
7. Menulis resep, bekerja sama dengan perawat ruangan dalam memberi instruksi
penanganan medis
8. Membuat permintaan yang diperlukan atas persetujuan dokter spesialis yang
merawat
9. Dokter jaga ruangan yang berhalangan dapat mencari pengganti sendiri serta
melaporkannya ke kepala bidang medis
10. Membuat laporan atas pasien baru atau pasien-pasien yang memerlukan
perhatian khusus.
PENANGANAN KERACUNAN
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Perawatan Umum
a. Resusitasi (1.2.3)
1. Air way = Jalan nafas
Usahakan jalan nafas tetap terbuka
Bila perlu gunakan Oropharingeal Air Way dan Suction
2. Breathing (Pernafasan)
Jaga agar penderita dapat dan terus bernafas dengan baik
Bila perlu gunakan AmbuBag, Respirator, Mouth to Mouth
3. Circulation (Peredaran Darah)
Pertahan tensi, nadi tetap baik
Bila perlu pasang infuse RL, Nacl 0.9%, Dextrose 5%
b. Eliminasi
1.
2.
3.
4.
Forced diurisis, bila diduga racun telah sampai didarah dan dapat
dikeluarkan melalui ginjal. Emesis, katarsis, dan kumbah lambung tidak boleh
dikerjakan apabila:
Keracunan lebih dari 6 jam
Bahan korosif, misalnya minyak tanah atau bensin
Koma derajat sedang dan berat
c. Supportive
Perhatikan (perhitungkan) keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa, kalori.
d. Antidotum
Misal : Sulphat Atropin untuk keracunan insektisida, fosfat organik atau
Malorphine untuk keracunan Morphin.
PENANGANAN KERACUNAN
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Perawatan Khusus
a. Keracunan Insektisida Fosfat Organik / Baygon
1. Infuse Dextrose 5% isap-isap lendir, O2 bila perlu
2. 2,5 mg bolus IV, diteruskan -1 mg setiap 5-10-15 menit, tergantung
beratnya keracunan.
3. Kumbah lambung se efektif mungkin, katarsis, keramas rambut dengan
sabun, mandikan seluruh tubuh + sabun, ganti pakaian baru.
4. Diberikan dengan monitor pupil, sampai tercapai Atropinisasi mata, mulut
kering, muka merah, pupil dilatasi, jantung berdebar-debar, suhu meningkat,
gelisah
5. Setelah Atropinisasi tercapai:
3. Koma derajat III-IV : kumbah lambung dengan pipa berbalon, lalu diurisis
paksa
PENANGANAN KERACUNAN
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
PENANGANAN KERACUNAN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
f. Keracunan jengkol
1. Bila ringan berikan minum banyak, Nabic
2. Keracunan berat, pasang infuse, Chateter, Nabic 1.5%
g. Keracunan singkong ( ketela pohon)
1. Emesis, kumbah lambung, Laxan dengan sulfa Magnesium 30 g
2. Natrium Tiosulfat 10% 10cc IV perlahan-lahan 10 menit dan Natrium Nitrat
3% 10 cc
h. Keracunan jamur
1. Infuse Dextrose 10%
2. Emesis, Kataris
3. SA 0.5-1 mg IV dapat diulang tiap 30 menit
4. Therapi Supportif Symtomatis
i. Keracunan alkohol
1. Emesis, Kumbah Lambung
2. Infsue Dextrose 5%
j. Keracunan gas CO2
1. Berikan pernafasan denga O2 murni tekanan tinggi
2. Cegah edema otak
k. Keracunan Heroin, Morphin, Codein
1. Malorphin 0.1-1 mg IV tiap 5 menit (Maksimal 40 mg dalam 4 jam)
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
mengkoordinasikan
dan
membina
pengetahuan
dan
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
No. Revisi
Tanggal Terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
tindakan lanjut
b. Sesuai dengan kepentingannya, dokter konsulen sewaktu menerima konsul
wajib datang kerumah sakit.
c. Melaksanakan konsultasi timbal balik antara dokter spesialis dan mengambil
yang perlu penanganan secara spesialistik / multi disiplin
d. Membimbing dan atau mengawasi tindakan medis yang dilakukan oleh dokter
jaga I dan II
e. Membina dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter jaga I dan II
dan para medis
f. Membuat catatan medik yang baik atas semua pasien yang ditangani menurut
tata cara yang berlaku
g. Membuat dan menandatangani surat keterangan kesehatan termasuk membuat
VER
h. Bertanggung jawab atas mutu pelayanan medis spesialistik atas kasus yang
ditanganinya
BATASAN TINDAKAN MEDIS DI UGD
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Yang berhubungan dengan tindakan yang membutuhkan bantuan hidup dasar (Basic
of Life Support) antara lain:
1. Resusitasi jantung paru
2. Melakukan tindakan intubasi
3. Memperbaiki faktor penyebab shock (dengan iv line)
4. Mengatasi kegawatan jantung
Yang berhubungan dengan kecelakaan oleh sebab lain:
1.
2.
3.
4.
Menghentikan perdarahan
5.
6.
7.
8.
9.
RAHASIA MEDIS
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Setiap dokter / petugas UGD wajib menjaga rahasia medis tentang penyakit yang
dialami oleh pasien dengan sumpah jabatan
2. Beberapa perkecualian diatur dengan undang-undang kesehatan sesuai peraturan
pemerintah No : 10 Tahun 1996. Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Setiap penderita yang masuk di UGD oleh keluarga penderita atau teman atau
petugas didaftarkan di Rekam Medis untuk mendapatkan oleh petugas UGD
2. Penderita tanpa keluarga / pengantar didaftarkan oleh petugas UGD
3. Pelayanan di UGD dilaksanakan selama 24 jam
4. kartu penderita UGD disimpan di Unit Rekam Medis
PENULISAN RESEP
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Nama
Alamat
Nomor telepon
Huruf R
2. Praescriptio
Nama obat
Jumlah obat
Cara pembuatan
3. Signatura
Cara pemakaian
4. Subscriptio
Paraf dokter
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Bila ada ibu hamil datang dengan pembukaan lengkap (kala II), pasien segera:
1. Terima oleh perawat UGD
2. Pasien segera diangkat ketempat tidur
3. Siapkan patus set
4. Memanggil Bidan
5. Selanjutnya pertolongan persalinan normal oleh Bidan
6. Setelah plasenta lahir, bayi dan ibu dibersihkan, kemudian dipindah kekamar
bersalin untuk diobservasi kala IV selama 2 jam
Untuk partus tidak normal:
Pasien diterima di UGD dan diperiksa oleh dokter jaga,bila pasien datang dengan
pendarahan,langsung diberi pertolongan terlebih dahulu dan segera perawat
memanggil bidan kemudian dipindah ke kamar bersalin untuk dikonsultasikan ke
dokter Obsgyn
PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Persiapan alat:
1. Bak partus normal steril didalam berisi:
a. Doek steril 1 buah
b. Klem tali pusat 2 buah
c. Gunting tali pusat 1 buah
d. Gunting episiotomi 1 buah
e. Kom tempat bethadine
f. Kassa steril secukupnya
g. Chateter metal 1 buah
h. koher tangan atau pemecah ketuban
2. Bak instrumen beisi alat-alat steril untuk menjahit
a. Doek lubang 1 buah
b. Nacl powder 1 buah
c. Kom tempat bethadine
d. Gunting benang 1 buah
e. Pincet sirurgi 1 buah
f. Jarum jahit kulit 1 buah / otot 1 buah
g. Kassa steril secukupnya
h. Tampon bulat 1 buah (kalau perlu)
3. Alat-alat setril dalam tempatnya
a. Umbilical klem 1 buah
b. Benang catgut dan benang side 1/1 kotak
c. Slym zuiger 1 buah
d. Sarung tangan steril 2 pasang
e. Obat anesthesi lokal
f. Spuit 10cc, 5cc, 3cc
g. Bethadine dan tempatnya
PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
2.
3.
4.
5.
Lakukan epiriotomi bila kepala bayi didasar panggul pada primi, multi
6.
Lahirkan bayi
7.
8.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Kala III:
Periksa
1.
Ku Ibu
2.
3.
4.
Robekan perinium
5.
Perdarahan
6.
7.
Kala IV:
1.
Mengawasi Ku ibu
2.
Kontrkasi uterus
3.
perdarahan
4.
5.
Membersihkan vulva
6.
7.
Ibu diseka
8.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Pada umumnya petugas yang baru masih belum mengenal lingkungan UGD untuk
PENGERTIAN
TUJUAN
itu UGD mengadakan orientasi pada petugas baru yang akan ditempatkan di UGD
vaik Dokter Umum, perawat maupun pekerya.
Setelah mengikuti program orientasi diharapkan petugas baru dapat:
Metode :
1. Menjelaskan / ceramah
2. Orientasi ruangan
3. Tanya jawab
a. Orientasi petugas baru:
Materi : 1. Penjelasan tentang
Struktural organisasi
Perkenalan staff UGD
Uraian tugas dan tanggung jawab
PROSEDUR
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Struktural organisasi
Tempat kerja
Pengenalan alat
2. Prosedur
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
2.
Etika berpakaian
3.
4.
Inisiatif
5.
Efisien kerja
6.
7.
8.
Tanggung Jawab
9.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Pasien UGD yang memerlukan foto rontgen, formulirnya ditanda tangani oleh
dokter jaga
2. Pasien diantar petugas UGD keruang rontgen
3. a. Untuk pasien yang rawat jalan bila tidak memerlukan tindakan segera, pasien
dipulangkan setelah menyelesaikan adminstrasi, hasilnya diambil malam
setelah dibaca oleh dokter spesialis rontgen kemudian hasil diserahkan lagi
ke dokter jaga
b. Untuk pasien yang rawat inap setelah foto rontgen pasien diantar keruang inap.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Pasien UGD adalah pasien yang berobat di UGD, pasien rawat inap / rawat jalan
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
2. Permintaan pemeriksaan laboratorium harus ditanda tangani oleh dokter yang
merawat atau dokter yang bertugas saat itu.
3. Fromulir permintaan laboratorium dibawa ke laboratorium oleh petugas UGD
4. Bila mana formulir permintaan laboatorium telah sampai ke laboratorium, maka
petugas laboratorium akan ke UGD untuk mengambil contoh
5. Setelah contoh diambil, pasien (keluarga pasien) harus menyelesaikan
administrasi (pembayaran)
6. Dan petuags UGD, atau pasien (keluarga pasien) menunggu hasil untuk
diperlihatkan kepada dokter yang merawat.
No. Revisi
Tanggal Terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Sejauh ini belum pernah ditemukan ke kasus-kasus tersebut diatas. Hanya berlaku
untuk kejadian yang berlangsung di UGD dan sekitarnya.
Langkah-langkah yang dikerjakan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
masing-masing
15. Semua pembiayaan untuk sementara dibebankan kepada Rumah Sakit . siaga
dinyatakan selesai setelah situasi siap dan penderita dapat ditanggulangi dan
dinyatakan aman.
TENTANG LISTRIK PADAM
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
Dalam waktu tidak lebih ari 5 menit genset yang dioperasikan oleh petugas
maintenance harus sudah jalan
2.
PEMADAMAN LISTRIK
No. Dokumen
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
No. Revisi
Halaman
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
1. Di Rumah Sakit RESTU IBU Balikpapan hanya terdapat sumber radiasi dari
sinar X, dimana sinar radiasinya bari timbul saat ekspose
2. Untuk menghindari akibat buruk dari radiasi ini, baik petugas, pasien maupun
pengantar pasien perlu mendapat perlindungan.
3. Perlindungan terhadap petugas:
a. Selama ekspose petugas harus berada dibalik tabir pelindung yang dilapisi
lapisan timah ataupun menggunakan apron
b. Petugas harus menggunakan film badge dan menjalani pemeriksaan
kesehatan setiap tahun
4. Perlindungan terhadap pasien:
a. Pemakaian diafragma untuk menentukan luas yang akan di sinar X sekecil
mungkin sesuai yang diperlukan, sehingga dosis radiasi yang diterima
pasien relatif kecil
b. Bagi ibu hamil (terutama kehamilan 3 bulan pertama) sebaiknya pemakaian
radiasi ditunda kecuali bila keadaan mendesak maka pengambilan foto
dilakukan dengan melindungi bagian perut dengan apron.
5. Perlindungan terhadap pengantar:
a. Pengantar tidak boleh memasuki ruangan pemeriksaan
b. Kalau pengantar harus masuk keruangan pemeriksaan, untuk kelancaran
pemeriksaan (seperti pada bayi, anak-anak, dan penderita tidak kooperatif)
maka pengantar diwajibkan memakai apron.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
dr. B. Syahrial S.,M.Kes.
PROSEDUR
pelayanan.
1. Meningkatkan keterampilan dalam pelatihan untuk mengurangi angka kematian
2. Menanamkan arti pentingnya tindakan penanggulangan terhadap pasien
TUJUAN
KEBIJAKAN
Metode
1. Seminar
2. Simposium
3. Pelatihan Intern
4. Simulasi
Materi
PROSEDUR
1. Kegawatan darurat
Peserta
1. Dokter
2. Perawat Rumah Sakit RESTU IBU
3. Karyawan Non Medis Rumah Sakit RESTU IBU
4. Masyarakat luar
Tempat : Intern di RSRI, Exterim didalam kota maupun diluar daerah
Waktu : Disesuaikan dengan tanggal, jadwal pelatihan.
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DI UGD
RUMAH SAKIT RESTU IBU
TAHUN 1998
No. Dokumen
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
No
1.
Jenis pelatihan
PHTLS
Nama pelatihan /
Tempat
Jenis petugas
pendidikan
pelatihan
5 Hari
RSU BPP
yang dipilih
Perawat
Jumlah orang /
Waktu
Keterangan
anggaran
Seluruh perawat
Juli 1998
UGD
Terlaksana 3
orang, karena
keterbatasan
2.
Pengoperasian
2 Hari
RSRI
Perawat
Pengoperasian
Seluruh perawat
Juli 1998
RSRI
1 Hari
RSRI
Perawat
40 orang
Puskesmas
dana
Terlaksana
100 orang
Desember
perawat
Terlaksana 40
1998
orang karena
Anak SD
dilaksanakan
secara
4.
5.
Dokter
Seluruh
Desember
bertahap
Terlaksana 30
Pemadam
Perawat
karyawan RSRI
1998
orang
Kebakaran
Karyawan Non
1 orang
Februari
Belum
1999
terlaksana
Simulasi
Management
1 Hari
1 Minggu
Disaster
RSRI
Denpasar /
Medis
Ka. UGD /
Surabaya
Ketua Panitia
K3
diusulkan
tahun depan.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Ditetapkan oleh :
Direktur RS RESTU IBU
Jenis pelatihan
1.
Nama pelatihan /
Tempat
pendidikan
pelatihan
1 Hari
RSRI
Jenis petugas
yang dipilih
Jumlah orang /
Waktu
Keterangan
anggaran
Perawat
Sebagian
pengoperasian
Karyawan non
perawat secara
Alat yang ke I
medis
bergantian
Juni 1999
Belum
dilaksanakan
Masyarakat
2.
sekitar
Perawat
Sebagian
Desember
Belum
pengoperasian
Karyawan non
perawat secara
1999
dilaksanakan
Alat yang ke II
medis
bergantian
1 Hari
RSRI
Masyarakat
3.
Simulasi
4.
kebakaran
Management
PPGDT
30 orang
Desember
Belum
Denpasar /
RSRI
Ka. UGD /
1 orang
1999
Februari
dilaksanakan
Belumterlaksana
Surabaya
Direktur
1999
karena persiapan
Semarang
Dokter
1 orang
Maret 1999
Akreditasi RSRI
Belum
Perawat
1 orang
RSRI
1 Minggu
disaster
5.
sekitar
Seluruh staff
1 Hari
10 Hari
dilaksanakan.