PENDAHULUAN
pembangunaan yang cukup pesat. Hal ini karena akibat dari terjadinya urbanisasi,
dimana penduduk desa berbondong- bondong pindah ke kota ternate. Kota ternate
yang merupakan pusat perdagangan Maluku Utara, demikian juga merupakan pusat
dari Pendidikan di Maluku Utara, lebihnya lagi adalah Ibukota Propinsi Maluku
Utara, hal ini memicu pergeseran penduduk ke kota Ternate, sehingga pembangunan
modern, maka hal ini dibarengi pula dengan pembangunan Gedung- gedung serta
dengan waktu.
dilakukan haruslah ditopang dengan ketersediaan bahan baku pembuat bangunan itu
sendiri seperti Pasir, kayu, semen, besi, dan lain-lain. Disisi lain, ketersediaan bahan
baku khususnya pasir di kota ternate juga terbatas, hall ini karena pulau Ternate yang
selain itu juga lahan yang berpotensi penambangan pasir hanya berada pada titik –
titik daerah tertentu sehingga perlu diadakanya suatu identifikasi tentang daerah mana
saja yang memiliki lokasi penambangan galian C di kota ternate. Dari pemaparan di
atas penulis bermaksud mengajukan usulan kerja praktek dengan judul “STUDI
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, masalah yang diangkat adalah
sebagai berikut :
Dalam proposal ini penulis beracuan pada rumusan masalah yang menjadi pokok
dalam perda kota ternate nomor 02 tahun 2012 TENTANG RENCANA TATA
Adapun maksud yang diharapkan dari dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui dimana letak – letak lokasi penambangan galian C yang ada di
I.5.1Untuk Mahasiswa
lapangan
Metode penelitian yang digunakan pada penelitiana ini adalah sebagai berikut :
1. Study Kepustakaan :
Yaitu berdasarkan study literatur, dimana data data yang didapat dijadikan
sebagai data sekunder, disamping itu juga buku buku yang berkaitan dengan
2. Observasi Lapangan :
cara turun langsung ketempat atau daerah yang menjadi lokasi penelitian.
3. Wawancara :
mengerti dan paham terkait ruang lingkup tentang judul penelitian serta pihak
Latar Belakang
Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan titik lokasi penambangan dan perhitungan luas area dengan
memanfaatkan data citra satelit dan pemetaan
2. Apa hubungan antara pertambangan, citra satelit dan pemetaan.
Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya difokuskan di lokasi pertambangan galian C yang ada dalam
perda kota ternate nomor 02 tahun 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG
WILAYAH KOTA TERNATE TAHUN 2012 - 2032
Kesimpulan
TINJAUAN UMUM
dari gugusan Kepulauan Maluku Utara yang secara geografis terletak pada 00°
50’ 26” Lintang Utara dan 127° 21’47” Bujur Timur. Dalam penelitian ini lokasi
Sasa – kalumata
dapat ditempuh dengan kendaraan beroda dua ataupun kendaraan beroda empat
Sasa – Dufa-dufa
Sasa – tubo
Kelurahan tubo secara administratif terletak pada kecamatan ternate utara yang
kendaraan beroda dua ataupn kendaraan beroda empat dengan waktu tempuh ± 25
menit
Sasa – kulaba
Jarak tempuh dari kelurahan sasa kurang lebih 10 Km dengan jarak tempuh ± 35
menit.
Sasa – Sulamadaha
Sasa – bula
Sasa - Loto
3. Sebagaian besar Propinsi Maluku Utara bagian tengah dan utara merupakan
daerah pengunungan dengan bahan induk yang bervariasi, bagian utara dan
Semenanjung utara di susun oleh formasi gunung api (andesit dan basalt).
Pada semenanjung timur laut di temukan batuan beku asam, basa dan
merupakan bentang lahan dengan puncak tajam dan punggung curam tertoreh
besar dan kecil dan mulai dari Ternate bagian Utara sampai Obi bagian
vulkanik yanag tersususun dari bahan andesit dan batuan beku basaltik dengan
5.Gunung Gamalama merupakan salah satu gunung api aktif yang terletak di
sepanjang busur pulau Halmahera di sebelah timur laut Maluku. Laut ini di
Australia dan lempengan yang lain. Formasi batuan yang mendominasi Pulau
Ternate adalah gunung api kuarter di antaranya satuan aliran lava andesit yang
5.1.1 Litologi
Litologi cekungan kutai terdiri dari batuan pleogen dan neogen.Selain itu
diberbagai tempat terdapat lapisan penutup pasent yang terdiri dari batuan
pustesen), sumbuh perlipatan mempunyai arah timur laut- barat daya atau lebih
dinyatakan bahwa lapisan batu bara dicekungan kutai terdapat pada formasi pulau
Terdiri dari batu pasir dengan sisipan batu lempung, serimpih, batu gamping,
dan batu lanau. Umur sari satuan stratigrafi ini adalah oligosen sampai miosen
bawah.
mempunyai litologi batugamping dengan sisipan batu pasiir dan serpih. Umur
Terletak secara silang atas formmasi babuluh yang dicirikan dengan litologi
grey wacke, batu pasir kuarsa, batu gampingdan batu lempung. Umur formasi
Terletak dari persilangan batu pasir, lempung, sisipan lanau, batu gamping
Terletak selaras diatas formasi balik papan, litologi penciri formasi ini
persilangan batu pasirdan batu lempung dengan sisipan batu lanau, serpih dan
dibawahnya.
6. Alluvial (Qa)
Terdiri dari material lepas hasil pelapukan dari batuan induk yang
Iklim tropis merupakan ciri khas daerah katulistiwa, dimana daerak lokasi
penambangan PT. Guru Putra Bersama yang berada di daerah katulistiwa. Dengan
Indonesia yang memiliki dua musim yakni musim penghujan dan musim kemarau,
akan tetapi batasan antara kedua musim tersebut tidak begitu jelas karena hampir
sepanjang tahun terjadi hujan, hanya saja hujan tidak terlalu lama. Oleh karena itu
mengalami proses pembusukan dan penghancuran karena aktivitas bakteri dan oleh
adanya peningkatan tekanan, temperatur dan waktu geologi, maka akan terbentuk
batu bara.
Berdasarkan tahapan terbentuknya batu bara secaraumum antara lain terdiri dari :
a. Tahapan Biokimia
b. Tahapan Geokimia
Pada prosese ini terjadi perubahan dari gambut menjadi batu bara oleh adanya
kenaikan tekanan dan temperatur, dan juga oleh adanya pengaruh dari proses
geologi yang dapat berasal dari tekanan dari lapisan penutup, gradient,
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pemuatan
material kealat angkut untuk dibawah ke tempat penampungan yang gunanya untuk
kebutuhannya, salah satu jenis alat mekanis yang digunakan untuk kegiatan pemuatan
adalah Excavator
penambangan, maka pengambilan data meliputi waktu edar alat muat terdiri dari
jumlah waktu mengisi bucket, mengayun atau mengambil posisi memuat,
membongkar muatan, mengayun kembali bucket pada posisi mengisi kembali. Untuk
waktu mengisi bucket dihitung mulai dari bucket menyentuh material dalam keadaan
bucket terisi sampai pada posisi mundur membelok, lalu maju untuk posisi
penumpahan material. Sedang waktu tumpah dihitung mulai dari penumpahan isi
bucket sampai habis. Menumpah isi bucket sampai mengambil posisi kembali.
maksimal ini merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap pemakai peralatan,
- Waktu tunggu, yaitu tidak bekerjanya alat pada saat operasi karena menunggu
alat yang akan bekerja sama untuk beroperasi, dalam satu sistem produksi
alat.
- Perbaikan alat, waktu yang terbuang untuk memperbaiki alat dan menunggu
- Keterlambatan awal shift, yaitu persiapan dan waktu berangkat kerja lebih
- Cuaca, yaitu tertundanya suatu pekerjaan karena keadaan cuaca yang tidak
memungkinkan.
- Sebelum dan sesudah istirahat, yaitu pekerjaan terhenti sebelum istirahat dan
- Akhir gilir, yaitu waktu berhenti kerja awal dari yang dijadwalkan.
3.2 Pengangkutan
material dari suatu tempat ke tempat lain. Alat angkut yang digunakan untuk
karena disesuaikan dengan kebutuhanya, salah satu jenis alat mekanis yang
penambangan, maka pengambilan data meliputi waktu edar dari alat angkut yaitu,
jumlah waktu pemuatan, jumlah waktu pengangkutan, jumlah waktu manuver isi,
jumlah waktu penumpahan, jumlah waktu kembali kosong dan jumlah maneuver
kosong.
Waktu pemuatan mulai dari Dump Truck dilayani alat muat sampai Dump
Truck tersebut meninggalkan alat muat. Waktu mengangkut muatan saat dihitung
mulai dari Dump Truck meninggalkan alat muat sampai pada tempat penumpahan.
Waktu maneuver isi dihitung saat Dump Truck mulai tiba di tempat penumpahan
sampai pada posisi siap untuk menumpah muatan. Waktu penumpahan dihitung pada
saat Dump Truck menumpah muatan sampai muatan habis. Waktu kembali kosong
dihitung pada saat Dump Truck mulai meninggalkan tempat penumpahan sampai tiba
ditempat pemuatan kembali. Sedang waktu manuver kosong dihitung pada saat Dump
Truck tiba ditempat pemuatan sampai pada posisi untuk pemuatan kembali.
maksimal ini merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap pemakai peralatan,
menghitung produksi alat angkut yang dioperasikan digunakan rumus sebagai berikut
P = KB x EU .....................................................................(2)
x 60 menit/jam
CT
KB = (Kb x SF x Fp) n .................................................................................(3)
n = Jumlah Pengisian
tidak terlalu berbeda dengan hambatan-hambatan yang ada pada alat muat
3.3 Waktu Kerja( Cycle Time ) Alat Muat Dan Alat Angkut
Cycle Time adalah waktu yang di butuhkan oleh alat mekanis untuk melakukan
kegiatan daur produksi. oleh karena itu cycle time sangat berpengaruh dalam aktifitas
produksi
Kadang kadang dalam posisi menggali, alat gali memerlukan gerakan memutar,
gerakan memutar ini disebut “angle of swing”.semakin kecil sudut putarnya berarti
semakin kecil “cycle time” sehingga produksi (out put) per satuan waktu menjadi
1. Trem PP (waktu mengambil material) pada heading Ore dan kembali pada
2. Load-Pad Time (waktu mengangkat dalam keadana terisi), yaitu waktu yang
3. Dumping Time (waktu menumpah), yaitu waktu yang dimana digunakan pada
pengisian kembali
2. Loading Time (waktu muat), adalah Waktu yang di butuhkan untuk proses
3. Hauling Time (waktu angkut), yaitu waktu yang digunakan oleh sebuah
4. Manuver for Dumping Time adalah waktu yang di gunakan oleh Dump
material
Sedangkan yang mempengaruhi waktu kerja alat muat dan alat angkut adalah :
3.3.1 Kondisi Tempat Kerja ( Loading Point & Hauling Road Condition )
Faktor efisiensi suatu alat Mekanis sangat berbanding lurus dengan kondisi jalan,
dengan kata lain kondisi jalan di ( heading Loading Point) ataupun jalan angkut
(Hauling Road) yang bertanjakan, basah dan becek dapat mempengaruhi gerak alat
mekanis yang beroperasi di areal jalan produksi maupun jalan tambang. oleh kerena
itu pengontrolan serta perawatan jalan harus selalu di lakukan untuk memperkecil
resiko kecelakaan (Safety Factor), sekaligus untuk mempercepat siklus produksi pada
seorang operator, kondisi kurang baik dari alat mekanis akan memperkecil tingkat
kondisi alat yang baik dapat meningkatkan efisiensi kerja dikerenakan tingkat
Maka untuk menghitung total Cyle time antara alat muat dan alat angkut adalah :
Dimana :
Dimana :
T2 = loading time(s).
T5 = dumping time(s).
ketrampilan operator dalam mengoperasikan alat. Operator yang cakap dan terampil
karena terdidik dan terlatih lebih tau cara pengoperasian dan penempatan alat yang
pada posisi yang benar, sehingga alat yang akan nantinya di operasikan lebih dapat
leluasa bergerak dan tidak terpengaruh dan tidak mengganggu aktifitas alat lain yang
produksi yang tinggi apabila alat-alat mekanis tersebut di operasikan secara benar
Dalam keadaan cuaca panas dan berdebu sangat mengganggu kerja operator,
sehingga akan mengurangi kelincahan gerak peralatan. Begitu pula pada musim
hujan, kondisi tempat kerja dan jalan angkut yang tidak diperkeras akan menjadi
licin, sehingga peralatan mekanis yang digunakan tidak dapat bekerja secara
maksimal.
3.6 Sistem Kerja Alat Angkut
Pengangkutan adalah suatu kegiatan yang di lakukan oleh alat Angkut (Dump
dicapai oleh alat angkut dalam waktu yang tersedia dengan memperhitungkan faktor
60
Pa = x Cb x Ff x Sf x EU x MA
Cta
n = Jumlah Curah
Cb = Kapasitas Bucket
Ff = Faktor Pengisian
SF = Faktor Pengembangan
EU = Effective Utilization ( % )
MA = Mechanical Availability ( % )
Waktu edar alat angkut:
CT = T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6 /n
Dimana :
Berdasarkan dari posisi posisi truck untuk dimuati hasil galian alat muat maka
a. Bottom Loading
Dimana posisi alat muat dan alat angkut (sama sama diatas jenjang).
b. Top Loading
Merupakan posisi alat muat diatas jenjang dan alat angkut berada dibawah
jenjang.
1.Berdasarkan dari jumlah penempatan posisi alat angkut untuk dimuati terhadap
2. Berdasarkan dari posisi alat angkut untuk dimuati hasil galian alat muat.
3. Berdasarkan cara manuvernya
Berdasarkan dari jumlah penempatan posisi alat angkut untuk dimuati terhadap posisi
1.Frontal Cut
Alat muat berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian.Pada pola
ini alat muat memuat pertama kali pada alat angkut sebelah kiri sampai penuh,
Alat angkut melintang dan sejajar dengan front penggalian.Pola ini diterapkan
apabila lokasi pemuatan memiliki dua akses dan berdekatan dengan lokasi
penimbunan.
Berdasarkan posisi penggalian alat muat, pemuatan dibagi menjadi empat pola, yaitu :
1.V-shape loading
Untuk menggali, maka harus didorong kearah permukaan kerja.Jika mangkuk
telah penuh “prime mover”, mundur dan mangkuk diangkat keatas untuk
2.I-shape loading
Dalam pola pemuatan ini, gerakan dari alat muat hanya maju mundur,
sedangkan gerakan alat angkut juga maju mundur tapi memotong dari arah
gerakan dari alat muat, gerakan yang dilakukan membentuk huruf “I”
3.Cross Loading
Dimana gerakkan dari alat muat hanya maju mundur sedangkan gerakan dari
alat angkutnya adalah maju dan memotong arah gerakan dari alat muat.
4.Chain Loading
Dimana gerakan alat muat maju mundur, sedangkan gerakan dari alat angkut
diterapkan pada tambang terbuka dengan produksi per hari yang relative
tinggi.
merupakan suatu perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan
pengunaan jam kerja yang dapat dikelompokan menjadi dua,yaitu hambatan yang
Yaitu hambatan – hambatan yang bisa dihindari pada saat jam kerja berlangsung
3. Menunggu alat lain, yaitu waktu yang terbuang karena menunggu datangnya
2. Penempatan alat dan pada lokasi waktu yang digunakan untuk pada posisi
4. Hujan
ssebagai berikut :
𝑊𝑘𝑒
E = × 100%
𝑊𝑘𝑡
Dimana :
Tingkat efisiensi alat sangat diperlukan, guna untuk mengetahui sampai jauh
mana kemampuan dari alat-alat mekanis yang dioperasikan itu bekerja dengan baik.
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi alat mekanis yang sesungguhnya
index percent (MA) ditentukan oleh kondisi dari alat mekanis tersebut pada waktu
Dimana :
W= Waktu yang dibebankan untuk seorang operator pada suatu alat yang
Dengan data kesediaan mekanis dari catatan waktu kerja dan waktu perbaikan alat
maka didapatkan data tentang kemampuan alat dalam menghadapi kondisi tertentu
dalam setiap operasi kerjanya. Dengan data tersebut daya guna alat pada waktu yang
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat mekanis yang sedang
hilang dengan berbagai alasan. Kesediaan fisik pada dasarnya merupakan data yang
kesediaan fisik juga merupakan suatu yang berguna untuk penafsiran secara umum
dari daya dukung alat mekanis dan juga sebagai indicator dari efisiensi penjadwalan
Dimana :
S =Standby hours (jam bersiap) atau jumlah waktu dari suatu alat
keadaan operasi.
T = W+R+S,
Menunjukan beberapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat digunakan. Nilai ini dapat memperlihatkan
seberapa efektif suatu alat yang tidak rusak dapat dimanfaatkan sehingga dapat
dijadikan ukuran seberapa baik pengolaan alat yang digunakan, Persamaanya yaitu :
UA = x 100%
Dimana:
S = Standby hours yaitu jumlah waktu dari suatu alat kerja tidak
keadan beroprasi.
d. Penggunaan Efektif/Effective Utilization (EU)
Mengunakan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
EU = x 100%
nyata alat dengan kapasitas teoritis alat. Kapasitas teoritis sendiri merupakan heaped
capacity yaitu sudut maksimum yang dapat dicapai oleh tumpukan material lepas.
Faktor pengisian sangat dipengaruhi oleh keterampilan operator, ukuran butir, metode
pemuatan, ketersediaan material yang akan dimuat. Hal inilah yang mempengaruhi
FP = x 100%
4
Sumber :Buku Ajar Pemindahan Tanah Mekanis
Gambar III.4.
material yang sudah digali (volume losse). Material di alam keadaanya padat dan
diantara butir-butirnya. Bila material digali dari tempat yang asli maka akan terjadi
waktu pengalihan disebut Pay yard atau Bank yard atau volume aslinya didalam.
Sedangkan apa yang harus anjurkan adalah material yang telah mengembang karena
SF = x 100%
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari kegiatan pengambilan
data, pengolahan data dan analisis data. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
Data - data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dilapangan dari hasil
1. Data pengamatan waktu edar alat muat, alat angkut dan alat angkut.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah yang tidak diperoleh langsung dilapangan tetapi diperoleh
terkait, berupa :
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini baik secara langsung maupun
Teknik atau cara pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey data
A Data Primer
1 Waktu Edar Alat Pengamatan langsung Waktu edar alat mekanis
Mekanis dilapangan. diambil mengunakan
stopwatch pada saat alat
sedang beroperasi.
2 Fill Factor Pengamatan langsung Mengamati serta
dilapangan. melakukan perhitungan
secara teoritis terhadap
volume bucket dan volume
material pada saat alat
sedang beroperasi.
B Data Sekunder Sumber Data Cara Mendapatkan
1 Curah Hujan PT.Guru Putra Analisis dan perhitungan
Bersama curah hujan perbulan
sampai tahunan.
2 Jadwal Jam Kerja PT. Guru Putra Berdasarkan ketentuan dari
pihak perusahan serta
Bersama
pemantauan langsung
terhadap waktu kerja yang
disediakan perusahan.
3 Spesifikasi Alat PT. Guru Putra Diperoleh langsung dari
Bersama workshop ataupun devisi
Mekanis
produksi perusahan yang
terkait.
\
Pengolahan data dengan cara melakukan suatu proses analisis data yang
persamaan yang telah ada dengan menggunakan program Microsoft excel, dan
Microsoft Word.
Tahap akhir adalah melakukan analisis hasil pengolahan data dari data-data
yang telah diambil sebelumnya seperti data pegamatan waktu edar (cyle time) alat
muat, alat angkut, alat angkut, faktor pengisian (fill factor) dari alat muat, kemudian
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Cycle time kerja alat mekanis merupakan salah satu faktor yang menjadi kajian
penetapan rancangan target produksi perhari, bulan, dan tahun. Disamping hal
tersebut juga penting diperhatikan beberapa hal hal penting yang termasuk jon site
5.2 Saran
proposal selanjutnya.Saran dan kritik dari para pembaca tetap diharapkan oleh penulis