DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CAMPURDARAT
Jalan Kanigoro No 13 Telepon : (0355) 531129 Kode pos
66272 TULUNGAGUNG
NOTULEN
1. Pembukaan
Rapat dimulai jam 13.10 WIB, dibuka oleh Koordinator Pendaftaran RSUD
Campurdarat Novi Ida Wulandari, Amd.Kep.
2. Pembahasan Materi
Materi disampaikan oleh koordinator pendaftaran dan materi yang
disampaikan terkait :
1. Mekanisme pendaftaran onsite
Pendaftaran onsite dilayani pada saat pasien periksa,
setelah dilakukan skrining oleh petugas pasien diberikan
nomor antrian pendaftaran. Jika daftar pasien baru maka
pasien mengisi form pendaftaran pasien yang dipandu oleh
petugas care solution kemudian antri di loket pendaftaran. Jika
daftar pasien lama setelah mendapatkan nomor antrian
pendaftaran maka pasien langsung antri di loket pendaftaran.
2. Ketentuan umum pendaftaran lansia
Pendaftaran lansia dilayani pada saat pasien periksa,
apabila pasien lansia mendapatkan nomor antrian 30 ke atas
maka akan diberikan stempel lansia di surat kontrol
/perawatan/rujukan oleh petugas dan pasien bisa langsung
antri dipendaftaran lansia.
3. Mekanisme alur kegiatan pelayanan di rawat jalan
Pasien datang dilakukan skrining administrasi oleh
security dan skrining kondisi oleh petugas. Pasien onsite dan
lansia akan diberikan nomer antrian pendaftaran oleh
security
setelah itu ke pendaftaran, setelah selesai daftar dan
mendapat nomor antrian periksa pasien langsung ke
poliklinik.
4. Di poliklinik pasien diperiksa oleh DPJP, jika ada pemeriksaan
penunjang maka pasien menuju ruang pemeriksaan
penunjang sesuai dengan advice DPJP. Jika hasil pemeriksaan
penunjang sudah jadi, pasien kembali lagi ke poliklinik untuk
menyerahkan hasil. DPJP memberikan terapi kemudian
pasien ke farmasi untuk menyerahkan resep. Setelah itu ke
kasir untuk membayar biaya pelayanan (untuk pasien umum),
menyerahkan persyaratan BPJS untuk diverifikasi(bagi pasien
BPJS).
5. Jam praktek dokter sesuai dengan jadwal pelayanan
kesehatan di RSUD Campurdarat
6. Apabila DPJP berhalangan ( tidak bisa praktek ) maka DPJP
memberikan informasi kepada kepala ruang poliklinik atau
kepala instalasi rawat jalan H-2 ( kecuali sakit ).
7. Penentuan jumlah kuota pasien yang dilayani berdasarkan
jam praktek di poliklinik.
8. Perawat melakukan pemeriksaan vital sign dan pengkajian
kepada pasien.
9. Perawat melengkapi rekam medis dan menyiapkan
administrasi pasien.
10. Selama menunggu pemeriksaan dan pada saat dilakukan
pemeriksaan pasien dalam kondisi gawat darurat maka
pasien dikirim ke IGD oleh perawat poliklinik.
11. Ketentuan umum pasien rawat inap dari poliklinik yaitu
setelah dinyatakan rawat inap oleh DPJP maka perawat
poliklinik menyiapkan administrasi pasien rawat inap
dilanjutkan mengantar pasien ke TPPRI dan mengambil obat
ke farmasi rawat inap kemudian mengantar pasien ke ruang
perawatan sesuai tujuan.
12. Apabila ruang perawatan pasien yang dituju penuh maka
ruang tersebut menitipkan di ruang perawatan lain setype
yang kosong.
13. Perawat poliklinik melakukan input semua tindakan yang
dilakukan dan anamnesa pasien di SIM RS.
14. Perawat poliklinik mengisi kelengkapan dokumen rekam medis
dan mengembalikan ke ruang rekam medis setelah selesai
pelayanan.
3. Penutup
Rapat di tutup oleh koordinator pendaftaran RSUD Campurdarat, Selanjutnya akan dilakukan
evaluasi berkala.
PEDOMAN PELAYANAN
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
A. Denah Ruang............................................................................
B. Standar Fasilitas ......................................................................
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Pada
saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan pasien
adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan dengan
waktu sesingkat-singkatnya. Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek sesungguhnya tidak hanya
memberikan pelayanan medis profesional namun juga memberikan
pelayanan umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan
kesehatan sebaik- baiknya, pasien dan keluarga juga mengharapkan
kenyamanan dan keamanan baik dari segi petugas yang cekatan,
kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama, kebersihan toilet
maupun dari sumber daya manusia yang bertugas ditempat pelayanan
kesehatan tersebut harus profesional. Selain itu instalasi rawat jalan sebagai
salah satu tempat pelayanan yang pertama, yang diharapkan pasien maupun
keluarga pasien adalah sebagai tempat pemberi informasi yang jelas
sebelum pasien mendapatkan tindakan / pelayanan berikutnya bahkan bila
sampai memerlukan rawat inap.
Berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang bermutu maka Rumah
Sakit Umum Daerah Campurdarat membentuk suatu pelayanan kesehatan
yaitu Instalasi Rawat Jalan. Sebagai bagian dari rumah sakit, instalasi rawat
jalan berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan dan berusaha memenuhi
segala aspek mutu kesehatan.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta tuntutan
masyarakat akan pemenuhan kesehatan yang prima maka instalasi rawat
jalan Rumah Sakit Umum Daerah Campurdarat memberikan pelayanan
diantaranya terdiri dari;
1) Poli dalam
2) Poli bedah
3) Poli anak
4) Poli kebidanan dan kandungan
5) Poli gigi
6) Poli Paru
7) Poli GCU
8) Poli Geriatri
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Sebagai panduan/acuan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan di rawat jalan sehingga keselamatan pasien dan peningkatan
mutu di Rumah Sakit Umum Daerah Campurdarat dapat tercapai.
2. Tujuan Khusus
1) Sebagai pedoman pelayanan yang baku yang dapat dipakai dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan pasien di rawat jalan
2) Mempermudah administrasi pelayanan di rawat jalan
3) Tercapainya indikator mutu dan keselamatan pasien di rawat jalan
4) Tersedianya Sumber Daya Manusia/ petugas baik Medis, Tenaga
Keperawatan, dan Tenaga Penunjang sesuai standar
5) Tersedianya sarana prasarana baik medis maupun non medis untuk
menunjang kelancaran pelayanan
6) Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
7) Meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar yang berlaku di rumah
sakit: Pedoman Praktik Klinik (PPK), Standard Pelayanan Minimal (SPM),
Indikator Mutu Klinik, Indikator Pelayanan, Standard Operasional
Prosedur ( SOP )
8) Meningkatkan keselamatan pasien
9) Meningkatkan keselamatan kerja
10) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
11) Menyediakan wahana pendidikan,pelatihan dan penelitihan
D.BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan poliklinik
1) Poli Dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan antropometri, terapi oksigen portable, perekaman EKG,
pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS stik), pemeriksaan spirometri,
tes kesehatan dan MCU. Dokter yang melayani adalah Spesialis penyakit
dalam.
2) Poli Bedah umum dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan fisik, rawat luka, angkat jahitan, pemasangan kateter,
pemasangan dan pengangkatan gips, pemeriksaan GDS (Gluco DR) dan
bedah minor. Dokter yang melayani adalah dokter Spesialis bedah
umum.
3) Poli Anak dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan fisik,
konsultasi Tumbuh Kembang, DDTK, MTBS dan pelayanan imunisasi.
Dokter yang melayani adalah Spesialis anak.
4) Poli Kebidanan dan Kandungan dimana didalamnya mencakup
pelayanan pemeriksaan kehamilan, konsultasi kandungan / alat
kontrasepsi, USG kandungan 2D dan 4D, inspekulo, biopsy servix
ringan, papsmear, tindakan pemasangan dan lepas alat kontrasepsi iud,
implant, dan pesarium, serta rawat luka. Dokter yang melayani adalah
dokter Spesialis Obgyn.
5) Poli Gigi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan gigi,
scalling, tambal sinar, tambal GIC, perawatan saluran akar, insisi
mucokel, dan ekso . Dokter yang melayani adalah dokter gigi.
6) Poli GCU dimana didalamnya mencakup pelayanan yang melakukan
tindakan preventif yang berfungsi untuk mengetahui dan mengukur
kesehatan fisik tubuh secara laboratoris, khususnya dengan kinerja faal
organ dalam tubuh (Jantung, Paru-Paru, Hati, Ginjal dan Organ
tubuh yang lain) dan untuk mengetahui kekurangan ataupun kelebihan
produk kimia klinik dalam darah. Dokter yang melayani adalah dokter
umum.
7) Poli Paru dimana didalamnya mencakup pelayanan poli yang bertujuan
memberikan penanganan penyakit gangguan paru-paru dan saluran
pernafasan bagian bawah, mendiagnosis dan menentukan jenis
pengobatan yang tepat pada berbagai masalah pada sistem pernafasan.
Termasuk konsultasi fisiologi paru dan konsultasi berhenti merokok.
8) Poli Geriatri dimana didalamnya mencakup pelayanan aspek kesehatan
pada warga Lanjut Usia termasuk pelayanan kesehatan dengan
mengkaji seluruh aspek kesehatan berupa promosi, pencegahan,
diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi.
2. Pelayanan Skrining
1) Pelayanan skrining administrasi : kelengkapan syarat pasien BPJS dan
tujuan ke dokter periksa.
2) Pelayanan skrining kondisi pasien ( jika pasien dalam kondisi gadar
maka diarahkan ke IGD dan jika pasien dengan resiko jatuh tingkat
sedang – berat maka dipakaikan pita warna kuning di pergelangan
tangan pasien)
3. Pelayanan Care Solution
1) Menampung complain pasien dan keluarga
2) Sebagai pusat informasi bagi pasien dan keluarga
3) Membantu atau mengisikan form pendaftaran pasien baru
4) Melakukan skrining kondisi pasien
4. Pelayanan Pendaftaran
1) Mendaftar pasien yang sudah daftar onsite baik BPJS maupun Non BPJS
2) Membagi pendistribusian ( nomor antrian periksa ) ke poliklinik
pelayanan yang di tuju
3) Mendata jumlah pasien untuk tiap tiap dokter.
4) Pelayanan SEP rujukan antar rumah sakit.
5) Pelayanan rujukan Non PRB (rujuk balik)
E. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum penyusunan pedoman pelayanan rawat jalan RSUD
Campurdarat adalah sebagai berikut:
1. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5l2I/Menkes/Per/IV/2007 tentang
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
8. Kepmenkes RI No 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan
Praktek Perawat;
9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 26 Tahun 2019 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktek Perawat;
10. Peraturan Menteri Kesehatan No 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.11 Tahun 2017 tentang keselamatan
pasien;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/menkes/sk/iv/2007 tentang Pedoman manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja (k3) di rumah sakit;
13. Peraturan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medik;
14. Peraturan Menteri Kesehatan 290/Menkes/Per/III/2008 tentang
persetujuan tindakan kedokteran;
15. PERMENKES No.008 Tahun 2012 tentang Kode Etik PNS di Lingkungan
Kementerian Kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan adalah :
1. Tenaga medis
Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis
yang bersertifikat, dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari
pendidikan kedokteran dokter spesialis serta lulus dalam kredensial yang di
lakukan oleh komite medik.
2. Kepala Unit
1) Pendidikan :
1) Dokter Spesialis, Dokter Umum, Magister
Keperawatan, S2 Kesehatan.
2) Pelatihan : 1) Pelatihan Manajemen Rumah Sakit
2) Pelatihan dasar: K3, PPI, PS, BLS
3) : 1) Dokter Spesialis dan Dokter umum minimal 1
Pengalaman
tahun
Kerja dan
2) Magister Keperawatan dan S2 Kesehatan
jenjang karir
menjadi Kepala Ruang minimal 1 tahun
4) Syarat lain 1) Memiliki kemampuan dalam Kepemimpinan
2) Berdedikasi tinggi
3) Dapat bekerja sama dengan bagian lain
4) Cepat dan tanggap
5) Bertanggung jawab
6) Usia 25-56 tahun
7) Sehat jasmani dan rohani
3. Koordinator Poli
1) Pendidikan :
1) SI Keperawatan + Ners/DIII Keperawatan/
DIII Kebidanan
2) Pelatihan :
1) Manajemen Kepala Ruang
2) Pelatihan CI
3) Pelatihan dasar: K3, PPI, PS, BLS, APN
3) : 1) Menjadi Pelaksana perawatan medikal bedah
Pengalaman
minimal 1 tahun
Kerja dan
jenjang karir
1) Pendidikan :
1) Minimal DIII Keperawatan/ DIII Kebidanan
2) Pelatihan :
1) Pelatihan dasar: K3, PPI, PS, BLS
2) Pelatihan BTCLS, APN
3) : 1) Menjadi Pelaksana perawatan minimal 1
Pengalaman
tahun
Kerja dan
jenjang karir
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. PENGATURAN JAGA
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
1. Lokasi
b) AC
d) Timbangan
e) Tensi digital
f) Meja Administrasi
g) Tempat duduk pasien
h) Kursi dokter
i) Meja dokter
k) Alamari alkes
l) Dental Unit
2) Poli Bedah
a) Wastafel
b) AC
c) Endoscopi
d) Meja periksa
e) Timbangan
f) Meja Administrasi
g) Komputer, Keyboard, Mouse
h) Kursi dan meja dokter
i) Kursi pasien
j) Tempat sampah medis dan non medis
k) Troli alkes
l) GB Set
m) Tensimeter digital
n) View rontgen medical film
3) Poli Anak
a) Meja periksa
b) Bantal
c) Tensi digital
d) Stetoscope anak
e) Termometer digital
f) Timbangan digital
g) Nebulizer
h) Meja Admistrasi
i) Komputer, Keyboard, Mouse
j) Tempat sampah medis dan non medis
k) Kursi dan meja dokter
l) Kursi pasien
m) Kulkas
4) Poli Dalam
a) Meja periksa
b) Bantal
c) Timbangan
d) Meja Admistrasi
e) ECHO
f) Tensimeter digital
g) Stetoscope
h) Termometer digital
i) Alat Treatmill
j) AC
k) Kipas Angin
l) Dispenser
m)TV
n) Sound sistem
o) Printer
p) Komputer, Keyboard, Mouse
q) Meja dan kursi dokter
r) Lemari B3
s) Tempat sampah medis dan non medis
t) EKG
6) Poli Paru
a) Meja periksa
b) Bantal
c) Timbangan
d) Tensimeter raksa
e) Stetoscope
f) Termometer
g) Meja Admistrasi
h) Meja dan kursi dokter
i) Tempat sampah medis dan non medis
j) Spirometer
k) Nebulizer
7) Poli GCU
a) Meja periksa
b) Bantal
c) Timbangan
d) Meja Admistrasi
e) Tensimeter digital
f) Stetoscope
g) Termometer digital
h) Staturmeter
i) AC
j) Kipas Angin
k) Dispenser
l) TV
m) Sound sistem
n) Printer
o) Komputer, Keyboard, Mouse
p) Meja dan kursi dokter
q) Lemari B3
r) Tempat sampah medis dan non medis
8) Poli Geriatri
a) Meja periksa
b) Bantal
c) Timbangan
d) Meja Admistrasi
e) Tensimeter digital
f) Stetoscope
g) Termometer digital
h) Staturmeter
i) AC
j) Kipas Angin
k) Dispenser
l) TV
m) Sound sistem
n) Printer
o) Komputer, Keyboard, Mouse
p) Meja dan kursi dokter
q) Lemari B3
r) Tempat sampah medis dan non medis
2. Lingkungan
Lingkungan yang nyaman dengan ruang ber AC
3. Tempat penyimpanan linen bersih
Penyimpanan linen bersih di dalam almari linen
4. Ruang linen kotor
Tempat menyimpan linen kotor didalam troly linen kotor
5. Ruang Janitor
Tempat menyimpan barang-barang cleaning servis
B. STANDAR FASILITAS
LOGISTIK
Instalasi Bidang
Pelayanan
Bidang perencanaan
Direktur
2. Pengadaan Barang
Pengadaan barang dilaksanakan oleh Panitia yang ditunjuk dengan Surat
Keputusan Direktur
3. Pendistribusian
1) Dilaksanakan oleh gudang farmasi dan atau gudang umum/ laundry
2) Pelaksanaan pendistribusian dilakukan setelah barang ada.
3) Cara :
a) Barang datang diterima oleh:
- Gudang farmasi: berupa alat kesehatan
- Gudang umum: alat rumah tangga/ kantor
- Instalasi Laoundry: alat tenun/ linen
b) Setelah barang diterima oleh ketiga tempat tersebut maka barang
didistribusikan ke instalasi rawat jalan.
c) Prosedur permintaan dari ruangan – ruangan di instalasi rawat
jalan diketahui oleh kepala ruang masing – masing.
d) Barang didistribusikan ke ruang rawat jalan kemudian dicatat
dalam buku inventaris ruangan, selanjutnya dapat digunakan
untuk pelayanan sesuai kebutuhan.
4) Untuk barang- barang non rutin/ tertentu.
Pengalokasian barang dibuat bersama yaitu oleh Pengurus Barang
(asset) / Bidang Perencanaan bersama Bidang Pelayanan.
4. Logistik keperawatan
1) Barang yang telah diterima disimpan dan dicatat dengan baik menurut
kelompok dan jenisnya.
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
5. Programme WHO, World Alliance for Patient Safety
Pada Januari 2002 Executive Board WHO menyusun usulan
resolusi, dan kemudian diajukan pada World Health Assembly ke 55
Mei 2002, dan diterbitkan sebagai Resolusi WHA55.18. Selanjutnya
pada World Health Assembly ke 57 Mei 2004, diputuskan membentuk
aliansi International untuk peningkatan keselamatan pasien dengan
sebutan World Alliance for Patient Safety, dan ditunjuk Sir Liam
Donaldson sebagai Ketua.
World Alliance for patient safety pada tahun 2004 menerbitkan 6
program keselamatan pasien, dan tahun 2005 menambah 4 program
lagi, keseluruhan 10 program WHO untuk keselamatan pasien adalah
sbb :
1) Global Patient Safety Challenge
2) Ist Challenge : 2005-2006 : Clean Care is Safer Care,
3) 2nd Challenge : 2007-2008 : Safe Surgery Safe Lives
4) Patient for Patient Safety
5) Taxonomy for Patient Safety
6) Research for Patient Safety
7) Solutions for Patient Safety
8) Reporting and Learning
9) Safety in action
10) Technology for Patient Safety
11) Care of acutely ill patients
12) Patient safety knowledge at your fingertips
6. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat jalan
ada beberapa standar yang harus dilaksanakan dalam keselamatan
pasien :
1) Ketepatan identifikasi, dalam hal ini target yang harus terpenuhi
adalah 100 %. Label identitas tidak tepat apabila tidak terpasang,
salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar (
Tn,Ny,Sdr,An ) salah jenis kelamin dan salah alamat.
2) Komunikasi Efektif, bagi perawat atau petugas kesehatan yang
memerlukan konsul dengan dokter via telpon harus menggunakan
metode SBAR, target yang harus terpenuhi 100 %.
3) Kewaspadaan terhadap obat, meliputi tepat identitas/pasien,
tepat obat, tepat dosis, tepat cara/rute (oral, parental, topikal,
rektal, inhalasi ), tepat waktu dan tepat dokumentasi.
4) Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100 %, yang
dimaksud tidak tepat apabila salah ketik, salah memasukkan
diberkas pasien / list pasien lain.
5) Pengurangan risiko infeksi, petugas wajib melakukan pencegahan
infeksi melalui cuci tangan sesuai standar dan menggunakan APD
yang benar.
6) Pengurangan risiko jatuh, jika pasien dalam kondisi gadar maka
diarahkan ke IGD dan jika pasien dengan resiko jatuh tingkat
sedang – berat maka dipakaikan pita warna kuning di pergelangan
tangan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan
fasilitas medis lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan
faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode
pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja disana perlu
dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit
infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat
pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas
medis/ klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk
kedalam program patient safety.
1. Keselamatan dan keamanan
4. Waktu ≤ 60 menit
tunggu
rawat jalan
5. Kepuasan ≥ 90%
pelanggan
6. Rawat jalan
TB: a. ≥ 60%
a. Penegakkan
diagnosis
TB melalui
pemeriksaan b. ≥ 60%
mikroskopis
TB
b. Terlaksanany
a kegiatan
pencatatan
dan
pelaporan
TB di RS
BAB IX
PENUTUP
Ditetapkan di Tulungagung
Pada tanggal April 2022
Direktur,