Dibuat sebagai tugas mata kuliah Tambang Terbuka Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Oleh:
Assyfah Agustika (03021381320014)
Fista Fitri Vertika (03021381320002)
Hadnaltias Alpeki (03021381320028)
Insyaniah Khoiriah (03021281320008)
Try Inda Wulandari (03021381320040)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAND CLEARING
Larangan : Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1995 tidak membenarkan melakukan pembakaran
untuk tujuan pembukaan lahan
B. TAHAP PEKERJAAN
1. Membabat / Imas (Underbrushing)
Memotong anak kayu yang berdiameter < 10 cm
Menggunakan parang dan kampak
Pemotongan anak kayu harus putus dan diusahakan serendah mungkin atau
dekat dengan tanah
Tujuan untuk memudahkan penumbangan pohon dan pelaksanaan perun
mekanis Areal semak belukar tidak perlu diimas, langsung dilakukan perun
mekanis
2. Menumbang (Felling/Cutting)
Menumbang pohon yang berdiameter > 10 cm secara teratur
Tinggi penebangan/sisa tunggul dari permukaan tanah :
4. Merumpuk (Piling)
Mengumpulkan batang dan cabang-cabang yang telah dipotong menjadi barisan
yang teratur
Potongan cabang-cabang disusun di atas potongan batang yang besar
Jarak antar rumpukan 50 – 100 m.
Mekanismenya :
Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang dan berada
di gawangan mati
Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah dilihat
oleh operator alat berat. Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu
sehingga terdapat 6 – 8 pancang pembantu dalam jaluran
Pada jarak 150 m (inti) atau 200 (plasma/KKPA) dibuat tanda tidak boleh
dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar ± 4 m.
Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan pengumpulan atau
perumpukan kayu diatur dalam gawangan mati sejauh ± 2,5 m dari radius
pohon sawit dan harus diletakkan rata di permukaan tanah
Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau buldozer, posisi
pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah dan/atau pisau dipasang gigi.
5. Membersihkan areal
Membersihkan sisa-sisa potongan untuk dikumpulkan di jalur rumpukan secara
sistem mekanis, Perun dengan menggunakan buldozer dan/atau excavator merupakan
kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar
baris tanaman dengan arah Timur – Barat
6. Perun mekanis
Perun dengan menggunakan buldozer dan/atau excavator merupakan kegiatan
merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar baris
tanaman dengan arah Timur – Barat
Jenis alat berat untuk perun mekanis :
7. Cincang Jalur
Kegiatan yang dilakukan pada areal datar
Membebaskan jalur tanam dan titik tanam dari kayu dengan memotong kayu yang
masih melintang pada jalur tanam dan disusun di jalur rumpukan
Membuat jalur rintis tengah untuk jalan kontrol selebar 4 m arah utara selatan
harus bebas dari kayu
Menentukan jumlah rumpukan jalur ditetapkan :
a. Pada areal dengan vegetasi padat penentuan ratio rumpukan 1:2
b. Pada areal dengan vegetasi sedang sampai ringan ratio rumpukan 1:4
c. Lebar rumpukan ± 3 m dengan ketinggian maksimal 2 m
Pengerjaan land clearing dapat dilakukan secara mekanis dan manual. Secara
mekanis land clearing dikerjakan dengan alat-alat berat seperti Back Hoe, Buldozer dan
Grader. Secara manual land clearing dikerjakan oleh manusia dengan peralatan sederhana
berupa parang, kampak, gergaji, machine saw, cangkul, tembilang, babat.
Jika ditinjau secara ekonomis, penggunaan cara mekanis ataupun manual harus
memperhatikan pada beberapa faktor, yaitu:
Daerah seperti lereng/tebing curam yang dapat membahayakan operator dan alat
yang dioperasikanya, pengalaman dan pengawasan dilapangan dalam perkerjaan land
clearing perlu ditingkatkan karena kecelakaan tersebut disebabkan oleh bahaya-bahaya
tersebut diatas dan masih banyak lagi bahaya-bahaya lain yang tidak terduga.
a) Membersihkan belukar.
Belukar tinggi dan pohon berukuran sedang, titik singgung dengan batang pohon
dilakukan pada ketinggian 12-16 inc (300-400 cm) diatas permukaan tanah
sambil mengangkat blade bergerak maju.
Pembersihan belukar; tekan blade beberapa inci masuk ketanah, kemudian
doronglah dan angkat blade bila belukar sudah tercabut agar tanah bersih dari
akar.
Potong akar pada dua sisi yang sejajar arah tumbangnya pohon.
Pada saat pohon tumbang cepat-cepat mundurkan traktor sehingga tidak melindas
tenggul pohon tersebut.
c) Beroperasi dikemiringan.
Sedapat mungkin hindari berjalan dikemiringan, kendarai mendaki atau
menuruni lereng bahaya terbalik selalu ada pada operasi pada lereng yang curam.
Jangan mempergunakan gigi transmisi tinggi, pilihlah gigi transmisi yang sesuai
sebelum menuruni lereng. besarnya kemiringan yang dapat anda tanggulangi
tergantung beberapa hal seperti kondisi permukaan tanah, muatan yang akan di
bawa. Jaga sabuk pengaman selalu terpakai selama mengoperaikan traktor
dengan ROPS. pengalaman menunjukan lebih baik tetap berada dalam kabin bila
alat terguling.
d) Menambatkan alat
Bila memang perlu menambatkan alat berat, gunakan tempat tumpuan yang
kokoh, bahaya tetap mengancam karena dapat saja tambatan tersebut dapat
tercabut. Demi keselamatan kerja bersama, buatlah kebiasaan beroperasi dan
berkerja dengan baik. jaga daerah kerja datar sejauh memungkinkan ini
meningkatkan kesetabilan dan mempermudah gerakkan dan juga memperkecil
kelelehan operator.
e) Waktu Memotong Sisi Tebing
Waspada terhadap batu dan pohon yang berada diatas, sebaiknya melakukan
pendorongan dimulai dari atas ke bawah. waktu memotong sisi tebing dengan
kemiringan tertentu, operasikan traktor dengan kecepatan rendah dan potong
sedikit demi sedikit, kalau tidak traktor dapat berputar atau terguling apabila
tertabrak batu atau tanggul besar yang terbenam. periksa kalau ada tanah lepas
disekeliling tepi tebing atau karang karena kemungkinan menyebabkan longsor
dan traktor dapat terguling karenanya.
TRAKTOR
Alat untuk mengubah energi mesin menjadi energi mekanik. Traktor merupakan prime mover
(penggerak utama) dari sebagian alat-alat besar.
Contoh :
Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan land clearing adalah TP (Underbrushing) + TP
(Felling) + TP (Penumpukan) + TP (Penggaruan)