Anda di halaman 1dari 6

Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial

BAB IV Penanggulangan Kemiskinan

Pasal 19

Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan, program dan kegiatan yang dilakukan


terhadap orang, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang tidak mempunyai sumber
mata pencaharian yang tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 20

a. Meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kemampuan dasar serta kemampuan


berusaha masyarakat miskin
b. Memperkuat peran masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan
publik yang menjamin penghargaan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar
c. Mewujudkan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik dan sosial yang
memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan seluas-luasnya
dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan;
dan
d. Memberikan rasa aman bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan.

Pasal 21

Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dalam bentuk :

a. Penyuluhan dan bimbingan sosial


b. Pelayanan sosial
c. Penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha
d. Penyediaan akses pelayanan kesehatan dasar
e. Penyediaan akses pelayanan pendidikan dasar
f. Penyediaan akses pelayanan perumahan dan permukiman; dan atau
g. Penyediaan akses pelatihan, modal usaha, dan pemasaran hasil usaha
Menurut Undang Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin

Bab I, Pasal 1

Fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian
dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.

Kebutuhan dasar adalah kebutuhan pangan dan sandang yang layak, pelayanan perumahan,
pelayanan kesehatan melalui sistem jaminan sosial nasional, bantuan biaya pendidikan atau
beasiswa, penyediaan informasi lapangan kerja, pemberian fasilitas pelatihan dan
keterampilan, peningkatan akses terhadap pengembangan usaha mikro, dan penyediaan
fasilitas bantuan permodalan, serta pelayanan sosial yang meliputi meningkatkan fungsi
sosial, aksesibilitas terhadap pelayanan sosial dasar dan kualitas hidup, meningkatkan
kemampuan dan kepedulin masyarakat dalam pelayanan kesejahteraan sosial secara
melembaga dan berkelanjutan, miningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah
dan menangani masalah kemiskinan dan meningkatkan kualitas manajemen pelayanan
kesejahteraan sosial.
Fakir Miskin menurut PP No. 42 Tahun 1981 tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial
Bagi Fakir Miskin

adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau
orang yang mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok
yang layak bagi kemanusiaan.
KRITERIA FAKIR MISKIN Menurut Kepmensos RI No. 146/HUK/2013 tentang
Penetapan Kriteria dan Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu :

1. Fakir miskin dan orang yang tidak mampu yang teregister


2. Fakir miskin dan orang yang tidak mampu yang belum teregister

1. Fakir Miskin dan orang yang tidak mampu yang teregister, memiliki kriteria :

a. Tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata


pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
b. Mempunyai pengeluaran sebagian besar digunakan untukmemnuhi konsumsi
makanan pokok dengan sangat sederhana.
c. Tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat ke tenaga medis , kecuali
puskesmas atau yang disubsidi pemerintah.
d. Tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam satu tahun untuk setiap anggota
rumah tangga
e. Mempunyai kemampuan hanya menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
f. Mempunyai dinding rumah terbuat dari bambu/kayu/tembok dengan kondisi tidak
baik/kualitas rendah, termasuk tembok yang sudah usang/berlumut atau tembok tidak
diplester.
g. Kondisi lantai terbuat dari tanah atau kayu/semen/keramik dengan kondisi tidak
baik/kualitas rendah.
h. Atap terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/seng/asbes dengan kondisi tidak
baik/kualitas rendah.
i. Mempunyai penerangan bangunan tempat tinggal bukan dari listrik atau listrik tanpa
meteran.
j. Luas lantai rumah kecil kurang dari 8 m2/orang, dan
k. Mempunyai sumber air minum berasal dari sumur atau ata air tak terlindung/air
sungai/air hujan/lainnya.

2. Fakir Miskin dan orang yang tidak mampu yang belum teregister, terdiri atas :

a. gelandangan
b. pengemis
c. perseorangan dari Komunitas Adat Terpencil
d. perempuan rawan sosial ekonomi
e. korban tindak kekerasan
f. pekerja migran bermasalah sosial
g. masyarakat miskin akibat bencana alam dan sosial pasca tanggap darurat sampai
dengan 1 (satu) tahun setelah kejadian bencana
h. perseorangan penerima manfaat Lembaga Kesejahteraan Sosial
i. penghuni Rumah Tahanan/Lembaga Pemasyarakatan
j. penderita Thalassaemia Mayor
k. penderita Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)
14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang

2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/tembok tanpa
diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah

8. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam dalam satu kali seminggu.

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500m2, buruh
tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan
pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ tamat SD.

14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,-
seperti sepeda motor kredit/ non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal
lainnya.

Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga miskin.


BIDANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

1. SEKSI IDENTIFIKASI DAN PENGUATAN KAPASITAS

- Pengumpulan data fakir miskin melalui kecamatan


- Memverifikasi data fakir miskin
- Evaluasi data fakir miskin
- Sosialisasi pengembangan kemampuan berusaha bagi fakir miskin melalui
keterampilan berusaha.

Anda mungkin juga menyukai